WorldWideScience

Sample records for sedimen laut di

  1. Studi Angkutan Sedimen Sudetan Pelangwot-Sedayu Lawas Sungai Bengawan Solo

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Chandra Murprabowo Mudjib

    2013-12-01

    Full Text Available Sungai Bengawan Solo merupakan salah satu sungai terpanjang di Indonesia yang mengalir mulai dari area hulu di Kabupaten Wonogiri dan Ponorogo hingga ke area hilir di Kabupaten Gresik. Perubahan fungsi lahan di area hulu dan peningkatan debit yang melalui Sungai Bengawan Solo membuat banjir terjadi di area hilir sungai yakni di Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Gresik. Sudetan Pelangwot sepanjang 13 km merupakan saluran yang dibuat untuk mengurangi debit banjir yang terjadi dengan mengalirkannya ke laut Jawa. Namun dikarenakan pendangkalan yang terjadi akibat sedimentasi, kapasitas Sudetan Pelangwot dalam mengalirkan debit menurun. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisa sedimentasi yang terjadi pada sudetan Pelangwot dengan menggunakan program bantu HEC-RAS 4.1.0 Konsep yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah dengan memodelkan Sudetan Pelangwot menggunakan program HEC-RAS 4.1.0 kemudian melakukan simulasi aliran sudetan untuk mengetahui sedimentasi yang terjadi. Dari hasil simulasi yang dilakukan dengan menggunakan program HEC-RAS 4.1.0 diketahui perkiraan volume sedimentasi yang terjadi di sudetan selama musim penghujan dari tanggal 1 Desember 2010 hingga 21 Mei 2011 adalah sebesar 325.030,23 m3. Agradasi terjadi di sebagian besar penampang sudetan sedangkan degradasi hanya terjadi di beberapa titik. Kantong sedimen dapat dibuat sebagai upaya pengendalian sedimen pada dasar saluran sudetan di tiga titik yang berbeda dengan kapasitas total 175.875 m3.Pemeliharaan kantong sedimen dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan melakukan pengerukan pada kantong sedimen.

  2. Kandungan logam berat dalam sedimen di Perairan Teluk Wawobatu, Kendari, Sulawesi Tenggara

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Edward

    2014-08-01

    Full Text Available Pengamatan kandungan logam berat dalam sedimen di Perairan Teluk Wawobatu, Kendari telah dilakukan pada bulan Juni 2011. Contoh sedimen diambil dengan menggunakan gravity core pada 5 stasiun penelitian. Kandungan logam berat diukur dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan logam berat dalam sedimen serta memprediksi kualitas sedimen berdasarkan pendekatan analisis indeks (Indeks geoakumulasi dan Indeks Beban Pencemaran. Hasilnya menunjukkan, kandungan Pb berkisar 3,704-21,892 ppm, Cd 0,784-1,385 ppm, Cu 3,451-12,193 ppm, Zn 24,838-69,973 ppm, dan Ni 37,289-72,329 ppm. Kandungan ke lima logam tersebut masih lebih rendah dari nilai ambang batas yang ditetapkan oleh Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup 2010 dan baku mutu sedimen Ontario (Ontario Sediment Guideline 2008. Kandungan logam berat dalam sedimen di Stasiun 4 lebih tinggi dibandingkan dengan Stasiun lainnya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan tekstur sedimen di masing-masing stasiun. Stasiun 4 berada di muara sungai dan mempunyai sedimen dengan tekstur berupa lumpur berwarna hitam. Kandungan logam Ni lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain, hal ini menunjukkan adanya masukan sedimen dari Teluk Kendari dan Teluk Lasolo yang terbawa oleh arus, disamping yang berasal dari darat yang masuk melalui aliran sungai. Berdasarkan nilai indeks geoakumulasi (I-geo sedimen di perairan ini termasuk kategori tidak tercemar oleh Pb, Cu, Zn, dan Ni (I_geo<0, dan tercemar sedang oleh Cd (1sedimen di perairan ini belum tercemar oleh logam berat Pb, Cd, Cu, Zn, dan Ni.

  3. POLA SEBARAN SEDIMEN DASAR BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN HIDRO-OSEANOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL INTERPOLASI DAN SIMULASI NUMERIK DI PERAIRAN UTARA PULAU SIMEULUECUT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ulung Jantama Wisha

    2017-05-01

    Full Text Available Pulau Simeulue Cut merupakan kawasan Konservasi yang nantinya akan diarahkan untuk Daerah Perlindungan Laut (DPL dan Taman Wisata Bahari (TWB, sehingga diperlukan Managemen Plan Kawasan Konservasi Laut Daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran sedimen cross-shore di pesisir Pulau Simeulue cut berdasarkan kajian batimetri dan arus pasang surut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus untuk mengetahui kedalaman, pola sebaran sedimen permukaan dasar laut dan kondisi oseanografi fisika di perairan Simeuluecut secara kualitatif. Hasil pemeruman dianalisis secara spasial dengan menggunakan software Surfer 10 dan ArcGIS 10, Pengukuran arus dan pasang surut dengan menggunakan alat ADCP dan simulasi numerik hidrodinamika dengan menggunakan software MIKE 21 dan pengolahan data pasang surut dengan metode admiralty. Kedalaman perairan berkisar antara 0 - 26 meter dan kelerengan berkisar antara 10% - 15%, sedimen permukaan dasar diperoleh tiga satuan sedimen yaitu pasir kasar, satuan pasir sedang dan satuan pasir halus lanauan (silty sand, verifikasi hasil permodelan didapatkan RMSE sebesar 11,7 %. Kecepatan arus berkisar antara 0 - 0,02 m.s-1pada saat surut menuju pasang dan berkisar antara 0-0,006 m.s-1 pada saat pasang menuju surut, untuk kecepatan arus longshore berkisar antara 0,006 - 0,027 m.s-1 pada kondisi surut menuju pasang dan berkisar antara 0,001 - 0,006 m.s-1 pada kondisi pasang menuju surut, hasil pasang surut didapatkan nilai MSL sebesar 12,53 meter dan tidal range sebesar 2,2 meter, Kondisi oseanografi mempengaruhi distribusi sedimen cross-shore di bibir pantai dan secara langsung mempengaruhi kondisi batimetri di perairan Simeuluecut.Kata Kunci: Batimetri, hidrodinamika, sedimen, Simeuluecut, spatial analisis DISTRIBUTION PATTERNS OF BOTTOM SEDIMENT BASED FROM MORPHOLOGICAL AND HYDRO-OCEANOGRAPHY CHARACTERISTICS USING INTERPOLATION AND NUMERICAL SIMULATION MODEL IN SIMEULUECUT ISLAND NORTHERN

  4. DISTRIBUSI SEDIMEN DASAR SEBAGAI IDENTIFIKASI EROSI PANTAI DI KECAMATAN BREBES MENGGUNAKAN ANALISIS GRANULOMETRI

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Wisnu Arya Gemilang

    2017-05-01

    Full Text Available Dinamika kawasan pesisir Kecamatan Brebes berupa bencana abrasi dan akresi yang terjadi memiliki dampak besar terhadap kerusakan kawasan mangrove dan pesisir. Fenomena abrasi dan akresi yang terjadi dipengaruhi oleh parameter oseanografi yang dapat mempengaruhi sebaran sedimen di pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pembangkit fenomena abrasi dan akresi di pesisir Kecamatan Brebes serta bentuk mitigasi yang tepat untuk mengurangi bencana abrasi. Metode yang digunakan adalah descriptive kuantitatif dan analisis yang dilakukan adalah pengukuran arus, pengukuran pasang surut, pemetaan batimetri, analisis ukuran butir sedimen dan pemodelan hidrodinamika 2 dimensi. Sedimen berupa pasir, lanau, dan pasir lanauan dengan nilai rerata ukuran butir 5.00 phi – 8.00 phi. Kecepatan arus sepanjang pantai hasil model pada kondisi purnama berkisar 0-0,12 m.s-1 dan pada saat perbani berkisar antara 0-0,08 m.s-1, dengan dominasi arah arus menuju ke Timur dan Timur laut. Perlu dilakukan penataan ulang terhadap kawasan mangrove dan bangunan pelindung pantai serta melakukan pencodetan terhadap sungai – sungai utama yang merupakan sumber pembawa material sedimen sehingga dapat memberikan suplay endapan sedimen di bagian pesisir.Kata Kunci: Brebes, erosi, arus sepanjang pantai, mitigasi, sedimenBED SEDIMENT DISTRIBUTION FOR IDENTIFICATION OF THE COASTAL EROSION IN BREBES SUBDISTRICT USING GRANULOMETRI ANALYSISThe dynamics of erosion and accretion in the coastal area of Brebes Subdistrict have many impacts on mangrove destruction and coastal region. The erosion and accretion are influenced by oceanography parameters that can affect the distribution of coastal sediments. The aims of this research were to determine the characteristics of the phenomenon of erosion and accretion in coastal Brebes Subdistrict and shape appropriate mitigation to reduce the erosion. This research is done with the bed sediment sampling using grab sampler for 26

  5. SEBARAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Cd PADA SEDIMEN DI MUARA SUNGAI WAY KUALA BANDAR LAMPUNG

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Diky Hidayat

    2012-05-01

    Full Text Available Penelitian penentuan penyebaran konsentrasi logam berat Cd pada sedimen di muara sungai Way Kuala telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat penyebaran konsentrasi logam berat pada sedimen di muara tersebut. Konsentrasi Cd ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA, dengan menggunakan empat validasi metode yaitu batas deteksi, presisi, akurasi, dan linieritas. Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat Cd dalam sampel sedimen di hulu, badan, dan hilir dari muara sungai Way Kuala berada dalam kisaran 20.73 ± 0.18 sampai 23.00 ± 0.81 ppm diatas kualitas standar sedimen (0.65 sampai 2.49 ppm yang telah ditetapkan oleh National Sediment Quality Survey USEPA pada tahun 2004. Validasi metode pada penentuan logam berat Cd dalam sedimen menunjukkan presisi dengan nilai simpangan baku relatif lebih kecil dari 5% (RSD <5%; akurasi 80-120%; batas deteksi dan koefisien korelasi pada logam Cd sebesar 0.01 dan 0.998.

  6. PENCEMARAN KADMIUM DI SEDIMEN WADUK SAGULING PROVINSI JAWA BARAT (Cadmium Pollution in Saguling DAM Sediment West Java Province

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Eka Wardhani

    2016-09-01

    Full Text Available ABSTRAK Sungai Citarum Hulu merupakan sumber air utama Waduk Saguling. Kualitas air sungai ini telah mengalami penurunan bahkan terpantau beberapa logam berat terkandung dalam air Sungai Citarum. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pencemaran Cd di sedimen Waduk Saguling pada dua musim yang berbeda. Lokasi penelitian dilakukan di 10 titik di Waduk Saguling. Penelitian mengkaji perbedaan konsentrasi Cd pada Bulan Juli 2015 mewakili musim kemarau dan Bulan November 2015 mewakili musim hujan. Sedimen yang diperiksa merupakan sedimen permukaan pada kedalaman 0-10 cm pada dasar waduk. Konsentrasi Cd di sedimen dianalisis menggunakan ICP-MS. Tingkat pencemaran sedimen akibat Cd dinilai dengan menggunakan dua metode yaitu: faktor contaminasi/contamination factor, CF dan indeks pencemaran logam/Metal Pollution Index, MPI. Berdasarkan hasil penelitian konsentrasi Cd dalam air selama satu dekade mulai tahun 2008-2014 cenderung mengalami peningkatan, dengan konsentrasi berkisar antara 0 mg/L-0,14 mg/L. Konsentrasi rata-rata Cd di sedimen Waduk Saguling pada Bulan Juli 2015 mewakili musim kemarau sebesar 13,54 mg/kg, sedangkan pada Bulan November 2015 mewakili musim hujan sebesar 21,08 mg/kg. Konsentrasi Cd di sedimen Waduk Saguling tidak memenuhi baku mutu kualitas sedimen berdasarkan baku mutu yang berlaku di Australian dan New Zaeland mengingat Indonesia belum memiliki baku mutu kualitas sedimen yaitu sebesar 1,5 mg/kg. Hasil penilaian kualitas sedimen dengan menggunakan metode CF di semua titik penelitian di Waduk Saguling termasuk kategori terkontaminasi sangat tinggi sedangkan berdasarkan hasil penilaian dengan MPI kualitas sedimen Waduk Saguling termasuk kategori tercemar oleh logam berat Cd. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pengelolaan Waduk Saguling mengenai kondisi pencemaran logam berat yang telah terjadi di waduk tersebut. ABSTRACT Citarum river is the main water source for Saguling Dam. The river waters quality

  7. Isolasi dan Karakterisasi Bakteriosin yang Dihasilkan Oleh Lactobacillus lactis dari Sedimen Laut

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Rofiq Sunaryanto

    2015-04-01

    Full Text Available Telah dilakukan isolasi dan karakterisasi bakteriosin yang dihasilkan oleh Lactobacillus lactis yang berasal dari sedimen laut. Karakterisasi bakteriosin meliputi uji aktivitas antimikroba, stabilitas terhadap suhu, pH, penambahan enzim, surfaktan, dan stabilitas bakteriosin terhadap penyinaran lampu UV. Aktivitas antimikroba bakteriosin diuji melawan bakteri uji Escherichia coli ATCC 25922, Enterococcus faecalis ATCC 29212, Bacillus subtilis ATCC 66923, Staphyllococcus aureus ATCC 25923, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus casei, dan Candida albican. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteriosin mampu menghambat pertumbuhan E.coli ATCC 25922, E. faecalis ATCC 29212, S. aureus ATCC 25923 dan B. subtilis ATCC 66923, namun demikian tidak mampu menghambat pertumbuhan L. plantarum, L. bulgaricus, L. casei, dan C. albican. Bakteriosin yang dihasilkan oleh Lactobacillus lactis stabil terhadap pemanasan sampai dengan suhu 70 °C dan stabil pada rentang pH 3 sampai dengan 7. Aktivitas bakteriosin hilang dengan penambahan tripsin, pepsin, dan proteinase-K, namun aktivitas bakteriosin stabil terhadap penambahan a-amilase. Penambahan tween 20, tween 80, dan EDTA mampu meningkatkan aktivitas bakteriosin sebesar 1,1 sampai dengan 1,2 kali dibandingkan dengan tanpa penambahan surfaktan. Penyinaran lampu UV selama 15 menit tidak berpengaruh terhadap aktivitas bakteriosin.

  8. Kandungan Senyawa Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH di Teluk Jakarta (Polycyclic Aromatic Compounds Hydrocarbons (PAH Content in Jakarta Bay

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Fasmi Ahmad

    2013-07-01

    Full Text Available Perairan Teluk Jakarta menerima limbah yang berasal dari darat maupun perairan itu sendiri. Salah satu limbah tersebut adalah senyawa organik Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH yang merupakan senyawa organik bersifat toksik terhadap biota laut. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kandungan PAH air laut dan sedimen dalam kaitannya dengan kehidupan biota laut serta mengetahui sumber senyawa tersebut. Pengukuran dilakukan bulan Maret 2011. Contoh air laut diambil dengan water sampler dan contoh sedimen dengan grab pada 15 stasiun. Kadar PAH dianalisa dengan Gas Chromatography-Flame Ionization Detector. Hasil penelitian menunjukkan kadar PAH air laut di Teluk Jakarta Bagian Barat > Bagian Tengah > Bagian Timur. Kandungan PAH di Teluk Jakarta Bagian Barat berkisar 201,57-474,68 ppb dengan total PAH 1404,68 ppb, di Bagian Tengah 104,61-337,07 ppb dengan total 825,63 ppb, dan di Bagian Timur 112,91-370,79 ppb dengan total 806,73 ppb. Data ini menunjukkan Teluk Jakarta Bagian Barat lebih banyak menerima masukan limbah yang mengandung PAH. Sedangkan Kadar PAH sedimen di Teluk Jakarta Bagian Timur > Bagian Tengah > Bagian Barat. Kadar PAH di Teluk Jakarta Bagian Barat berkisar 1,92-64,241 ppm dengan total 107,931 ppm, di Bagian Tengah 16,14-77,71 ppm dengan total 170,61 ppm, dan di Bagian Timur 8,72-115,39 ppm dengan total 252,25 ppm. Data ini menunjukkan sedimen di Teluk Jakarta Bagian Timur lebih banyak mengakumulasi limbah yang mengandung PAH. Sumber PAH dalam air laut dan sedimen ini berasal dari berbagai sumber yakni pembakaran bahan organik, pembakaran minyak bumi, dan tumpahan minyak. Kadar PAH dalam air laut di Teluk Jakarta ini telah melebihi Nilai Ambang Batas yang ditetapkan oleh KMNLH untuk biota laut, dan Nilai Ambang Batas untuk sedimen yang ditetapkan oleh Handbook for Sediment Quality Assessment. Kata kunci: Teluk Jakarta, Polisiklik Aromatik Hidrokarbon, PAH, polusi Jakarta Bay receives various kinds of waste both from land and waters

  9. Analisis Laju Sedimen DAS Serayu Hulu dengan Menggunakan Model SWAT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Nugroho Christanto

    2018-03-01

    Full Text Available Wilayah DAS Serayu Hulu merupakan DAS prioritas yang memerlukan langkah pengelolaan yang komprehensif. Aplikasi model Soil and Water Assessment Tool (SWAT dapat digunakan sebagai media untuk  perencanaan konservasi ataupun evaluasi respon DAS (debit aliran permukaan, sedimen dan pencemaran sungai. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menjalankan model SWAT di DAS Serayu Hulu untuk mengetahui laju sedimen di wilayah ini. Pemodelan SWAT membutuhkan sejumlah input parameter berupa relief, tanah, tutupan lahan dan pengelolaan lahan. Pedogeomorfologi digunakan sebagai batas satuan tanah karena tidak tersedianya peta tanah di wilayah penelitian. Hasil Penerapan model SWAT di DAS Serayu Hulu menghasilkan nilai yang cukup memuaskan, hal ini ditunjukkan nilai R2 mencapai 0,94. Hasil pemodelan SWAT dengan menggunakan data selama 10 tahun (2004-2013 menunjukkan bahwa DAS Serayu Hulu memiliki rerata hasil sedimen sebesar 1.926.900 ton/tahun. Sub DAS 8,9 11, 17, 18, dan 19 merupakan penghasil sedimen tertinggi di DAS Serayu Hulu dengan hasil sedimen 43.931– 121.434 ton/ha/tahun.

  10. ANCAMAN DI BALIK HASIL LAUT DI PERAIRAN TELUK JAKARTA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Satmoko Wisaksono

    2012-10-01

    Full Text Available Tidak dapat dipungkiri dan disangsikan bahwa bahan makanan yang berasal dari hasil perikanan laut mempunyai kadar nilai gizi tinggi. lkan laut misalnya selain dagingnya mudah dicerna, juga kandungan protein, vitamin, mineral serta lemak tak jenuh sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Jenis-jenis ikan laut segar yang banyak dikonsumsi dan disajikan di restoran seafood adalah ikan tongkol, tengiri, kakap, kerang, cumi, sotong, udang, kepiting, rajungan, dan lain sebagainya.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indoneia (YLKI bekerjasama dengan IPB tahun 1997 menunjukkan bahwa contoh komoditi hasil laut yang diperoleh mengandung logam berat Hg adalah dari kelompok kerang-kerangan (Bivalvia yaitu kerang darah, hijau dan tahu.

  11. Distribusi patogen dan kualitas lingkungan pada budidaya perikanan laut di Provinsi Kepulauan Riau

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Romi Novriadi

    2014-04-01

    Full Text Available Peningkatan laju produksi perikanan budidaya secara umum berperan penting dalam peningkatan masalah lingkungan dan patogen di beberapa unit produksi budidaya. Oleh karena itu, pencegahan dan pengendalian penyakit saat ini menjadi prioritas untuk menjamin keberlanjutan industri ini. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan monitoring dan menilai distribusi patogen pada beberapa sentra produksi perikanan laut di Provinsi Kepulauan Riau. Monitoing dilakukan mulai Februari 2011 sampai Desember 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nodavirus dan Iridovirus merupakan agen penyebab penyakit virus yang umum ditemukan di budidaya ikan laut. Sementara Vibrio spp., Aeromonas spp. dan Edwardsiella spp. merupakan mikroorganisme patogen yang umum ditemukan di sentra budidaya ikan laut dan ikan air tawar. Hasil kajian monitoring juga menunjukkan bahwa Diplectanum sp., Gyrodactilus sp., Caligus sp., Trichodina sp., Rhexanella sp., Hirudinae sp., Benedenia sp. dan Cylodonela sp. merupakan parasit yang memiliki distribusi tinggi di berbagai sentra produksi ikan air laut dan tawar di Kepulauan Riau.

  12. Kualitas Karaginan dari Rumput Laut Kappaphycus alvarezii pada Lokasi Berbeda di Perairan Maluku Tenggara

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Bayu - kumayanjati

    2018-06-01

    Full Text Available Rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii merupakan jenis rumput laut yang dibudidayakan di Maluku Tenggara. Rumput laut jenis ini merupakan rumput laut penghasil karaginan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas karaginan dari rumput laut K. alvarezii yang dibudidayakan di tiga lokasi di Maluku Tenggara, yaitu Letman, Letvuan dan Revav. Kualitas karaginan yang diamati antara lain rendemen, kadar air, kadar abu, viskositas, gel strength, dan derajat putih. Rumput laut diekstrak dengan metode perlakuan alkali dengan larutan NaOH 9%. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan program statistik IBM SPSS Statistics 24 untuk mengetahui perbedaan kualitas karaginan dari tiga lokasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas karaginan dari tiga lokasi berbeda nyata (<0,05 untuk semua parameter. Karaginan dari rumput laut Letvuan memiliki nilai rendemen dan gel strength terbaik dibandingkan rumput laut Letman dan Revav, yaitu 43,25% untuk rendemen dan 207,50 g/cm2 untuk gel strength. Karaginan dari rumput laut Revav memiliki nilai viskositas terbaik yaitu sebesar 54,39 cP. Karaginan dari rumput laut Letman memiliki kenampakan terbaik dibandingkan dengan Letvuan dan Revav dengan nilai derajat putih sebesar 68,22%. Berdasarkan hasil pengujian, maka hanya karaginan dari lokasi Revav yang memenuhi standar kualitas FAO.

  13. STRATEGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA UDANG LAUT DALAM SECARA BERKELANJUTAN DI INDONESIA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ali Suman

    2013-05-01

    Full Text Available Pemanfaatan sumber daya udang di Indonesia dilakukan pada wilayah perairan laut dangkal dan status pengusahaannya sudah dalam tahapan jenuh (over-fishing. Apabila kondisi ini dibiarkan dalam jangka panjang tanpa adanya usaha pengelolaan yang berkelanjutan, maka akan menyebabkan kelestarian sumber daya udang akan terancam dan bahkan bisa punah. Salah satu hal yang harus dilakukan dalam mengantisipasinya adalah mencari daerah penangkapan baru di perairan laut dalam, berupa sumber daya udang yang potensial dan belum pernah dimanfaatkan (untapped resources. Komposisi jenis udang laut dalam di perairan Indonesia lebih dari sekitar 38 jenis dengan jenis udang yang mendominasi adalah Plesiopenaeus edwardsianus dan Aristeus virilis serta alat tangkap yang disarankan untuk pemanfaatannya adalah bubu laut dalam tipe silinder. Potensi penangkapan udang laut dalam di Kawasan Barat Indonesia (KBI sebagai 640 ton per tahun dan di Kawasan Timur Indonesia (KTI sebagai 2.840 ton per tahun. Agar pengelolaan sumber daya udang laut dalam dapat dilakukan berkelanjutan, maka harus dikelola dari awal pemanfaatannya. Strategi pengelolaan yang harus dilakukan adalah membatasi upaya penangkapan pada tingkat upaya sekitar 285 armada bubu laut dalam di KBI dan sekitar 1.250 armada bubu laut dalam di KTI. Selain itu harus dilakukan penutupan musim dan daerah penangkapan serta dilakukan penetapan kuota penangkapan. The utilization of Indonesia’s shrimps resources are commonly taking from shallow marine water while its status is currently on overfishing stage. In the long run without appropriate management will threat its sutainability and may be worsen to become extinct. A possible anticipition is finding a new fishing ground at deep sea area for potential deep sea shrimps as untapped resource. Deep sea shrimps species composition have been identified for more than 38 species with mainly dominated by Plesiopenaeus edwardsianus and Aristeus virili. Recommended fihing gear

  14. SEJARAH PENGUASAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DI TELUK TOMINI

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Muhammad Obie

    2015-01-01

    Full Text Available This article aims to analyze the historical milestones of coastal and sea resources management in Tomini Bay. It used a critical theory paradigm with two strategies, namely historical sociology and case studies. The collected data were primary and secondary ones, then were analyzed by using qualitative approach. The analysis results indicated that coastal and sea management in To-mini Bay could be divided into era before 1901, when Bajo Tribe was the sea adventurer in To-mini Bay as well as owning the resources. Since 1901 to independence era of Old Order, Bajo tribe began to settle to coastal area, built houses above the sea surfaces with economic resources coming from fishing and other sea pickings.  During the New Order, precisely from 1977 to Reformation Order, the existence of Bajo Tribe was terribly disturbed by the wood company, fishpond, and conservation policy. In this era, Bajo Tribe faced the resettlement pressure that caused their community was divided, Sea Bajo and Land Bajo.  This reality caused the access of the Land Bajo community to the coastal and sea resources was limited, while the Sea Bajo community was progressively under the pressure of of the expansion of the wood company, fishpond, and conservation policy.Key words: Bajo Tribe, wood company, fishpond, conservation, resettlement, cultural tourismTujuan penelitian ini adalah menganalisis tonggak-tonggak sejarah penguasaan sumber daya pesisir dan laut di Teluk Tomini. Penelitian ini menggunakan paradigma teori kritis, dengan strategi sosiologi sejarah dan studi kasus. Data yang terkumpul berupa data primer dan data sekunder, kemudian dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan sumber daya pesisir dan laut di Teluk Tomini dapat dibagi atas masa sebelum tahun 1901, yang ditandai Suku Bajo sebagai pengembara laut di Teluk Tomini sekaligus me-nguasai sumber daya yang ada. Sejak tahun 1901 sampai masa kemerdekaan (Orde Lama, Suku Bajo

  15. Aplikasi Micro Morr E-3360 sebagai Bahan Bioremedian Tumpahan Minyak di Laut

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Endar Marraskuranto

    2012-12-01

    Full Text Available Penelitian ini bertujuan untuk menguji kelayakan Micro Morr E-3360 sebagai bahan bioremedian tumpahan minyak di laut pada skala laboratorium. Kelayakan didasari pada efektivitas pengurangan kadar Total Petroleum Hydrocarbon (TPH, toksisitas air laut hasil bioremediasi dan residu media imobilisasi dari produk. Analisis kadar TPH dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan tingkat toksisitas diukur menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT. Identifikasi konsorsium bakteri dilakukan pada media imobilisasi dengan analisis sekuens gen 16S rDNA. Penelitian dilakukan dengan lima uji coba dalam beaker, yaitu air laut dan minyak 2% w/w dari air laut (M; air laut, minyak 2% w/w dari air laut, bioremedian 10% w/w dari minyak, dan nutrien (P; kontrol air laut (AL; kontrol air laut dan bioremedian 10% w/w dari minyak (B; serta air laut dan nutrien (K. Hasil analisis menunjukkan bahwa konsorsium bakteri terdiri dari 3 spesies bakteri, yaitu Bacillus licheniformis, B. thermoamylovorans, dan Geobacillus pallidus. Bioremedian ini mampu menurunkan kadar TPH dalam air sebesar 77% dan tingkat toksisitas sebesar 88% selama 20 hari. Kadar residu minyak dalam media imobilisasi juga rendah, yaitu di bawah 2 ppm. Namun, penurunan kadar oksigen dan peningkatan turbiditas yang signifikan (P<0,05 dapat menjadi faktor utama kematian 50% populasi A. salina.

  16. Pengaruh ENSO (El Niño and Southern Oscillation terhadap transpor massa air laut di Selat Malaka

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Muhammad

    2012-04-01

    Full Text Available Abstrak. Penelitian ini mengkaji pengaruh ENSO (El Niño and Southern Oscillation di Selat Malaka dengan memakai indek osilasi selatan Samudera Pasifik dalam menentukan kondisi Normal, El Niño dan La Nina sebagai analisis transpor massa air laut, elevasi muka laut dan densitas laut. Metode penelitian menggunakan persamaan Navier-Stokes dengan gaya pembangkit pasang surut, angin dari National Centers for Environmental Prediction (NCEP Tahun 1980-2007, Salinitas (Levitus dan Boyer, 1994a dan Temperatur (Levitus dan Boyer, 1994b. Persamaan gerak air laut tersebut dimodelkan dengan model Hamburg Shelf Ocean Model (HAMSOM. Hasil-hasil menunjukkan bahwa transpor di bagian barat laut Selat Malaka pergerakannya melemah dan transpor di bagian tenggara pergerakannya menguat dibandingkan pada kondisi tahun Normal dan La Nina. Sedangkan elevasi muka air di Selat Malaka pada kondisi tahun El Niño lebih rendah dibandingkan pada kondisi Normal dan La Nina. Selanjutnya densitas permukaan laut di Selat Malaka pada kondisi tahun Normal, El Niño dan La Nina berkisar 18,5 s/d 20,5 kg/m3. Densitas laut lapisan 30-50 m di Selat Malaka pada kondisi tahun Normal, El Niño dan La Nina berkisar 19 s/d 21 kg/m3. Densitas permukaan laut dan densitas laut kedalaman 30-50 m di bagian tenggara Selat Malaka pada kondisi El Niño lebih besar dibandingkan pada tahun Normal maupun tahun La Nina.

  17. VOLUME SEDIMEN DAN VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA AIR EMBUNG DI KOTA KUPANG

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Maxi Nikodemus Dethan

    2014-10-01

    Full Text Available Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah analisis jumlah sedimen dalam kantung embung dan valuasi ekonomi sumberdaya air embung, dengan mengambil 3 (tiga lokasi embung di Kota Kupang. Tujuan dari penelitian ini menghitung dan mengetahui jumlah sedimen dalam kantung embung dan valuasi ekonomi sumberdaya air embung. Hasil perhitungan sedimen embung Nononesnab diperoleh jumlah sedimen sebesar 1382,96 m3, embung Nonopasi  sebesar 976,82 m3, dan  embung Kampung Lama sebesar 186,18 m3. Nilai valuasi ekonomi sumberdaya air embung dilihat dari hasil perhitungan Total WTP sebagai berikut, untuk penawaran 1 (satu embung sebesar Rp. 437.234,04, untuk penawaran 2 (dua embung sebesar Rp. 295.744,68, untuk penawaran 3 (tiga  embung sebesar Rp.225.531,91, untuk penawaran 4 (empat embung sebesar Rp. 166.489,36 dan untuk penawaran 5 (lima embung sebesar Rp. 100.638,30. Dari hasil nilai valuasi ekonomi sumberdaya air embung menunjukkan bahwa semakin tinggi penawaran penambahan pembangunan embung baru semakin rendah tingkat kesediaan masyarakat untuk membayar. This research has been done to analyse the sediment in quarries and economic valuation of water resources. The locations were at 3 quarries in Kupang City.  The result of sediment Nonoesnab quarry was 1.382,96 m3, Nonopasi quarry was 976,82 m3, and Kampung Lama quarry was 186,18 m3.  Economic valuation water resources as total WTP as follows, WTP of  1 quarry was Rp. 437.234,04, WTP of 2 quarries was Rp. 295.744,68, WTP of 3 quarries was Rp. 225.531,91,WTP of 4 quarries was Rp. 166.489,36 and WTP of 5 quarries was Rp. 100.638,30. Based on economic valuation of water resources showed that the higher the additional development of the quarry, the lower the public's willingness to pay.

  18. KONDISI RUMPUT LAUT ALAM DI PERAIRAN PANTAI UJUNG GENTENG, SUKABUMI DAN LABUHANBUA, SUMBAWA: POTENSI KARBON BIRU DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Erlania Erlania

    2015-06-01

    Full Text Available Sumberdaya rumput laut alam yang berlimpah di perairan Indonesia merefleksikan besarnya potensi penyerapan karbon oleh rumput laut untuk mengurangi gas rumah kaca, CO2, yang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya fenomena perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi serapan karbon oleh rumput laut alam di kawasan pesisir Labuhanbua, Kabupaten Sumbawa, NTB dan Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pengumpulan data lapangan berdasarkan titik-titik pengamatan yang disebar pada transek garis yang tegak lurus terhadap garis pantai; meliputi data luas tutupan, jenis, dan kandungan karbon rumput laut alam yang dominan ditemukan pada kedua lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis rumput laut yang ditemukan di kawasan pantai Ujung Genteng terdiri atas 36 spesies dan di Labuhanbua 28 spesies. Berdasarkan besarnya simpanan karbon dalam bentuk biomassa pada berbagai spesies rumput laut alam di kedua lokasi penelitian, maka Sargassum sp., Padina sp., Dictyota dichotoma, Hydroclathrus clatratus, Gracilaria sp., G. foliifera, G. salicornia, Gelidium sp., dan Turbinaria sp., merupakan spesies potensial yang berperan sebagai media penyimpanan karbon biru, dan semua jenis tersebut dapat dikembangkan melalui aktivitas budidaya.

  19. KELIMPAHAN STOK SUMBER DAYA IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN SUB AREA LAUT JAWA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Badrudin Badrudin

    2016-06-01

    Full Text Available Tulisan ini menyajikan data dan informasi tentang present status perikanan demersal di Laut Jawa, dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di sub area Laut Jawa yang tidak merata. Data yang dianalisis merupakan sebagian hasil survei Balai Riset Perikanan Laut di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegal pada tahun 2010 dan pada periode tahun sebelumnya. Eksploitasi sumber daya ikan demersal di perairan Laut Jawa sudah berlangsung sejak lama dan mencapai puncaknya pada sekitar tahun 1970-an di mana trawl dioperasikan secara intensif terutama di sepanjang pantai utara Jawa. Tingginya tekanan penangkapan di perairan pantai sampai kedalaman 40-an m telah menyebabkan menurunnya kelimpahan sumber daya, sebagaimana tampak pada hasil tangkapan cantrang kecil dan jaring arad yang dioperasikan secara harian. Kelimpahan dan ukuran individu ikan demersal di kawasan yang lebih dalam tampak cukup besar sebagaimana tercermin dari hasil tangkapan cantrang besar yang dioperasikan lebih lama. Dari fenomena tersebut dapat diduga bahwa sumber daya ikan demersal di perairan pantai sudah mengalami tangkap lebih (overfishing yang mengarah kepada penurunan stok atau bahkan depleted. Kegiatan penangkapan ikan di perairan yang lebih dalam di mana tekanan penangkapan relatif lebih rendah tampak memberikan keuntungan.   Based on data analysis and information collected, this paper describes the present status of demersal fisheries in the Java Sea and the uneven level of exploitation of the fish resources in the Java Sea sub areas. Data analyzed provide part of research results carried out by the Research Institute for Marine Fisheries. Data were obtained from a number of surveis carried out in Tegal landing place in 2010 and from the previous years. Demersal resources in the Java Sea have been exploited for years, where high fishing intensity occurred in the north coast of Java. High fishing pressure in the coastal waters lead to the decreasing fish resources abundance, as

  20. ANALISIS POLA MUSIM TANAM RUMPUT LAUT, Kappaphycus alvarezii MELALUI PENDEKATAN KESESUAIAN LAHAN DI NUSA PENIDA, BALI

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    I Nyoman Radiarta

    2014-08-01

    Full Text Available Usaha budidaya rumput laut sangat dipengaruhi oleh lokasi dan iklim. Penyusunan pola musim tanam rumput laut yang benar dapat membantu dalam keberlanjutan usaha budidaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pola musim tanam rumput laut, Kappaphycus alvarezii, berdasarkan pendekatan kesesuaian lahan pengembangan budidaya rumput laut di Nusa Penida, Bali. Data dikumpulkan pada bulan Mei dan September 2013. Kesesuaian lahan dianalisis secara spasial berdasarkan sistem informasi geografis, dengan memadukan antara faktor kualitas perairan dan sosialinfrastruktur. Hasil analisis menunjukkan bahwa bulan Mei merupakan bulan yang sesuai untuk K. alvarezii dibandingkan dengan bulan September. Kawasan Pulau Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan merupakan kawasan yang lebih sensitif terhadap perubahan kondisi perairan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penyusunan strategi musim tanam di Nusa Penida.

  1. Uji kinerja Turbin arus laut-Twin Hull 10 Kilowatt di Jembatan Suramadu

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Afian Kasharjanto

    2017-11-01

    Full Text Available Abstrak Melalui Program Pengembangan Teknologi Industri (PPTI - Ristekdikti tahun 2016 telah di lakukan uji fungsi Turbin arus laut Twin Turbine -10 Kilowatt selama 1 (satu bulan sejak 28 Nopember sampai dengan 30 Desember 2016. Turbin yang di gunakan adalah turbin yang pernah di uji pada tahun 2015 dilokasi yang sama  yaitu di bawah Jembatan Suramadu – Pile   56 tetapi rasio transmisi yang pada awalnya di buat 1 : 22,5 di turunkan menjadi 1: 12. Perubahan di lakukan karena putaran generator melebihi putaran maksimum yang di ijinkan generator sehingga terjadi beban arus besar (melebihi kapasitas Inverter sehingga Inverter dapat terbakar. Tujuan dari kegiatan adalah untuk mengetahui daya listrik yang dapat di hasilkan oleh turbin tipe dua rotor (Twin Turbine untuk operasional di bawah Jembatan.  Melalui pengukuran langsung selama 30 hari siang dan malam, akan di dapat data daya listrik maksimal sebagai fungsi dari kecepatan arus laut dan ukuran rotor Tubin. Data kemudian di olah untuk mendapatkan nilai besaran daya listrik dan efisiensi. Cutt-in speed terjadi pada kecepatan arus 0,6 m/dt dan menghasilkan daya minimal pada masing – masing generator sebesar 480 Watt dan kecepatan arus maksimal terjadi pada 1,10 m/dt , menghasilkan daya maksimal 2,230 watt.Beban lampu di distribusikan bukan hanya di dalam turbin tetapi juga di tempelkan pada tiang Plie – 56 sebagai uji coba untuk penerangan di sepanjang jalan raya pada Pile-56 Jembatan Suramadu.           Kata kunci : Uji Fungsi turbin, Jembatan Suramadu, Rasio transmisi mekanik, Cutt-in speed

  2. PERBEDAAN MUSIM TANAM TERHADAP PERFORMA BUDIDAYA EMPAT VARIAN RUMPUT LAUT EUCHEUMATOIDS DI TELUK GERUPUK, NUSA TENGGARA BARAT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Erlania Erlania

    2014-08-01

    Full Text Available Musim tanam rumput laut di perairan Teluk Gerupuk dikelompokkan menjadi musim produktif dan non-produktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan performa budidaya dari empat varian rumput laut: Kappaphycus alvarezii varian Tambalang dan Maumere, Eucheuma denticulatum, dan K. striatum yang dibudidayakan di perairan Teluk Gerupuk dengan metode long line pada musim tanam yang berbeda. Pengamatan terhadap parameter performa budidaya meliputi laju pertumbuhan harian, pertambahan biomassa, dan produksi rumput laut, yang dilakukan setiap 15 hari sekali selama masa budidaya yaitu 45 hari per siklus. Pengamatan dilakukan selama tiga siklus tanam dari bulan Juli-Desember. Analisis ragam (ANOVA dengan rancangan acak lengkap faktorial dan uji lanjut Tukey Test dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan varian rumput laut dan periode musim tanam terhadap parameter yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa musim tanam (produktif dan non-produktif merupakan salah satu aspek penting yang berpengaruh nyata terhadap performa budidaya rumput laut (P<0,05. Dari keempat varian yang dibudidayakan, E. denticulatum merupakan varian yang memiliki performa terbaik yang berbeda nyata dengan ketiga varian lainnya (P<0,05, baik pada musim produktif maupun musim non-produktif. Pemilihan varian rumput laut yang tepat dengan tingkat pertumbuhan dan daya adaptasi yang lebih baik terhadap perbedaan kondisi lingkungan merupakan salah satu kunci keberhasilan dan keberlanjutan budidaya rumput laut.

  3. PEMANFAATAN RUMPUT LAUT NON-KOMERSIL SEBAGAI BIOKONTROL PENYAKIT ???ICE-ICE??? PADA BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI, SERTA KUANTITAS DAN KUALITAS KARAGINAN

    OpenAIRE

    Zainuddin, Elmi Nurhaidah; . A. Manggau, Marianti; Badraeni

    2014-01-01

    Penyakit ???ice-ice??? pada budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii berdampak signifikan terhadap penurunan produksi rumput laut di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan. Untuk mengatasi permasalahan ini maka telah dilakukan penelitian untuk mencegah penyakit ???ice-ice??? pada rumput laut K. alvarezii dengan menggunakan rumput laut non-komersil. Sampel dari rumput laut K. alvarezii yang berpenyakit ???ice-ice??? telah diambil dari beberapa lokasi budidaya rumput laut, sepe...

  4. MEMAHAMI DAN MENGANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA PESISIR DAN LAUT DI INDONESIA BAGIAN TIMUR

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ibnu Sofian

    2014-06-01

    Full Text Available Indonesia mempunyai peran yang cukup besar dalam negosiasi internasional untuk mengelola dampak dari perubahan iklim. Peran tersebut antara lain dengan menyelenggarakan the 13th Conference of the Parties to the UNFCCC di Bali yang menghasilkan the Bali Action Plan. Peran pada isu perubahan iklim di atas merupakan konsekuensi logis dari besarnya bahaya dan kerentanan wilayah Indonesia terhadap fenomena global tersebut, antara lain di wilayah pesisir dan laut. Secara lebih spesifik, wilayah Indonesia bagian timur memiliki karakteristik bahaya dan kerentanan terhadap perubahan iklim. Kenaikan muka air laut dengan laju sekitar 0,6 – 0,8 cm/tahun, yang dapat menimbulkan dampak pada wilayah pemukiman, infrastruktur, dan ekosistem di wilayah pesisir serta pulau-pulau kecil. Sementara itu, peningkatan intensitas El Niño dan La Niña menyebabkan terjadinya perubahan pola arus dan sirkulasi laut seperti Arus Lintas Indonesia di Selat Makassar yang akan berdampak pada hasil tangkapan ikan. Selanjutnya, karakteristik gelombang laut juga mengalami perubahan sebagai akibat dari perubahan variabilitas iklim yang berdampak pada sektor transportasi laut. Selain itu, peningkatan intensitas La Niña, menyebabkan kenaikan intensitas pemutihan terumbu karang (coral bleaching sebagai akibat dari kenaikan suhu permukaan laut yang drastis. Mengingat besarnya dampak dan kerentanan di wilayah Indonesia bagian timur tersebut, perlu disusun strategi adaptasi, yang meliputi strategi proteksi, akomodasi, dan retreat-adaptation.   Indonesia has provided substantial role in international negotiations to manage the impacts of climate change. Roles include the holding of the 13th Conference of the Parties to the UNFCCC in Bali who produce the Bali Action Plan. Role in climate change issues is a logical consequence of the hazard and vulnerability of Indonesia to the global phenomenon, including in coastal areas and sea. More specifically, the eastern part of Indonesia has the

  5. STUDI AWAL ANALISIS INTERAKSI LAUT-ATMOSFER PADA TEKANAN PARSIAL CO2 DI TELUK BANTEN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Salvienty Makarim

    2014-07-01

    Full Text Available Teluk Banten yang terletak di Laut Jawa merupakan suatu daerah yang berpotensi untuk terjadi tekanan parsial karbon dioksida (pCO2 yang siginifikan akibat aktivitas sosial-ekonomi di daerah ini. Kajian awal ini merupakan analisis menggunakan data survei dari parameter-parameter oseanografik dan atmosferik. Hasil studi awal interaksi laut-atmosfer terhadap tekanan parsial CO2 di Teluk Banten memperlihatkan bahwa pCO2 yang tinggi berada di area open sea dan relatif berkurang mendekati arah muara. Kondisi ini disebabkan oleh kecepatan angin yang dapat mempengaruhi kondisi suhu dan elevasi permukaan laut, sedangkan profil salinitas di Teluk Banten memperlihatkan bahwa nilai salinitas tinggi ke arah open sea dan rendah ke arah teluk, sedangkan profil stratifikasi sampai kedalaman sekitar 12 meter tidak banyak berubah. Data pengukuran elevasi laut dengan mengindikasikan adanya pola asymmetric pasut diurnal (24 jam-an dan pola pasut 8 jam-an. Pola Curah Hujan terhadap konsentrasi CO2 atmosfer pada data per bulan-an (monthly menunjukkan bahwa pada musim penghujan 2007 (bulan Januari-Februari Curah Hujan (CH tinggi dan nilai CO2 juga tinggi khususnya di bulan Februari 2007, sedangkan di musim peralihan 2007 (Februari-Maret CO2 menurun.   Banten Bay located in the Java Sea is a potential place for occurrence of significant partial pressure of Carbon Dioxide (pCO2 values due to the social-economic activities on this area. This preliminary study used analysis of survey data of oceanographic and atmospheric parameters. It provided pCO2 values were high at the open sea and relatively decreased close to the bay. This condition was caused by wind speed affecting to the temperature and surface elevation. Meanwhile the salinity profile gave high values at the open sea and lower values at the area close to the bay, while the stratification profile up to 12 meter depth did not change much. The sea elevation data indicated asymmetric diurnal and 8 hours tide

  6. ANALISIS JULAT PASANG SURUT (TIDAL RANGE DAN PENGARUHNYA TERHADAP SEBARAN TOTAL SEDIMEN TERSUSPENSI (TSS DI PERAIRAN TELUK PARE

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ulung Jantama Wisha

    2016-03-01

    Full Text Available ANALYSIS OF TIDAL RANGE AND ITS EFFECT ON DISTRIBUTION OF TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS IN THE PARE BAY WATERSPare Bay conditions is closely related to the mechanism of circulation in Makasar Strait. One of the problems that occur in Pare Bay waters is increased turbidity and low dynamics of transport inside the bay, which caused silting in some parts of the bay. The aim of this study was to determine tidal range characteristics and the influence of suspended sediment distribution as analysis of the sedimentation process and siltation at Pare bay. Descriptive quantitative method was used and the survey location was based on purposive sampling method. Tidal type in Pare Bay water was mix mainly semidiurnal tides with Formzahl Value was 0.895. The value of the water level below the lowest tide (Z0 was 1036.44 cm. Mean sea level (MSL value was 1107.97 cm. The vertical datum of MHHWS and MLLWS were 1143.47 cm and 1072.47 cm. Tidal range cycle in spring condition was 102-129,56 cm bigger than cycle in neap condition ranged from 55.53-82.47 cm. TSS concentrations ranged from 0-7.0 mg/L in the surface and ranged from 0- 10.0 mg/L in 5 meters depth. At high tide down, sediment was settling and at the time of high tide, sediment mixed back.Keywords: Pare Bay, suspended solid, tidal range, tide.ABSTRAKKondisi perairan di Teluk Pare sangat berkaitan dengan mekanisme sirkulasi di Selat Makasar, Permasalahan yang terjadi di Teluk Pare salah satunya adalah tingginya tingkat kekeruhan dan rendahnya dinamika transport didalam teluk yang menyebabkan pendangkalan di beberapa bagian teluk. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik julat pasang surut dan pengaruhnya terhadap sebaran sedimen tersuspensi sebagai analisis proses sedimentasi dan pendangkalan di perairan Teluk Pare. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, metode penentuan lokasi titik pengambilan sampel air yaitu metode purposive sampling. Tipe pasang surut Teluk

  7. Sitotoksisitas Invertebrata Laut sebagai Biomarker Lingkungan Di Kawasan Konservasi Perairan Pulau Banda

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Asri Pratitis

    2017-05-01

    Full Text Available Penelitian di bidang ekologi menunjukkan bahwa wilayah terumbu karang yang terjaga denganbaik oleh konservasi menjadi tempat yang ideal bagi biota invertebrata untuk menghasilkansenyawa bioaktif farmakologis. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi mengenaisitotoksisitas dari spons, karang lunak dan ascidian yang berasal dari perairan Pulau Banda. Informasi sitotoksisitas invertebrata laut tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan dalammempelajari sistem konservasi yang telah dilakukan. Lima jenis invertebrata laut (Sarcophyton sp., Nephthea sp., Hyrtios sp., Stylissa sp., dan Polycarpa sp. diambil (lima ulangan acak di kawasan konservasi Pantai Wali, Desa Solomon, Pulau Banda. Penapisan sitotoksisitas dilakukan terhadap ekstrak etanol dari keseluruhan sampel. Hasil penapisan memperlihatkan bahwa  Stylissa sp. merupakan biota yang paling potensial karena ekstrak etanol dari  Stylissa sp. memiliki daya sitotoksisitas tertinggi dibandingkan jenis invertebrata yang diujikan lainnya. Namun demikian, sitotoksisitas biota-biota yang diperoleh dari perairan ini tergolong rendah.Perbandingan multidimensional scaling(MDS nilai sitotoksisitas antara sampel invertebratadari perairan Banda dan perairan lainnya menunjukkan bahwa karakteristik perairan Pulau Banda berada pada level baik dan rendah. Oleh karena itu, sistem konservasi harus dioptimasi lebihlanjut agar dapat menjaga keberlangsungan plasma nutfah di perairan Pulau Banda.

  8. TINGKAT PENYERAPAN NITROGEN DAN FOSFOR PADA BUDIDAYA RUMPUT LAUT BERBASIS IMTA (INTEGRATED MULTI-TROPHIC AQUACULTURE DI TELUK GERUPUK, LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Erna Yuniarsih

    2014-12-01

    Full Text Available Pengembangan budidaya laut berbasis IMTA (Integrated Multi-Trophic Aquaculture merupakan suatu metode yang dirancang untuk mengatasi masalah lingkungan yang terkait dengan penggunaan pakan pada kegiatan akuakultur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat penyerapan nitrogen dan fosfor pada budidaya rumput laut berbasis IMTA di Teluk Gerupuk Kabupaten Lombok Tengah. Rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii dan Eucheuma spinosum dibudidayakan dengan metode rawai (long line. Pengamatan terhadap rumput laut dan kondisi perairan dilakukan setiap 15 hari; mulai hari ke-0 sampai hari ke-45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan tingkat penyerapan nitrogen dan fosfor antara dua jenis rumput laut yang dibudidayakan. Total penyerapan nitrogen rumput laut K. alvarezii di lokasi IMTA mencapai 86,95 ton N/ha/tahun atau lebih tinggi 24,6% dibandingkan dengan E. spinosum yang mencapai 69,78 ton N/ha/tahun. Sedangkan untuk tingkat penyerapan fosfor, K. alvarezii mencapai 20,56 ton P/ha/tahun atau lebih tinggi 136,7% dibandingkan dengan E. spinosum yang hanya mencapai 8,69 ton P/ha/tahun. Berdasarkan luasan kawasan potensial budidaya rumput laut di Teluk Gerupuk, maka potensi penyerapan nitrogen dan fosfor untuk rumput laut K. alvarezii di kawasan ini masing-masing mencapai 27.996,93 ton N/tahun dan 6.619,16 ton P/tahun. Sedangkan untuk E. spinosum potensi penyerapan nitrogen dan fosfor masing-masing mencapai 22.470,02 ton N/tahun dan 2.796,82 ton P/tahun. Penerapan budidaya rumput laut berbasis IMTA secara jelas memberikan keuntungan ekonomi dan ekologi dengan adanya peningkatan biomassa dan perbaikan kondisi lingkungan budidaya.

  9. TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT AKIBAT SAMPAH DI SAMUDERA PASIFIK (THE GREAT PACIFIC GARBAGE PATCH)

    OpenAIRE

    MUHARLIS

    2014-01-01

    2014 Muharlis (B111 08 402), Tinjauan Hukum Internasional Terhadap Pencemaran Lingkungan Laut Akibat Sampah Di Samudera Pasifik (The Great Pacific Garbage Patch). Dibimbing oleh Alma Manuputty, selaku Pembimbing I dan Marcel Hendrapaty, selaku Pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serta kerugian yang ditimbulkan, salah satunya kerugian ekologis dan ekonomi yang secara langsung dapat mengancam ekosistem laut...

  10. Distribusi mikroplastik pada sedimen di Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Intan Sari Dewi

    2015-11-01

    Full Text Available Abstract. The distribution of microplastic was studied in the Muara Badak districts Kutai Kartanegara regency in May 2015. Sediment samples were taken from four stations that represent residential, in mangrove, near the beach and away from residential areas. Sediment samples were taken using the pipe at a depth of 0-10 cm - 10-20 cm, then the observed and calculated abundance of microplastic. The results showed that the type microplastic found is a fragment, film and fiber. At Station 1 found fragments about 100.2-201.3 particle/kg, the film about 69.6-79.9 particles/kg and fiber  about 43.1-50.9 particles/kg, the stations 2 found of fragments about 146.5-238.8 particle/kg, the film about 53.2-81.9 particles/kg and fiber about 48.8-75.5 particles/kg, stations 3 found of fragments about 204.2-207.9 particles/kg, the film about 107.7-126.5 particle/kg and fiber about 26.1-39.9 particles/kg, station 4 found of fragments about 167.6-220 particle/kg, the film about 59.7-69.5 particle/ kg and fiber about 47.5-55.3 particles/kg. Keywords: Depth; Microplastic; Muara Badak; Sediment   Abstrak. Distribusi mikroplastik diteliti di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara pada bulan Mei 2015. Sampel sedimen diambil dari 4 stasiun yang mewakili pemukiman penduduk, dekat sungai, dekat pantai dan jauh dari pemukiman penduduk. Sampel sedimen diambil menggunakan pipa paralon pada kedalaman 0-10 cm – 10-20 cm, kemudian diamati dan dihitung kelimpahan mikroplastik. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis mikroplastik yang ditemukan adalah fragmen, film dan fiber. Pada stasiun 1 ditemukan fragmen berkisar 100,2-201,3 partikel/kg, film berkisar 69,6-79,9 partikel/kg dan fiber berkisar 43,1-50,9 partikel/kg, stasiun 2 ditemukan fragmen berkisar 146,5-238,8 partikel/kg, film berkisar 53,2-81,9 partikel/kg dan fiber berkisar 48,8-75,2 partikel/kg, stasiun 3 ditemukan fragmen berkisar 204,2-207,9 partikel/kg, film berkisar 107,7-126,5 partikel/kg dan fiber

  11. Karakteristik Fisika Kimia Karaginan Rumput Laut Jenis Kappaphycus Alvarezii Pada Umur Panen Yang Berbeda Di Perairan Desa Tihengo Kabupaten Gorontalo Utara

    OpenAIRE

    Harun, Maya; Montolalu, Roike Iwan; Suwetja, I Ketut

    2013-01-01

    Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan di kabupaten Gorontalo Utara. Salah satu jenis rumput laut yang dibudidayakan di Kabupaten Gorontalo Utara adalah Kappaphycus alvarezii. K. Alvarezii memiliki nilai ekonomis penting karena menghasilkan karaginan. Karaginan banyak digunakan sebagai bahan tambahan industri farmasi, bahan tambahan kosmetik, pengatur keseimbangan, bahan pengental, pembentuk gel dan pengemulsi. Mutu karaginan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis ru...

  12. KERENTANAN PENYUSUPAN AIR LAUT DI PESISIR UTARA PULAU TERNATE (Vulnerability of Sea Water Intrusion in Northern Coastal of Ternate Island

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Rahim Achmad

    2016-07-01

    Full Text Available ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di wilayah pesisir bagian utara Pulau Ternate, dengan tujuan mengetahui kedalaman batas kontak airtanah dengan air laut dan menganalisis akuifer serta cara pengambilan airtanah sehingga tidak terjadi penyusupan air laut ke dalam tubuh airtanah. Sampel air sumur diukur untuk mengetahui kadar salinitas dan daya hantar listrik (DHL. Kedalaman batas kontak airtanah dengan air laut dukur dengan menggunakan metode geolistrik. Hasil pengukuran DHL dan salinitas airtanah di wilayah pesisir utara menunjukkan, terdapat penyusupan air laut di Desa Tobolo dan Sulamadaha, dengan rentang nilai masing-masing antara 0,5-3,3 mS/cm dan 0,2-1,7 ppt. Hasil pengukuran geolistrik menunjukkan batas kontak airtanah dengan air laut rata-rata antara 12-15 m dari permukaan. Nilai resistivitas air laut berkisar antara 0,01-20 Ωm. Hasil penelitian ini memberikan peringatan untuk tidak melakukan pengeboran sumur di wilayah pesisir. Sebagai contoh kasus, pengeboran sumur hingga 80 m dengan jarak sekitar 250 m dari garis pantai di Desa Takome, di mana batas kontak airtanah dengan air laut pada kedalaman 15 m. Pengukuran nilai DHL dan salinatas air dari sumur ini menunjukkan masing-masing 6,1 mS/cm dan 3,3 ppt. Nilai ini menunjukkan kedalaman sumur bor telah melewati zona pencampuran antara airtanah dengan air laut (interface.   ABSTRACT This research was conducted in the coastal areas of northern part of Ternate island, in order to know the depth of interface and to analyze the aquifers and to avoid seawater intrusion caused of groundwater extraction. Well water samples were measured to determine levels of salinity and DHL. The depth of interface was measured using geoelectric method. The results of electrical conductivity (EC and salinity of groundwater measurement in the northern coastal area showed that, there is infiltration of sea water in Tobolo and Sulamadaha. The EC and salinity values ranging between 0.5-3.3 mS/cm and 0.2-1.7 ppt

  13. Keadaan Budidaya Rumput Laut di Pulau Panjang Provinsi Bangka Belitung

    OpenAIRE

    Melki, Melki; Agussalim, Andi

    2004-01-01

    Penelitian ini telah dilaksanakan dari tanggal 20 dan 21 Desember 2003 di Pulau Panjang Provinsi Bangka Belitung. Metode yang digunakan adalah metode survey dan wawancara serta data diperoleh dengan pengukuran langsung. Dari hasil pengamatan bahwa Pulau Panjang cocok dijadikan daerah budidaya, karena sudah tersedia bibit alami rumput laut Eucheuma cottonii, faktor lingkungan yang mendukung kegiatan budidaya serta adanya pangsa pasar. Namun kendala yang dihadapi adalah rendahnya nilai jual rum...

  14. EVALUASI POTENSI IKAN LAYANG (Decapterus spp. DI WPP 712– LAUT JAWA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Setya Triharyuni

    2016-03-01

    Full Text Available Dalam rangka menjaga pelestarian sumberdaya ikan di kawasan perairan tertentu, maka tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan tersebut harus seimbang dengan potensi produksinya. Ikan layang (Decapterus spp. merupakan hasil tangkapan dominan mencapai 60% dari total tangkapan perikanan pukat cincin yang beroperasi di Laut Jawa. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian beberapa model produksi surplus pada dinamika perikanan layang di Laut Jawa (WPP-712 dengan menggunakan pendekatan lima model produksi, yaitu model Schaefer, Fox, Walter & Hilborn, Clarke Yoshimoto Pooley (CYP dan Schnute. Model produksi yang sesuai digunakan untuk estimasi tangkapan maksimum lestari (MSY dan upaya optimum (Fopt serta parameter pertumbuhan stok ikan layang. Data yang digunakan adalah data hasil tangkapan ikan layang dan jumlah trip penangkapan kapal pukat cincin yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Tegal, Pekalongan, Juana dan Rembang yang beroperasi di Laut Jawa selama periode 2004-2012. Ketepatan model dianalisis dengan membandingkan tanda regresi, uji F, uji t dan nilai konstanta determinasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa pendekatan model Fox merupakan model yang paling tepat dengan estimasi MSY sebesar 24.447 ton dan upaya penangkapan sebesar 5.784 trip/tahun setara pukat cincin. Berdasarkan model Fox juga diperoleh nilai parameter pertumbuhan stok ikan layang, yaitu nilai pertumbuhan intrinsik (r sebesar 0,7172, koefisien penangkapan (q sebesar 5,075 x 10-5 dan daya dukung lingkungan perairan (K sebesar 48.072 ton. Perikanan layang di Laut Jawa telah berada pada kondisi lebih tangkap sehingga intervensi pengelolaan, yaitu pengurangan intensitas upaya penangkapan ke titik optimal atau pengaturan hasil tangkapan di bawah tangkapan lestari untuk menjamin keberlanjutannya perlu dilakukan.   The general principle to sustain fish resources in a certain area is the exploitation level should not exceed its carrying capacity. Round scads (Depcaterus spp. are

  15. PENYERAPAN KARBON PADA BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii dan Gracilaria gigas DI PERAIRAN TELUK GERUPUK, LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Erlania Erlania

    2013-08-01

    Full Text Available Pengikatan karbon oleh algae fotoautotrofik berpotensi untuk mengurangi pelepasan CO2 ke atmosfer dan dapat membantu mencegah percepatan terjadinya pemanasan global. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat penyerapan karbon pada budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii dan Gracilaria gigas berdasarkan aktivitas fotosintesis serta variabel-variabel yang mempengaruhinya. Budidaya rumput laut dilakukan dengan metode long-line di perairan Teluk Gerupuk, Lombok Tengah pada satu unit long-line dengan luas area 1.250 m2. Selama penelitian, dilakukan pengujian terhadap sampel rumput laut dan sampel air laut dari lokasi budidaya yang diambil pada hari ke-0, 10, 20, 30, dan 45 pemeliharaan. Laju penyerapan karbon total berdasarkan biomassa panen pada G. gigas hampir 300% lebih tinggi dibandingkan K. alvarezii. Selain itu, laju pertumbuhan dan produksi karbohidrat pada G. gigas juga lebih tinggi, yang mengindikasikan laju fotosintesis yang lebih tinggi, dan didukung oleh indeks percabangan yang juga lebih tinggi. Potensi penyerapan karbon di perairan Teluk Gerupuk mencapai 6.656,51 ton C/tahun untuk budidaya K. Alvarezii dan 19.339,02 ton C/tahun untuk budidaya G. gigas. Penyerapan karbon berhubungan dengan kandungan pigmen dan laju pertumbuhan rumput laut, serta konsentrasi CO2 dan kecerahan perairan.

  16. SELEKSI RUMPUT LAUT Kappaphycus striatum DALAM UPAYA PENINGKATAN LAJU PERTUMBUHAN BIBIT UNTUK BUDIDAYA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Andi Parenrengi

    2017-01-01

    Full Text Available Budidaya rumput laut di Indonesia semakin berkembang seiring dengan peningkatan permintaan bahan baku industri untuk pasar domestik dan eksport. Rumput laut Kappaphycus striatum, salah satu spesies rumput laut komersil, telah intensif dibudidayakan di perairan pantai. Saat ini, masalah utama yang dihadapi pembudidaya adalah rendahnya kualitas bibit yang berasal dari hasil budidaya. Seleksi varietas merupakan salah satu metode yang diharapkan dapat meningkatkan laju pertumbuhan rumput laut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh seleksi varietas terhadap pertumbuhan rumput laut sehingga dapat dilakukan produksi bibit unggul untuk keperluan budidaya. Budidaya rumput laut K. striatum telah dilakukan di Teluk Laikang, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan dengan menggunakan metode long line. Seleksi varietas dilakukan berdasarkan parameter laju pertumbuhan harian (LPH dan metode seleksi mengacu pada protokol seleksi yang telah dikembangkan pada rumput laut K. alvarezii. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LPH bibit hasil seleksi lebih tinggi (P

  17. BIOMASA, PRODUKTIVITAS KAPAL PENANGKAP DAN POTENSI PRODUKSI IKAN DEMERSAL DI LAUT ARAFURA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Purwanto Purwanto

    2015-09-01

    Full Text Available Tulisan ini menyajikan hasil kajian potensi produksi dan upaya penangkapan optimal serta menjelaskan perkembangan perikanan demersal di Laut Arafura, termasuk pula estimasi dampak peningkatan upaya penangkapan terhadap produktivitas kapal dan hasil tangkapan ikan demersal. Kajian menggunakan data statistik produksi perikanan yang dikoreksi dengan menambahkan estimasi hasil tangkapan yang tidak tercatat dan data jumlah kapal penangkap dengan memperhitungkan pula estimasi jumlah kapal yang beroperasi secara ilegal. Berdasarkan hasil analisis, potensi produksi ikan demersal yang dapat dihasilkan secara lestari dari pemanfaatan stok ikan demersal di Laut Arafura adalah 539 ribu ton/tahun dengan upaya penangkapan sekitar 903 unit kapal pukat ikan 180 GT. Walaupun upaya penangkapan dari kapal yang memiliki surat izin penangkapan ikan di Laut Arafura tahun 2011 lebih rendah dibandingkan upaya penangkapan optimal untuk menghasilkan MSY, stok ikan demersal tersebut telah dimanfaatkan melebihi tingkat optimumnya akibat tingginya intensitas operasi kapal perikanan tanpa izin. Estimasi kerugian hasil tangkapan akibat kegiatan penangkapan ikan ilegal juga disajikan disini. This paper presents result of the assessment of potential production and optimal fishing effort, and briefly describes the past development of the demersal fishery in the Arafura Sea, including the estimated impact of increased fishing effort on the productivity of vessels and demersal fish catches. The assessment used corrected fisheries statistic data taking into account unreported catches and corrected fishing vessel data taking into account vessels operated illegally. Based on the analysis, the production potential of demersal fish that can be produced in a sustainable manner of demersal fish stocks in the Arafura Sea is 539 thousand tons/year to attempt the arrest of about 903 units of fishing trawlers 180 GT. Although fishing effort from vessels granted license in

  18. BUDIDAYA RUMPUT LAUT Sargassum sp. DENGAN METODE KANTONG PADA BEBERAPA TINGKAT KEDALAMAN DI DUA WILAYAH PERAIRAN BERBEDA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Muslimin Muslimin

    2018-01-01

    Full Text Available Optimalisasi produksi rumput laut memerlukan teknologi budidaya yang tepat. Rumput laut Sargassum sp. mudah mengalami kerontokan talus. Hal inilah yang melatarbelakangi perlunya kajian penerapan metode kantong untuk budidaya rumput laut Sargassum sp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respons pertumbuhan rumput laut Sargassum sp. yang dibudidayakan dengan metode kantong pada beberapa tingkat kedalaman. Penelitian dilakukan di dua lokasi berbeda yakni perairan Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo dan perairan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Provinsi Sulawesi Utara pada bulan Maret-Mei 2016. Desain penelitian menggunakan RAL faktorial yang terdiri atas faktor wadah kantong (tanpa kantong, wadah kantong dengan ukuran mata jaring 1,5; 0,75; dan 0,25 inci dan kedalaman (permukaan 0; 50; 100; 150; dan 200 cm masing-masing diulang lima kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor wadah kantong dan kedalaman, serta interaksi keduanya berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut Sargassum sp. pada taraf uji 5% (P<0,05 di kedua lokasi penelitian. Pertumbuhan terbaik diperoleh dari perlakuan K0D0 (tanpa kantong dan di permukaan air sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada perlakuan K3D4 (kantong meshsize 0,25 inci pada kedalaman 200 cm. Bobot tertinggi di lokasi-I mencapai 235,8 g dan terendah 19,2 g; sedangkan di lokasi-II tertinggi 208,4 g dan terendah 42,2 g. Penggunaan kantong rumput laut kurang efektif dalam memacu pertumbuhan rumput laut Sargassum sp. Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya, karenanya budidaya Sargassum sp. perlu memperhatikan faktor kedalaman perairan yang berkorelasi dengan intensitas cahaya matahari. Optimization of seaweed production requires an appropriate cultivation technology. The thallus of Sargassum sp. is easy to break. This was the underlying reason to study the application of bag method in cultivating Sargassum sp. The research aimed to find out the growth response of Sargassum sp

  19. PENENTUAN GARIS BATAS LAUT ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA DI PULAU SENTUT BERDASARKAN UNCLOS 1982

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ma’arif

    2012-11-01

    Full Text Available Indonesia sebagai Negara kepulauan ( Archipelagic State terbesar di dunia dengan luas wilayah 5.193.252 km² dimana dua pertiga dari keseluruhan wilayah Indonesia merupakan lautan yang diperkirakan seluas 3.288.683 km² . Jumlah 17.504 pulau-pulau yang tersebar di seluruh perairan Indonesia, ditambah dengan panjang garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah kanada yaitu lebih kurang 81.791 km. ¹Selain Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI yang menduduki urutan pertama di kawasan Asia seluas 1.577.300 mil. Dengan luas wilayah perairan yang dimiliki Indonesia tentunya ini tidak terlepas dari permasalahan dengan Negara tetangga. Permasalahan yang sangat krusial dan hingga sekarang belum mendapatkan penyelesaian yang tegas berkaitan dengan batas laut dengan beberapa Negara diantaranya adalah penyelesaian sengketa batas wilayah antara Indonesia dengan Malaysia di Pulau Sentut. Penelitian hukum yang dilakukan merupakan penelitian yuridis normatif. penelitian ini dilakukan dengan menganalisis teori-teori hukum internasional yang berkaitan dengan pengaturan subjek hukum internasional dan kedaulatan suatu negara. Data yang telah terkumpul dikategorisasi sesuai dengan tujuan penulisan hukum ini kemudian dianalisa dengan metode deduktif dan disajikan dalam uraian yang bersifat deskriptif analitis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan teori, dan pendekatan perundangundangan. Kesimpulan yang dapat diberikan untuk saat ini adalah tidak adanya perhatian dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terhadap kondisi keberadaan Pulau sentut yang dinyatakan sebagai garis pangkal pengukuran batas laut antara Indonesia dan Malaysia berupa langkah nyata yaitu rekonstruksi dan pemeliharaan Titik Referensi dan Titik Dasar, pengawasan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta rekonstruksi pelindung pantai.

  20. PENTOKOLAN UDANG WINDU, Penaeus monodon DENGAN KEPADATAN BERBEDA DALAM KERAMBA JARING APUNG (KJA DI LAUT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Syarifuddin Tonnek

    2016-11-01

    Full Text Available Produksi tokolan udang windu PL 54 menggunakan hapa pada unit keramba jaring apung (KJA di laut telah dilakukan di Teluk Labuange, Kabupaten Barru dari bulan Mei—Juli 2002. Penelitian ini bertujuan mendapatkan padat penebaran terbaik untuk pendederan benur udang windu dalam KJA di laut. Perlakuan yang dicobakan adalah padat penebaran benur PL 12 sebanyak padat tebar 2.000 ekor/m2 (A, 3.000 ekor/m2 (B, dan 4.000 ekor/m2 (C masing-masing 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tokolan pada perlakuan 2.000 dan 3.000 ekor/m2 tidak berbeda nyata (0,57—0,65 g/ekor (P>0,05, tetapi berbeda nyata pada padat penebaran 4.000 ekor/m2 (0,39 g/ekor (P0.05, but significantly different with stocking density of 4,000 pcs/m2 (P<0.05. Nevertheless average survival rate of juvenile shrimps was not significant on stocking density 2,000 pcs and 3,000 pcs/m2, but significant different with stocking density of 4,000 pcs/me.Therefore, for juvenill production in floating net cages, the best (maximum stocking density of potensial 12 is 3,000 pcs/m2.

  1. PEUBAH KUALITAS AIR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa DI TAMBAK TANAH SULFAT MASAM KECAMATAN ANGKONA KABUPATEN LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Akhmad Mustafa

    2009-04-01

    Full Text Available Rumput laut (Gracilaria verrucosa telah dibudidayakan di tambak tanah sulfat masam dengan kualitas dan kuantitas produksi yang relatif tinggi. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui peubah kualitas air yang mempengaruhi laju pertumbuhan rumput laut di tambak tanah sulfat masam Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Pemeliharaan rumput laut dilakukan di 30 petak tambak  terpilih selama 6 minggu. Bibit rumput laut dengan bobot 100 g basah ditebar dalam hapa berukuran 1,0 m x 1,0 m x 1,2 m. Peubah tidak bebas yang diamati adalah laju pertumbuhan relatif, sedangkan peubah bebas adalah peubah kualitas air yang meliputi: intensitas cahaya, salinitas, suhu, pH, karbondioksida, nitrat, amonium, fosfat, dan besi. Analisis regresi berganda digunakan untuk menentukan peubah bebas yang dapat digunakan untuk memprediksi peubah tidak bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan relatif rumput laut di tambak tanah sulfat masam berkisar antara 1,52% dan 3,63%/hari dengan rata-rata 2,88% ± 0,56%/hari. Di antara 9 peubah kualitas air yang diamati ternyata hanya 5 peubah kualitas air yaitu: nitrat, salinitas, amonium, besi, dan fosfat yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut secara nyata. Untuk meningkatkan pertumbuhan rumput laut di tambak tanah sulfat masam Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur dapat dilakukan dengan pemberian pupuk yang mengandung nitrogen untuk meningkatkan kandungan amonium dan nitrat serta pemberian pupuk yang mengandung fosfor untuk meningkatkan kandungan fosfat sampai pada nilai tertentu, melakukan remediasi untuk menurunkan kandungan besi serta memelihara rumput laut pada salinitas air yang lebih tinggi, tetapi tidak melebihi 30 ppt. Seaweed (Gracilaria verrucosa has been cultivated in acid sulfate soil-affected ponds with relatively high quality and quantity of seaweed production. A research has been conducted to study water quality variables that influence the

  2. PENGUKURAN NILAI TUKAR NELAYAN DI KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Edi Budiono

    2016-06-01

    Full Text Available Penelitian  bertujuan untuk mengukur nilai tukar nelayan dan tingkat ekonomi kesejahteraan nelayan di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan.  Metode yang digunakan adalah metode deskriptif.  Data yang didapat dengan metode survei,  sedangkan data sekunder  dari instansi pemerintah terkait.  Nilai tukar nelayan yang diukur selama bulan nopember 2012 – pebruari 2013.  Penelitian menggunakan formula Indeks Laspeyres yang dikembangkan dan pengujian dengan teori ekonomi kesejahteraan. Perhitungan nilai tukar nelayan dalam  penelitian didapatkan enam  formula, yaitu (1 NTN-pemilik  (2 NTN-perseorangan  (3 NTN-juragan (4 NTN-ABK terampil (5 NTN- ABK biasa  dan (6 NTN-tradisional.  Hasil penelitian memperlihatkan NTN Kabupaten Tanah Laut berada diatas seratus dan INTN berada diatas satu.  Sedangkan tingkat ekonomi kesejahteraan nelayan mengalami kenaikan. Purpose of the research was to measure trade turn and economic welfare of  fisherman living  in the Sea Land Regency  South Borneo Province.  The research use descriptive method in valving that primary data were obtained by survey and secondary data oven collected from relevant government agencies.  Exchange rate index of thratmen was measured during 4 months (November 2012 – February 2013.  Index formulation was developed Laspeyres the economic welfare of the fisherman. Analysis of fisherman trade term found 6 formulation, in cloding (1 NTN-owner (2 NTN-individual (3-NTN squire (4 NTN-skilled crew (5 NTN-ordinary crew and (6 NTN-traditional. Research results showed that NTN for Tanah Laut district was above 100  and INTN was above 1.  Eventhough economic welfare of fisherman was increase.

  3. IDENTIFIKASI PROFIL DASAR LAUT MENGGUNAKAN INSTRUMEN SIDE SCAN SONAR DENGAN METODE BEAM PATTERN DISCRETE-EQUI-SPACED UNSHADED LINE ARRAY

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Muhammad Zainuddin Lubis

    2017-05-01

    Full Text Available Laut Punggur merupakan laut yang terletak di Batam, Kepulauan Riau yang mempunyai beragam habitat objek,dan bentuk struktur bawah laut yang memiliki dinamika laut yang sangat tinggi. Side scan sonar (SSS merupakan instrumen pengembangan sistem sonar yang mampu menunjukkan dalam gambar dua dimensional permukaan dasar laut dengan kondisi kontur, topografi, dan target secara bersamaan. Metode Beam Pattern Discrete-Equi-Spaced Unshaded Line Array digunakan untuk menghitung beam pattern dua dimensi yang tergantung pada sudut dari gelombang suara yang masuk dari sumbu array yang diterima tergantung pada sudut di mana sinar suara pada array. Penelitian ini dilakukan pada Desember 2016 di laut Punggur,Batam, Kepulauan Riau-Indonesia, dengan koordinat 104 ° 08,7102 E dan 1° 03,2448 N sampai 1 ° 03.3977 N dan 104 ° 08,8133 E, menggunakan instrumen Side Scan Sonar C-Max CM2 Tow fish dengan frekuensi 325 kHz. Hasil yang diperoleh dari perekaman terdapat 7 target, dan Beam pattern dari metode Beam Discrete-Equi-Spaced Unshaded Line Array target 4 memiliki nilai tertinggi pada directivity Pattern yaitu 21.08 dB. Hasil model beam pattern ini memiliki nilai pusat pada incidence angle (o terhadap Directivity pattern (dB tidak berada di nilai 0 ataupun pada pusat beam pattern yang dihasilkan pada target 6 dengan nilai incident angle -1.5 o dan 1.5o mengalami penurunan hingga -40 dB. Karakteristik sedimen dasar perairan di laut punggur ditemukan lebih banyak pasir. Hasil metode Beam Discrete-Equi-Spaced Unshaded Line Array ditemukan bangkai kapal tenggelam.Kata Kunci: Side Scan Sonar, Beam Pattern Discrete-Equi-Spaced Unshaded Line Array, Incidence angle, Directivity pattern IDENTIFICATION OF SEABED PROFILE USING SIDE SCAN SONAR INSTRUMENT WITH PATTERN DISCRETE-EQUI-SPACED UNSHADED LINE ARRAY METHODRiau Islands is an island that has a variety of habitat objects, and forms of submarine structures that have a very high ocean dynamics, Punggur Sea is the sea

  4. Gunungapi Bawah Laut Kawio Barat, Perairan Sangihe, Sulawesi Utara: Aktivitas Hidrotermal dan Mineralisasi

    OpenAIRE

    Troa, Rainer Arief; Sarmili, Lili; Permana, Haryadi; Triarso, Eko

    2013-01-01

    Ekspedisi INDEX-SATAL 2010 telah mengungkapkan fenomena aktivitas hidrotermal di bawah perairan barat Kepulauan Sangihe pada Gunungapi Bawah Laut Kawio Barat dengan puncaknya yang berada pada kedalaman laut sekitar 1860 m dan kakinya pada kedalaman sekitar 5400 m. Penyelaman ROV (Remotely Operated Vehicle) Little Hercules di Gunungapi Kawio Barat yang dipusatkan di sisi baratlaut dari puncak gunung menyapu mulai kedalaman 3000 m hingga menuju ke arah puncak pada kedalaman 1860 m. Kelompok bat...

  5. STATUS PEMANFAATAN DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN TENGGIRI (Scomberomorus spp. DI LAUT JAWA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Kamaluddin Kasim

    2016-03-01

    Full Text Available Ikan tenggiri (Scomberomorus spp. di Laut Jawa merupakan jenis ikan pelagis ekonomis penting yang banyak dieksploitasi karena permintaan dan harga yang tinggi. Agar pengelolaan dapat dilakukan dengan benar maka   diperlukan informasi mengenai status pemanfaatan dan musim penangkapannya. Data primer untuk  penelitian ini diperoleh dengan metode wawancara sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui pencatatan hasil tangkapan ikan tenggiri periode 1999-2012 oleh enumerator di PPN Pekalongan dan kajian hasil peneitian terdahulu. Metode analisis model surplus produksi dan indeks musim penangkapan digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Maximum Sustainable Yield (MSY ikan tenggiri di Laut Jawa sebesar 438 ton sedangkan effort maksimum sebesar 1000 trip setara jaring insang (gill net < 30 GT. Nilai CPUE cenderung menurun selama periode tahun 1999 hingga tahun 2012 yakni sebesar 1,73 ton/trip pada tahun 2005 menjadi hanya sebesar 0,37 ton/trip pada tahun 2011. Indeks musim Penangkapan (IMP menunjukkan bahwa ikan tenggiri melimpah pada periode Maret sampai dengan Juni dan periode Oktober hingga Desember sepanjang tahun. Narrow-barred spanish mackerel (Scomberomorous commerson is an economically important pelagic species in Java Sea that continue to be exploited due to the high demand and prices. The research regarding status of utilization and fishing season was conducted in order to obtain the optimal efforts and sustainable management. The research was conducted through interviews method to fishermen while the secondary data collected during the period of 1999-2012 through field enumerators in PPN Pekalongan as well as reviewing previous research studies. The results showed that Maximum Sustainable Yield (MSY was 243.5 tons, while the maximum effort as much as 1000 trips equivalent to gill nets. Catch Per Unit Effort (CPUE was declined during the period 1999 through 2012 of 0.251 tons / trip in 2005 became 0.052 tons

  6. Pementasan Tari Gandrung Dalam Tradisi Petik Laut di Pantai Muncar, Desa Kedungrejo, Kec.Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur (Suatu Kajian Filosofis

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Relin D.E

    2017-06-01

    Full Text Available Tari Gandrung merupakan kekayaan budaya lokal banyuwangi dan dijadikan maskot daerah Banyuwangi. Tari gandrung banyak dipentaskan diberbagai acara publik termasuk di dalam tradisi petik laut. Pementasan Tari Gandrung dalam tradisi petik laut memiliki makna tersendiri karena tradisi ini diyakini sebagai bentuk persembahan kepada Dewa Laut agar nelayan dianugrahkan ikan yang berlimpah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk Tari Gandrung dan makna filosofi Tari gandrung yang terkandung dalam tradisi Petik laut di pantai Muncar Banyuwangi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. dengan analisis deskriftip kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi (data-data sekunder. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa Setiap peragaan Gandrung Banyuwangi selalu berpola jejer, paju dan seblang-seblang. Dalam pementasannya memasuki tiga babak yakni pertama  jejer, gending terdiri dari lagu Padha Nonton yang terdiri dari delapan bait 32 baris setiap baitnya terbagi menjadi empat baris, baru kemudian dilanjutkan dengan gending Padha Nonton pada bait-bait berikutnya dengan gerak tari yang sesuai warna lagu yang dibawakan. Kemudian babak kedua disebut Paju gending yang dibawakan bebas sesuai permintaan yang akan ikut menari (maju gandrung dan ketiga Seblang-seblang yang selalu diawali dengan gending atau lagu yang berjudul Seblang Lukito dan gending-gending lainnya. Pementasan tari gandrung dalam tradisi petik laut secara filosofis bila diamati dari lagu Padha nonton dengan syairnya berbentuk bebas dan pola yang berkembang ini merupakan gambaran filosofis hidup tentang manusia. Filosofis yang diekspresikan dalam bentuk tari dan nyanyi sebagai simbol pesan tentang hidup dan kehidupan. Terutama dalam adegan seblang-seblang memvisualisasikan perpaduan bentuk gerak dan nyanyian yang indah untuk menyampaikan pesan-pesan tentang hidup dan kehidupan segala suka dukanya sebagai manusia. Demikian juga ucapan rasa syukur

  7. KARAKTERISASI GENETIKA RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii YANG DIBUDIDAYAKAN DI SULAWESI SELATAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Andi Parenrengi

    2016-11-01

    Full Text Available Karakterisasi genetika rumput laut Kappaphycus alvarezii telah dilakukan dengan menggunakan teknik Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD dengan tujuan untuk mengetahui variasi genetika rumput laut K. alvarezii dari beberapa lokasi budi daya di Sulawesi Selatan yakni Polmas, Pinrang, Takalar, dan Bantaeng. Sampel dipreservasi dengan menggunakan larutan TNES-Urea sebelum ekstraksi DNA. Ekstraksi genom DNA dilakukan dengan menggunakan metode konvensional fenol-khloroform. Amplifikasi DNA dilakukan dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR. Untuk dokumentasi riset, hasil PCR dielektroforesis pada agarosa gel dengan menggunakan buffer TBE. Data dianalisis menggunakan program Tools for Population Genetic Analyses (TFPGA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima “primers” (P-40, P-50, DALRP, Ca01, dan Ca-02 yang digunakan dapat menghasilkan beberapa fragmen spesifik yang mengindikasikan fragmen spesifik spesies dan lokasi budi daya K. alvarezii. Keragaan genetika intra dan inter lokasi rumput laut menunjukkan variasi yang relatif kecil yang ditandai dengan rendahnya perbedaan jumlah/ukuran fragmen DNA, polimorfisme, indeks similaritas, dan jarak genetikanya. Total fragmen yang didapatkan dari lima primer adalah 47—55 pada ukuran fragmen 175—2.600 bp, sedangkan polimorfisme dan indeks similaritas masing-masing adalah 3,6%—31,0% dan 0,79%—0,99%. Jarak genetika antar beberapa lokasi K. alvarezii berkisar antara 0,1758—0,5689 di mana kekerabatan yang terdekat didapatkan antara Takalar dan Bantaeng. Genetic characterization of seaweed Kappaphycus alvarezii was observed using Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD technique to reveal the genetic variability of seaweed from different locations in South Sulawesi. The sample of farmed seaweed K. alvarezii was collected from Polmas, Pinrang, Takalar, and Bantaeng. Genomic DNA was extracted by using the conventional method of phenol-chloroform. Sample was preserved by TNES-Urea buffer prior to

  8. IKAN HIAS LAUT: TANTANGAN BUDIDAYA DAN PELUANG BISNIS

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Anjang Bangun Prasetio

    2012-12-01

    Full Text Available Indonesia mempunyai potensi ikan hias laut cukup besar, selain ikan yang unik, baik warna, bentuk, dan tingkah laku, serta sifat-sifat lain yang dimilikinya, juga potensi jenis yang cukup banyak di alam. Hal ini cukup menarik untuk peluang bisnis, karena tidak hanya bagi para pencinta ikan hias (hobiis akan tetapi para pemula juga mulai menggemari ikan hias. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus terkait ikan hias laut ini sehingga upaya untuk memproduksi benih dan induk dari hasil budidaya sudah harus digalakkan, mengingat banyak jenis-jenis budidaya ikan hias laut yang potensial untuk dikembangkan berdasarkan permintaan pasar baik domestik maupun internasional. Beberapa dukungan kebijakan yang dapat dilakukan terkait status budidaya ikan hias laut, antara lain pengembangan ke arah budidaya, industrialisasi budidaya, serta penataan sistem perdagangan.

  9. Studi Kinetika Pembentukan Karaginan dari Rumput Laut

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Dini Fathmawati

    2014-03-01

    Full Text Available Karaginan merupakan senyawa polisakarida galaktosa.Senyawa-senyawa polisakarida mudah terhidrolisis dalam larutan yang bersifat asam dan stabil dalam suasana basa.Karaginan juga merupakan senyawa hidrokoloid yang terdiri atas ester kalium, natrium, magnesium dan kalium sulfat dengan galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa kopolimer. Karaginan adalah suatu bentuk polisakarida linear dengan berat molekul di atas 100 kDa atau berkisar antara 100-800 ribu Da.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh variabel konsentrasi NaOH dan konsentrasi rumput laut terhadap rendemen karaginan pada ekstraksi basa rumput laut, mempelajari pengaruh variabel suhu dan waktu terhadap rendemen karaginan pada ekstraksi basa rumput laut, mempelajari kinetika reaksi pembentukan karaginan dari rumput laut.Analisa identifikasi karaginan dengan menggunakan spektrofotometri FTIR menunjukkan bahwa jenisnya adalah kappa karaginan dan iota karaginan.Semakin besar konsentrasi NaOH, rate pembentukan karaginan semakin meningkat. Semakin besar suhu ekstraksi, rate pembentukan karaginan semakin meningkat. Dengan persamaan reaksi rate adalah rp = k’CAn , harga Ea (E.Spinosum NaOH 6% = 43989,37 J/mol, dan harga Ea (E.Cottoni NaOH 6%= 43066,52  J/mol. Untuk harga k masing-masing pada saat NaOH 6%, yaitu:E. Spinosum : k 80 oC  = 3,2949072;k 85 oC = 3,7439337; c. k 90 oC = 5,5655806. E. Cottoni :k 80 oC  = 0,04925;  k 85 oC = 0,0577; dan k 90 oC = 0,08249. Dari hasil penelitian yang di dapat, kecepatan reaksi pada E. Spinosum dan E. Cottoni ditetapkan orde reaksi 1,5.

  10. BOGOO: WARISAN PERAHU KOMUNITI BAJAU LAUT DI SABAH, MALAYSIA (BOGOO: THE BOAT HERITAGE OF THE BAJAU LAUT IN SABAH, MALAYSIA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ismail Ali

    2007-01-01

    Full Text Available The Bajau Laut (Samal people, also known as pala’u, is among theBajau ethnic tribes in the east coast of Sabah who are still practicing the sea nomads lifestyle. They are synonym with the lepa-lepa, a boat in which they live on the sea. In the effort to preserve this heritage and culture, the Ministry of Culture, Arts and Tourism of Sabah has gazette the “Lepa-Lepa Regatta” in the Sabah tourism calendar. Other than Lepa-Lepa, the Bajau Laut community actually treasures another sampan design that is unique only to the tribe. It is the winged sampan called bogoo that is used for fishing. Nevertheless, this unique heritage and culture has never been exposed to the public by any scholar studying this subject. This article is written for the purpose of documenting the sampan as one of the heritage and culture of the Bajau Laut community in order to avoid the disappearance of this culture tothe development. This writing is based on the field work done by theauthor regarding the tradition of Bajau Laut community in the east coast of Sabah in Mac 2007.

  11. DINAMIKA EKOLOGI LAUT SULAWESI (WPP 716 SEBAGAI DAYA DUKUNG TERHADAP PERIKANAN MALALUGIS (Decapterus macarellus Cuvier, 1833

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Puji Rahmadi

    2015-06-01

    Full Text Available Ikan Malalugis adalah ikan pelagis kecil yang merupakan hasil tangkapan utama nelayan di perairan Laut Sulawesi. Pada tahun 2012 dilaporkan bahwa perikanan pelagis kecil menjadi salah satu hasil perikanan yang penting, dan hasil tangkapan yang dominan dari perikanan pelagis kecil tersebut adalah ikan malalugis biru (Decapterus macarellus. Jenis ikan malalugis memiliki sifat bermigrasi dan membentuk gerombolan kecil yang mana sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Tipe arus pasut di Teluk Manado (Laut Sulawesi merupakan arus pasut bolak balik (reversing current. Banyaknya arus yang begitu aktif merupakan salah satu faktor yang mendukung habitat ikan malalugis. Diduga kekhasan sifat distribusi arus di daerah laut Sulawesi ini yang membuat kelimpahan ikan malalugis relatif tinggi di perairan Sulawesi Utara dibandingkan dengan daerah perairan lainnya di Indonesia. Kelimpahan ikan malalugis yang tinggi mendorong ikan ini menjadi komoditas penting dalam sektor perikanan di Laut Sulawesi. Meski demikian pada tahun 2012 dilaporkan bahwa tingkat produksi ikan malalugis mengalami penurunan. Hal ini diduga karena terlalu tingginya tingkat eksploitasi atau diakibatkan oleh adanya perubahan dalam kondisi ekosistem ikan tersebut di Laut Sulawesi. Oleh karena itu studi ini dilakukan untuk mengkaji tingkat daya dukung lingkungan terhadap keberlangsungan sumberdaya perikanan malalugis di wilayah perairan Laut Sulawesi. Malalugis fish is a small pelagic fish that constitute the main catch of fishermen in the waters of North Celebes Sea. In 2012 it was reported that small pelagic fishery became one of the important fishery products and it was dominated by the species of Malalugis (Decapterus macarellus. This species has a typical behavior which was highly mobility and forming fish schooling and strongly influenced by environmental conditions. The type of tidal current in North Sulawesi coast is reversing current. This kind of current

  12. KAJIAN PENERAPAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP DI INDUSTRI RAJUNGAN PT.KELOLA MINA LAUT MADURA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Bhiaztika Ristyanadi

    2016-11-01

    Full Text Available Good manufacturing practice is the first step implementation of food safety regulation. PT. Kelola Mina Laut is one of chilled sea crab producers in Madura. It has four branches in Madura,those are in Tanjung Bumi, Noreh, Sampang, and Lobuk. The objective of this research is to assess the effectiveness GMP in four branches of PT. Kelola Mina Laut. The research  uses field observation, data analysis and GMP development as the method. Based on GMP analysis, four branches of PT. Kelola Mina Laut appear to have a cummulative score between 337-369, in which Lobuk has the highest score. Therefore, it can be concluded that PT. Kelola Mina Laut has applied most of GMP elements

  13. KONTAMINASI LOGAM BERAT DI SEDIMEN: STUDI KASUS PADA WADUK SAGULING JAWA BARAT (Heavy Metals Contamination in Sediment: Saguling Reservoir Case Study West Java, Indonesia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Yoyok Sudarso

    2005-03-01

    Full Text Available ABSTRAK Waduk Saguling merupakan salah satu waduk cascade yang berlokasi di Jawa Barat, yang sekarang ini mengalami beberapa permasalahan antara lain: proses sedimentasi yangtinggi, korositas turbin, penurunan kualitas air akibat blooming alga, polusi organik, pestisida, dan logam-logam berat yang berasal dari buangan limbah domestik, industri, aktivitas gunung berapi, dan sebagainya. Logam berat di ekosistem akuatik mempunyai kecenderungan untuk berikatan dengan sedimen yang mampu bertindak sebagai sumber polusi sekunder ke kolom air. Penelitian pada tahun 2004 ini bertujuan untuk mengungkap kontaminasi logam berat Cu, Cd, dan Pb pada sedimen Waduk Saguling. Sampling dilakukan tiga kali mulai bulan Juni hingga September 2004 dengan l3 titik stasiun pengamatan. Hasil kontaminasi logam berat pada sedimen di setiap stasiun pengamatan menunjukkan adanya perbedaan yang sangat signifikan diantara masing-masing stasiun pengamatan yaitu: untuk logam Cd (F: 17,803 dan p = 0,00001, Pb (F= 154,343 dan p < 0,01, dan Cu (F:36,499, P<0,000001. Konsentrasi logam berat hasil pengamatan dibandingkan dengan guideline dari kementrian lingkungan Ontario, SEPA, ERL, ERM, PEL, SEL, dan TEL, secara umum menunjukkan bahwa kontaminasi logam Pb dan Cu yang paling berpotensi menimbulkan gangguan pada ekosistem perairan, sedangkan logam Cd masih dibawah ambang batas dari guideline tersebut diatas. Khusus untuk guideline yang berasal dari US-EPAregion Y Great lakes ke tiga logam tersebut diatas sudah masuk dalam kategori terpolusi berat dari St. Gunung Wayang hingga Stasiun Rajamandala.   ABSTRACT Saguling reservoir is one of three cascade reservoirs, which is located in West Java. Nowadays, the reservoir has some serious problems such as: high sedimentation rate, turbine corrosity, water quality depletion caused by blooming algae, organic pollution, pesticide, and heavy metals which are resulted from domestic and industrial wastes, as well as teaching from volcano

  14. IDENTIFIKASI JENIS JAMUR ASOSIASI KUDA LAUT Hippocampus barbouriYANG HIDUP DI PERAIRAN ALAMI DAN PENANGKARAN

    OpenAIRE

    Sari, Ratna

    2017-01-01

    Jamur merupakan organisme heterotrof yang menggunakan bahan organik untuk nutrisinya. Jamur dapat sebagai patogen yang bersifat infeksi sekunder. Penyakit yang umum terjadi pada banyak ikan dapat juga terjadi pada kuda laut, diantaranya adalah jamur, parasit dan bakteri.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenisjamuryang berasosiasi dengan kuda laut (Hippocampus barbouri). Jamur asosiasi kuda laut diperoleh dengan metode swab menggunakan cotton swab microbiology. Identifikasi dil...

  15. ADAPTASI PERIKANAN PUKAT CINCIN DI LAUT JAWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGELOLAAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Suherman Banon Atmaja

    2014-11-01

    Full Text Available Usaha perikanan akan mengalami fluktuasi terkait dengan dinamika faktor alam, sedangkan nelayan mempunyai kemampuan yang lentur dan adaptif dalam kelangsungan usahanya. Tujuan utama makalah ini adalah membahas tentang kemampuan adaptasi perikanan purse seine untuk bertahan dari usaha perikanan tangkap. Pemetaan rekaman data sistem pemantauan kapal (VMS purse seine pelagis kecil tahun 2012 dilakukan berdasarkan kriteria kecepatan kapal nol adalah waktu melakukan aktifitas penangkapan. Daerah penangkapan perikanan pukat cincin pada saat ini telah menyebar semakin luas, tidak terbatas di wilayah teritorial dan perairan nusantara, tetapi sudah sampai ke wilayah Samudera (ZEEI. Jumlah hari laut pada perikanan cantrang kurang dari sebulan memperoleh rata – rata pendapatan nelayan ABK hampir dua kali lipat dari pada ABK pukat cincin yang beroperasi lebih dari sebulan. Rotasi penggunaan alat tangkap di Laut Jawa adalah suatu kondisi yang muncul ke permukaan sebagai sinyal pergeseran populasi ikan dari karakteristik sumber daya yang multi-spesies. Fenomena hasil tangkapan yang tidak tercatat dan dilaporkan menyebabkan pendugaan stok ikan dengan akurat yang rendah akan menimbulkan ketidakpastian dalam penyusunan rekomendasi. Tersedianya sistem pemantauan kapal perlu didukung oleh kegiatan validasi hasil tangkapan yang didaratkan, untuk itu sangat perlu meningkatkan keterlibatkan enumerator dan observer di atas kapal serta penguatan sistem log-book yang sedang berjalan.   The fishing business will fluctuate as a result of high connectivity with the dynamic and nature of environmental factors, in the other side, experience fishers have flexible and adaptive capabilities in order to sustain their business. The objective of this paper is to describe the purse seine fishery adaptability to survive from long term fishing. Plotting data on recorded vessel monitoring system (VMS of small pelagic purse seine in 2012 were applied based on the criteria of the

  16. Peran Dari Persepsi Ancaman Terhadap Perilaku Menghindari Suku Laut Oleh Suku Melayu Di Kepulauan Riau

    OpenAIRE

    Gustiana, R. Zalia

    2014-01-01

    This research aimed to examine the role of perceive threat against avoidance behavior toward Orang Laut conducted by Malay in Kepulauan Riau. As well as Malay, Orang Laut is one of the original tribes who inhabit the Riau Archipelago. However, this does not make the both of them loose from ethnicity conflict. The ethnic conflicts can be seen from the avoidance behavior that conducted by suku melayu. Avoidance response that conducted by suku melayu against orang laut is one of conflict managem...

  17. Keragaman genetik simbion alga Zooxanthellae pada anemone laut Stichodactyla gigantea (Forsskal 1775 hasil reproduksi aseksual

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    M. AHSIN RIFA’I

    2012-11-01

    Full Text Available Rifa’i MA. 2012. Keragaman genetik simbion alga Zooxanthellae pada anemone laut Stichodactyla gigantea (Forsskal 1775 hasil reproduksi aseksual. Bioteknologi 9: 49-56. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman genetik simbion alga zooxanthellae yang bersimbiosis dengan anemon laut Stichodactyla gigantea hasil reproduksi aseksual dengan teknik fragmentasi. Penelitian dilaksanakan selama 10 bulan, mulai Oktober 2011 – Juli 2012, bertempat di kolam pembibitan Universitas Hasanuddin di Pulau Barrang Lompo dan kawasan terumbu karang Pulau Barrang Lompo. Rangkaian penelitian meliputi koleksi induk anemon laut, aklimatisasi, fragmentasi tubuh, dan kultur anemon di kawasan terumbu karang, serta koleksi alga zooxanthellae untuk analisis PCR-ISSR. Keragaman genetik dianalisis menggunakan analisis pengelompokan data matriks (cluster analysis dan pembuatan dendrogram pohon kekerabatan menggunakan metode UPGMA melalui program NTSYS. Hasilnya menunjukkan bahwa seluruh primer menghasilkan pita polimorfis antara 16,67%-66,67%. Hasil analisis variasi genetik terhadap zooxanthellae yang ditemukan pada anemon uji menunjukkan polimorfisme sebesar 37,93%. Sedangkan berdasarkan analisis jarak genetik ditemukan tingkat ketidakmiripan sebesar 19% yang bersumber dari 2 kelompok anemon utama yaitu kelompok anemon hasil fragmentasi 4 bagian (AF4 yang terpisah dengan kelompok anemon alami (AA dan anemon hasil fragmentasi 2 bagian (AF2.

  18. KERENTANAN KAWASAN TEPI AIR TERHADAP KENAIKAN PERMUKAAN AIR LAUT Kasus Kawasan Tepi Air Kota Surabaya

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Iwan Suprijanto

    2003-01-01

    Full Text Available Even though global warming are still debates whether it will or not be happened, the changes on climate will influence activities of human. Regarding global warming issue, one of the impact that is very interesting to be investigated is sea level rise. Sea level rise is predicted has very big impact since, in general, in coastal areas locate a lot of important activities for such city or country. On the context of Indonesian locality, most of big cities such as Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar, etc. are located on the coastal area. Since a lot of important activities located on those cities, in general, sea level rise will influence the development processes of those cities. On the basis of the observation gathering in Surabaya City, the impact of sea level rise will influence not only the development of coastal area but also development of Surabaya City in general. The influence is because the area accommodates activities which are very important in city development both for present and future. The activities are port, industrial estate and location for new housing. Abstract in Bahasa Indonesia : Terlepas dari ketidakpastian mengenai terjadi atau tidaknya pemanasan global, setiap perubahan iklim di bumi akan memberikan dampak terhadap kelangsungan hidup manusia. Salah satu kajian yang saat ini banyak dilakukan berkaitan dengan isu pemanasan global adalah mengenai kenaikan permukaan air laut. Pengkajian mengenai kenaikan permukaan air laut tersebut penting mengingat dampak yang akan ditimbulkannya dan dengan kenyataan secara umum kawasan tepi air memegang peranan penting dalam perkembangan suatu kota ataupun negara. Hal ditandai dengan banyaknya aktivitas yang berlokasi di kawasan tepi air. Kondisi geografis Indonesia dengan duapertiga bagian wilayahnya adalah perairan, menjadikan Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Hal tersebut menjadikan pula beberapa bagian wilayah di Indonesia merupakan kawasan pesisir atau tepi air

  19. Analisa Pengaruh Penambahan Kapasitor Terhadap Proses Pengisian Baterai Wahana Bawah Laut

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Muhammad Muhammad Chanif

    2014-03-01

    Full Text Available Potensi wisata bawah laut Indonesia banyak yang belum dikembangkan, hanya Pulau Bali yang sudah memanfaatkannya dengan membuat wahana bawah laut yang berpenggerak motor DC yang listriknya disuplai oleh baterai. Setiap satu jam pelayanan berupa penyelaman, wahana bawah laut ini melakukan pengisian baterai sekaligus muat penumpang. Agar terdapat nilai ekonomis dan efektivitas selama proses itu di pelabuhan, dalam skripsi ini akan diuraikan mengenai pengaruh kapasitor untuk menambah muatan baterai charger, sehingga arus yang masuk bisa bertambah. Dalam rangkaian baterai charger yang telah dimodifikasi jumlah kapasitor menjadi 3 buah, nilai arus yang keluar sebesar 18 Ah dan tegangan yang keluar adalah tegangan input ditambah 4 V. Perbandingan rangkaian baterai charger yang termodifikasi penambahan kapasitor mampu mempercepat 1.44 kali dibanding dengan rangkaian sederhana. Selain itu, penambahan kapasitor bank juga mampu memberikan penghematan daya sebesar 22 % dengan menambahkan kapasitor berkapasitas 0.00519 Farad.

  20. FLUKTUASI DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN TUNA NERITIK TERTANGKAP JARING INSANG DI PERAIRAN LAUT CINA SELATAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Arief Wujdi

    2016-03-01

    Full Text Available Saat ini tuna neritik merupakan komoditas penting perikanan di Indonesia, namun ketersediaan data dan informasi hasil tangkapan jenis tuna ini masih tergolong kurang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai sebaran daerah penangkapan, fluktuasi hasil tangkapan tuna neritik yang tertangkap jaring insang yang beroperasi di Laut Cina Selatan. Pengumpulan data dilakukan melalui program enumerasi monitoring hasil tangkapan harian di Pemangkat pada tahun 2011-2012. Hasil menunjukkan daerah penangkapan tersebar di perairan Laut Cina Selatan pada koordinat 01°03’ LS-04°57’ LU; dan 104°65’-110°00’ BT. Hasil tangkapan jenis tuna neritik menunjukan variasi yang cenderung sama dimana puncak hasil tangkapan terjadi pada bulan Oktober dan November. Pola CPUE berfluktuasi dan cenderung mengalami peningkatan dan puncaknya terjadi pada bulan November 2011 dan 2012, yaitu 402,85 dan 444,57 kg/hari/trip. Secara statistik hasil tangkapan pada periode 2011-2012 tidak berbeda nyata (p<0,05. Komposisi hasil tangkapan bulanan jenis tuna neritik bervariasi berdasarkan atas spesies yang didominasi oleh Euthynnus affinis (49,7% diikuti dengan Thunnus tonggol (33,4%; Scomberomorus commerson (15,9%; dan Scomberomorus guttatus (1%. Kelimpahan Euthynnus affinis terjadi pada musim timur hingga musim peralihan 2 (Juni- November, sedangkan kelimpahan Thunnus tonggol terjadi pada musim barat (Januari-Februari. Nowadays, neritic tuna just become an important commodity Indonesia. However, the information about catch of tuna neritic species in Indonesia still quite lacks. This This study aims to obtain information about catch fluctuation, monthly catch per unit of effort, and catch composition of neritic tuna species caught by gill net operated in the South China Sea. Data was collected by daily catch monitoring program by enumerator in Pemangkat during period 2011-2012. The result showed that gillnetter fishing ground is scattered between 01°03

  1. PERFORMA KOMODITAS BUDIDAYA LAUT PADA SISTEM INTEGRATED MULTI-TROPHIC AQUACULTURE (IMTA DI TELUK GERUPUK, LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Nyoman Radiarta

    2016-11-01

    ikan bawal bintang sebesar 161,27 ± 30,05 g/ekor. Pertumbuhan rumput laut selama tiga siklus menunjukkan bahwa siklus pertama (Juni-Juli dan siklus kedua (Agustus-September menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan siklus ketiga (Oktober–November. Laju pertumbuhan harian rumput laut di sekitar keramba jarring apung (KJA ikan sebesar 4,22%-6,09%/hari lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (jarak 2-3 km dari KJA ikan yaitu 3,90%-5,53%/hari. Hasil dari penelitian ini menunjukkan efektivitas sistem IMTA dalam hal peningkatan produktivitas budidaya rumput laut. Model IMTA dapat diterapkan sebagai model pengembangan budidaya laut yang berwawasan lingkungan melalui peningkatan produksi, sistem produksi bersih, dan berkelanjutan. Mariculture activity with Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA is an aquaculture development technique which in line with environment conservation concept. This study was aimed to analyze perfomance of mariculture commodities that cultured under integrated multi-trophic aquaculture (IMTA system. The study was conducted in Gerupuk Bay, Central Lombok, West Nusa Tenggara during June-November 2015. The IMTA model was combined between tiger grouper fish (Epinephelus fuscoguttatus, silver pompano fish (Trachinotus blochii, Lacepede, and seaweed (Kappaphycus alvarezii. The result showed that during 150 days of cultured periods, both of grouper and pompano indicated a good growth performance, with mean body weight at the end of culture period about 173.45 ± 36.61 g/ind. and 161.27 ± 30.05 g/ind., respectively. Seaweed growth performance from three cultivation cycles showed that cycle-1 (June- July and cycle-2 (August-September had better growth performance than cycle-3 (October November. Daily growth rate of seaweed that cultured near fish cages was higher (4.22%-6.09% than control, 2-3 km distance to fish cages (3.90%-5.53%. This study indicated the effectiveness of IMTA system to increase seaweed culture production. IMTA

  2. ISOLASI DAN KULTUR PROTOPLAS RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DI LABORATORIUM

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Emma Suryati

    2007-12-01

    Full Text Available Isolasi protoplas rumput laut K. alvarezii, telah dilakukan dalam rangka penyiapan protoplas untuk penyilangan melalui fusi protoplas. Metode yang digunakan antara lain melalui cara kimia dengan melisis tallus rumput laut dengan campuran enzim komersial, kemudian enzim yang berasal dari viscera keong mas baik yang segar maupun yang beku, dengan media kultur yang digunakan pada pemeliharaan makro algae antara lain Conwy, PES, dan air laut steril. Tallus rumput laut yang digunakan berasal dari bagian pangkal, tengah dan ujung. Protoplas yang hidup diuji menggunakan evans blue 0,1%, hormon perangsang tumbuh yang digunakan pada media pertumbuhan antara lain auxin, IAA, dan Kinetin. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah protoplas hidup, pertumbuhan, dan sintasan.  Hasil percobaan memperlihatkan bahwa enzim yang paling baik digunakan adalah campuran enzim komersial dengan media kultur Conwy dengan jumlah protoplas mencapai 19,8 x 106 sel/mL, bagian tallus yang paling baik adalah bagian pangkal berkisar antara 8,1x106 hingga 18,8 x 106 sel/ mL.  Perangsang tumbuh yang paling baik adalah auxin. Filamen terbentuk setelah 5 hari dengan fotoperiod L:D=12:12. Isolation of seaweed’s protoplast Kappaphycus alvarezii had been done to provide protoplast for crossbreeding purpose by protoplast fusion. The method was chemically done by lyses of tallus used commercial enzyme mixture, enzyme from viscera of snail both fresh and frozen, culture media were Conwy (CW, PES, and sterile sea water (SSW which were used to maintain the macro algae. Part of used tallus were upper, middle and tip of tallus. The viable protoplast was examined by using 0.1% evans blue and the growth-stimulating hormone were auxin, IAA, and Kinetin. Observation was concerned to the amount of viable protoplast, the growth, and the long live. Result showed that the best enzyme was commercial enzyme mixture with Conwy as the best culture media, provided protoplast until 19.8 x 106 cell/mL. The

  3. MODEL SPASIAL DINAMIK GENANGAN AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI PESISIR SEMARANG (Spatial Dynamic Model of Inundated area due to Sea Level rise at Semarang coastal Area

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ifan R Suhelmi

    2014-05-01

    Full Text Available ABSTRAK Kota Semarang merupakan kota pesisir di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki topografi datar pada wilayah laut yang biasa disebut dengan kota bawah dan bergunung pada bagian atasnya yang biasa disebut dengan kota atas. Kota bawah memiliki kerentanan yang tinggi terhadap genangan akibat kenaikan muka air laut, hal ini disebabkan olehkondisi topografi yang datar. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran secara dinamik distribusi genangan akibat berbagai skenario kenaikan muka air laut. Model spasial dinamik menggunakan Flash yang berfungsi memberikan gambaran secara interaktif dan real time pada berbagai skenario kenaikan muka air laut. Skenario kenaikan muka air laut menggunakan skenario IPCC hingga tahun 2100. Hasil studi menunjukkan bahwa terjadi kenaikan jumlah genangan dari 599,4 ha pada tahun 2020 menjadi 4.235,4 ha pada tahun 2100.   ABSTRACT Semarang is one of coastal city located at Central Java Province. It has flatten topography at coastal area called “downside town” and hilly topography at upper area called “topside town”.  Ownside town was highly vulnerable to sea level rise caused by it’s topographic condition and the land subsidence phenomena. This research conducted to mapeed the inundated area due to sea level rise at many scenarios of sea level rise. The dynamic spatialmodel of sea level rise represented using flash techmology to showed distributed area inundated by sea level rise. The scenario of sea level rise by IPCC prediction was used at this study. The stuty showed that the inundated area increased from 599.4 ha at year 2020 to 4,235.4 ha at 2100.

  4. FAKTOR STATUS PEMBUDIDAYA, KONDISI, DAN PENGELOLAAN TAMBAK YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa DI TAMBAK TANAH SULFAT MASAM KABUPATEN LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Erna Ratnawati

    2016-11-01

    Full Text Available Tambak di Kabupaten Luwu Utara umumnya tergolong tanah sulfat masam dan banyak digunakan untuk budidaya rumput laut (Gracilaria verrucosa dengan produksi yang tinggi. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor status pembudidaya, kondisi, dan pengelolaan tambak yang mempengaruhi produksi rumput laut. Metode penelitian yang diaplikasikan adalah metode survai untuk mendapatkan data primer dari produksi, status pembudidaya, dan pengelolaan tambak yang dilakukan melalui pengajuan kuisioner kepada responden secara terstruktur, sedangkan kondisi tambak ditentukan melalui pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan. Sebagai peubah tidak bebas adalah produksi dan peubah bebas adalah faktor status pembudidaya yang terdiri atas 10 peubah, kondisi tambak yang terdiri atas 12 peubah, dan pengelolaan tambak yang terdiri atas 26 peubah. Analisis regresi berganda dengan peubah boneka digunakan untuk memprediksi produksi rumput laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi aktual rata-rata rumput laut di tambak tanah sulfat masam sebesar 7.821 kg/ha/tahun dengan prediksi produksi sebesar 23.563 kg kering/ha/tahun. Produksi rumput laut dapat ditingkatkan melalui: peningkatan pengalaman pembudidaya tambak, penambahan jumlah pintu air, tambak dibuat dengan bentuk bujur sangkar atau empat persegi panjang dengan luasan tambak tidak terlalu luas serta peningkatan lama pengeringan tanah dasar tambak, padat penebaran ikan bandeng, dosis kapur dan dosis pupuk Urea, SP-36, KCl, dan Za sebagai pupuk dasar. Brackishwater pond in North Luwu Regency, generally as classified as acid sulfate soils and most of them was used for culturing seaweed (Gracilaria verrucosa with high productivity. Hence, it was conduct research that aim to know the effect of farmer status, condition, and management of pond on the seaweed production. Survey method was applied to find primary data of seaweed production, farmer status and pond management, while

  5. STUDI PERTUMBUHAN LAMUN Enhalus sp DALAM UPAYA PENGELOLAAN PESISIR DI PULAU TANAKEKE

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Syarifuddin Kune

    2016-08-01

    Full Text Available Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan dengan membandingkan pertumbuhan E. acoroides pada satu perlakukan dengan perlakuan lainnya.  Perlakuan A = lamun E. acoroides tanpa kegiatan budidaya rumput laut K. alvarezii,  B = lamun E. acoroides dengan kegiatan budidaya rumput laut K. alvarezii di atasnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa laju pertumbuhan E. acoroides pada semua hamparan baik dengan dan tanpa aktivitas budidaya rumput laut K. alvarezii tidak berbeda nyata. Secara kuantitatif pada hamparan tanpa aktivitas budidaya rumput laut K. alvarezii (A, rata-rata pertumbuhan E. acoroides 1,1695 cm/hari, dan pada kawasan dengan aktivitas budidaya rumput laut K. alvarezii dan hutan mangrove (B, rata-rata pertumbuhan 1,1365 cm/hari.  Hasil pengukuran kualitas air menunjukan  bahwa suhu air, salinitas, pH, kecepatan arus, DO dan kecerahan tidak berbeda nyata antara area lamun E. acoroides dengan maupun tanpa aktivitas budidaya rumput laut K. alvarezii.  Nitrat dan fosfat lebih banyak terdeteksi pada perlakuan lamun E. acoroides dengan budidaya rumput laut K. alvarezii di atasnya (B dibandingkan tanpa kegiatan budidaya rumput laut K. alvarezii (A

  6. Dampak Ketiadaan Pengaturan Kuota Ekspor Hiu Tikus (Alopias Ssp. di Indonesia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Wahyu Hardiningsih

    2017-12-01

    Full Text Available Kuota ekspor merupakan salah satu mekanisme perlindungan ekosistem laut. Banyaknya perburuan Ikan Hiu Tikus (Alopias Ssp. di Indonesia saat ini karena permintaan pasar yang tinggi, khususnya dari luar negeri. Tingginya permintaan menyebabkan ikan jenis ini masuk ke dalam daftar Convention on International Trade in Endanger Species of Wild Fauna and Flora (CITES Appendiks II pada tahun 2016. Jika Ikan Hiu Tikus yang merupakan predator puncak pada rantai makanan di laut ini sampai terancam punah, maka ekosistem laut akan mengalami kerusakan parah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia belum memiliki perangkat hukum yang memadai terkait dengan penentuan komponen-komponen kuota ekspor Ikan Hiu, khususnya Ikan Hiu Tikus sebagaimana ketentuan yang diatur di dalam CITES. Keadaan ini menimbulkan dampak terhadap kelestarian Ikan Hiu Tikus itu sendiri, kepentingan masyarakat Indonesia, keberlangsungan lingkungan laut dan generasi yang memanfaatkannya, serta berdampak terhadap perdagangan internasional.

  7. Kajian Spasial Suhu Permukaan Laut Akibat Air Bahang Pltu Paiton Menggunakan Saluran Termal Satelit Landsat 7/etm+ Di Pantai Bhinor Kabupaten Probolinggo Jawa Timur

    OpenAIRE

    Ismayati, Qorihah; Helmi, Muhammad; Rochaddi, Baskoro

    2013-01-01

    Penelitian bertujuan untuk memetakan secara horisontal suhu permukaan laut di perairan PLTU Paiton Probolinggo dan mengkaji sebaran spasial termal perairan akibat air bahang PLTU Paiton Probolinggo. Pengolahan data citra dilakukan menggunakan perangkat lunak ER Mapper 7.0 dan ArcGIS 9.3. Data yang digunakan dalam penelitian adalah citra Satelit Landsat 7ETM+ tahun 2009 hingga tahun 2012, data arus permukaan dan angin yang diperoleh dari BMKG Maritim Perak Surabaya dan data hasil pengukuran la...

  8. PEMANFAATAN MIKROALGA LAUT Chlorella vulgaris SUMBER DHA DAN EPA

    OpenAIRE

    Anggraeni, Peni

    2016-01-01

    Penelitian tentang mikroalga laut jenis Chlorella vulgaris telah dilakukan. Chlorella vulgaris dipilih sebagai bahan penambah gizi untuk di fortifikasi kedalam makanan . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan gizi dengan menganalisis kandungan DHA dan EPA. Penelitian ini dilakukan dengan mengkultur fitoplankton Chlorella vulgaris dan dipanen setelah media kultur mencapai fase Stasioner. Kemudian, dikeringkan dengan menggunakan freeze dryer, biomassa kering dianalisis kandungan DH...

  9. Pembagian Kewenangan Dalam Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Peraturan Perundang-Undangan Di Perairan Indonesia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Abdul Muthalib Tahar

    2012-10-01

    Full Text Available Sesuai dengan UU No. 6 Tahun 2006 Indonesia merupakan Negara Kepulauan. Berdasarkan Undang-undang tersebut, perairan Indonesia meliputi laut teritorial Indonesia, perairan kepulauan Indonesia, dan perairan pedalaman Indonesia. Perairan ini tunduk dan berada di bawah kedaulatan negara Indonesia. Di samping itu Negara Indonesia juga memiliki hak berdaulat atas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 1983, dan memiliki hak berdaulat atas zona tambahan, dan landas kontinen. Perairan Indonesia merupakan sumber daya hayati (perikanan, dan daerah dasar laut dan tanah di bawahnya merupakan sumber daya non-hayati bagi bangsa Indonesia. Perairan Indonesia juga dimanfaatkan oleh kapal-kapal Indonesia dan asing untuk navigasi antar pulau maupun antar Negara. Begitu besar manfaat dan pentingnya perairan Indonesia, di perairan Indonesia seringkali terjadi pelanggaran perundang-undangan yang berkaitan dengan perairan Indonesia, seperti pencurian ikan yang dilakukan oleh kapal-kapal penangkap ikan asing (illegal fishing, usaha penyelundupan barang-barang, keimigrasian, pembuangan limbah minyak dari kapal-kapal, dan lalu-lintas kapal yang tidak damai. Terhadap pelanggaran perundang-undangan ini perlu dilakukan penindakan; akan tetapi dalam upaya penindakan ini sering kali terjadi tumpang tindih kewenangan di antara berbagai instansi yang memiliki kewenangan penegakan hukum di perairan Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan ketentuan UU No. 5 Tahun 1983 tentang ZEEI, bahwa satu-satunya aparatur penegak hukum di bidang penyidikan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah Perwira Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut yang ditunjuk oleh Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia untuk penangkapan ikan dan/atau pembudidayaan meliputi laut teritorial Indonesia, perairan kepulauan, dan perairan pedalaman Indonesia, serta ZEEI. Berdasarkan ketentuan UU No. 31

  10. Komposisi Nutrisi Rumput Laut Calcareous Halimeda opuntia pada Lingkungan Perairan Indonesia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Nurhayati Nurhayati

    2017-06-01

    Full Text Available Halimeda opuntia merupakan rumput laut Chlorophyta berkapur yang memiliki kandungan nutrisi untuk pangan fungsional. Namun, pergeseran komposisi nutrisi dapat terjadi akibat perubahan lingkungan akibat limpasan nutrien dan bahan organik lainnya yang umum terjadi di perairan pesisir Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi pergeseran kandungan nutrisi H. opuntia yang tumbuh di zona intertidal agar dapat digunakan sebagai dasar pemilihan lokasi pengambilan bahan baku H. opuntia untuk produk fungsional. Pengambilan sampel dilakukan di empat lokasi perairan di Indonesia, yaitu perairan Binuangeun (Banten, Lampung Selatan, Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat dan Konawe Selatan (Sulawesi Tenggara. Karakteristik nutrisi dari rumput laut target meliputi kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat, dan serat kasar. Informasi lingkungan dari habitat sampel ditunjukkan melalui variabel kimia air yaitu DO, pH, salinitas, pCO2, kalsium aragonit, nitrogen anorganik terlarut, serta fosfat anorganik terlarut. Hasil analisis menunjukkan kondisi lingkungan eutrofik berpengaruh secara signifikan terhadap komposisi nutrisi H. opuntia. pH dan salinitas menjadi faktor determinan positif (R2 = 0,75 pada p<0,05 terhadap kadar karbohidrat, sementara nitrogen anorganik terlarut menjadi faktor determinan negatif terhadap kadar protein dan lemak (R2= 0,81 dan 0,61 pada p<0,05. Berdasarkan kandungan nutrisinya, maka H. opuntia yang diperoleh dari habitat alamiah merupakan bahan baku produk fungsional yang  lebih baik dibandingkan dengan biota selaras dari perairan eutrofik.

  11. MODEL PREDIKSI PENGARUH LIMBAH CAIR HOTEL TERHADAP KUALITAS AIR LAUT DI PESISIR TELUK KUPANG (A Prediction Model of Liquid Waste Hotel Impact on The Sea Water along The Coast of Kupang Bay

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Inty Megarini

    2015-11-01

    Full Text Available ABSTRAK Hotel-hotel di pesisir Teluk Kupang sebagian besar membuang efluen limbah cairnya ke laut. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap kualitas air laut dan berdampak pada kelangsungan hidup biota dan mikroorganisme laut. Penelitian ini bertujuan untuk membuat prediksi pengaruh efluen limbah cair hotel yang dibuang terhadap kualitas air laut di hadapannya. Parameter yang diteliti adalah minyak dan lemak dan ortofosfat efluen limbah cair hotel. Parameter kualitas air laut yang diteliti adalah kekeruhan, minyak dan lemak dan klorofil. Metode pengambilan sampel dan pengujian menggunakan SNI dan USEPA. Analisis data menggunakan uji korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekeruhan air laut pada jarak 0 meter dan 25 meter dapat diprediksi dari kadar minyak dan lemak efluen limbah cair hotel melalui model regresi y = 0,0051 x + 4,8456 dan y = 0,0015 x + 4,5440. Kadar klorofil air laut pada jarak 25 meter dan 75 meter dapat diprediksi dari kadar ortofosfat efluen limbah cair hotel melalui persamaan regresi y = 0,0430 x + 0,0004 dan y = 0,0075 x + 0,0001. ABSTRACT Most of the hotels located along the coast of Kupang Bay dump their effluent liquid waste to the sea. This action will definitely affect the sea water quality and in turn, will unavoidably give deep impact on the life of both microorganism and all the living things in the sea. This research intends to make an impact prediction on the sea water quality over the dumping hotels’ affluent liquid waste to the sea. The parameters which are observed are oil and fat and orthophosphate of the hotels’ affluent liquid waste. While the observed parameters of the sea water quality are turbidity, oil and fat, and chlorophyll. The methods used to take and test the sample are SNI and USEPA. And to analyze the data, testing on both correlation and regression are applied. The result of the study reveals that the turbidity of the sea water within the range of 0 to 25 meters can be

  12. GROUND WATER ASSESSMENT IN AGRICULTURAL AREA, CASE STUDY FROM MACHANG-MALAYSIA (Penilaian Air Tanah di Daerah Pertanian, Studi Kasus di Machang Malaysia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Nur Islami

    2010-11-01

    Full Text Available ABSTRACT The study area is located in Machang, North Kelantan - Malaysia. The North Kelantan plain is covered with Quaternary sediments overlying granite bedrock. The drainage system is dendritic with the main river flowing into the South China Sea. Hydrogeochemical method was used to study groundwater of shallow aquifer characters within the area. Based on water samples analysis collected from the study area, it can be deduced that the cations and anions concentration are good for domestic use except in the southern region which the nitrate concentration is higher (more than 20 mg/l compared to the northern region (relatively zero. The areas that possibly possess nitrate-contaminated groundwater have been mapped along with groundwater flow patterns. The southern and middle part of the study area has an east to west groundwater flow pattern, making it impossible for contaminated water from the southern region to enter the northern area, despite in the northern area has lower elevation. ABSTRAK Lokasi area studi adalah berada di Machang, Kelantan Utara – Malaysia. Dataran tanah wilayah Kelantan Utara dilapisi oleh batuan Sedimen Kuarter yang mana batuan granit sebagai batuan dasar. Sistem pengairan adalah berbentuk jaringan dendritik dengan sungai utama mengalir ke Laut Cina Selatan. Metoda hydrogeochemical digunakan untuk mempelajari karakter air tanah dari akuifer dangkal untuk keseluruhan area studi. Berdasarkan pada analisa air yang diperoleh dari area studi, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi kation dan anion baik digunakan untuk kehidupan sehari hari kecuali air tanah di area sebelah selatan yang mana kandungan nitratnya tinggi (lebih dari 20 mg/l dibandingkan di area sebelah utara (hampir tidak ada kandungan nitrat. Area yang memungkinkan memiliki konsentrasi nitrat pada air tanah dipetakan dengan kombinasi pola aliran air tanah. Pola aliran air tanah di area belahan selatan dan bagian tengah adalah dari timur ke barat yang mana tidak

  13. PERKEMBANGAN PERIKANAN CUMI–CUMI DI SENTRA PENDARATAN IKAN UTARA PULAU JAWA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Suherman Banon Atmaja

    2016-04-01

    Full Text Available Studi pendahuluan tentang perikanan cumi-cumi yang berasal dari kapal purse seine telah dilakukan di sentra pendaratan ikan utara Pulau Jawa.  Setelah deplesi stok ikan pelagis di Laut Jawa, pada perikanan purse seine semi industri peralihan spesies target dan diversifikasi usaha penangkapan merupakan strategi dan respon adaptif pengusaha (pemilik kapal dan nelayan terhadap perubahan dalam kelimpahan sumber daya, kondisi lingkungan dan hambatan peraturan. Berdasarkan atas data kapal keluar–masuk di PPS Nizam Zachman Jakarta dan data sistem pemantauan kapal (VMS, vessel monitoring system menunjukkan daerah penangkapan menyebar ke 5 wilayah pengelolaan perikanan, yaitu WPP 712 Laut Jawa, WPP 572 Samudera Hindia, WPP 711 Selat Karimata dan Laut Cina Selatan, WPP 714 Selat Makassar dan Laut Flores, WPP 718 Laut Aru dan Laut Arafuru.  Rata–rata hari operasi di Laut Jawa dan Selat Karimata berkisar 40-110 hari, sedangkan rata–rata hari operasi di Laut Aru dan Laut Arafuru berkisar 126-253 hari. Perubahan kapal purse seine menjadi kapal cumi-cumi menunjukkan sinyal yang nyata mengenai terjadinya penurunan biomassa ikan-ikan tertentu dan kenaikan kelimpahan ikan lainnya.   This paper presents a preliminary study of the squid fishery originally come from purse seiners in center of fish landing at Northern of Java Island.  After depletion of pelagic fish stocks in the Java Sea, shift target species and fishing effort diversification of semi-industrial purse seine fishery is a strategy and an adaptive response of enterpreneur (owner’s and fishermen to changes in the abundance of the resources, environmental conditions and regulatory barriers.  Based on data entry–exit vessel in landing sites of Nizam Zachman Jakarta and VMS data showed that the fishing ground spreaded to five fisheries management areas, i.e., FMA 712 Java Sea, FMA 572 Indian Ocean, FMA 711 Karimata Strait and South China Sea, FMA 714 Macassar Strait and Flores Sea, FMA 718

  14. MENGENAL RUMPUT LAUT, Kappaphycus alvarezii

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Andi Parenrengi

    2007-06-01

    ditas ini semakin banyak diminati. Indonesia merupakan penghasil rumput laut karaginan terbesar kedua dunia setelah Filipina. Untuk mengenal lebih dekat rumput laut tersebut, makalah ini akan memberikan gambaran secara umum dari karakteristik K. alvarezii yang meliputi taksonomi, morfologi, reproduksi, eko-fisiologi, dan distribusi, serta dilengkapi dengan dukungan hasil riset mengenai pertumbuhan dan analisis genetik antara dua perbedaan warna dari spesies rumput laut tersebut.

  15. Perangkat Lunak Untuk Analisis Gaya Gelombang Di Laboratorium Lingkungan Dan Energi Laut, Jurusan Teknik Kelautan, Ftk-Its

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Fendi Hidayat

    2013-09-01

    Full Text Available Laboratorium Lingkungan dan Energi Laut, Jurusan Teknik Kelautan, FTK-ITS sering digunakan untuk pengujian. Salah satunya menguji gaya mooring pada floating breakwater. Hal tersebut menjadi salah satu alasan untuk membuat suatu perangkat lunak dalam membantu dalam proses analisis gaya mooring tersebut. Perangkat lunak yang dibuat berfungsi untuk membantu proses kalibrasi sensor load cell LUB-B 5 to 50 KB dan melakukan analisis gaya gelombang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linier, korelasi linier, perhitungan varian, standar deviasi, dan hukum Newton yang kemudian disusun dengan menggunakan Microsoft Visual Studio 2008. Penyusunan perangkat lunak yang bernama FORYS ini memiliki tampilan antarmuka pengguna yang mudah dalam pemakaian. Perangkat lunak yang telah dibuat juga bersifat portable sehingga bisa digunakan di berbagai komputer atau laptop. Hasil pengujian yang telah dilakukan menghasilkan bahwa semakin besar gaya gelombang yang terjadi, maka semakin besar pula tegangan yang terjadi pada tali.  

  16. PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN (Studi Pada Politeknik Tanah Laut Di Kabupaten Tanah Laut

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Hasan Ismail

    2016-04-01

    Full Text Available Leadership  style  and  work  motivation  are  elements  that  can  affect  on  job satisfaction to improve employees’ job satisfaction. This research aims to know and analyze the infl uence of leadership style and work motivation on employees’ job satisfaction on the Polytechnic Tanah laut in Tanah Laut Regency. The  type  of  research  is  explanatory  research.  All  of  the  population  are  the samples of the research. Extracting information on 81 employees’ who were the respondents in the study, by using questionnaire in fi ve scales of likert. Data analysis is taken from multiple linear regression analysis, Coeffi cient of Multiple Determination, F-test and t-test. The  results  showed  leadership  style  and  work  motivation  partially  or simultaneously  positive  and  signifi cant  effect  on  the  the  employees’  job satisfaction. Based on these results, implications for the management employees’ that further enhance the confi dence of the leadership and employees’ motivation in order to improve employees’ job satisfaction and institutional goals can be achieved. Keywords : Leadership style, motivation, job satisfaction

  17. Pelanggaran Prinsip Iktikad Baik terhadap Negosiasi Treaty on Certain Maritime Arrangements in the Timor Sea (Kesepakatan Maritim Khusus di Laut Timor oleh Australia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Tiara Ika Winarni

    2015-04-01

    Full Text Available Pada tahun 2006, Australia dan Timor Leste menyepakati Kesepakatan Maritim Khusus Laut Timor (CMATS sebagai pengaturan sementara mengenai pengelolaan sumber daya alam di ladang Greater Sunrise. Namun, 6 tahun kemudian salah seorang mantan agen Dinas Rahasia Intelijen Australia memberikan informasi kepada pemerintah Timor Leste, bahwa Australia telah melakukan penyadapan terhadap diskusi internal pemerintah Timor Leste mengenai negosiasi CMATS pada tahun 2004. Penyadapan di dalam negosiasi CMATS dianggap suatu bentuk pelanggaran terhadap kewajiban untuk melaksanakan prinsip iktikad baik di dalam pembentukan perjanjian internasional berdasarkan ketentuan di dalam Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa maupun Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menganalisa penyadapan sebagai bentuk pelanggaran terhadap kewajiban untuk melaksanakan prinsip iktikad baik di dalam proses negosiasi CMATS, sehingga kesepakatan tersebut dapat dibatalkan. Penyadapan dapat dilihat sebagai unsur penipuan yang merupakan bentuk kecurangan berdasarkan Pasal 49 Konvensi Wina. Dengan demikian, penyadapan merupakan suatu bentuk kecurangan yang merupakan pelanggaran terhadap kewajiban untuk melaksanakan prinsip iktikad baik dalam negosiasi sebagai tahap pembentukan CMATS. Penetapan batas maritim permanen dapat menjadi solusi bagi kedua negara agar dapat memperoleh kepastian hukum bagi pengelolaan ladang sumber daya alam, serta penyelesaian sengketa dapat mengikutsertakan pihak ketiga. Abstract In 2006, Australia and Timor Leste have agreed on Treaty on Certain Maritime Arrangements in the Timor Sea (CMATS as a provisional arrangement in regards to resources management in Greater Sunrise field. However, 6 years later a former agent of Australian Secret Intelligence Service provided some information to the government of Timor Leste that Australia has intercepted the internal discussion of CMATS negotiation in

  18. STUDI PERTUMBUHAN LAMUN Enhalus sp DALAM UPAYA PENGELOLAAN PESISIR DI PULAU TANAKEKE

    OpenAIRE

    Syarifuddin Kune

    2016-01-01

    Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan dengan membandingkan pertumbuhan E. acoroides pada satu perlakukan dengan perlakuan lainnya.  Perlakuan A = lamun E. acoroides tanpa kegiatan budidaya rumput laut K. alvarezii,  B = lamun E. acoroides dengan kegiatan budidaya rumput laut K. alvarezii di atasnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa laju pertumbuhan E. acoroides pada semua hamparan baik dengan dan tanpa aktivitas budidaya rumput laut K. alvarezii tidak berbeda nyata...

  19. KARAKTERISTIK TANAH DI BAWAH TEGAKAN JENIS VEGETASI MANGROVE DAN KEDALAMAN TANAH BERBEDA SEBAGAI INDIKATOR BIOLOGIS UNTUK TANAH TAMBAK DI KABUPATEN MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Akhmad Mustafa

    2011-04-01

    Full Text Available Kondisi lahan mangrove sangat ekstrem, sehingga vegetasi yang tumbuh merupakan vegetasi yang telah beradaptasi dan berevolusi dengan kondisi tersebut. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik tanah di bawah tegakan vegetasi mangrove dan kedalaman tanah berbeda yang dapat dijadikan indikator biologis untuk memprediksi karakteristik tanah untuk budidaya tambak. Pengukuran dan pengambilan contoh tanah dilakukan di bawah tegakan paku laut (Acrostichum aureum, bakau (Rhizophora apiculata, api-api (Avicennia alba, dan nipah (Nypa fruticans masing-masing pada kedalaman tanah 0-0,25 m dan 0,50-0,75 m di hutan mangrove Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Kualitas tanah yang diukur langsung di lapangan adalah pHF, pHFOX, dan potensial redoks, sedangkan yang dianalisis di laboratorium adalah kandungan air, pHKCl, pHOX, SP, SKCl, SPOS, TPA, TAA, TSA, pirit, karbon organik, N-total, PO4, Fe, Al, tekstur, dan nilai n. Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui perbedaan kualitas tanah antar vegetasi mangrove pada kedalaman yang sama, sedangkan Uji T dilakukan untuk mengetahui perbedaan kualitas tanah antar kedalaman pada vegetasi mangrove yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tegakan bakau, api-api, nipah, dan paku laut yang tumbuh pada tanah sulfat masam Kabupaten Mamuju diklasifikasikan sebagai Sulfaquent dan Sulfihemits untuk kategori Kelompok Besar. pHF tanah pada vegetasi dan kedalaman tanah yang berbeda relatif sama, tetapi peubah kemasaman tanah lainnya menunjukkan bahwa tanah vegetasi paku laut memiliki potensi kemasaman yang lebih rendah dibandingkan dengan vegetasi lainnya. Kesuburan dan sifat fisik tanah vegetasi paku laut lebih mendukung untuk lahan budidaya tambak daripada vegetasi lainnya (bakau, api-api, nipah. Kualitas tanah pada setiap vegetasi relatif sama pada kedua kedalaman, kecuali tanah vegetasi paku laut dan api-api yang memiliki pH dan kandungan PO4 yang

  20. Evaluasi Fungsi Insinerator Dalam Memusnahkan Limbah B3 Di Rumah Sakit NI Dr.Ramelan Surabaya

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Jahn Leonard Saragih

    2013-09-01

    Full Text Available Pengelolaan limbah padat B3 di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Ramelan sangat penting diperhatikan karena dapat berdampak buruk apabila tidak dikelola dengan baik. Oleh sebab itu diperlukan adanya penelitian untuk mengidentifikasi jumlah timbulan dan penanganan limbah padat B3, mengevaluasi manajemen, penyimpanan sementara serta mengevaluasi proses insinerasi. Evaluasi fungsi incinerator di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Ramelan dilakukan dengan meneliti jumlah timbulan limbah B3, kapasitas pembakaran insinerator, suhu pembakaran insinerator, densitas limbah dan abu pembakaran, dan tes TCLP residu pembakaran incinerator Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Ramelan. Dalam penelitian ini, Rumkital Dr. Ramelan memusnahkan limbah dengan incinerator. Limbah B3 yang dihasilkan Rumkital Dr. Ramelan dimusnakan dengan satu incinerator dengan type KAMINE TYPE BDR-INC 10. Limbah yang dimusnahkan di Rumkital Dr. Ramelan berasal dari Rumkital Dr. Ramelan dan Lantamal Perak. Setelah dilakukan penelitian langsung selama 14 hari berturut-turut, didapatkan bahwa rata-rata timbulan limbah B3 di Rumkital Dr. Ramelan adalah 89.98 Kg/hari dan dengan densitas rata-rata limbah ialah 166,67 kg/m3. Tinggat removal dari pembakaran limbah dengan incinerator di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Ramelan ialah 82,63%. Pengelolaan abu sisa incinerator Rumkital Dr. Ramelan belum sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dari penelitian yang dilakukan yaitu pengujian kandungan abu incinerator, solidifikasi abu incinerator dengan perbandingan semen:abu adalah 1:3 dan uji TCLP, didapatkan bahwa limbah abu sisa insinerator Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya, dapat ditimbun pada landfill kategori I sesuai dengan Keputusan Kepala Bapedal No.4 Tahun 1995.

  1. SIRKULASI TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Etsa Purnama Sari

    2014-01-01

    Full Text Available Wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau dan perairan menjadikan angkutan laut menjadi salah satu sarana transportasi yang cukup efektif di negara ini. Daya angkut yang besar dan beragam serta biaya yang lebih murah dengan jarak jangkauan yang luas, membuat sarana ini banyak diminati oleh masyarakat sekaligus juga merupakan pendukung utama perkembangan kehidupan sosial budaya dan roda perekonomian. Untuk mendukung proses transportasi laut ini perlu sarana berupa pelabuhan. Pelabuhan dalam melakukan pelayanan terhadap kapal memiliki beberapa fasilitas pokok dan penunjang yang wajib dimiliki. Salah satunya adalah terminal penumpang kapal laut dengan berbagai kegiatan di dalamnya untuk kedatangan maupun keberangkatan. Masalah ketidaknyamanan dalam berkegiatan, jauhnya akses sirkulasi antara satu kegiatan dengan kegiatan kegiatan embarkasi dan debarkasi yang tidak teratur, pembagian jalur sirkulasi penumpang dan pengantar penumpang yang tidak jelas seringkali muncul akibat sirkulasi yang tidak direncanakan dengan baik pada terminal penumpang kapal laut. Bahkan tidak jarang dapat menimbulkan adanya calo tiket hingga adanya penumpang tanpa tiket yang dapat masuk ke dalam kapal hingga kapal berlayar. Perencanaan sebuah sirkulasi yang tepat pada terminal penumpang kapal laut memerlukan kajian terhadap unsur-unsur sirkulasi seperti pencapaian, pola sirkulasi, jalur sirkulasi, serta bentuk ruang sirkulasi. Kajian unsur-unsur ini selanjutnya diselidiki melalui penelusuran masalah dengan analisis deskriptif melalui penggambaran objek penelitian yang terdapat pada Terminal Penumpang Pelabuhan International Yokohama, Terminal Penumpang Pelabuhan Kobe dan Terminal Penumpang Pelabuhan Osanbashi Hall   As one of the largest archipelago country, sea transportation acts as one of the most effective means of transportation in Indonesia. Large and diverse carrying capacity, lower cost with wide range of distances, are factors which making sea

  2. INTRODUKSI GEN Sitrat Sintase KE DALAM RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii MENGGUNAKAN Agrobacterium tumefaciens

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ristanti Frinra Daud

    2013-08-01

    ekonomis penting. Ice-ice merupakan penyakit yang paling umum menyerang rumput laut dan menyebabkan menurunnya produksi rumput laut. Penyakit ini disebabkan oleh perubahan salinitas, suhu, dan pencemaran logam berat. Asam sitrat digunakan sebagai pengkelat logam berat. Introduksi gen sitrat sintase ke dalam genom tanaman diketahui dapat mengurangi cekaman oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengintroduksi gen sitrat sintase ke dalam genom K. alvarezii menggunakan perantara Agrobacterium tumefaciens. Berdasarkan eksplan yang tahan pada media seleksi higromisin, efisiensi transformasi pada K. alvarezii sebesar 7,5%. Efisiensi regenerasi tunas transgenik putatif sebesar 100%, efisiensi tunas non transgenik sebesar 100%. Analisis molekular menggunakan teknik PCR, satu dari lima K. alvarezii transgenik putatif mengandung transgen PaCS di bawah kendali promoter 35S CaMV.

  3. Identifikasi Kedalaman Laut (Bathymetry berdasarkan Warna Permukaan Laut pada Citra Satelit menggunakan Metode ANFIS

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Diwan Mukti Pambuko

    2013-10-01

    mengetahui warna permukaan pada posisi tersebut dapat dibuat sebuah sistem yang bisa mengidentifikasi kedalaman laut pada posisi tertentu dari warna pada permukaan laut tersebut. Sistem yang dibangun ini menggunakan data kedalaman laut hasil pengukuran manual dan dipadukan dengan data gambar satelit pada posisi yang sama. Kemudian dilakukan proses learning menggunakan teknik Neuro-Fuzzy dengan metode ANFIS (Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System dengan kinerja model identifikasi dapat diketahui dari nilai MAPE (Mean Absolute Percentage Error dan MSE (Mean Square Error. Hasil dari pembuatan model identifikasi, diperoleh sistem yang dapat melakukan identifikasi sangat baik dengan error yang diperoleh pada saat proses pengujian sebesar MAPE 9.0024 % dan MSE 0.0034. Kata kunci: bathymetry, citra satelit, neuro-fuzzy, ANFIS

  4. SINTESA KAJIAN STOK IKAN PELAGIS KECIL DI LAUT JAWA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Bambang Sadhotomo

    2016-05-01

    Full Text Available Sintesa status dan tren perikanan pukat cincin pelagis kecil di perairan Jawa Laut dan sekitarnya yang dilakukan berdasarkan kumpulan sejumlah hasil penelitian yang tersedia. Beberapa kajian dinamika populasi pada ikan pelagis kecil menunjukkan bahwa spesies ikan mempunyai laju pertumbuhan cepat dan mortalitas alami tinggi.  Dari analisis kohor diperoleh estimasi total biomassa yang cenderung lebih rendah dari hasil tangkapan yang dihasilkan oleh aktivitas perikanan pukat cincin, dan memberikan indikasi tidak adanya hubungan langsung antara struktur biomassa dan kelimpahan hasil tangkapan pada perikanan pelagis kecil. Perkiraan besarnya biomassa yang lebih rendah dari hasil tangkapan menunjukkan hasil yang tidak realistis, terutama pada kelompok ukuran ikan yang telah memasuki perikanan (recruitment.  Sementara, perhitungan surplus produksi dapat dilakukan setelah produksi mencapai kestabilan jangka panjang, dimana tren penurunan CPUE dibarengi oleh penurunan produksi secara bertahap dan terjadinya lebih tangkap atau telah melebihi tingkat MSY serta telah berlangsung selama beberapa tahun. Pendekatan interaksi upaya penangkapan dengan biomassa menunjukkan selama periode pemulihan stok ikan, banyak nelayan telah keluar dari perikanan tersebut.   A synthesis on small pelagic purse seine fisheries in the Java Sea and its adjacent waters based on several previous research results has been conducted.  Study on population dynamics of small pelagic fish species indicated that the small pelagic species has a rapid growth and high natural mortality rates.  Cohort analysis indicated that  estimation on total biomass tend to indicate a lower value than the landing data of small pelagic fishery, with no indication on clear  relationship between the structure of biomass and abundance in catches.  The abundance estimation based on surplus production applied when production has reached a long-term stability, and downward trend in CPUE followed by a

  5. DESAIN SELF-PROPELLED CAR BARGE UNTUK DISTRIBUSI MOBIL BARU RUTE CIKARANG BEKASI LAUT (CBL – TANJUNG PERAK

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Bintang Jiwa Jiwa

    2017-01-01

    Full Text Available Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah untuk dapat mengurangi kemacetan jalur Pantura. Mulai dari pemberian jalur alternatif, pelebaran jalan, hingga pembuatan jalan tol baru. Segala upaya tersebut tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang terus meningkat melewati jalur Pantura, khususnya kendaraan-kendaraan barang seperti truk dan kontainer. Hal ini tidak terlepas dari geliat perekonomian yang terus tumbuh. Kawasan industri otomotif di sekitar Cikarang dan Bekasi salah satu contohnya. Jumlah produksi mobil domestik dan permintaan yang terus meningkat ini membutuhkan sarana yang baik dan cepat dalam mendistribusikan mobil baru ke berbagai daerah. Dalam beberapa tahun ini, Jawa Timur merupakan provinsi dengan tingkat permintaan mobil yang cukup tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, salah satu solusi yang ditawarkan untuk dapat mengurangi kemacetan di jalur darat adalah berupa pengalihan transportasi darat ke sungai atau laut. Berdasarkan solusi tersebut, maka dibutuhkan alat transportasi pengangkut barang, dalam hal ini mobil, yang dapat melewati sungai dan laut. Self-propelled car barge diharapkan mampu menjadi inovasi yang cukup baik dalam mendistribusikan barang melalui rute Sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL menuju ke Pelabuhan Tanjung Perak. Untuk mendapatkan ukuran utama yang optimum digunakan metode optimation design approach dengan bantuan fitur solver pada program Microsoft Excel dengan menjadikan biaya pembangunan paling minimum sebagai fungsi objektif, serta adanya batasan-batasan dari persyaratan teknis dan regulasi yang ada. Dari proses optimisasi, didapatkan ukuran utama optimum Self-Propelled Car Barge adalah L=53.10 m, B=15.17 m, TFW=3.09 m, TSW=3.02 m, dan H=4.66 m, dengan estimasi biaya pembangunan sebesar $1.435.270,56 atau setara Rp.19.281.424.757,10.

  6. ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN BERDASARKAN KOMUNITAS MEIOBENTOS DAN KUALITAS SEDIMEN DI PANTAI DAN AREA PERTAMBAKAN, PESISIR SRIWULAN KABUPATEN DEMAK (The Quality Analysis of Aquatic Environment based on Meiobentos Community and Sediment Quality

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Muhandis Sidqi

    2015-01-01

    Full Text Available ABSTRAK  Tujuan studi ini meliputi (1 menentukan kualitas lingkungan daerah pesisir dan tambak ikan, kualitas sedimen, dan komunitas meiobentos, (2 menemukan hubungan antara kualitas sedimen dan meiobentos, dan (3 menentukan tingkat produktivitas peikampungan tambak ikan berdasarkan jarak, tingkat polusi dan destruksi. Parameter kualitas air dianalisis menggunakan metode deskriptif-komparatif, sedangkan parameter sedimen dianalisis menggunakan PCA (Principal Component Analisys untuk menentukan distribusi spasial pada setiap stasiun pemantauan dan lapisan kedalaman sedimen. Komunitas meiobentos diperiksa dengan menggunakan CA (Factorial Correspondence Analysis untuk mendeteksi tingkat distribusi spasial yang juga berdasarkan stasiun pemantauan dan lapisan kedalaman sedimen. Data tersebut dianalisis menggunakan korelasi dan regresi untuk memahami pengaruh parameter bebas terhadap produktivitas tambak ikan. Kemudian tes statistik non parametric dari Kruskall Wallis digunakan untuk membedakan produktivitas pada 3 desa berdasarkan jarak terhadap sumber pencemaran dan tingkat destruksi tambak ikan. Penelitian ini menemukan bahwa nilai parameter kualitas air (muddy, TSS NH3, NO2, beyond threshold level, negative redox potential (Eh sediment value/reduction zone, and IMLP adalah moderat. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi air di daerah penelitian tidak stabil. Penelitian juga menunjukkan nilai indeks diversitas yang rendah, dominasi organisme meiobentos tertentu, dan konformitas antar komunitas bentos. Hasil tes statistik Kruskall Wallis menunjukkan adanya signifikansi antara produktivitas tambak ikan dengan factor jarak dan tingkat destruksi diantara 3 desa dalam daerah penelitian yaitu Bedono, Sriwulan. Purwosari yaitu dengan nilai produktivitas 0.65,0.56, 0.41 ton/hektar/tahun.   ABSTRACT The objective of this study area to determine the environmental quality of coastal area and fish ponds which are on water quality, sediment quality, and Meiobentos

  7. ANALISIS STRATEGI PENANGANAN RISIKO KEKURANGAN PASOKAN PADA INDUSTRI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT: KASUS DI SULAWESI SELATAN (A Risk Handling Strategy for Supply Shortage in Seaweed Agro-Industry: A Case in South Celebes

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Sarinah Sarinah

    2015-09-01

    Full Text Available production processes. It is critical in the sense that it can be employed to identify any potential risks before they be used to reduce the potential shortage of dried seaweed supply needed by PT XYZ using pemasok selection. This supply chain model. The best selected suppliers were determined through assessing different assigned weights to the criteria and sub-criteria constructed in a Analytic Hierarchy Process (AHP tree. PT XYZ is an alkali treated cottoni (ATC chips and SRC powder supplier network with low risk supply chain partnership. Keywords: Supplier selection, supply chain risk management, MFMEA, AHP   ABSTRAK   Strategi penanganan risiko kekurangan pasokan merupakan upaya untuk mengurangi terjadinya risiko kekurangan bahan baku rumput laut kering untuk kebutuhan industri rumput laut di PT XYZ dengan melakukan pemilih pemasok. Manajemen risiko rantai pasokan memainkan peran yang lebih penting daripada sebelumnya. Perusahaan harus fokus itu, naskah ini mengusulkan metode  risiko dari perspektif tiap risiko rantai pasokan dan memilih pemasok dengan menerapkan metode (AHP untuk menentukan bobot masing-masing kriteria dan sub-kriteria untuk pemilihan pemasok PT XYZ adalah industri pengolahan rumput laut dalam bentuk alkali treated cottonii (ATC-Chips dan SRC . Hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan memdapatkan pemasok yang lebih efektif dan pada saat yang sama mendapatkan mitra rantai pasokan yang berisiko rendah. Kata kunci: Pemilihan pemasok, manajemen risiko rantai pasok, MFMEA, AHP

  8. GEO-ARKEOLOGI TERAS PURBA BENGAWAN SOLO DI SEKITAR KABUPATEN BOJONEGORO, JAWA TIMUR The Geo-archaeology of Ancient Terrace of Bengawan Solo in Bojonegoro Surrounding Regency, East Java

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Johan Arif

    2016-07-01

    Abstrak Pemetaan teras purba Bengawan Solo merupakan kajian geo-arkeologi tahap awal yang dilakukan di beberapa lokasi di wilayah kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Permasalahannya adalah ditemukannya indikasi keberadaan peralatan batu paleolitik dan fosil-fosil vertebrata di beberapa teras purba di wilayah ini. Oleh karena itu, tujuan dari kegiatan ini adalah mendapatkan gambaran sebaran teras purba Bengawan Solo berumur Kuarter serta memberikan usulan kepada para ahli arkeologi dalam merancang kegiatan pencarian sisa-sisa budaya manusia antara lain peralatan batu paleolitik maupun sisa-sisa fosil rangka manusia dan hewan pada suatu teras purba. Metode yang dipakai di dalam penelitian ini adalah metode pemetaan geologi, deskripsi profil sedimen, pengambilan contoh-contoh sedimen (termasuk fosil hewan untuk keperluan analisa sedimentologi dan analisa kimia. Di daerah penelitian yang terletak di kabupaten Bojonegoro dijumpai tiga teras yaitu Teras Menden (berumur sub-Resen, Jipangulu (berumur Holosen Awal dan Ngandong (berumur Plestosen Atas. Teras Menden dijumpai di Payaman, Teras Jipangulu di Prangi dan Wotangare dan Teras Ngandong dijumpai di Prangi dan di desa Kedung. Berdasarkan bukti stratigrafinya ketiga teras tersebut disusun oleh lapisan pasir ukuran kasar hingga kerikilan di bagian bawah dan berubah menjadi pasir lempungan dan lempung pasiran di bagian atas. Fenomena ini menunjukkan bahwa ketiga teras tersebut dibentuk oleh sungai yang berkelok-kelok yaitu Bengawan Solo purba. Kedudukan masing-masing teras purba di daerah penelitian yang diukur dari Bengawan Solo adalah 2-3 m (Teras Menden, 5-7 m (Teras Jipangulu dan >8 m (Teras Ngandong. Berdasarkan hasil kajian teras purba ini diusulkan agar para ahli arkeologi lebih memfokuskan kepada perlapisan sedimen yang berukuran kasar dalam sistem endapan sungai purba berumur Kuarter untuk mencari sisa-sisa budaya manusia paleolitikum seperti peralatan batu maupun sisa-sisa fosil rangka manusia dan hewan.   Kata

  9. KERTAS SENI BERBAHAN LIMBAH PEWARNA ALAM RUMPUT LAUT JENIS SARGASSUM, ULVA DAN PELEPAH PISANG ABAKA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Guring Briegel Mandegani

    2016-06-01

    Full Text Available ABSTRAKKertas seni merupakan kerajinan tangan dengan bahan dasar berbagai macam tanaman berserat. Serat pisang abaka, serat jerami dan serat padi telah mampu diolah menjadi kertas seni secara mandiri tanpa bahan perekat tambahan. Selama ini industri kertas seni yang ada sebagian besar menggunakan bahan baku pelepah pisang raja, pisang abaka, jerami, serat padi dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan keanekaragaman bahan baku, di antaranya dengan memanfaatkan material dari rumput laut maupun limbah rumput laut limbah pewarna alam tekstil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter kertas seni yang terbuat dari limbah pewarna alam dari rumput laut Sargassum sp. dan Ulva serta kombinasinya dengan material serat pisang abaka. Bahan baku pelepah pisang abaka dan limbah rumput laut diolah dengan cara pencacahan dengan ukuran 2-3 cm, direbus dengan soda api selama 2 jam, kemudian disaring dan didinginkan. Bahan kemudian saling dikombinasi dan dijadikan pulp menggunakan mesin blender. Pulp kemudian dicetak dan dianalisis secara fisik. Limbah rumput laut jenis Sargassum sp. dan Ulva dalam keadaan murni (100% tidak dapat digunakan sebagai bahan pembuatan produk kertas seni, dikarenakan kandungan selulosa yang masih di bawah 40% sehingga kertas yang dihasilkan dari proses pencetakan bersifat rapuh, mudah sobek dan tidak rekat antara satu dengan yang lain. Sedangkan kertas dengan campuran serat pisang abaka, menghasilkan kualitas kertas seni dengan kekuatan fisik yang lebih baik daripada kertas seni murni dari rumput laut Sargassum sp. dan Ulva. Kata Kunci: kertas seni, rumput laut, Sargassum sp., Ulva, pisang abaka  ABSTRACTPaper art is a craft that uses a wide variety of fibrous plants. Abaca, straw and rice fibers can be processed into paper art independently without additional adhesive material. During this time, the existing art paper industries use many raw materials such as banana, abaca, etc., Therefore, it is

  10. SEBARAN LARVA IKAN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI OSEANOGRAFI LAUT SULAWESI

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Khairul Amri

    2015-06-01

    Full Text Available Laut Sulawesi diketahui sebagai daerah penangkapan ikan yang potensial sekaligus diduga sebagai lokasi pemijahan. Berbagai jenis larva ikan pelagis maupun demersal ditemukan di perairan ini. Kelimpahan dan sebaran larva ikan di suatu perairan sangat dipengaruhi oleh kondisi oseanografi seperti temperatur, salinitas dan sejumlah parameter lainnya termasuk ketersediaan pakan. Untuk mengetahui pengaruh parameter oseanografi terhadap kelimpahan dan sebaran spasial larva ikan di Laut Sulawesi, telah dilakukan penelitian menggunakan kapal riset KR Baruna Jaya VII pada Oktober 2012. Parameter oseanografi yaitu temperatur dan salinitas diukur menggunakan iCTD dan sampling larva menggunakan bonggo net pada 18 stasiun pengukuran. Analisa hubungan kondisi oseanografi dengan sebaran larva dilakukan secara deskriptif dan pemetaan sebarannya dilakukan secara spasial. Hasil menunjukan keterkaitan sejumlah parameter oseanografi dengan kelimpahan dan sebaran spasial larva ikan. Sebaran larva famili Scombroidae dominan berada pada perairan bersalinitas tinggi karena merupakan jenis ikan oseanik. Larva ikan demersal banyak ditemukan di perairan sekitar Kep.Sangihe Talaud. Kelimpahan larva tertinggi ditemukan di perairan bagian utara dan barat lokasi penelitian dimana kelimpahan plankton tinggi ditemukan.   Celebes Sea is known as a potential fishing and spawning grounds for several pelagic fish species. Abundance and distribution of fish larvae are allegedly linked to oceanographic conditions such as temperature, salinity and others oceanographic parameters including food availablity. To see the effect of oceanographic on the abundance and spatial distribution of fish larvae in the Celebes Sea, has conducted a research in October 2012using the research vessel KR Baruna Jaya VII. The measurement of oceanographic parameters including temperature and salinity and larval sampling were done respectively by using iCTD and Bonggo net at 18 measuring stations. The

  11. PENENTUAN LOKASI BUDI DAYA RUMPUT LAUT (Euchema spp. BERDASARKAN PARAMETER LINGKUNGAN DI PERAIRAN KECAMATAN MORO, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    I Nyoman Radiarta

    2016-11-01

    Full Text Available Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi kelayakan perairan untuk budi daya rumput laut dengan menggunakan metode long line berdasarkan parameter lingkungan di perairan Kecamatan Moro Provinsi Kepulauan Riau. Sebanyak 87 stasiun telah dikumpulkan selama survai lapangan pada bulan Agustus dan Oktober 2004. Data parameter lingkungan dan data penginderaan jauh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan sistem informasi geografis dan multi kriteria analisis. Dari total potensial lokasi penelitian seluas 417 km2 (jarak 1 km dari garis pantai, kategori sangat layak di temukan di perairan sekitar Pulau Sugie dan Pulau Combol seluas 110 km2. Hasil verifikasi dari klasifikasi tingkat kelayakan menunjukkan bahwa sekitar 44% dari budi daya yang ada menempati kategori sangat layak. Terdapat sekitar 6% yang menempati perairan dengan kategori tidak layak. This study was conducted to identify suitability site for seaweed culture using long line method based on environmental parameters in adjacent water of Moro Sub District, Riau Island Province. Field observation was primary data sources used in this study that was conducted on August and October 2000. Total of 87 sampling stations were collected during the field survey. Environmental data together with remote sensing data were analyzed using geographic information system and multi criteria analysis. The final result showed that from the total potential site of about 417 km2 (1 km buffer from coastline, area around Sugie Island and Combol Island (about 110 km2 were classified as highly suitable. The result has been verified with the existing seaweed aquaculture. About 44% of existing seaweed culture matched with highly suitable site and about 6% was located in unsuitable site.

  12. PENCEMARAN PESTISIDA PADA PERAIRAN PERIKANAN DI SUKABUMI- JAWA BARAT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Imam Taufik

    2011-12-01

    Full Text Available Penggunaan pestisida merupakan salah satu sumber pencemar yang potensial bagi sumberdaya dan lingkungan perairan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran pestisida pada lahan perikanan budidaya di Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian diawali dengan penentuan lokasi, dilanjutkan dengan pengambilan contoh (air, sedimen, biota air, preparasi, identifikasi, dan analisis data, serta pelaporan. Analisis contoh menggunakan alat Gas Chromatograph (GC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lahan perikanan air tawar di daerah Sukabumi terdapat residu pestisida dari golongan organoklorin, organofosfat, piretroid, dan karbamat dengan konsentrasi di bawah Batas Maksimal Residu (BMR. Jenis dan konsentrasi residu pestisida tersebut yang terbesar terdapat pada ikan, kemudian di dalam tanah dan yang terakhir adalah dalam air.

  13. STATUS PENGELOLAAN PERIKANAN RAJUNGAN (Portunus Pelagicus DENGAN PENDEKATAN EKOSISTEM DI LAUT JAWA (WPPNRI 712

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Aris Budiarto

    2015-05-01

    Full Text Available Laut Jawa (WPPNRI 712 memiliki karakteristik permasalahan dalam pengelolaan perikanan rajungan yaitu berkurangnya stok sumberdaya rajungan dan tinggi nya jumlah armada penangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pengelolaan perikanan rajungan di perairan Laut Jawa berdasarkan pada indikator pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries Management-EAFM. Enam domain indikator EAFM yang digunakan sebagai dasar untuk analisis adalah (1 Sumber Daya Ikan; (2 Habitat dan Ekosistem; (3 Teknik Penangkapan; (4 Sosial; (5 Ekonomi; dan (6 Kelembagaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai skor komposit EAFM tergolong kategori sedang dengan kisaran antara 1,5 – 2,5. Hasil penilaian aggregat seluruh domain diperoleh nilai skor densitas berkisar antara 6,3 – 55,9. Domain memiliki densitas tertinggi adalah domain sosial dan domain kelembagaan sebesar 54,7 dan 55,9 dengan kategori sedang. Domain habitat/ekosistem dan domain ekonomi memiliki nilai skor 36,5 dan 20,7 dengan kategori kurang. Domain sumberdaya ikan dan domain teknik penangkapan memiliki nilai skor 6,3 dan 16,3 dengan kategori buruk. Secara keseluruhan hasil penilaian indikator EAFM menunjukkan bahwa pengelolaan rajungan di WPPNRI 712 dalam kategori buruk hingga sedang. Rekomendasi dari penelitian ini adalah melaksanakan perbaikan pengelolaan perikanan rajungan secara bertahap dengan melakukan 5 (lima langkah pengelolaan yaitu; pengaturan rajungan yang boleh ditangkap, pengaturan musim penangkapan, pengendalian alat tangkap dan daerah penangkapan, perlindungan dan rehabilitasi habitat serta melaksanakan restoking.   Java Sea waters (Fisheries Management Area 712 is one of the main live crab habitat which is also the main blue swimming crab (BSC production centers in Indonesia. FMA 712 has the characteristics of BSC fishery management problems is lower stock of crabs and the high number of fishing fleet. This study was aims to determine

  14. EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAERAH PERLINDUNGAN LAUT (STUDI KASUS DESA MATTIRO LABANGENG KABUPATEN PANGKEP

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Dafiuddin Salim

    2014-10-01

    Full Text Available Makalah ini menilai efektivitas manajemen di Marine Sanctuary (Daerah Perlindungan Laut atau DPL dari Mattiro Labangeng Kabupaten Village-Pangkep. Hal ini menunjukkan bahwa dampak dan efektivitas proses manajemen dinilai menggunakan indikator, termasuk indikator biofisik, sosial ekonomi dan institusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dampak positif dalam beberapa indikator ekologi (karang, ikan dan benthos, sosio-ekonomi dan institusi. The increasion total persen tutupan karang diikuti oleh kelompok meningkatkan ikan karang (indikator, target dan jurusan dan benthos organisme di DPL. Dari sudut ekonomi ini pandangan, nilai-nilai ekonomi terumbu karang sumber daya dari kegiatan perikanan sebelum dan sesudah DPL adalah Rp 42,635,910.51/ha/tahun dan Rp 52,084,390.18/ha/tahun, masing-masing. Efektivitas DPL ini ditunjukkan oleh grafik teknik Amoeba dan hasil yang disajikan nilai-nilai positif. Ringkasan adalah nilai indikator saat ini lebih besar dari nilai ambang batas kritis / CTV.Kata Kunci: CTV, efektivitas, indikator, perlindungan laut, teknik amubaTHE EFFECTIVITY OF MARINE SANCTUARY MANAGEMENT (CASE STUDY OF MATTIRO VILLAGE OF LABANGENG PANGKEP DISTRICTABSTRAKThis paper is assessing management effectiveness in Marine Sanctuary (Daerah Perlindungan Laut or DPL of Mattiro Labangeng Village-Pangkep Regency. It is showed that impacts and effectiveness of the management process was assessed using indicators, includes biophysical, socio-economic and institution indicators. The results showed that there are positive impacts in some indicators of ecology (corals, fish and benthos, socio-economic and institution. The increasion in percent total of coral cover was followed by the increasing groups of reef fish (indicators, targets, and majors and benthos organisms in DPL. From economic’s point of views, the economic values of coral reefs resource from fisheries activities before and after DPL were Rp 42,635,910.51/ha/year and Rp 52,084,390.18/ha

  15. Dominant Factors for Kampung Laut Bontang Kuala Development through Ecotourism Concept

    Science.gov (United States)

    Idajati, Hertiari; Andastry, Fonita

    2017-07-01

    Bontang is one of the cities in East Kalimantan Province which is known oil and gas industry and condensate. Besides that, Bontang also has potential tourism that can be developed in the form of Kampung Laut Bontang Kuala. This tourism area can be a leading tourism spot based on ecotourism in Bontang. Based on these fact, conducted a study to find out how Kampung Laut Bontang Kuala can be developed. This study aims to determine the dominant factors that affect Kampung Laut Bontang Kuala development through ecotourism. This research stage begins with interviewing stakeholders related to Kampung Laut Bontang Kuala development through ecotourism. The interview results were analysed using quantitative content analysis which showed the factors that affect Kampung Laut Bontang Kuala development through ecotourism in accordance with the assessment of stakeholders. The research result showed there are 9 of dominant factors for Kampung Laut Bontang Kuala Development ecotourism development.

  16. PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN PETANI DALAM MEMBANGUN HUTAN RAKYAT (Studi di Desa Ranggang, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Idin Saepudin Ruhimat

    2014-11-01

    Full Text Available Hutan rakyat memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Optimasi terhadap peranan penting hutan rakyat dapat dilakukan dengan memberikan perhatian kepada faktor psikologis yang berpengaruh terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor psikologis (sikap, persepsi, dan motivasi terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat di Desa Ranggang baik secara bersama-sama maupun masing-masing. Penelitian dilaksanakan di Desa Ranggang, Kecamatan Takisung, Kabupatan Tanah Laut, Kalimantan Selatan menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode penelitian survey eksplanasi. Data dianalisis dengan menggunakan analasis jalur (path analysis. Hasil penelitian menunjukkan (1 faktor  psikologis yang terdiri dari sikap, persepsi dan motivasi  secara bersama-sama berpengaruh nyata sebesar 52,90 % terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat di Desa Ranggang, dan (2 faktor  psikologis yang terdiri dari sikap, persepsi dan motivasi  secara masing-masing berpengaruh nyata sebesar 12,60 % untuk sikap, 11,36 % untuk persepsi, dan 9,86 % untuk motivasi terhadap keputusan petani dalam membangun hutan rakyat di Desa Ranggang. Community forest has an important role in Indonesian life. Optimization of the important role of community forest can be done by giving attention to the psychological factors that influence farmers' decisions in community forests development. This study aims to determine the influence of psychological factors (attitudes, perceptions, and motivations to farmers decision in community forest development in Ranggang Village either jointly or respectively. This Study was conducted in Ranggang Village, District Takisung, South Kalimantan use quantitative research design with explanatory survey research methods. Data were analyzed using path analysis. The results showed (1 psychological factors consisting of attitudes, perceptions and

  17. PEMETAAN PASANG SURUT DAN ARUS LAUT PULAU BATAM DAN PENGARUHNYA TERHADAP JALUR TRANSPORTASI ANTARPULAU

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Sudra Irawan

    2016-03-01

    Full Text Available TIDAL AND CURRENT MAPPING OF BATAM ISLAND AND THEIR EFFECT ON THE INTER-ISLAND TRANSPORTATIONThe strategic geographical position of Batam Island makes sea transportation become a basic means connecting the islands of the Riau Islands, Riau, Kalimantan, even with neighboring Singapore and Malaysia. The development of coastal areas and the determination of the transportation ways needs tidal and ocean currents data. This study measures and analyzes the tidal type usingmeasuring signs and current patterns using Lagrangian method, then presented in the web form. Five research sites were selected by purposive sampling method with a measurement time of 24 hours in one hour intervals. The results showed that the type of tidal in Batam Island in general is semidiurnal tide. Tidal period an average of 12 hours and 24 minutes. Wave height of about 0.2 to 2.77 meters from the south to the northwest. Batam Island ocean current patterns ranging from 0.02 m/s to 0.1 m/s from north towards the northeast. Tidal and current survey is one of the conditions in developing inter-island transportation. The tidal and current is useful in design port building, determining the route of transport, port basin design and planning of the breakwater.Keywords: current patterns, lagrangian, signs measure, tidal, transport route.ABSTRAKPosisi geografis Pulau Batam yang strategis membuat jalur transportasi laut merupakan sarana dasar menghubungkan antarpulau di Kepulauan Riau, Riau, Kalimantan, bahkan dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia. Pengembangan wilayah pesisir dan penentuan jalur transportasi membutuhkan data pasang surut dan arus laut. Penelitian ini mengukur dan menganalisis tipe pasang surut dengan rambu ukur dan pola arus dengan metode metode Lagrangian, kemudian disajikan dalam bentuk web. Dipilih lima lokasi penelitian berdasarkan metode Purposive Sampling dengan waktu pengukuran 24 jam dalam interval satu jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe pasang

  18. KELIMPAHAN COPEPODA (ORDO: CALANOIDA DI TELUK PEGAMETAN, BALI UTARA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Gede S. Sumiarsa

    2009-04-01

    Full Text Available Pengamatan kelimpahan spesies copepoda, ordo Calanoida di Teluk Pegametan, Bali telah dilaksanakan pada bulan April 2007. Teluk Pegametan adalah salah satu wilayah yang potensial untuk budidaya laut yang terletak di bagian barat Laut Bali. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi spesies-spesies copepoda dari ordo Calanoida yang hidup di perairan Teluk Pegametan. Penelitian ini dilakukan pada 10 stasiun sampling dengan metode sampling secara horizontal pada permukaan laut. Plankton net berdiameter 31 cm dengan ukuran mesh 40 mm ditarik sepanjang 10 meter dengan menggunakan speed boat di sekitar stasiun pengamatan. Sampel diawetkan dengan formalin 4% untuk diidentifikasi. Dari hasil pengamatan di sepuluh stasiun terdapat 14 spesies copepoda ordo Calanoida yaitu: Acrocalanus gracilis, Calanus minor, C. sinicus, C. tenuicornis, Centropoges abdominalis, Eucalanus attenuatus, Haloptilus longicornis, Lucicutia curta, L. flavicornis, Parvocalanus crassirostris, Pseudocalanus gracilis, Rinchalanus cornutus, Scolecithricella minor, dan Temora turbinata. Spesies dominan adalah Calanus sinicus dengan proporsi 65,6% dari jumlah individu yang dijumpai. Observation on the abundance of copepod species (order: Calanoida in Pegametan Bay has been conducted in April 2007. Pegametan Bay is located on the North West of Bali and is one of several potential areas for mariculture. The purpose of this study was to find out the abundance of copepod (Order: Calanoida in the bay. Research sampling was conducted in 10 sampling points where planktons were collected using plankton net of 40 µm mesh size with diameter of 31 cm dragged horizontally on the sea water surface as far as 10 m each. Samples were preserved in 4% formalin for identification.  There were 14 species of Calanoida copepod species found during the research: Acrocalanus gracilis, Calanus minor, C. sinicus, C. tenuicornis, Centropoges abdominalis, Eucalanus attenuatus, Haloptilus longicornis

  19. APLIKASI TEKNIK AAN DI REAKTOR RSG-GAS PADA PENENTUAN UNSUR ESENSIAL DAN TOKSIK DI DALAM IKAN DAN PAKAN IKAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Saeful Yusuf

    2015-03-01

    Full Text Available Pada makalah ini diuraikan tentang aplikasi teknik AAN (Analisis Aktivasi Neutron dalam penentuan konsentrasi unsur-unsur esensial dan cemaran yang terkandung di dalam beberapa spesies ikan dan pakan ikan. Unsur-unsur esensial yang terkandung dalam pakan ikan buatan juga dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap ikan. Penentuan unsur menggunakan teknik AAN dengan metode perbandingan dan metode k0-AAN. Sampel diiradiasi di reaktor RSG-GAS yang memiliki fluks neutron thermal 5 x 1013 n.cm-2.s-1 pada daya 15 MW. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 12 unsur di dalam 11 spesies ikan air laut dan air tawar telah ditentukan yaitu As, Br, Cr, Co, Cs, Fe, Hg, K, Na, Rb, Se and Zn. Konsentrasi cemaran As didalam ikan laut sudah melampaui batas maksimum 1 mg/kg, sedangkan konsentrasi cemaran Hg masih dibawah batas maksimum 0,5 mg/kg, baik untuk ikan laut maupun ikan air tawar. Unsur K dan Na merupakan unsur makroesensial sedangkan unsur Cr, Co, Fe, Se and Zn adalah termasuk unsur mikroesensial. Secara umum ditunjukkan bahwa kandungan mineral didalam ikan laut lebih tinggi konsentrasinya dibandingkan ikan air tawar. Br, Cs dan Rb merupakan unsur-unsur non esensial yang teridentifikasi dalam semua ikan yang dianalisis. Penelitian terhadap pakan ikan air tawar menunjukkan bahwa semua unsur yang teridentifikasi juga terdapat di dalam ikan laut dan ikan air tawar. Hal ini menunjukkan bahwa pakan ikan berkontribusi terhadap konsentrasi unsur di dalam ikan air tawar. Kata kunci : Analisis aktivasi neutron, unsur esensial, unsur cemaran, ikan, pakan ikan   This paper reported on the application of NAA (Neutron Activation Analysis Technique in the determination of the concentration of the essential and toxic elements in some species of fish and fish feed. Determination of elements using instrumental NAA technique with comparison and k0-INAA methods. Samples were irradiated in the RSG-GAS which has a thermal neutron flux  5.0E +13 ncm-2s-1. The results

  20. Konversi Rumput Laut Menjadi Monosakarida Secara Hidrotermal

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Silvy Eka Andansari

    2014-09-01

    Full Text Available Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir dan merupakan salah satu komoditi laut yang sangat populer dalam perdagangan dunia, karena pemanfaatannya yang demikian luas dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai sumber pangan, obat-obatan dan bahan baku industri. Pada proses hidrolisis biasanya menggunakan katalisator asam seperti HCl, asam sulfat. Bahan yang digunakan untuk proses hidrolisis adalah pati. Hidrolisis merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil / OH oleh suatu senyawa. Tujuan penelitian ini antara lain mempelajari proses, pengaruh waktu, suhu, dan konsentrasi katalis terhadap reaksi konversi, serta kinetika reaksi proses hidrolisis rumput laut menjadi monosakarida secara hidrotermal. Dari hasil analisa penelitian yang telah dilakukan, didapatkan analisa gula pereduksi menggunakan metode HPLC dan spektofotometer reagen Nelson-Somogyi. Hidrolisis termal rumput laut dengan katalis asam sulfat dapat menghasilkan gula reduksi. Dari hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan, semakin lama waktu hidrolisis, semakin tinggi suhu, dan semakin besar konsentrasi katalis yang diberikan dapat menghasilkan % gula reduksi yang besar yaitu pada kondisi 80 menit; 240°C; 1N katalis menghasilkan presentase gula reduksi sebesar 0,2848 %. Dengan reaksi yang didapatkan adalah reaksi orde 1, diperoleh energi aktivasi yang lebih kecil pada konsentrasi katalis 1N yaitu sebesar 12.675 J/mol.

  1. The development of sasi laut in the preservation of sea in Kei community

    Science.gov (United States)

    Ananingsih, Sri Wahyu

    2018-02-01

    "Sasi laut" is a local wisdom of Kei society that prohibits community members to take natural resources in a particular area over a period of time. Sasi laut has an important role in the preservation of the sea. This article is based on research. The purpose of the research is to analyze causal factors of sasi laut are not practiced anymore in Kei kecil society, and the efforts to revitalize sasi laut as a local wisdom to preserve sea. This article uses socio-legal approach and the analysis is qualitative. The data consist of primary and secondary data. The results of the research show that sasi laut in several villages of Kei kecil is not practiced anymore because of the damage to sea and ecosystem, market problem, the society problem and adat institution problem. The efforts to revitalize sasi laut are improve the quality of the sea environment, legal awareness Kei society and the participation of local government. This article can be a recommendation for the local government of Southeast Maluku in order to determine the policy of sasi laut.

  2. Peningkatan kualitas karagenan rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan metode budidaya keranjang jaring

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ismail Failu

    2016-12-01

    Full Text Available ABSTRACT This study aimed to analyze the quality of Kappaphycus alvarezii seaweed carrageenan cultured using methods basket nets in waters of Baruta, Sangia, Wambulu, District of Buton, Southeast Sulawesi. The study consisted of three treatments in triplicates. Seaweed culture used different cultivation net-basket forms i.e. net-basket box, net-basket lantern, and longline without net-basket (control. Quality of K. alvarezii seaweed obtained in this study varied from each treatments. Daily growth rate in each treatment were not significantly different. Production of seaweed with a net-basket box (201.61 g/m2 was higher than the net-basket lanterns (183.22 g/m2, but not significantly different from control (196.98 g/m2. Carageenan yield value of control (46.74% was the highest of all treatments. The water content of carrageenan in each treatment was not significantly different and it ranged from 17.20–17.39%. The viscosity of carrageenan in net-basket lantern (179.40 cPs was the highest of all treatments. Carrageenan gel strength was the best treatment (702.53 g/cm². As conclusion, using the net-basket lantern  as cultivation method provided quality improvement of carrageenan in K. alvarezii seaweed. Keywords: Kappaphycus alvarezii, cultivation methods, carrageenan quality  ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas karagenan rumput laut Kappaphycus alvarezii yang dibudidaya menggunakan metode keranjang jaring di perairan Baruta, Kecamatan Sangia, Wambulu, Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. Penelitian terdiri atas tiga pelakuan dan tiga ulangan. Pemeliharaan rumput laut dilakukan dengan metode keranjang jaring berbeda yaitu metode keranjang jaring kotak, keranjang jaring lampion, dan longline tanpa menggunakan keranjang jaring (kontrol. Hasil pengamatan kualitas rumput laut K. alvarezii dalam penelitian ini bervariasi dari setiap perlakuan yang diberikan. Laju pertumbuhan harian pada setiap perlakuan tidak berbeda nyata

  3. ANALISIS PERIKANAN HUHATE DI PERAIRAN LARANTUKA, FLORES

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Mohamad Adha Akbar

    2016-11-01

    Full Text Available Informasi mengenai beberapa aspek perikanan huhate sangat diperlukan sebagai bahan untuk perencanaan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan di Larantuka, Flores Timur pada tahun 2014 dengan tujuan untuk menganalisis perikanan huhate sebagai salah satu tulang punggung perikanan TCT. Kegiatan penelitian diprioritaskan pada analisis unit alat tangkap, daerah penangkapan, komposisi hasil tangkapan dan estimasi Total Faktor Produktivitas (TFP perikanan huhate. Basis data pengukuran adalah himpunan  data pendaratan dan observasi lapang. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik armada terdiri dari kapal yang terbuat dari fibreglass dengan kisaran bobot kapal 6 - 30 GT. Daerah penangkapan di sekitar perairan Laut Sawu dan Laut Flores. Hasil tangkapan utama didominansi oleh cakalang (Katsuwonus pelamis sebanyak 82%, juwana tuna (Thunnus spp. 17% dan tongkol (Auxis spp. 1% serta hasil tangkapan ikutan lemadang (Coryphaena hippurus dan marlin (Makaira spp. < 1%. Hasil analisis tangkapan per unit upaya (CPUE memberikan nilai rata-rata sebesar 1,1 ton/trip (0,4-1,7 ton/trip dengan nilai tertinggi terjadi pada Februari, sedangkan terendah terjadi pada Januari. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tren bulanan CPUE dan nilai TFP.

  4. Pembuatan Bakto Agar dari Rumput Laut Gelidium rigidum untuk Media Tumbuh bagi Mikroorganisme

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Murdinah murdinah

    2008-06-01

    Full Text Available ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan bakto agar dari rumput laut Gelidium rigidum untuk media tumbuh bagi mikroorganisme. Pembuatan bakto agar dilakukan dengan variasi waktu ekstraksi yaitu 1, 2, dan 3 jam pada suhu 121°C dan tekanan 1,1 atm. Bakto agar dianalisis rendemen dan mutunya yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar abu tak larut asam, kadar sulfat, kekuatan gel, pH, titik leleh, dan titik jendal. Uji mikrobiologi yang diamati meliputi angka lempeng total bakteri (ALT dan diameter koloni. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa bakto agar hasil ekstraksi dari rumput laut jenis Gelidium rigidum selama 2 jam mutunya menyamai bakto agar komersial, khususnya dari nilai kadar air, pH, kadar abu, kadar abu tak larut asam, kekuatan gel, serta kemampuannya menumbuhkan bakteri yang terdapat pada ikan segar dan kultur murni yaitu E. coli dan L. lactis. Tetapi dalam hal kadar sulfat, titik leleh, dan titik jendal masih di bawah mutu bakto agar komersial. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa waktu ekstraksi selama 2 jam menghasilkan bakto agar yang memenuhi standar bakto agar komersial dengan karakteristik kadar air 10,41%, kadar abu 2,1%, kadar abu tak larut asam 0,18%, kekuatan gel 670,72 g/cm2, dan pH 7,1.

  5. Mencegah Pembentukan Kalsium Sulfat pada Desalinasi Air Laut

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Mirna Rahmah Lubis

    2007-06-01

    Full Text Available Resin penukar-anion, Relite MG 1/P, dapat digunakan untuk memisahkan sulfat dalam air laut guna mencegah pembentukan kerak kalsium sulfat pada heat exchanger. Resin tersebut menunjukkan selektivitas sulfat yang tinggi dalam air laut sintetis. Resin yang telah dipakai dapat diregenerasi menggunakan air asin yang dipekatkan dengan asam hingga mencapai pH 4. Untuk waktu pemakaian dan regenerasi yang sama, faktor konsentrasi desalinasi (misalnya 2 hingga 4 menaikkan konsentrasi klorida dalam air asin yang diblowdown. Dengan faktor konsentrasi yang tetap, kenaikan laju alir (pengurangan waktu pemakaian dan regenerasi memperendah efisiensi regenerasi dan menaikkan pemisahan sulfat. Akibat kelarutan kalsium sulfat yang bersifat terbalik tersebut, temperatur air asin yang tinggi memerlukan pemisahan sulfat yang lebih banyak, yang dapat dicapai dengan mengurangi laju alir air laut. Pengurangan laju alir tersebut membutuhkan peralatan yang lebih besar dan resin yang lebih banyak, sehingga biaya modal bertambah. Untuk pabrik desalinasi dengan kapasitas produksi 1 juta gallon per hari dan faktor konsentrasi sebesar 2, biaya pemisahan sulfat meliputi biaya resin dan biaya peralatan. Biaya tersebut bervariasi dari $0.246 hingga $0.356/kgalon (per ribu galon air yang diproduksi karena temperatur maksimum air asin berubah dari 140°C menjadi 180°C. Keywords: desalinasi air laut, ion exchange, kalsium sulfat, kerak; mechanical vapor compression (MVC, pemisahan sulfat, resin penukar-anion basa lemah

  6. PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK PASANG SURUT AIR LAUT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ferry Johnny Sangari

    2014-05-01

    Full Text Available Designing a Tidal Power Plant in Mangatasik Minahasa. This research aims to de­sign a tidal powerplant in Mangatasik Minahasa. Data is collected through observations and measurements using GPS, and analyzed using a computer program. Then, the analysis of data is used to design a tidal power plant. The results show that the potential tidal wave in North Sulawesi has a maximum height of 207.68 cm. This tidal wave has a potential electrical energy of 85.57 kilo Joule and potential electrical power of 30.38 kilo Watt. The dam is designed using con­crete buis filled with gravel and covered with a mixture of concrete and equipped with a three water gate. The water turbin is designed using a propeller turbine model type of undershot and made from fiberglass or stainless steel material.   Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan rancangan pembangkit listrik pasang surut air laut di Mangatasik Minahasa. Data didapat melalui pengamatan dan pengukuran meng­gu­na­kan GPS, serta dianalisis menggunakan program komputer. Selanjutnya, hasil analisis di­gu­na­kan untuk merancang pembangkit listrik. Hasil penelitian menunjukkan potensi gelombang pa­sang surut di Sulawesi Utara mem­punyai tinggi maksimum 207,68 cm. Gelombang pasang surut ini memiliki potensi energi listrik mencapai 85,57 kilo Joule dan daya listrik 30,38 kilo Watt. Ran­cangan dam/bendungan menggunakan buis beton yang diisi dengan sirtu padat dan ditutup de­ngan campuran beton dan dilengkapi dengan 3 pintu air. Rancangan turbin air menggunakan mo­del turbin propeller tipe undershot dan terbuat dari bahan fiberglass atau baja tahan karat.

  7. ANALISIS KECEPATAN GELOMBANG GESER (Vs DI CILACAP, JAWA TENGAH SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA GEMPABUMI

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Pupung Susilanto

    2015-09-01

    Full Text Available Cilacap merupakan daerah yang sering merasakan dampak guncangan gempabumi. Populasi penduduk yang besar dan keberadaan obyek penting pemerintah menjadi suatu pertimbangan diperlukannya kajian efek guncangan gempabumi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan daerah yang memiliki potensi mengalami kerusakan akibat guncangan gempabumi berdasarkan jenis tanah hasil analisis kecepatan gelombang geser (Vs sebagai salah satu upaya mitigasi bencana gempabumi. Nilai Vs didapatkan dari pengukuran Multichannel Analysis of Surface Wave (MASW pada 14 lokasi dan pengolahan menggunakan perangkat lunak WinMASW untuk mendapatkan profil Vs 1D. Selanjutnya dibuat sayatan selatan – utara dan barat daya–timur laut untuk mendapatkan gambaran Vs secara 2D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki nilai Vs rata-rata (0-30 m antara 153 m/s – 355 m/s. Berdasarkan sayatan 2D tersusun oleh jenis tanah lunak (Vs ≤ 175 m/s, jenis tanah sedang (175 < Vs ≤ 350m/s, dan jenis tanah keras (Vs ≥ 350 m/s, dengan dominasi utama adalah tanah sedang dengan endapan sedimen yang cukup tebal. Hal ini menyebabkan daerah penelitian terutama di bagian selatan, tengah, dan barat berpeluang besar mengalami guncangan yang lebih besar ketika terjadi gempabumi, sehingga berpotensi mengalami kerusakan yang lebih besar. Sedangkan daerah yang relatif aman untuk pengembangan wilayah berada di sisi utara dan timur daerah penelitian karena tersusun atas endapan sedimen tipis dan tanah yang keras.   Cilacap is an area that often suffers earthquake shocks impact. Large population and existence of important government object becomes a consideration for a study related to earthquake shocks effect. This study aims to map areas that have potential damages due to earthquake, based on soil type from shear wave velocity (Vs analysis, as an effort to earthquake disaster mitigation. Vs obtained from Multichannel Analysis of Surface Wave(MASW at 14 locations and processed

  8. KAJIAN DAERAH RAWAN GELOMBANG TINGGI DI PERAIRAN INDONESIA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Roni Kurniawan

    2014-08-01

    Full Text Available Berkaitan dengan pentingnya informasi tentang gelombang laut, terutama bagi keselamatan beragam kegiatan di laut, berdasarkan data periode tahun 2000-2010, dilakukan studi tentang gelombang tinggi di perairan Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa variasi spasial dan temporal tinggi gelombang dan frekuensi terjadinya gelombang tinggi mempunyai pola yang berasosiasi dengan siklus angin monsunal, periode monsun Australia (Desember, Januari, Februari dan monsoon Australia (Juni, Juli, Agustus. Daerah rawan gelombang tinggi pada periode monsun Asia umumnya lebih luas daripada pada periode monsun Australia. Pada periode peralihan antar monsun, sebagian besar wilayah perairan Indonesia tidak rawan gelombang tinggi. Daerah rawan gelombang tinggi pada periode peralihan antar monsun umumnya lebih sempit dan terdapat di perairan Indonesia yang menjadi bagian dari Laut Cina Selatan, Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, terutama selatan Jawa sampai Bengkulu. Meskipun korelasinya tidak signifikan, berlangsungnya El- Nino menyebabkan meningkatnya tinggi gelombang di wilayah perairan Indonesia bagian timur, terutama utara ekuator dan berlangsungnya La-Nina menyebabkan meningkatnya tinggi gelombang di perairan Indonesia yang berada di Samudera Hindia terutama di selatan Jawa. Sedangkan terjadinya IODM negatif menyebabkan meningkatnya tinggi gelombang di perairan barat Sumatera sebelah utara ekuator.   Related to the importance of information about ocean waves, especially for the safety of a variety activities at sea, based on data in the period 2000-2010 obtained by numerical wave model, conducted a study of high waves in the Indonesian waters.The study shows that the spatial and temporal variations in wave height and frequency of high waves have a pattern associated with monsunal wind cycle, Australia monsoon period (December, January, February and the Australian monsoon (June, July, August. High waves prone areas in the period of monsoon Asia are

  9. Pembentukan Formaldehid Alami pada Beberapa Jenis Ikan Laut selama Penyimpanan dalam Es Curai

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Jovita Tri Murtini

    2014-11-01

    Full Text Available Penelitian kadar formaldehid alami pada beberapa jenis ikan laut selama penyimpanan dalam es curai telah dilakukan untuk mengetahui intensitas pembentukan formaldehid alami oleh ikan setelah mati. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk menduga kemungkinan dilakukannya penyalahgunaan formalin pada ikan. Penelitian dilakukan terhadap ikan laut hidup yang terdiri dari 6 jenis ikan yaitu bawal bintang (Trachinotus blochii, kakap putih (Lates calcarifer, bloch., cobia (Rachycentron canadum, bandeng (Chanos chanos, kerapu cantrang Epinephelus fuscoguttatus-lanceolatus, dan kakap merah/jenaha (Lutjanus johnii. Pengambilan sampel di lapangan dilakukan secara bertahap dan setiap pengambilan terdiri dari dua jenis ikan. Ikan tersebut dibawa ke laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBP4BKP dalam keadaan hidup, kemudian ikan dimatikan dengan cara hipotermal (dimasukkan dalam air es dengan suhu 0–4oC selama 30 menit. Setelah mati ikan dibagi menjadi 3 kelompok dan disimpan dalam peti insulasi yang berisi es dengan perbandingan ikan : es adalah 1 : 3. Pengamatan dilakukan setiap 3 hari selama 18 hari. Parameter yang diamati adalah kadar formaldehid, trimethil amin (TMA, trimethil amin oksida (TMAO dan kadar total volatile base (TVB serta komposisi proksimat pada hari pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan formaldehid alami pada hari ke 12 penyimpanan pada bawal bintang, kakap putih, cobia, bandeng, kakap merah, dan kerapu cantrang berturut-turut adalah 0.954; 1.572; 0.964; 0,715; 1.381; dan 1.303 ppm. Pada saat itu kondisi ikan masih segar dengan kandungan TVB di bawah 20 mN% kecuali ikan cobia (28,94 mgN%. Kandungan TMA berkisar 6,09–11,81 mgN% dan TMAO 3,22–11,3 mgN% dan selama penyimpanan cenderung meningkat.

  10. Identifiksi Sebaran Litologi berdasarkan Analisis Data Resistivitas di Gunung Wungkal

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Nurul Dzakiya

    2017-05-01

    Full Text Available Analisis data untuk mengidentifikasi sebaran litologi yang memiliki potensi bahan galian industri di Daerah Gunung Wungkal Yogyakarta dengan menggunakan metode resistivitas dan survei geologi permukaan telah dilakukan. Hasil korelasi kedua data tersebut menunjukkan sebaran litologi merupakan pelapukan intrusi batuan beku yang kemudian menghasilkan material lempung (6,0-10 m, lempung pasiran (11-30 m dan lapukan batuan diorit (30-55 m yang berada di kedalaman berbeda. Ketebalan batuan di permukaan sekitar 225-231 meter berdasarkan penampang peta geologi dengan arah sebaran dari Barat Laut hingga Tenggara. Proses pelapukan dan alterasi di daerah ini intensif (alterasi argilik dengan jenis morfologi perbukitan intrusi terdenudasi dan dataran Alluvial.

  11. TELAAHAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA SEDIMEN DI PERAIRAN BARAT LAUT DUMAI – RIAU

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Syahminan Syahminan

    2015-08-01

    Full Text Available This research was conducted in Dumai sea western waters, Riau Province. Dumai marine waters are part of the territorial waters of Riau that relate directly to the Strait of Malacca, and are at Rupat Strait region, and has a high accessibility of the region, both locally and internationally. Dumai waters is also an estuary waters affected by the activities of the land, and the waters that receive input from various types of waste from various activities in Dumai city and surrounding areas. The research was aimed to knowing the general condition of the Dumai sea western waters, analyzing the content of Pb and Cd in sediments, observing the correlation between organic matter and heavy metal of Pb and Cd, and find out the status of pollution Dumai Sea Western Waters by comparing the results of the analysis with some quality standard countries, The method used is a survey method. Based on the Decree of The Minister of Environment No. 51 of 2004, that the general condition of the Dumai sea western waters still can support the life activities of marine organisms in the waters. The results showed that the concentrations of Pb and Cd in sediments of Dumai is below the threshold value. The results of simple linear regression analysis of heavy metals Pb and Cd with organic matter content showed that the concentration of heavy metals Pb and Cd is not influenced by organic matter content or have a very weak correlation with linear regression equation consecutive y = 0,0834x + 7,7866 and y = -0,001x + 0,0559. The status of pollution of Dumai sea western waters for Pb 8,76 µg/g and Cd 0,04 µg/g still under quality standardsKeywords: Dumai Sea Western Waters, Sediments, Heavy Metal Pb and Cd

  12. Transportation Limitation Access to the Small Islands (Case Study: Banggai Laut Regency)

    Science.gov (United States)

    Sunarti, S.

    2018-02-01

    Indonesia is as an archipelago and maritime country, the large number of Islands owned and scattered in all directions makes a challenge for the Government in equitable development. Development in Indonesia has not been spread evenly and tends to focus on the big island, while the smaller islands are still far behind and lack of government attention. One of them is the lack of infrastructure especially the access to the small islands. Among the small islands in Indonesia with minimal maritime infrastructure or transportation is Banggai Laut Regency, Central Sulawesi Province. This Regency is a new regency that separate itself from its previous regency that is Banggai Kepulauan Regency in about 4 years ago. For the development of the Banggai Laut Regency, access to reach that regency is quite difficult. Therefore, the aim of this research is to find infrastructure development strategy to support the development of Banggai Laut Regency. The research method used was the concurrent model mixed method. Data collection method was done with primary data through field observation and interview, secondary data through literature and document review. Analytical techniques used are qualitative descriptive and Map Overlay techniques using GIS to describe the characteristics of study areas and spatial relationships between islands. The results of this research conclude that the Banggai Laut Regency requires infrastructure development particularly maritime transportation to enhance accessibility of the community headed to Banggi Laut Regency or headed to another island from the Banggai Laut Regency.

  13. Internalisasi Biaya Eksternal pada Angkutan Laut BBM Domestik

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ni Putu Intan Pratiwi

    2013-03-01

    Full Text Available Aktivitas pengangkutan BBM domestik lewat laut, seperti halnya aktivitas transportasi yang lain memiliki biaya transportasi yang harus ditanggung oleh penyedia jasa angkutan. Biaya ini adalah biaya internal transportasi yang timbul oleh angkutan (moda untuk mengangkut BBM dari pelabuhan muat (loading ke pelabuhan bongkar (discharge. Biaya ini adalah biaya yang terlihat langsung dan merupakan biaya yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan transportasi. Namun selain menimbulkan biaya internal, aktivitas pengangkutan BBM domestik juga menimbulkan biaya eksternal.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis seberapa besar biaya eksternal yang timbul akibat proses pengangkutan BBM domestik lewat laut dan dampaknya pada unit biaya transportasi. Biaya eksternal adalah eksternalitas yang dikuantifikasi ke dalam satuan biaya. Biaya eksternal ini merupakan biaya yang biasanya tidak diperhitungkan, padahal biaya ini berdampak besar bagi pengangkutan BBM domestik. Biaya eksternal yang dijabarkan dalam penelitian ini antara lain biaya atas utilitas armada, biaya atas kongesti dan biaya atas polusi udara.Internalisasi biaya eksternal merupakan digunakan untuk mengetahui signifikansi biaya eksternal tersebut terhadap unit biaya angkutan laut BBM domestik, mengingat beberapa jenis BBM masih disubsidi. Analisis sensitivitas juga dilakukan untuk masing-masing komponen biaya eksternal untuk mengetahui efek dari biaya tersebut terhadap unit biaya transportasi. Internalisasi ini akan menyebabkan rata-rata kenaikan unit biaya angkutan laut BBM domestik dari 363 Rp/Liter menjadi 586 Rp/Liter. Namun, proses internalisasi ini akan membuat penyedia jasa angkutan terhindar dari pengeluaran yang tidak terencana akibat eskternalitas.

  14. PROSENTASE PENUTUPAN KARANG DI PULAU KANGEAN-SUMENEP

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    I Insafitri

    2010-10-01

    Full Text Available Terumbu karang merupakan habitat bagi spesies laut yang mernpunyai nilai komersial tinggi dan juga berfungsi untuk melakukan pemijahan, peneturan, pembesaran anak, makan dan mencari makan (Peding foraging. Sehingga terumbu karang sebagai gudang keanekaragaman hayati laut. Saat ini, peran terumbu karang sebagai gudang keanekaragaman hayati menjadikannya sebagai sumber penting bagi berbagai bahan bioaktif yang diperiukan di bidang medis dan farmasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosentase penutupan karang di lokasi penelitian yang nantinya merupakan informasi awal dalam menentukan kondisi terumbu karang di Kepulauan Kangean Sumenep. Penelitian ini dilakukan pada tanggal Agustus 2010 di Pulau Kangean — Sumenep. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosentase penutupan terumbu karang di pulau Kangean termasuk dalam kondisi buruk.Kata Kunci : terumbu karang, pulau kangean sumenep, prosentase peneutupanCORAL COVER IN THE KANGEAN ISLAND SUMENEPCoral reefs are habitat for marine species that have high commercial value and also serves as spawning, hatching, breeding, feeding and foraging (Peding foraging. So the coral reefs as marine biodiversity warehouse. Currently, the role of coral reefs as a house of biodiversity making it an important resource for a variety of bioactive materials that needed in the medical and pharmaceutical field. the purpose of this study was to determine the percentage of coral cover in the study site which will constitute the initial information in determining the condition of coral reefs in Kangean Islands, Sumenep. This research was conducted on August 2010 in Kangean Island - Sumenep. The results showed that the percentage of the coral cover in the Kangean Island including in adverse conditions.Keywords: Coral reefs, Kangean Island Sumenep, Coral cover

  15. Laju Pertumbuhan SomatikKappaphycus alvarezii Di Perairan Desa Sathean Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Nally Y.G.F. Erbabley

    2014-05-01

    Full Text Available Rumput laut Kappaphycus alvareziidijadikan unggulan bagi pengembangan dan peningkatan komoditi sumber daya laut di Maluku Tenggara dan merupakan komoditas unggulan yang ditetapkan oleh PEMDA Maluku Tenggara. Aspek penting dan karakteristik menguntungkan yang berkaitan dengan pengembangan budidaya rumput laut ini antara lain meliputi aspek ekonomi, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui laju pertumbuhan harian (pertumbuhan somatik Kappaphycus alvarezii varieatas hijau dan coklatdi perairan desa Sathean Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara.Penelitian dilakukan di perairan desa Sathean pada bulan Januari-September 2013 dengan 2 (dua perlakuan bibit yang dipelihara selama 6 kali musim tanam.Pemeliharaan Kappaphycus alvarezii menggunakan metode longline. Hasil penelitian menunjukanparameter kualitas air diamati secara in-situ selama pemeliharaan berlangsung.Oksigen terlarut (DO pada stasiun I - III berkisar antara 3.4-4.58  ppm,  suhu  300C,  salinitas  antara  27-32  ppt,  pH  berkisara  antara  8.15-8.26. Sedangkan nilai nitrit (NO2 0.009 mg/L, nitrat (NO3 < 5 mg/L,  ammonia (NH3 berkisar antara 0.0010– 0.126mg/L dan phosphat (PO4 berkisar antara <0.25 mg/L.Laju pertumbuhan harian dan laju pertumbuhan rata-rata harian Kappaphycus alvarezii selama pemeliharaan (42 hari adalah nilai rata-rata pengukuran rumpur laut pada long line 1- long line 5, dengan periode penanaman I - IV di desa Sathean diperoleh untuk bibit varietas hijau (BHT berat rata-rata tertinggi ditemukan pada periode penanaman IV pada long line 4 dengan berat yaitu 407 gr sedangkan nilai rata-rata terendah ditemukan pada periode penanaman I pada long line 5 dengan berat 24 gr. Sebaliknya berat  rata-rata rumput laut dengan bibit varietas coklat (BCT ditemukan bahwa berat tertinggi masih pada periode ke IV long line ke 2, dengan berat 427 gr sedangkan berat terendah ditemukan pada periode penanaman I long line 5 dengan berat 52 gr. Waktu tanam pada bulan

  16. REGENERASI DAN PERBANYAKAN RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii HASIL TRANSFORMASI GEN SUPEROKSIDA DISMUTASE (MaSOD

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Emma Suryati

    2017-01-01

    Full Text Available Transformasi gen superoxide dismutase (MaSOD pada rumput laut Kappaphycus alvarezii menggunakan Agrobacterium tumefacient telah dilakukan secara in vitro. Transformasi gen MaSOD ke dalam genom rumput laut diharapkan dapat mengurangi cekaman oksidatif terutama yang disebabkan oleh perubahan suhu, salinitas, dan cemaran logam di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk regenerasi rumput laut hasil introduksi gen MaSOD dan non-transgenik pada labu kultur. Regenerasi dan perbanyakan rumput laut hasil transformasi gen MaSOD dilakukan di laboratorium pada labu kultur yang diletakkan dalam “culture chamber” yang dilengkapi dengan aerasi menggunakan media kultur yang diperkaya dengan pupuk PES, Grund, Conwy, dan SSW sebagai kontrol, salinitas 20, 25, 30, 35, dan 40 g/L, pH 4, 5, 6, 7, dan 8. Intensitas cahaya antara 500-2.000 lux dengan fotoperiode terang dan gelap 8:16; 12:12; dan 16:8. Untuk merangsang pertumbuhan eksplan dilakukan pemeliharaan dengan penambahan hormon tumbuh IAA dan BAP dengan perbandingan 1:1, 1:2, dan 2:1. Penelitian dilakukan secara bertahap. Evaluasi transgenik dilakukan menggunakan teknik PCR. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sintasan yang paling tinggi diperoleh menggunakan media PES (94%, salinitas 30 g/L (90%, pH 7 (96%, intensitas cahaya pada 1.500 lux (80%, fotoperiode 12:12 (84%, komposisi ZPT dengan campuran IAA dan BAP dengan perbandingan 2:1. Hasil analisis PCR memperlihatkan K. alvarezii transgenik putatif mengandung transgen MaSOD sebanyak 78% dari hasil transformasi. Superoxide dismutase transformation (MaSOD gene of seaweed Kappaphycus alvarezii mediated by Agrobacterium tumefacient has been successfully done in vitro. MaSOD genes introduced into the seaweed genome is expected to reduce oxidative stress caused by environmental conditions such as changes in temperature, salinity and metal contamination of the water. This study aimed to regenerate both the MaSOD transformed seaweed and non-transgenic in a

  17. ANALISIS MODEL PREDIKSI AWAL MUSIM HUJAN DI SULAWESI SELATAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Alimatul Rahim

    2016-03-01

    Full Text Available Model prediksi awal musim hujan merupakan salah satu kunci yang dapat digunakan untuk mengurangi resiko kegagalan panen padi yang disebabkan oleh faktor iklim di provinsi Sulawesi Selatan. Model prediksi awal musim hujan dibangun  dengan menggunakan data curah hujan observasi Sulawesi Selatan dan anomali suhu muka laut di kawasan Pasifik dan perairan Sulawesi. Pada studi ini dilakukan analisis pemilihan stasiun hujan observasi, penentuan awal musim hujan, analisis komponen utama dan pengelompokan, analisis korelasi awal musim hujan terhadap anomali suhu muka laut, pembangunan model untuk prediksi awal musimhujan dan verifikasi model.Hasil analisis awal musim hujan menunjukkan setiap stasiun hujan mempunyai perbedaan awal musim hujan dengan rata-rata jatuh pada Julian Date (JD ke-348 (14 Desember. Berdasarkan hasil analisis PCA dan cluster, diperoleh bahwa di Sulawesi Selatan terbagi menjadi 3 cluster wilayah. Cluster 1 mempunyai pola hujan lokal, sedangkan cluster 2 dan 3 mempunyai pola hujan monsun. Pada peta korelasi antara awal musim hujan di Sulawesi Selatan dan anomali suhu muka laut menunjukkan bahwa terdapat korelasi nyata(r≥0.5 antara kawasan Pasifik dan Laut Sulawesi pada cluster 1 dan 2 pada bulan Juni Juli Agustus September(JJAS. Sedangkan pada cluster 3, korelasi nyata hanya pada bulan Juni di perairan Sulawesi. Model prediksi AMH terbaik, pada cluster 2 terdapat di domain prediktor kawasan pasifik dengan nilai r=0.82, sedangkan pada cluster 1 dan 3, terdapat di domain perairan Sulawesi dengan nilai r=0.78 dan r-0.48. Verifikasi model terpilih pada cluster 3 mempunyai RMSE = 3, sedangkan cluster 1 dan 2, nilai RMSE berturut-turut sebesar 16 dan 29.   Model prediction of rainy season onset is one of the keys to reduce the risk of paddy haverst failure because of climate factor in South Sulawesi province. The model prediction for rainy season onset was build using rainfall data in South Sulawesi and SST anomaly in Pacific Ocean and

  18. Perbedaan Tolerabilitas Meloxicam dengan Natrium Diklofenak terhadap Saluran Cerna pada Pasien Rawat Jalan di PoliklinikPenyakit Saraf Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo Jakarta 2011

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Lailan Azizah

    2013-06-01

    Full Text Available Abstrak Obat anti inflamasi non steroid dihubungkan dengan insiden efek samping yang tinggi terhadap saluran cerna. Penghambatan enzim siklooksigenase merupakan dasar efikasi dan toksisitas obat anti inflamasi non steroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi jenis obat anti inflamasi non steroid yang digunakan di poliklinik penyakit saraf Rumah Sakit Angkatan Laut (Rumkital Dr. Mintohardjo Jakarta dan mengevaluasi tolerabilitas meloxicam 15 mg dengan natrium diklofenak 100 mg terhadap saluran cerna. Metode penelitian ini observasi cross-sectional dan cohortprospektif pada periode Desember 2010–Maret 2011. Pengambilan data mengenai keluhan dispepsia terkait penggunaan obat anti inflamasi non steroid terdiri dari nyeri abdomen atas, mual, muntah, kembung abdomen, dan cepat kenyang dilakukan melalui wawancara berdasarkan kuesioner the porto alegre dyspeptic symptoms questionnaire (PADYQyaitu sebelum, setelah 2 minggu, dan setelah 4 minggu pengobatan. Hasil penelitian menyatakan obat anti inflamasi non steroid paling banyak diresepkan di poliklinik penyakit saraf Rumkital Dr. Mintohardjo adalah meloxicam (48,21%, selanjutnya natrium diklofenak (31,07%, asam mefenamat (15,36%, piroxicam (3,93% dan asetaminofen (1,43%. Meloxicam secara bermakna menunjukkan risiko yang lebih kecil terhadap insiden saluran cerna daripada natrium diklofenak setelah 2 minggu pengobatan dalam hal keluhan nyeri abdomen atas dan kembung abdomen dengannilai kebermaknaan pengujian masing-masing sebesar 0,020 dan 0,037. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui meloxicam memiliki tolerabilitas saluran cerna lebih baik daripada natrium diklofenak setelah 2 minggu pengobatan. AbstractPerbedaan Tolerabilitas Meloxicam dengan Natrium Diklofenak terhadap Saluran Cerna pada Pasien Rawat Jalan di Poliklinik Penyakit Saraf Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo, Jakarta 2011. Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs are associated with a high incidence of

  19. DEGRADASI EKOSISTEM RAWA PESISIR DI KECAMATAN JORONG KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Eka Iriadenta

    2016-06-01

    Full Text Available Decreasing area of coastal swamp ecosystem causing stress to aquatic biota which living in those habitat, and give impact to fishermen’s prosperity level. Study of coastal swamp’s condition really important, with aim as consideration to decide policies that needed to reach environmental balancing and sustainibility of exploitation. Study was done to both primary and secundary data, which include tabulative, graphical, qualitative and quantitative/statistics and computative, both description and inferential, and so spatial analysis for reach locally information of mangrove area’s degradation, and temporal information of comparation with secondary data. Condition of ecosystem of coastal swamp in Jorong subdistrict, which representated by condition of ecosystem of mangrove showing damaged to really damaged condition. Rate of decreasing of mangrove areas in Jorong subdistrict reach of 614,49 ha, or average rate of areas decreasing were 38,41 ha/year. Factors that caused damaged/degradation process of coastal swamp in Jorong subdistrict, Tanah Laut Regency dominated by wave activities and area’s converted

  20. POPULASI BAKTERI HETEROTROF DI PERAIRAN PULAU BULANG BATAM

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Notowinarto Notowinarto

    2015-11-01

    Full Text Available Sepanjang pesisir pantai pada perairan di kawasan Kecamatan Bulang Kota Batam sebagai lokasi penelitian dengan banyak dijumpai pemukiman penduduk dan industri galangan kapal (Shipyard serta banyak mengeluarkan limbah yang langsung dibuang keperairan terbuka. Sampai saat ini masih minim informasi tentang populasi bakteri heterotrof, sehingga di perlukan pengkajian secara biologi perairan yakni bagaimana populasi bakteri Heterotrof di perairan Pulau Bulang Batam. Tujuan mengetahui estimasi total bakteri umum dan virus (TBU;TBV serta hubungan antara padatan populasi bakteri dengan kondisi in-situ kualitas antar perairan yang berbeda. Penelitian bersifat lapangan insitu dengan pengambilan sampling secara teknik purposive sampling dan ek-situ yakni sampel air segera di bawa ke Laboratorium Uji Kesehatan Ikan dan Lingkungan Balai Budidaya Laut. Analisis dengan pendekatan deskriptif dan kuantitatif untuk mencari hubungan antara perkiraan populasi bakteri heterotrof dengan kondisi kualitas air antar lokasi sampling menggunakan pendekatan analisis sidik ragam (Ansira. Hasil sebagai berikut: a bahwa diperkiraan populasi bakteri heterotroph baik total bakteri umum (TBU maupun total bakteri virus (TBV yang nyata dengan kecenderungan (trend meningkat akibat adanya perubahan kualitas in-situ perairan, yakni pada lokasi Kuala Bulang 2 dan Selat Awa; b Kandungan nitrat memperlihatkan kisaran nilai yang tinggi berada di lokasi Selat Awa dan terendah terdapat pada stasiun Teluk Sepaku serta ammonium memperlihatkan nilai tertinggi pada stasiun Kuala Bulang Dua dan kandungan phospat kandungan tertinggi di stasiun Selat Awa, sehingga akan menimbulkan terjadinya peledakan populasi (blooming; dan c Hubungan korelasi antar stasiun pengamatan terhadap sebaran kepadatan total bakteri umum maupun vibrio (TBU/TBV tampaknya tidak nyata (non-signifikan. Walaupun tingkat hubungan (nilai r lebih dari 50%. Begitupula terhadap parameter kualitas air, hanya ada indikasi korelasi

  1. RETAID DI PERAIRAN PESISIR BARAT TABLASUPA KABUPATEN JAYAPURA, PAPUA (Red-tide at Western Coast of Tablasupa, Jayapura, Papua

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Suwarno Hadisusanto

    2010-11-01

    Full Text Available ABSTRAK Retaid (red-tide adalah fenomena alam yang sering terjadi baik di perairan laut dan tawar. Fenomena ini menunjukkan perubahan warna dari biru laut menjadi merah, coklat, kuning bahkan putih susu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi terjadinya retaid di perairan Tablasupa, Jayapura, Papua. Pencuplikan plankton dilakukan pada tanggal 8-10 Agustus 2007 di dua lokasi dengan empat ulangan waktu (pagi, siang, sore dan malanr. Hasil analisis laboratorium menunjukkan adanya 18 genus tetapi hanya dua genus yang berpotensi menimbulkan retaid yaitu Ceratium dan Chaetoceros. Kemungkinan kecil terjadinya retaid di perairan Tablasupa karena kemelimpahan fitoplankton cukup rendah.   ABSTRACT Red-tide is natural fenomenon and can be raised at marine and fresh-waters. This fenomenon was visualized by color changes from dark-blue to become redess, browness, yellowish and milkess. The objectives to find red-tide potentially at Tablasupa west coast, Jayapura, Papua. The sample was collected on August 8-10st, 2007, at two locations and four replicated. The results there were 18 genera and two red-tide potential genera was Ceratium dan Chaetoceros. There will no red-tide in Tablasupa because low abundance of phytoplankton.

  2. PENURUNAN TINGKAT INTRUSI AIR LAUT BERDASARKAN "CHLORIDE BICARBONATE RATIO" MENGGUNAKAN LUBANG RESAPAN BIOPORI : STUDI KASUS DI KOTA SEMARANG (Decreased of Sea Water Intrusion Based On “Chloride-Bicarbonater Ratio”Using the Biopore Absorption Hole

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Siti Sundari Miswadi

    2010-11-01

    Full Text Available ABSTRAK Banjir menjadi agenda tahunan bagi warga yang tinggal di daerah pinggiran pantai di Kota Semarang. Namun sekarang, wilayah yang jauh dari pantaipun kini sudah tidak luput dari banjir dan intrusi air laut. Hal ini terjadi karena airtanah sudah melebihi besarnya pengisian kembali (recharge, dan tanah sudah kehilangan fungsinya dalam menyerap air akibat maraknya pembangunan gedung dan perumahan yang tidak ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan tingkat intrusi air laut di sumur-sumur gali berdasarkan "Chloride-Bicarbonate Ratio", dan daya hantar listrik (DHL serta salinitas di Kota Semarang. Penelitian dilakukan terhadap 30 sumur gali milik penduduk dengan jarak dari pantai antara 0,5-5 (lima kilometer. Tingkat intrusi air laut dihitung berdasarkan rasio klorida terhadap karbonat dan bikarbonat, dan hasilnya diplotkan pada peta dasar. Hasil penelitian menunjukkan, tingkat intrusi air laut dan nilai DHL di Kota Semarang bagian timur jauh lebih jelek dibandingkan dengan wilayah pantai sebelah barat Kota Semarang, sedangkan kadar salinitas di sebagian besar daerah penelitian rata-rata kadarnya sedang. Hasil penelitian menggunakan lubang resapan biopori (LRB sebagai adsorben menunjukkan, pada minggu ketiga setelah pembuatan LRB didapatkan tingkat intrusi air laut naik sebesar 66,64 % sumur, dan sebanyak 33,33% sumur turun tingkat intrusinya, sedangkan pada mingggu keenam terjadi penurunan tingkat intrusi sebesar 66,64% sumur, dan 33,33% sumur naik. Kadar salinitas pada minggu ketiga turun sebanyak 83,30 %sumur, dan 16,66% tetap, sedangkan pada minggu keenam 49,90 % sumur salinitasnya naik, 33,33% turun, dan 16,66% tetap. Nilai daya hantar tistrik (DHL pada minggu ketiga terdeteksi 16,66% sumur naik, dan 83,30% sumur turun, sedangkan pada minggu keenam 49,98 % sumur DHL-nya naik, dan 49,98% turun. Nilai pH pada minggu ketiga terdeteksi 100% sumur turun, sedangkan minggu kelima 66,64 % turun dan 33,33 % sumur p

  3. SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS PADA PROFIL VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Aries Dwi Siswanto

    2015-04-01

    Full Text Available Sebaran sedimen tersuspensi (Total Suspended Solid (TSS dapat dipelajari secara horizontal maupun vertikal. Akumulasi sedimen tersuspensi (TSS secara horizontal sangat dipengaruhi oleh arus permukaan maupun gelombang yang dibangkitkan oleh angin. Keterdapatan TSS ini diduga berpengaruh terhadap sebarannya pada profil vertical. Kedua kondisi sebaran sedimen tersuspensi (TSS berpengaruh terhadap optimalisasi penetrasi cahaya matahari di perairan. Sedimen tersuspensi (TSS menjadi salah satu factor fisika yang penting sebagai indicator kondisi perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran Total Suspended Solid (TSS di perairan Kabupaten Bangkalan. Materi utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh air dan data parameter lingkungan (pasang surut dan kecerahan yang diambil pada 7 stasiun pada bulan Agustus-September 2013 di Perairan Selat Madura, Kabupaten Bangkalan. Metode gravimetric (SNI-06-6989.3-2004 digunakan untuk analisa Total Suspended Solid (TSS. Data parameter lingkungan dianalisa secara deskriptif. Analisa TSS menunjukkan nilai yang berbeda pada beberapa stasiun penelitian untuk setiap minggunya. Konsentrasi TSS terendah sebesar 35 mg/L (Stasiun 3, profil permukaan, minggu pertama dan tertinggi sebesar 620 mg/L (Stasiun 4, profil dasar, minggu pertama. Secara umum, konsentrasi TSS secara vertikal (dari permukaan-dasar cenderung semakin besar, diduga dipengaruhi oleh jenis substrat dan parameter arus yang berpeluang untuk menimbulkan pengadukan di profil dasar. Kondisi lingkungan (kecerahan dan arus menunjukkan bahwa daerah dengan konsentrasi TSS yang tinggi cenderung memilki nilai kecerahan yang rendah dengan kecepatan arus yang lebih besar.Kata Kunci: kecerahan, pola arus, Total Suspended Solid (TSS DISTRIBUTION OF TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS IN THE VERTICAL PROFILE IN THE MADURA STRAIT WATERS BANGKALAN DISTRICTABSTRACTDistribution of suspended sediment (Total Suspended Solid (TSS can be studied through

  4. Tradisi dan Perubahan Budi Daya Pohon di Desa Rambahan Kuansing dan Desa Ranggang Tanah Laut (Tradition and Change of Tree Cultivation in Rambahan Kuansing and Ranggang Tanah Laut Villages

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Didik Suharjito

    2012-01-01

    Full Text Available The phenomenon of widespread tree cultivation by local community in some countries during the last threedecades has been explained by researchers with a macro perspective. This study is to understand the phenomenonat the micro level and from the native (peasant or farmer point of view. This study aims to explain the traditionand changes in tree cultivation. Theoris economic system were used as the basis to explain the tradition andchanges in tree cultivation in Rambahan village community of the Kuansing District and Ranggang Villagecommunity of Tanah Laut District. Case study method was used in this study. The data were collected  frominformants through individual interviews and focused group discussions. The results of this study show that thecultivation of trees has been practiced and institutionalized in the everyday lives of local people and passeddown from generation to generation, as well as a source of socio-economic stability of families. Factors thatfarmers take into consideration in the selection of tree crops to be cultivated are price, easy to sell, harvestingintensity, knowledge and skills, labor availability (particularly family labor, and capital availability. Theresults of this study also indicate that some elements of the economic system of Ranggang and Rambahancommunities have the characteristics of capitalism adherent, while some other elements have the characteristicsof pre-capitalism. In other words, two communities are in a transition between pre-capitalism and capitalism asshown in the practice of tree cultivation.Keyword: tree cultivation tradition, tenancy system of land and tree,  pre-capitalism community, Kuansing, Tanah Laut

  5. Penilaian Kerentanan Habitat Mangrove di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang terhadap Variabel Oseanografi Berdasarkan Metode Cvi (Coastal Vulnerability Index)

    OpenAIRE

    Wahyudi, Agus; Hendrarto, Boedi; Hartoko, Agus

    2014-01-01

    Mangrove merupakan tumbuhan atau vegetasi pantai tropis yang hidup di wilayah pesisir yang luas dan terbuka. Hutan mangrove disebut juga sabuk hijau karena mangrove berfungsi sebagai pelindung pantai dari hantaman gelombang laut. Habitat mangrove memiliki beberapa sifat atau karakteristik yang khusus diantaranya salinitas, pasang surut, angin, dan substrat yang berlumpur. Kerentanan variabel oseanografi di habitat mangrove dan pembukaan lahan kawasan hutan mangrove menjadi lahan tambak budida...

  6. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DAN Eucheuma denticullatum TERHADAP BAKTERI Aeromonas hydrophila DAN Vibrio harveyii

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Dwi Budi Wiyanto

    2010-04-01

    Full Text Available Penelitian tentang Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Rumput Laut Kappaphycus alvarezii dan Eucheuma denticullatum Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila dan Vibrio harveyii dilakukan, mengingat banyak dijumpai  penyakit pada usaha budidaya ikan dan udang, terutama bakteri Aeromonas hydrophila dan Vibrio harveyii. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas senyawa bioaktif rumput laut K. alvarezii dan E. denticullatum yang diekstrak menggunakan pelarut metanol dan etanol sebagai antibakteri terhadap A. hydrophila dan V. harveyii.  Penelitian dilakukan sebanyak dua tahap, yaitu: (1 Uji aktivitas antibakteri ekstrak rumput laut; dan (2 Analisa senyawa bioaktif yang terdapat pada ekstrak rumput laut, dimana masing-masing tahapan dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Hasil penelitian menunjukkan, dua jenis ekstrak rumput laut dengan pelarut metanol dan etanol, mempunyai daya antibakteri terhadap A. hydrophila dan V. harveyii. Ekstrak E. denticullatum dengan pelarut metanol memiliki daya hambat lebih luas dibanding ekstrak K. alvarezii dengan pelarut metanol terhadap A. hydrophila (19.43±0,55 mm. Ekstrak E. denticullatum dengan pelarut metanol memiliki daya hambat lebih luas dibanding ekastrak K. alvarezii dengan pelarut metanol terhadap V. harveyii (19.85±0,23 mm. Asam heksadekanoat merupakan senyawa paling dominan dijumpai pada ekstrak rumput laut K. alvarezii, dan E. denticullatum yang diekstrak menggunakan pelarut metanol. Kata Kunci : Aktivitas Antibakteri, Rumput laut K. alvarezii dan E. denticullatum,  Bakteri A.  hydrophila dan V. harveyii. 

  7. Penentuan Batas Pengelolaan Wilayah Laut Antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Rainhard Sumarto Simatupang

    2017-01-01

    Full Text Available Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah merupakan pembaharuan dari undang-undang sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dikarenakan beberapa hal yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan pada saat ini[1]. Beberapa perubahan peraturan dalam hal penentuan batas wilayah pengelolaan laut daerah yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dari undang-undang sebelumnya yaitu mengenai penentuan garis pantai, batas wilayah bagi hasil kabupaten/kota, serta kewenangan setiap daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 ditetapkan bahwa batas maksimal wilayah laut provinsi sejauh 12 mil laut, sedangkan batas bagi hasil kelautan kabupaten/kota maksimal sejauh 4 mil laut. Apabila wilayah laut antar provinsi tidak mencapai batas maksimal masing-masing, maka batas akan dibagi sama jarak dengan prinsip garis tengah (median line. Penelitian ini merupakan bentuk pengaplikasian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dalam memperbaharui penentuan batas pengelolaan wilayah laut daerah. Dalam penelitian ini  dibahas bagaimana menentukan batas pengelolaan wilayah laut daerah serta dilakukan analisa dari hasil penentuan batas pengelolaan wilayah laut. Lokasi Penelitian ini adalah Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali tepatnya perbatasan pada Kabupaten Banyuwangi (Jawa Timur dan Kabupaten Buleleng (Bali sampai Kabupaten Jembrana (Bali. Penentuan batas pengelolaan wilayah laut dilakukan dengan metode kartometrik menggunakan data Citra Satelit SPOT 7 2015 dan data Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI 2002. Dari penelitian ini dihasilkan median line sepanjang 40,3 km yang dibentuk oleh 41 titik, serta diperoleh luas wilayah pengelolaan laut Provinsi Jawa Timur sebesar 233,37 km2 dan Provinsi Bali sebesar 233,77 km2 (sesuai batasan lokasi dengan selisih sebesar 0,4 km2 serta batas wilayah bagi hasil kelautan untuk kabupaten/kota. Dihasilkan juga peta batas

  8. KAJIAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN MUNA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Marlenny Sirait

    2015-10-01

    Full Text Available Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji komoditas unggulan perikanan dalam upaya pengembangan perikanan dan menyusun strategi kebijakan produksi perikanan yang didasarkan pada komoditas unggulan di Kabupaten Muna.  Hasil analisis LQ diperoleh  bahwa perikanan darat merupakan komoditi unggulan di Kabupaten Muna, dengan arah pengembangan komiditi rumput laut dan budidaya kerapu. Dalam menjamin keberlanjutan dari usaha perikanan di kabupaten Muna maka diarahkan diantaranya (1 Pengembangan sumber daya manusia mulai dari proses produksi, penanganan pasca panen dan pengolahan sampai kepada pemasaran (2 Pengembangan kelembagaan KUB pembudidaya rumput laut perlu segera difasilitasi di seluruh kawasan perikanan. (3 Pengembangan teknologi budidaya perlu dilakukan khususnya dalam rangka menghadapi perubahan iklim global (4 Pengembangan sarana dan prasarana pengembangan komoditas unggulan.Kata Kunci: perikanan, komoditas unggulan, Kabupaten Muna STUDY ON THE DEVELOPMENT OF FISHERIES MAIN COMMODITIES OF MUNA DISTRICT This study was conducted to assess the main commodity fishery in the development of fisheries and fishery production policy strategy that is based on the main commodity in the Muna District. LQ analysis results showed that inland fisheries were the main commodity in the Muna, especially supported by the development of seaweeds commodity and grouper aquaculture. In order to ensure the sustainability of fisheries in Muna then directed polices includes (1 development of human resources from production, post harvest handling and processing to fulfill market demand (2 institutional development KUB of seaweed farmers needs to be facilitated throughout the area of fisheries. (3 development of cultivation technology needs to be done, especially in order to face global climate change (4 development of infrastructure development of main commodities.Key Words : fisheries, main commodity, Muna district

  9. KEANEKARAGAMAN DAN MIGRASI VERTIKAL COPEPODA DI TELUK SUMBERKIMA BALI

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Media Fitri Isma Nugraha

    2008-12-01

    Full Text Available Penelitian keanekaragaman spesies copepoda yang hidup di sekitar keramba jaring apung (KJA di Teluk Sumberkima, Bali Utara dilaksanakan pada bulan Februari 2007 dengan posisi sampling 50L 0237293 UTM 9101738. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan distribusi vertikal populasi zooplankton khususnya copepoda di sekitar KJA Teluk Sumberkima pada beberapa tingkat kedalaman. Sampling copepoda dilakukan dengan memompa air laut sejumlah volume tertentu pada tingkat kedalaman masing-masing 0 m, 3 m, 6 m, 9 m, 12 m, dan 15 m. Air laut tersebut kemudian disaring pada 200 µm secara terpisah. Sampel copepoda diawetkan dengan formalin 4% untuk analisis mikroskopik di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan terdapat 3 ordo yang terdiri atas 22 spesies copepoda. Ordo yang mendominasi adalah Calanoida yang ditemukan pada setiap kedalaman, dilanjutkan oleh ordo Cyclopoida yang ditemukan pada kedalaman 0 m, 3 m, 6 m, 12 m, dan 15 m dan ordo Harpacticoida yang ditemukan di semua lapisan kedalaman. Spesies yang mendominasi di setiap kedalaman adalah Calanus sinicus dan Calanus minor. The aim of this experiment was to study biodiversity and vertical distribution of copepods around floating cage culture in Sumberkima Bay, North Bali, in sea water depth levels of 0, 3, 6, 9, 12, and 15 meters at sampling site of 50L 0237293 UTM 9101738. The observation was done in February 2007. Samples were obtained by pumping and then filtering the seawater through 200 µm membrane filter. Samples were preserved in 4% formaldehyde for microscopic observation. Results showed that there were three orders from 22 copepod species dominated by the order of Calanoida found in any depth level followed by the order of Cyclopoida found at 0, 3, 6, 12, and 15 meters depth. Even though the order of Harpacticoida copepods was found in each observed depth level but this order was in little quantity. Dominant species at each depth level was Calanus

  10. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN PESISIR KABUPATEN MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Hasnawi Hasnawi

    2011-04-01

    Full Text Available Perairan pesisir Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat merupakan perairan yang potensial untuk budidaya laut. Namun demikian belum ada data dan informasi kesesuaian lahan untuk budidaya laut termasuk budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA di perairan tersebut. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menentukan kesesuaian lahan di perairan pesisir Kabupaten Mamuju untuk budidaya ikan dalam KJA yang diharapkan juga dapat menjadi acuan dalam penentuan tata ruang wilayah pesisir. Metode survai diaplikasi pada wilayah pesisir Kabupaten Mamuju, mulai dari perbatasan Kabupaten Majene di bagian selatan sampai perbatasan Kabupaten Mamuju Utara di utara. Kualitas air perairan yang diukur adalah: pH, salinitas, kecepatan arus, arah arus, kecerahan, kedalaman, nitrat, fosfat, dan besi. Data lainnya diperoleh dari hasil ekstrak citra ALOS AVNIR-2 akuisisi 28 Juli 2009. Analisis spasial dalam Sistem Informasi Geografis digunakan dalam penentuan kesesuaian lahan untuk budidaya ikan dalam KJA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi yang sesuai untuk budidaya ikan dalam KJA di Kabupaten Mamuju tersebar di Pulau Karampuang, Perairan Kalukku, Pulau Bakengkeng, Perairan Papalang, Pulau Kambunong, dan Tanjung Dapurang. Untuk pengembangan kegiatan budidaya ikan dalam KJA yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, hanya sekitar 10% dari potensi perairan pesisir yang secara efektif dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya ikan dalam KJA di perairan Kabupaten Mamuju yaitu 698,18 ha yang terdiri atas sangat sesuai seluas 133,18 ha; cukup sesuai 512,41 ha dan kurang sesuai 52,59 ha

  11. Studi Kelayakan Pengolahan Air Laut Menjadi Air Bersih di Kawasan Wisata dan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN Pantai Prigi, Trenggalek

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Agista Ayuningtyas Puspita Dwijayani

    2013-09-01

    Full Text Available Ketersediaan air bersih diperlukan pula dalam bidang kepariwisataan. Salah satunya ialah kawasan wisata alam Pantai Prigi, Trenggalek. Namun kondisi air saat ini masih memiliki kandungan TDS (Total Dissolved Solid dan salinitas yang cukup tinggi sehingga dibutuhkan suatu teknologi untuk mengolah air asin menjadi air tawar agar memenuhi standar baku mutu air bersih. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan untuk mengolah air asin atau payau menjadi air tawar adalah dengan sistem Reverse Osmosis (RO. Penentuan kapasitas SWRO ditentukan dengan memproyeksikan jumlah pengunjung kawasan wisata Pantai Prigi dan kebutuhan air kolam apung hingga tahun 2023. Hasil proyeksi diperoleh kebutuhan air sebesar 729,40 m3/hari pada penggunaan maksimum. Dengan desain SWRO yaitu menggunakan pretreatment rapid sand filter dan filter karbon aktif untuk meremoval kandungan TDS, kesadahan total, khlorida, sulfat, dan bilangan KMnO4 (zat organik. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat sistem pengolahan air laut dengan SWRO sebesar Rp 5.077.307.500,00.Perencanaan sistem pengolahan air laut menjadi layak jika air reject dari SWRO sebesar 1463,28 m3/hari dimanfaatkan menjadi wisata kolam apung, garam, dan air nigari dengan investasi total sebesar Rp 7.326.095.500,00. Dengan analisa kelayakan secara ekonomi  menggunakan prinsip ekonomi teknik, pada alternatif ini diperoleh nilai NPV sebesar Rp 25.024.360.250,24 ; IRR sebesar 23,7% ; dan Payback periode pada tahun ke-3 dengan keuntungan yang diperoleh Rp 3.915.665.044,80 per tahun.

  12. EFEKTIVITAS Bacillus thuringiensis H-14 STRAIN LOKAL DALAM BUAH KELAPA TERHADAP LARVA Anopheles sp dan Culex sp di KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Blondine Ch. P

    2013-07-01

    Full Text Available Abstrak Bacillus thuringiensis serotipe H-14 strain lokal adalah bakteri patogen bersifat target spesifiknya larva nyamuk, aman bagi mamalia dan lingkungan. Penelitian bertujuan menentukan efektivitas B. thuringiensis H-14 strain lokal yang dikembangbiakkan dalam buah kelapa untuk pengendalian larva Anopheles sp dan Culex sp. Rancangan eksperimental semu, terdiri dari kelompok perlakuan dan kontrol. Bacillus thuringiensis H-14 strain lokal dikembangbiakan dalam10 buah kelapa umur 6–8 bulan, dengan berat kira-kira 1 kg, telah berisi air kelapa sekitar 400-500 ml/buah kelapa yang diperoleh dari Desa Klaces, Kampung Laut, Kabupaten Cilacap. Diinkubasi selama 14 hari pada temperatur kamar dan ditebarkan di 6 kolam yang menjadi habitat perkembangbiakan larva nyamuk dengan luas berkisar 3–100 m2.Hasil yang diperoleh menunjukkan efektivitas B. thuringiensis H-14 strain lokal terhadap larva Anopheles sp dan Culex sp selama 1 hari sesudah penebaran kematian larva berturut-turut sebesar 80–100% dan 79,31–100%. Sedangkan pada hari ke-14 sebesar 69,30–76,71% dan 67,69–86,04%. Buah kelapa dapat digunakan sebagai media lokal alternatif untuk pengembangbiakan B. thuringiensis H-14 strain lokal Kata kunci: B. thuringiensis H-14,  strain  lokal, buah kelapa, pengendalian larva Abstract Bacillus thuringiensis serotype H-14 local strain is pathogenic bacteria which specific  target to mosquito larvae. It is safe for mammals and enviroment. The aims of this study was to determine the effectivity of B. thuringiensis H-14 local strain which culturing in thecoconut wates against Anopheles sp and Culex sp mosquito larvae. This research is quasi experiment which consist of treated  and control groups. Bacillus thuringiensis H-14 local strain was cultured in 10 coconuts with 6–8 months age with weight around 1 kg that contained were approximately 400-500 ml/coconut were taken from Klaces village, Kampung Laut. After that the coconuts incubated for 14

  13. FORMULASI DAN APLIKASI PAKAN BUATAN BERBASIS RUMPUT LAUT UNTUK PENDEDERAN BENIH TERIPANG PASIR (Holothuria scabra

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    I Nyoman Adiasmara Giri

    2018-01-01

    Full Text Available Teripang merupakan salah satu komoditas perikanan penting dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi di Asia. Teknologi pembenihan teripang sudah mulai dikembangkan dan telah mampu memproduksi benih secara massal untuk budidaya. Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan budidaya teripang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi beberapa formula pakan berbasis rumput laut untuk pendederan teripang pasir. Empat pakan percobaan diformulasi menggunakan kombinasi beberapa jenis bahan baku, khususnya rumput laut. Pakan dibuat dalam bentuk pelet dengan kandungan protein 14% dan lemak 4,5%. Kontrol adalah pakan berupa bentos segar. Benih teripang pasir yang digunakan berukuran bobot 2,0 ± 0,6 g dengan panjang 2,8 ± 0,5 cm. Benih teripang dipelihara dalam bak persegi berkapasitas 150 L dengan kepadatan 50 ekor per bak. Benih teripang diberi pakan percobaan sekali dalam sehari pada sore hari. Percobaan dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap terdiri atas lima perlakuan pakan dan empat ulangan. Percobaan berlangsung selama 120 hari. Hasil percobaan menunjukkan bahwa benih teripang pasir yang diberi pakan buatan menghasilkan pertumbuhan (pertambahan bobot 341,3%-386,8% dan sintasan (92,5%-97,5% lebih tinggi dan berbeda nyata (P0,05. Kandungan protein teripang yang diberi pakan buatan (22,3%-24,4% lebih tinggi (P0.05. Protein content of sea cucumber fed the artificial feeds was significantly higher (22.3%-24.4% (P<0.05 than that of the control (18.4%. Results of this study indicated that juveniles of sea cucumber could utilize artificial feed properly and Sargassum sp. based diet could be applied for nursery of sea cucumber juveniles.

  14. Assessment of the characteristic of nutrients, total metals, and fecal coliform in Sibu Laut River, Sarawak, Malaysia

    Science.gov (United States)

    Soo, Chen-Lin; Ling, Teck-Yee; Lee, Nyanti; Apun, Kasing

    2016-03-01

    The concentrations of nutrients (nitrogen and phosphorus), total metals, and fecal coliform (FC) coupling with chlorophyll- a (chl- a), 5-day biochemical oxygen demand (BOD5) and other general environmental parameters were evaluated at the sub-surface and near-bottom water columns of 13 stations in the Sibu Laut River during low and high slack waters. The results indicated that inorganic nitrogen (mainly nitrate) was the primary form of nitrogen whereas organic phosphorus was the major form of phosphorus. The abundance of total heavy metals in Sibu Laut River and its tributaries was in the order of Pb < Cu < Zn < Cd. Fecal coliform concentration was relatively low along Sibu Laut River. The shrimp farm effluents contributed a substantial amount of chl- a, BOD5, nutrients, and FC to the receiving creek except for total metals. Nevertheless, the influence was merely noticeable in the intake creek and amended rapidly along Selang Sibu River and brought minimal effects on the Sibu Laut River. Besides, the domestic sewage effluents from villages nearby also contributed a substantial amount of pollutants.

  15. Pengujian Ketelitian Hasil Pengamatan Pasang Surut dengan Sensor Ultrasonik (Studi Kasus: Desa Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Dedy Kurniawan

    2017-01-01

    Full Text Available Teknologi untuk melakukan pengamatan pasang surut dewasa ini sudah meningkat dengan ditemukannya berbagai sensor yang dapat melakukan pengamatan pasang surut secara otomatis. Pembuatan stasiun pengamatan pasang surut otomatis permanen diseluruh perairan Indonesia tentunya memerlukan biaya yang besar sehingga dalam tugas akhir ini dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui ketelitian data pengamatan dan komponen pasang surut yang dihasilkan oleh alat pengamat pasang surut otomatis menggunakan sensor ultrasonik yang lebih murah. Penelitian ini menggunakan data pengamatan pasang surut dengan palem ukur untuk menguji data pengamatan pasang surut menggunakan sensor ultrasonik. Pengambilan data primer pengamatan pasang surut dilakukan selama 15 piantan di Perairan Laguna Segara Anakan, tepatnya di Desa Ujung Alang, Kampung Laut Cilacap. Analisis ketelitian terhadap data pengamatan pasang surut menggunakan sensor ultrasonik memberikan nilai RMSE 0,049 m dari datapengamatan menggunakan palemukur. Sedangkan kompoonen harmonik pasang surut yang dihasilkan memiliki RMSE 0,022 m untuk komponen amplitudo dan 4,8570 untuk komponen fase. Selisih nilai referensi vertikal yang dihasilkan oleh komponen harmonik pasang surut pengamatan pasang surut menggunakan sensor ultrasonik adalah -0,041m (MSL, -0,004 m (HHWL dan -0,079 m (LLWL.

  16. AKUMULASI MERKURI PADA IKAN BAUNG (Mytus nemurus DI SUNGAI KAHAYAN KALIMANTAN TENGAH (The Accumulation of Mercure on Baung Fish (Mytus nemurus in The Kahayan Rice of Central Kalimantan, Indonesia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Adventus Panda

    2015-01-01

    Full Text Available ABSTRAK Sungai Kahayan di Kalimantan Tengah mengalami tekanan lingkungan karena adanya limbah merkuri yang berasal dari aktivitas penambangan emas tradisional. Di tempat tersebut terdapat 10a4 tempat penambangan emas sepanjang sungai dari hulu sampai hilir. Merkuri dalam sedimen sungai secara berturut-turut mengalami metilasi (methylation oleh reduksi sulfat bakteri. Riset ini merupakan studi akumulasi merkuri (FIg dalam Mytus nemurus, sedimen dan air, dari hulu ke hilir di sungai Kahayan. Total jarak dari hulu sekitar 296 km. Data dikumpulkan dari 3 lokasi sepanjang sungai. Dalam tiap lokasi tapak sampling berada di dataran baniir (floodplain. Penelitian dilaksanakan selama musim hujan. lkan ditangkap menggunakan rengge (gillnet. Penentuan metil merkuri digunakan metode modified CV-AAS (cold vapor atomic absorption spectrophotometry. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara sample yang diukur, akumulasi tertinggi masing-masing berada dalam sedimen sungai (0,336 mg. dikutip dengan daging M. numerus (0,303 mg.g-1 + 0.342. dan air (0.058 mg-1. Merkuri memiliki tendensi meninggi menuju hilir. Hal ini disebabkan oleh tekstur sedimen yang didominasi oleh silt. Kondisi ini berpotensi untuk metilasi. Turbiditas, arus, dan pH menyumbangkan kenaikan tingkat merkuri di hilir. Asupan merkuri mingguan yang dapat ditoleransi menurut WHO adalah 171,42 mg adalah sama dengan 24,4 mg sehari jika seseorang mengkonsumsi 100 g daging M. numerus sehari. dimungkinkan bahwa akan ada 30,3 mg.g-1 yang masuk ke tubuh. Hal ini berarti bahwa merkuri disepanjang sungai Kahayan mengancam penduduk yang mengkonsumsi ikan dari sungai tersebut.   ABSTRACT The Kahayan River of Central Kalimantan had environmental stress due to mercury waste. This waste came from the traditional gold mining activities. There were 1014 gold mining sites along the river from upstream to downstream. Mercury in river sediment was subsequently methylated by sulfated reduction bacteria. This

  17. KANDUNGAN VITAMIN B6, B9, B12 DAN E BEBERAPA JENIS DAGING, TELUR, IKAN DAN UDANG LAUT DI BOGOR DAN SEKITARNYA (VITAMIN B6, B9, B12 AND E CONTENT OF SEVERAL TYPES OF MEATS, EGGS, FISHES AND MARINE SHRIMPS IN BOGOR AND SURROUNDING AREAS

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Heru Yuniati

    2012-06-01

    Full Text Available ABSTRACT Food Composition Table (DKBM in Indonesia has not mentioned all types of nutrients available in the food, particularly vitamin B6, B9 (folic acid, B12, and vitamin E. Therefore this study aimed to analyze the content of vitamin B6, B9 (folic acid, B12, and vitamin E in several types of meat, eggs, fish and marine shrimps consumed in Bogor and surrounding areas. Vitamin B6, B9, B12, and vitamin E from three kinds of meat (chicken, beef, lamb, two types of eggs (chicken, duck, and four species of fish (snapper, bloating, carp and tuna and crayfish are analyzed using High-Performance Liquid Chromatography (HPLC. The samples used are raw and taken from three locations in Bogor and surrounding areas. Fishes, meats and eggs contain high levels of folic acid, however the amount of folic acid content in meat varies depending on which part of meat the samples are taken, types of organ, and the fat content of the meat. The folic acid content in chicken wings is different with those in thigh. In fatty mutton the folic acid is higher than in those lean meat, and in yolk is higher than those in egg white. Vitamin E content of snapper is the highest amongs other types of fishes (6.54 µg/100 g.Chicken eggs contain a higher amount of vitamin E than duck eggs, while the yolk contains ahigher amount of vitamin E than those egg white. Keywords: animal foods, vitamin B6, vitamin B9 (folic Acid, vitamin B12, vitamin E   ABSTRAK Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM yang ada di Indonesia belum memuat semua jenis zat gizi dalam makanan, khususnya vitamin B6, B9 (asam folat, B12 dan vitamin E. Menganalisis kandungan vitamin B6, B9 (asam folat, B12, dan vitamin E dalam beberapa jenis daging, telur, ikan dan udang laut yang dikonsumsi masyarakat di Bogor dan sekitarnya. Kandungan vitamin B6, B9, B12 dan vitamin E dari tiga jenis daging (ayam, sapi, kambing, dua jenis telur (ayam, itik, serta empat jenis ikan (kakap, kembung, mas, tongkol dan udang laut

  18. SEBARAN UNIT STOK IKAN LAYANG (Decapterus spp. DAN RISIKO PENGELOLAAN IKAN PELAGIS KECIL DI LAUT JAWA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Suwarso Suwarso

    2013-05-01

    dalam di sekitar Sulawesi (malalugis, D. macarellus. Pola migrasi ikan layang/pelagis dalam arah Laut Jawa – Selat Makasar dan sebaliknya dimungkinkan juga terkait dengan penstrukturan populasi layang tersebut. Layang scad (Decapterus russelli and round scad (D. macrosoma was a main component of small pelagic fishes around Java Sea-Makasar Strait. Increasing of uncontrolled effort of purse seine had caused a biomass decrease and clearly impact to the lower catch, so that a goal of sustainable fishery was difficult to reach; in addition, knowledge on biological characteristics and inter-relationship within the stock unit in the main zone was not understood yet. Study on stock distribution and its management impacts was conducted based on the population structuring of the two scads species exist (D. russelli and D. macrosoma which was observed fromthe genetic analyses of the mitochondria DNA marker (RFLP method, and the capture fishery data (species composition, distribution of fishing ground from some main landing sites such as Pekalongan, Samarinda, Mamuju, and Bone. Results showed the two species of scads had two sub population (stock unit respectively. D. russelli distribute in the eastern part of Java Sea, southern Flores Sea, and western Banda Sea exist as a sub population or stock unit 1, while a stock unit 2 was distributed around the coastal waters of Makasar Strait in eastern Kalimantan. However, stock unit 1 of D. macrosoma that distribute in Banda Sea was separated (clearly different from the stock unit 2 that was distributed in the coastal habitat of Flores Sea, eastern Java Sea, and the coastal area of Makasar Strait (east Kalimantan. Thus, a sustainable management of small pelagic fish in the areas of Java Sea (FMA 712 and Makasar Strait (FMA 713 have to be managed as a one stock unit (sub population and one management unit. On the other hand, we would like to propose that for a small pelagic fish that was distributed in the oceanic habitat of

  19. Kecernaan In Vitro Fraksi Serat (NDF, ADF dan Selulosa Lima Jenis Rumput Laut Coklat dari Pantai Sungai Nipah Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Y.L. Dewi

    2015-10-01

    Full Text Available Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan fraksi serat (NDF, ADF dan Selulosa lima jenis rumput laut coklat dari Pantai Sungai Nipah Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat secara in vitro. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK terdiri dari lima perlakuan rumput laut coklat yang berbeda jenis ( A = Padina australis, B = Turbinaria decurrens, C = Turbinaria murayana, D = Sargassum crassifolium dan E = Sargassum binderi dan masing-masing perlakuan diulang 3 kali sebagai kelompok. Kelompok didasarkan atas tiga kali pengambilan cairan rumen kambing yang berbeda. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah kecernaan NDF, kecernaan ADF dan kecernaan selulosa. Hasil penelitian menunjukkan 5 jenis rumput laut coklat berpengaruh sangat nyata (P<0,01 terhadap kecernaan NDF, kecernaan ADF dan kecernaan selulosa. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa rumput laut Sargassum crassifolium dan Sargassum binderi memiliki kecernaan NDF tertinggi (15,65% dan 20,56% dan ADF tertinggi (15,43% dan 17,80% dibandingkan dengan jenis rumput laut coklat lainnya.

  20. PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS (Studi Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Laut

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Mahrita .

    2016-08-01

    Full Text Available This study aimed to analyze the effects of job satisfaction (X1 and Transformational Leadership Style (X2 as independent variables simultaneously and partially on Organizational Citizenship Behavior (Y as the dependent variable in the Civil Service, Tanah Laut District Land Office. This research method uses a questionnaire to 32 employees in Tanah Laut District Land Office as a sample. Sampling technique used is the Census. Using variable measurement technique Likert scale with a weight scale from 1 to 5. To analyze the influence of variables Job Satisfaction and Transformational Leadership Style on Organizational Citizenship Behavior (Y using a statistical technique of linear regression. The results showed that the variables job satisfaction and Transformational Leadership Style jointly significant effect on Organizational Citizenship Behavior PNS Tanah Laut District Land Office. Variables Job Satisfaction partially not significant effect on Organizational Citizenship Behavior PNS Tanah Laut District Land Office. Variable Transformational Leadership Style partially not significant effect on Organizational Citizenship Behavior PNS Tanah Laut District Land Office. Keywords: Job Satisfaction, and Transformational Leadership Style Organizational Citizenship Behavior

  1. ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT TIMBAL (Pb DI MUARA SUNGAI PORONG

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Dewi Parawita

    2009-10-01

    Full Text Available Laut merupakan tempat bermuaranya semua sungai, baik sungai kecil maupun sungai besar. Pembuangan lumpur lapindo ke laut yang di alirkan melalui muara sungai Porong mengandung logam berat, salah satunya yaitu timbal. Konsentrasi timbal yang melebihi baku mutu akan berpengaruh pada efek negatif biota. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui konsentrasi timbal di muara sungai Porong. Metode yang digunakan adalah observasi, pengambila sampel dilakukan tiga kali tiap minggu pada waktu pagi hari. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa kondisi fisika kimia perairan antara lain : konsentrasi timbal di muara sungai Porong berada jauh di ambang batas dengan nilai konsentrasi timbal yaitu berkisar antara 0-0,490 mg/l, pH berkisar antara 7,6-7,7, suhu berkisar antara 30-32 0C, salinitas berkisar antara 11,3-12,3 ‰, DO berkisar antara 4,7-5,3 mg/l, dan TSS berkisar antara 482,6-926,6 mg/l. Kata Kunci : Konsentrasi, Timbal (Pb, Muara.  HEAVY METAL CONCENTRATION ANALYSIS OF LEAD (Pb IN PORONG RIVER DELTALapindo mud disposed into the sea which is piped through Porong river estuary contain heavy metals, one of which is lead. Lead concentrations that exceeded the quality standard will have the negative effects to biota. The aim of the study was to determine the concentration of lead in the Porong river estuary. The method used is observation, the samples was taken three times per week in the morning. Results of this research showed that the physical condition of the water chemistry, among others: the concentration of lead in the Porong river estuary was above the threshold value of lead concentrations ranging from 0 to 0.490 mg / l, pH ranging from 7.6 to 7.7, the temperature ranging from 30-32 oC, salinity ranged from 11.3 to 12.3 ‰, DO ranged from 4.7 to 5.3 mg / l and TSS ranged from 482.6 to 926.6 mg / l.Keywords: Heavy metals, Concentration, Lead (Pb, Delta

  2. Penentuan Musim Reproduksi Generatif dan Preferensi Perekatan Spora Rumput Laut (Eucheuma cottonii (Determining of Seasonal Generative Reproduction and Attaching Preferences of Seaweed Spores (Eucheuma cottonii

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ma'ruf Kasim

    2013-07-01

    Full Text Available Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas bibit rumput laut Eucheuma cottonii adalah mengupayakan regenerasi secara generatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui musim pelepasan spora rumput laut E. cottonii secara alami dan preferensi perekatan spora pada substrat. Penelitian dilaksanakan di pantai Lakeba, Kota Bau-Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode kurungan rumput laut induk pada dasar perairan digunakan untuk memudahkan pengamatan musim reproduksi. Untuk mengetahui preferensi pelekatan spora digunakan substrat dari berbagai bahan yang digantung disekitar kurungan dasar. Selama penelitian, bentuk morfologi rumput laut terlihat sehat berwarna cokelat tua dan diameter thallus utama berukuran besar. Pada pangkal thallus utama tersebut, terlihat membentuk tonjolan kecil menumpul yang cukup banyak. Tonjolan tersebut diduga sebagai tempat pengeluaran gametosit jantan dan betina. Pada akhir bulan September sampai tengah Oktober terlihat penempelan bibit rumput laut pada substrat karang dan batuan. Bibit yang ditemukan terlihat (kasat mata setelah berukuran 0,3–0,6 cm dengan bobot 0,018 - 0,038 g. Untuk bobot basah, ukuran 0,4 g pada minggu pertama pemeliharaan dan hanya terjadi perubahan bobot sebesar 2,7 g pada minggu kedelapan pemeliharaan. Penelitian ini memberikan informasi mengenai musim reproduksi generatif pada bulan September-Oktober. Informasi lainnya adalah spora E. cottonii banyak ditemukan melekat pada karang mati bercabang. Sehingga untuk mendapatkan bibit generatif E. cottonii di perairan Sulawesi Tenggara, dapat dilakukan pada bulan tersebut. Bibit yang dikoleksi dialam terbukti mempunyai pertumbuhan yang cukup baik dibandingkan dengan bibit vegetatif yang dipelihara pada areal budidaya masyarakat. Kata kunci: Eucheuma cottonii, bibit, musim perekatan, spora, generatif One of the few ways to improve the quality of seed types Eucheuma cottonii is to seek methods of regenerating seeds by generative ways. This study aims

  3. Plants diversity of farm forestry in Tanah Laut District, South Kalimantan

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    MOCHAMAD ARIEF SOENDJOTO

    2008-04-01

    Full Text Available Both monoculture and polyculture farm forestry were in Tanah Laut District. The plants forming the monoculture farm forestry were rubber, teak, coconut, and acacias. The areas of rubber farm forestry were scattered all over the district. Based on Surat Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Tanah Laut No. 522/202/PPHH/Dishut, there were 43 plant species in the polyculture one; 16 species were categorized as the farm wood and 27 as the other wood. Based on Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK 272/Menhut-V/2004, there were 44 plant species and 16 of those were the multi purpose tree species. The density and the potential of plants indicated the preference of the community to plant the non-wood producing species of the farm-wood group as well as durian and rambutan of the other wood one.

  4. Carbon Stock of Seagrass Community in Barranglompo Island, Makassar (Stok Karbon pada Komunitas Lamun di Pulau Barranglompo, Makassar

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Supriadi Supriadi

    2014-03-01

    Full Text Available Konsep blue carbon yang diperkenalkan oleh UNEP, FAO dan UNESCO pada tahun 2009 memasukkan padang lamun sebagai salah satu ekosistem yang mempunyai peran dalam penyerapan karbon global. Karbon yang diserap disimpan dan dialirkan dalam beberapa kompartemen, antara lain di sedimen, herbivora, kolom air, ekosistem lain dan dalam bentuk biomassa. Penelitian dilakukan di Pulau Barranglompo, Makassar, untuk melihat potensi stok karbon yang tersimpan dalam biomassa lamun. Kepadatan lamun diukur dengan melakukan sampling menggunakan metode transek kuadrat dengan ukuran 50cm x 50cm. Sedangkan untuk biomassa dilakukan dengan transek 20cm x 20cm. Hubungan antara kepadatan, biomassa dan kandungan karbon dari lamun digunakan untuk menentukan jumlah stok karbon. Kepadatan lamun disurvei pada 236 titik, sedangkan untuk pengambilan sampel biomassa dilakukan pada 30 titik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas lamun mempunyai total stok karbon sebesar 73,86 ton dari total luas padang lamun 64,3 ha. Karbon di bawah substrat sebesar 56,55 ton (76,3%, lebih tinggi dibanding karbon di atas substrat yang hanya 17,57 ton (23,7%. Jenis lamun Enhalus acoroides menyumbang lebih dari 70% terhadap total stok karbon. Berdasarkan kelas karbon, kontribusi terbesar ditemukan pada kelas 100-200 gC.m-2 sebesar 29,41 ton (39,7%. Hasil ini menunjukkan bahwa ekosistem lamun berperan sangat penting dalam menjaga stok karbon di laut sehingga perlu mendapatkan perhatian untuk konservasinya. Kata kunci: konsep blue karbon, lamun, Barranglompo   Blue carbon concept as introduced by UNEP, FAO and UNESCO in 2009 included seagrass beds as one ecosystem having a significant role in global carbon absorption. Absorbed carbon was stored and distributed in various compartments such as in sediments, herbivores, water column, other ecosystems and in form of biomass. The research was conducted in Barranglompo Island, Makassar City to analyze the potency of carbon stock that stored within

  5. DISTRIBUSI Solen sp DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKALAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Eva Ari Wahyuni

    2016-03-01

    Full Text Available DISTRIBUTION OF Solen sp IN BANGKALAN WATERSSolen sp potential needs to be developed on the island of Madura, particularly in Bangkalan. Solen sp utilization has increased which has the potential to overfishing. Therefore, this study aims to determine the density of Solen sp and their ecology in the waters Modung village, Modung District, Bangkalan. The experiment was conducted in April 2015 using the descriptive method. The materials used include Solen sp and physico-chemical parameters of the environment (temperature, salinity, pH, and substrate. The analyzes were conducted at the Laboratory of Marine Science, Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura by using the tool grabsampler, sieveshaker, and pipetting with gravimetric method. The analysis shows the range of values of temperature between 29-300C, salinity between 31-32 ppt, pH were 7.9-8.0 and the type of substrate in the form of sandy mud, as well as the density of Solen sp from 8-10 individuals/m2. All measurement results indicate normal conditions and in accordance with the sea water quality standard for marine life, which can be a suitable habitat for the growth and development of Solen sp. This condition is thought to affect the density of Solen sp.Keywords: Bangkalan, density, distribution, Solen sp, substrate.ABSTRAKPotensi Solen sp perlu dikembangkan di pulau Madura, khususnya di Kabupaten Bangkalan. Pemanfaatan Solen sp mengalami peningkatan sehingga berpotensi overfishing. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan Solen sp dan ekologinya di perairan desa Modung, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2015 dengan metode deskriptif. Materi dan bahan yang digunakan diantaranya Solen sp dan parameter fisika-kimia lingkungan (suhu, salinitas, pH, dan substrat. Analisa dilakukan di Laboratorium Ilmu Kelautan, Program studi/Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura dengan menggunakan alat

  6. PEMODELAN DUA DIMENSI DATA GRAVITASI DI WILAYAH RIAU DENGAN METODE TALWANI (STUDI KASUS LOKASI - X

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Supriyanto Rohadi

    2016-03-01

    Full Text Available Observasi nilai percepatan gravitasi dilakukan di Riau (Lokasi - X. Data pengamatan yang didapat diolah sedemikian rupa sehingga didapatkan nilai anomali gravitasi. Secara umum anomali gravitasi terdiri dari anomali bouger, anomali regional, dan anomali residu. Anomali Bouguer dan anomali Residu di wilayah pengamatan menunjukkan area anomali gravitasi tinggi di bagian selatan, sedangkan anomali gravitasi rendah di bagian utara. Selanjutnya peta anomali tersebut dibuat permodelan dua dimensi berbasis Metode Talwani. Dari hasil pemodelan menggunakan model poligon metode Talwani didindikasikan adanya patahan naik dengan penurunan massa pada bagian tengahnya (graben. Model patahan ini merupakan sistem pembentuk sedimen pada wilayah penelitian.    Observationof the gravity is conducted in Riau (Location - X. Observational data is processed in such a way to obtain the value of the gravity anomaly. In general, the gravity anomaly is composed of bougeranomaly, regional anomaly, and residualanomaly. High Bouguer anomaly and Residual anomaly observed in the region the southarea, while the low gravity anomaly in the north area. Furthermore, the anomaly map generate by using two-dimensional modeling based on Talwani method. From two dimensiononal modeling (2-Dindicate that fault models due to the loss of mass in the middle (graben. This fault model is a system forming sediment in the study area.

  7. Karakteristik dan Model Matematika Kurva Pengeringan Rumput Laut Eucheuma cottonii

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Diini Fithriani

    2017-05-01

    Full Text Available Studi ini dimaksudkan untuk menginvestigasi karakteristik dan model matematika kurvapengeringan rumput laut  Eucheuma cottonii. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakanuntuk perancangan alat pengering rumput laut yang efisien. Pengeringan E.cottonii dilakukandengan menggunakan alat pengering laboratorium terkendali yang dilengkapi dengan sistemakuisisi data dengan kecepatan udara 0,5 m/detik. Empat variasi RH yang dilakukan pada suhu50 °C adalah 30%, 40%, 50% dan 60% serta empat variasi suhu yang dilakukan pada RH 40%adalah 40 °C, 50 °C, 60 °C dan 70 °C. Tiga model pengeringan yang diuji adalah model Newton, Henderson & Pabis dan Page. Simulasi model yang paling tepat ditentukan berdasarkan nilai R2 yang paling tinggi, serta nilai  sum square error  (SSE dan  root mean square error  RMSE yang paling rendah. Laju pengeringan lapis tipis rumput laut  E.cottonii umumnya berada pada periodelaju menurun. Hal ini sesuai dengan karakteristik pengeringan bahan-bahan biopolimer yang umumnya berlangsung dengan laju menurun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan RH cukup efektif dalam menurunkan kadar air dibandingkan peningkatan suhu. Pada RH rendah yaitu 30% suhu 50 °C, penurunan kadar air 50% dicapai dalam waktu 80-85 menit jauh lebih cepat dari RH 60% suhu 50 °C yaitu 165-170 menit. Pada suhu tertinggi yaitu 70 °C RH 40%penurunan kadar air 50% dicapai dalam waktu 90 menit selisih 15 menit lebih cepat dibandingkan suhu terendah yaitu 40 °C RH 40%. Kajian ini mendapati model pengeringan  E.Cotonii yang paling sesuai adalah model pengeringan Page dengan nilai R2, R2 terkoreksi, SSE and RMSE berturut - turut sebesar 0,98-0,99 ; 0,96-0,98 ; 0,0002-0,0126 dan 0,0002- 0,0206.

  8. FORMULASI RUMPUT LAUT Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN BAKSO DAGING SAPI TINGGI SERAT DAN IODIUM

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Lovi Dwi Princestasari

    2016-04-01

    Full Text Available ABSTRACTThe objective of this study was to formulate seaweed Gracilaria sp. in producing meatballs with high fiber and iodine content. The formulation was made by seaweed porridge addition as much as 30%, 40%, and 50% of total weight of raw material. Meatball product with the addition of 40% of seaweed porridge was the most accepted in organoleptic tests. The proximate analysis of the selected meatballs showed that the content of water, ash, fat, protein, and carbohydrate was 76.93%, 2.31%, 0.5%, and 8.11% respectively. The total dietary fiber and iodine content was 5.98% and 1.14 ppm. The acceptance test done by 31 elementary school students showed that 90% of them stated “like” and could accept the product properly. The contribution of selected product to nutrient adequacy level of 6-12 years old’s children was 2.12-2.67% for energy, 7.03-12.05% for protein, 0.36-0.42% for fat, 2.19-2.87% for carbohydrate, 10.37-14.13% for fiber, and 49.4% for iodine. Hence, the meatball product with addition of Gracilaria sp. 40% is a high fiber and iodine product.Keywords: fiber, Gracilaria sp. seaweed, iodine, meatballsABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk memformulasikan rumput laut Gracilaria sp. dalam pembuatan bakso daging sapi agar diperoleh produk dengan kadar serat dan iodium yang tinggi. Formulasi dibuat dengan penambahan bubur rumput laut Gracilaria sp. sebesar 30%, 40%, dan 50% terhadap berat adonan total. Produk bakso dengan penambahan rumput laut sebanyak 40% menunjukkan nilai penerimaan tertinggi secara organoleptik dan dipilih sebagai produk terpilih. Hasil uji proksimat kadar air, abu, lemak, protein, dan karbohidrat secara berturut-turut adalah 76,93%; 2,31%; 0,5%; 8,11%, dan 12,16%. Kadar serat pangan total dan iodium produk terpilih masing-masing adalah 5,98% dan 1,14 ppm. Hasil uji daya terima terhadap 31 anak SD menunjukkan 90,3% subjek menyatakan suka dan dapat menerima produk bakso terpilih dengan baik. Produk bakso terpilih

  9. Pengaruh Penambahan Inhibitor Alami terhadap Laju Korosi pada Material Pipa dalam Larutan Air Laut Buatan

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ardi Prasetia Yanuar

    2017-01-01

    Full Text Available Korosi merupakan penurunan mutu logam akibat adanya reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan korosi suatu material, salah satu diantaranya yakni pengaruh konsentrasi media korosi. Ada banyak metode untuk menghambat proses terjadinya korosi. Salah satu diantara banyak metode yaitu penggunaan inhibitor. Inhibitor organik salah satu jenis inhibitor yang bersifat non-toksik, murah, sudah tersedia di alam, mudah diperbaharui dan tidak merusak lingkungan. Inhibitor organik tersebut diperoleh dengan mengekstrak beberapa bahan yang ada di alam. Dalam penetilitian ini inhibitor yang digunakan antara lain daun jambu biji, daun teh, kedelai dan kopi. Inhibitor tersebut digunakan pada material pipa baja dalam media air laut buatan yang memiliki kadar salinitas 35 ‰. Metode perhitungan laju korosi baja menggunakan metode weight loss dan electroplating. Laju korosi paling kecil yakni sebesar 3.10 mpy untuk API 5L dan 1.94 mpy untuk ASTM A53 dengan inhibitor daun teh. Inhibitor yang kurang maksimal dalam menghambat laju korosi yaitu inhibitor kopi yakni 6.12 mpy untuk API 5L dan 2.66 mpy untuk ASTM A53. Nilai laju korosi spesimen API 5L dan ASTM A53 yang tidak menggunakan inhibitor masing-masing 50.26 mpy dan 3.83 mpy. Inhibitor teh memiliki nilai effisiensi mencapai 93.83%. Sedangkan daun jambu biji memiliki nilai effisiensi mencapai 93.45%. Nilai effisiensi inhibitor kedelai mencapai 91.72% dan inhibitor kopi memiliki nilai effisiensi paling rendah hanya mencapai 87.83%.

  10. GEJALA INTRUSI AIR LAUT DI DAERAH PESISIR PADELEGAN, PADEMAWU DAN SEKITARNYA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Wisnu Arya Gemilang

    2016-11-01

    Full Text Available Sebagian wilayah pesisir Pademawu dan sekitarnya, Pamekasan, dijumpai adanya air tanah payau hingga asin dengan pelamparan yang cukup luas. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan sebaran air tanah asin hingga payau tersebut, baik pada akuifer dangkal maupun akuifer dalam dan juga untuk mengetahui penyebab keasinan air tanah tersebut. Sebaran air tanah asin dipetakan berdasarkan nilai daya hantar listrik (DHL dengan kriteria tingkat keasinan sebagaimana ditetapkan oleh Panitia Ad Hoc Intrusi Air Asin Jakarta. Sedangkan penyebab keasinan air tanah dianalisa berdasarkan fasies hidrokimia dengan diagram Trilinier Piper. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada akuifer dangkal air tanah agak payau hingga asin dengan nilai DHL > 15.000 µS/cm – 50.000 µS/cm dijumpai pada bagian Selatan Pademawu sepanjang pesisir pantai meliputi Padelegan, Jumiang, Tanjung, Manjungan dan Pademawu Timur. Sedangkan untuk air tanah dalam seluruhnya dalam kondisi tawar dengan nilai DHL < 1500 µS/cm, berada pada bagian Utara dari daerah penelitian meliputi kecamatan Tlanakan, Galis, Pamekasan dan  Larangan. Berdasarkan nilai DHL bahwa daerah bagian Utara penelitian tidak terdeteksi adanya proses penyusupan air laut pada air tanah.INDICATION OF SEA WATER INTRUSION IN COASTAL PADELEGAN, PADEMAWU AREAIn the part of Pademawu coastal areas, Pamekasan, was found brackish groundwater that spreading progressively. The purpose of this study was to map the distribution of salt to brackish groundwater, both in the shallow aquifer and the deep aquifer and also to find out the cause of the salinity of the ground water. Salt groundwater distribution was mapped based on the electrical conductivity (EC with a salinity level criteria as established by Panitia Ad Hoc Intrusi Air Asin Jakarta. While the causes of groundwater salinity were analyzed based on hydrochemical facies with Trilinier Piper diagram. The results showed that the shallow groundwater aquifers slightly brackish to

  11. DINAMIKA KOMUNITAS PLANKTON DI PERAIRAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU SEGARA ANAKAN YANG SEDANG BERUBAH (Plankton Dynamic in the Changing Mangrove Ecosystem of Segara Anakan Central Java

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Tjut Sugandawaty Djohan

    2010-11-01

    Full Text Available ABSTRAK Perairan hutan bakau Segara Anakan merupakan ekosistem yang sedang berubah karena sedimentasi yang tinggi sejak tahun 1980, dan telah mengakibatkan pendangkalan perainan dan mengganggu proses pasang surut. Perubahan ekosistem ini direspon oleh komunitas plankton. pada musim hujan tabun 2002 salinitas perairannya adalah 0 0/00' dan musim kemarau 20 – 32%. Perubahan komunitas plankton tersebut dicirikan hadimya komunitas baik phyto maupun zooplankton dominan sungai pada musim hujan, dan sebaliknya komunitas laut pada musim kemarau. Pada tahun 2004, karena pendangkalan di perairan Bondan, mudflat dan perairannya dikeruk. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respon komunitas phyto dan zooplankton terhadap pernbanan ekosistem pada musim kemarau Agustus 2005 di daerah tangkapan ikan nelayan perairan Segara Anakan. Hasil menunjukkan bahwa ada peledakan kemelimpahan phytoplankton yang didommasi olehl populasi Chaetoceros di perairan Bondan dan Klaces sebanyak 206890 dan 397273 individu per 100 liter, dan populasi  Asterione/lajaponica meningkat sebanyak 69778 per 100 liter di perairan Cigatal. Peledakan kedua genus tersebut adalah merupakan respon phytoplankton terhadap meningkatnya kandungan PO4 di perairan oleh pengerukan sedimen di perairan Bondan. Kenaikan P04 di perairan berturut-berturut dari Bondan ke Cigatal sebesar 4,95 ppm, 5,88 ppm, dan 4,62 ppm. Pada musim kemarau, perairan Segara Anakan juga dicirikan dengan hadimya komunitas plankton sungai yaitu sebanyak 19 species phytoplankton, dan 9 spesies zooplankton. Peledakan populasi Chaetoceros tidak direspon oleh peledakan populasi zooplankton. Keadaan ini mencerminkan bahwa kualitas perairan Segara Anakan telah menurun.   ABSTRACT The mangrove ecosystem of Segara Anakan is in the process of changing to the freshwater-wetland due to the heavy sedimentation. This change was responded by the plankton communities. In the 2002 during the rainy season, the salinity

  12. ANALISIS ANOMALI GRAVITASI SEBAGAI ACUAN DALAM PENENTUAN STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAN POTENSI GEOTHERMAL (Studi Kasus Di Daerah Songgoriti Kota Batu

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Nurul Hidayat, Abdul Basid

    2012-03-01

    Full Text Available Telah dilakukan penelitian dengan metode gravitasi pada tanggal 26 - 27 April 2011 di daerah Songgoriti Kota Batu dengan tujuan untuk mengetahui pola anomali Bouguer dan struktur geologi bawah permukaan serta potensi panasbumi di daerah tersebut. Berdasarkan interpretasi kualitatif pada kontur anomali Bouguer  lengkap didapatkan variasi nilai anomali Bouguer antara  47,3 - 67,4 mGal dengan nilai anomali tinggi terdapat pada arah tenggara penelitian dan nilai anomali sedang pada arah tenggara-selatan dan timur laut daerah penelitian. Hampir 75% daerah penelitian didominasi oleh nilai anomali Bouguer rendah. Hasil interpretasi kuantitatif pada model penampang 2D lintasan AB dan CD, didapatkan tujuh lapisan batuan di bawah permukaan yaitu lapisan lapuk, tufa pasiran, anglomerat, lempung pasir, breksi tufaan terlempungkan, lava, dan breksi Vulkanik. Berdasarkan interpretasi kualitatif dan kuantitatif serta penelitian sebelumya dapat disimpulkan bahwa potensi geothermal di daerah penelitian sangat kecil.

  13. DAMPAK PEMBANGUNAN PESISIR PANTAI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DI KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Samsu .

    2015-11-01

    kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan yang meliputi: Pembangunan pesisir pantai mendorong terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat nelayan Punggawa-Sawi yang pada umumnya berada di atas kategori tinggi. Kondisi ini berimplikasi pada terjadinya perubahan sosial ekonomi masyarakat nelayan ke arah yang lebih baik, perbaikan kondisi perumahan, semakin membaiknya kondisi kesehatan masyarakat, kebersihan lingkungan, sistem jaringan produksi dan distribusi hasil laut, terbuka peluang usaha perikanan, serta terjadinya modernisasi pada sistem penangkapan ikan. Hambatan nelayan dalam memperbaiki taraf ekonominya adalah tingkat pendidikan dan pelatihan yang rendah, kurangnya alat produksi, sistem bagi hasil, serta faktor pemasaran dan harga ikan. Faktor pemasaran di lokasi ini relatif dapat teratasi dengan baiknya jalur transportasi, banyaknya usaha pengeringan ikan, dan dimanfaatkannya ikan kecil sebagai pakan udang. Kata Kunci: Dampak pembangunan, Pesisir Pantai, produksi dan distribusi, sistem perikanan

  14. PROSPEK USAHA PENGOLAHAN UDANG REBON SKALA RUMAH TANGGA DI DESA MUARA KINTAP KECAMATAN KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Alfi Syahrin

    2016-12-01

    Full Text Available The problems in rebon shrimp processing business at household scale in Desa Muara Kintap  are in processing, utilization, and improvement in processing business which have not been maximized, and rebon shrimp quality of the business community at household scale because of inappropriate processing and handling, lack of interest, and cheap selling price. To overcome these problems, one possible way is to provide proper handling to the products of rebon shrimp either in producing or packaging as well as diversifying the processing of rebon shrimp. Therefore, this study aims to (1 determine benefits, eligibility, fluctuation and variation in price and (2 analyze marketing channels of rebon shrimp in Desa Muara Kintap. The significance of this research is that it can be used as an input or a reference in order to increase profits and development of business prospect of rebon shrimp processing at household scale in Desa Muara Kintap,Kecamatan Kintap,Kabupaten Tanah Laut, South Kalimantan Province; and it is also useful for those who want to learn more about the development of business prospect of rebon shrimp processing at household scale in Desa Muara Kintap,Kecamatan Kintap,Kabupaten Tanah Laut, or for those who are interested in the issues in this study. The results showed that the processing business of dried rebon shrimp in Muara Kintap was profitable to do because the total revenue was greater than the total cost, and based on the analysis of the eligibility on the season of NPV, Net BCR, and IRR were on top of the value of 13%, making it eligible to do business processing, and there was also a price fluctuation with an average selling price fluctuation of rebon shrimp in Desa Muara Kintap  between ‘season’ and ‘not season' the prices was 41.05%, and the variation of the fishing season prices ranged from Rp 19,000 to Rp 20,000, while during ‘not season’ the prices were between Rp 26,000 and Rp 30,000. This happened because of the

  15. Restoration of mangrove forest landscape in Babulu Laut village, sub district of Babulu, Penajam Paser Utara district

    Science.gov (United States)

    Febrina, W. K.; Marjenah; Sumaryono

    2018-04-01

    The reforestation activities of mangrove forest carried out in various regions have not been well known as the success and influence of landscape in rehabilitation area. Utilization of existing land along the coastal Babulu Laut Village has reduced the area of mangrove forest from day to day. Due to the use of land by the community without considering the conservation aspect causes the loss of mangrove forest. This study aims to determine the final condition of the success rate of forest and land rehabilitation, land cover and the benefits of mangrove forest restoration for the surrounding people. The research method used is the preparation and orientation of research location, data input, codefication, data processing, the field verification and analysis of data. The results of the execution of the inventory mangrove in 22 research location in the Babulu Laut Village, Babulu Subdistrict, Penajam Paser Utara District of 125 ha of plant a whole is kind of Rhizophora sp, where the intensity of sampling 2% with the growing plants of 65.92 %or 2,175 stem/ha then success rate of Mangrove Forest Rehabilitation at Babulu Laut Village Babulu Subdistrict is medium level (55-75%).

  16. A SURVEY OF THE SPECIES AND DISTRIBUTION OF AEDES AT SEAPORTS AND AIRPORTS OF IRIAN JAYA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Sumengen Sumengen

    2012-09-01

    Full Text Available Walaupun penyakit demam berdarah terdapat dimana-mana didaerah Asia Tenggara termasuk Indonesia, namun demikian belum pernah dilaporkan adanya di propinsi Irian Jaya. Vector utama penyakit tersebut adalah A. (Stegomya aegypti meskipun A. (S albopictus juga dapat menjadi vectornya. Penyakit lain yang terpenting dapat ditularkan oleh A. aegypti ialah yellow fever, dimana virusnya hanya terdapat di Afrika dan Amerika. Mengingat letak geografis yang sangat dekat dan kommunikasi yang regular baik melalui laut dan udara dengan negara-negara seperti Philipana, Thailand, Singapura, Vietnam, India, Ceylon dan Indonesia, maka setiap saat kedua penyakit tersebut kemungkinan dapat menginfeksi penduduk Irian Jaya. Untuk membantu mempelajari apakah infeksi dapat terjadi maka dari bulan September sampai dengan Desember 1968 telah dilakukan survey pendahuluan untuk mengetahui species Aedes yang ada dan distribusinya di pelabuhan-pelabuhan laut maupun udara terpenting di Irian Jaya. Survey ini dilakukan dengan cara mengadakan penangkapan serta pemeriksaan nyamuk dan larva yang terdapat pada setiap bangunan didaerah pelabuhan laut maupun udara. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan ternyata ditemukan adanya 7 species Aedes yaitu, A. aegypti, A. albopictus, A. (S scutellaris, A. (Finlaya koehi, A. (Ochlerotatus vigilax, A. (S alboleneatus, dan A. (F novalbitarsis. Walaupun Van Den Assem & Bonne Wepster (1964 menyatakan bahwa sebagian besar di wilayah Irian Jaya masih belum ditemukan adanya A. aegypti tetapi pada penelitian ini ternyata dari 11 pelabuhan laut dan udara, 9 diantaranya ditemukan A. aegypti. Timbulnya A. aegypti pada beberapa kota diwilayah Irian Jaya pada tahun 1968 mungkin disebabkan karena pemindahan vector tersebut dari daerah-daerah lain melalui kapal laut maupun udara yang merupakan alat pengangkut dari satu daerah kedaerah lain.

  17. Kajian Status Trofik Sebagai Dasar Strategi Penataan Lingkungan di Telaga Merdada

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Anindya Kusumawati

    2016-10-01

    Full Text Available ABSTRAK Telaga Merdada adalah sebuah danau kaldera di dataran tinggi Dieng. Jumlah besar vegetasi antara tanah dan air dihilangkan untuk ekspansi pertanian, terutama untuk pertanian kentang. Aplikasi pupuk di pertanian kentang di telah intensif digunakan. Kegiatan yang berlebihan ini mengekspos ekosistem air tawar di Danau Merdada, yang mengakibatkan eutrofikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari kondisi lingkungan dari Merdada Lake, menentukan negara tropik, dan mengusulkan strategi pengelolaan lingkungan di wilayah Merdada Lake untuk mengontrol negara tropik. Sampel dikumpulkan pada tanggal 1 Agustus 2009. -3rd Lima titik sampling dalam Merdada Lake dikumpulkan di berbagai kedalaman. Pada setiap titik pengambilan sampel, transparansi air, Clorophyll-a, DO, pH, suhu, diukur. Lebih lebih, dinamika hara air dan sedimen yang diamati. Negara tropik ditentukan dengan menggunakan indeks Carlson dan OECD. Parameter kualitas tanah sekitarnya Merdada Lake diamati, termasuk topografi, permeabilitas, tekstur, struktur, dan kedalaman kolom tanah. Negara trofik dari Merdada Lake menurut konsentrasi nutrisi dan air transparansi menunjukkan bahwa Merdada Lake telah di tingkat hipertrofi, namun sehubungan dengan konsentrasi Clorophyll-dalam badan air, Merdada Lake masih dalam tingkat oligotrophic. Hasil ini menunjukkan bahwa Merdada Lake berada dalam kondisi tidak sehat. Konsentrasi tinggi nutrisi di Merdada Lake dapat menyebabkan ganggang mekar sehubungan dengan peningkatan transparansi air. Strategi yang diusulkan untuk mengurangi nutrisi di Merdada Lake adalah dengan aerasi dan penghapusan sedimen harus dipertimbangkan. Strategi yang diusulkan pengelolaan lingkungan untuk mengontrol eutrofikasi di jangka panjang adalah untuk mengelola wilayah cekungan luar dan danau riparian dengan pendekatan abiotik, biotik dan budaya. Lebih lebih, perencanaan penggunaan lahan, seperti penggunaan lahan zonasi, sehubungan dengan danau daya dukung dan

  18. KARAKTERISTIK OSEANOGRAFI FISIK (BATIMETRI, PASANG SURUT, GELOMBANG SIGNIFIKAN DAN ARUS LAUT PERAIRAN TELUK BUNGUS

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Try Al Tanto

    2016-11-01

    Full Text Available Perairan Teluk Bungus berlangsung cukup banyak aktivitas, namun belum ada data-data valid berkaitan dengan parameter oseanografi perairannya. Perlu dilakukan kajian dinamika pesisir, terutama berupa kajian oseanografi fisik, tujuannya adalah diperoleh informasi dasar parameter oseanografi fisik yang berguna untuk kelancaran aktifitas di sekitar perairan. Data batimetri diperoleh dari peta yang dikeluarkan oleh Dishidros, dianalisis berupa tampilan peta 2D dan 3D. Data pasang surut air laut terukur dari alat ukur ADCP yang memiliki sensor tekanan, merupakan alat ukur utama untuk arus laut. Sedangkan data gelombang diperoleh dari ECMWF berupa tinggi gelombang signifikan. Kedalaman laut Teluk Bungus tergolong dangkal, yaitu mencapai 30 m. Bentuk relief dasar lautnya tidak terlihat dampak signifikan dari pengaruh samudera, karena perairan cukup terlindungi oleh bentuk teluk. Pasang surut yang terjadi adalah tipe campuran dominan ganda, tunggang pasut sebesar 139.30 cm (Oktober - November 2014. Gelombang signifikan perairan Teluk Bungus dan sekitarnya (Januari - Oktober 2013 adalah 0.42-1.7 m. Tinggi gelombang cukup besar terjadi terutama tanggal 9 Oktober 2013 hingga 11 Oktober 2013 yaitu 1.5-1.7 m. Arus laut perairan Teluk Bungus umumnya didominasi oleh pengaruh arus zonal, baik arus kedalaman 10.5 m maupun arus pada kedalaman 18.5 m. Kecepatan rata-rata arus kedalaman 10.5 m sebesar 0.0477 m/s, namun terjadi arus cukup besar 0.5240 m/s tanggal 11 November 2013 pukul 14.50 WIB dengan arah Tenggara-Selatan. Pada kedalaman 18.5 m, kecepatan arus rata-rata 0.3799 m/s dan arus maksimum 0.9320 m/s tanggal 14 November 2013 pukul 22.00 WIB dengan arah Barat Daya. CHARACTERISTICS OF PHYSICAL OCEANOGRAPHY (BATHYMETRY, TIDE, WAVE SIGNIFICANT HEIGHT AND SEA CURRRENT IN BUNGUS BAYBungus bay waters have a lot of activity, but there is no reliable data related to their oceanographic parameters. It is necessary to study their physical oceanography, to acquire

  19. PRESENT STATUS PRODUKSI DAN BUDIDAYA TERIPANG DI SULAWESI SELATAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Abdul Malik Tangko

    2009-06-01

    Full Text Available Di Sulawesi Selatan teripang diperdagangkan dan diekspor ke Cina sejak abad ke-17 dan pada tahun 1824 berhasil mengekspor teripang sebanyak 300 ton dengan nilai 350.000 gulden atau setara 7.500.000 US Dollar. Kegiatan perburuan teripang oleh pelaut Bugis-Makassar di Australia Utara berlangsung sejak pada abad ke-17 dan berakhir pada tahun 1910. Setelah itu, wilayah operasi penangkapannya hanya meliputi perairan Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Pada tahun 2004 volume ekspor teripang Sulawesi Selatan mencapai 1.052,5 ton dengan nilai 94.450.650 US Dollar kemudian mengalami penurunan menjadi 734,0 ton dengan nilai 15.805.120 US Dollar pada tahun 2007. Penurunan produksi teripang ini disebabkan karena populasinya di alam semakin berkurang, sedangkan harga dan permintaan pasar ekspor semakin meningkat. Pada saat ini harga teripang di Sulawesi Selatan mencapai Rp150.000,00-Rp500.000,00/kg. Sedangkan peningkatan produksi melalui usaha budidaya belum bisa berkembang walaupun teknologinya sudah dikuasai dan dukungan sumberdaya lahan yang cukup luas. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan benih yang hanya mengandalkan benih dari alam yang bersifat musiman, sedangkan usaha pembenihan teripang di Indonesia termasuk di Sulawesi Selatan belum dapat berproduksi secara massal. Sehingga untuk memenuhi permintaan pasar ekspor yang semakin meningkat, maka salah satunya jalan yang dapat ditempuh oleh pengusaha teripang di Sulawesi Selatan adalah melakukan penangkapan di laut lepas dengan cara menyelam menggunakan peralatan canggih ataupun dengan menggunakan alat tangkap jaring trawl mini, walaupun hasil yang diperoleh tidak menentu dan kadangkala tidak seimbang dengan biaya operasional yang dikeluarkan.

  20. PENILAIAN POTENSI PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN PADA KAWASAN PARIWISATA PANTAI BATAKAN DI KABUPATEN TANAH LAUT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Sukarti Sukarti

    2016-05-01

    Full Text Available The tourism potential of Batakan Beach Resort, which is the slope coast with the bed of brownish white sand along ±12 km, is the special attraction for the visitors. Batakan beach is the area of Animal Conservation in Pelaihari Tanah Laut. Its function is converted to Natural Tourism Park on the basis of Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 695/Kpts-II/1991. The assessment is required to find out the potentials of the development as the sustainable tourism resort. The objective of the research was to study the development potentials of the tourism resort of Batakan beach. The assessments were on the land suitability, the supporting factors of the beach tourism resort, and the plan for increasing the potential of the sustainable development of the resort. The land suitability assessment included: the suitability with Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW, the area width and the level of the physical suitability of the beach. The assessment of the supporting factors included: the recreation, health, shopping, entertainment, accommodation, and infrastructure facilities, the public acceptance and the government policy. The research was descriptive and applied the analysis survey method. The result of the research indicated that the assessment of the land suitability received total score 471,1. It indicated that the tourism resort of Batakan beach was at the first rank with the total score 742,46. The Batakan beach was very reliable to develop as the sustainable tourism resort although there were some supporting factors receiving lower score namely the health, shopping, entertainment, and infrastructure facilities.

  1. Pendugaan Kedalaman Paisan dan Resistivitas Batuan dengan Metode Geolistrik di Daerah Temon Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Rudi Hartono

    2009-02-01

    Full Text Available Intrusi air laut ke daratan (air tanah sering dijumpai di daerah-daerah pantai. Dengan terjadinya intrusi maka kualitas air tanah menjadi berubah dan mungkin tidak dapat lagi digunakan untuk memenuhi kebutuhan air rumah tanga. Penelitian ini dilakukan di daerah Temon Kabupaten Kulonprogo DIY, yang merupakan daerah pantai, dengan tujuan untuk mengetahui resistivitas (tahanan jenis dan kedalaman lapisan-lapisan batuannya. Metode yang digunakan adalah metode geolistrik Schlumberger dengan interprestasi datanya secara manual. Berdasarkan interprestasi data penelitian maka dapat diperkirakan bahwa lapisan batuan di daerah penelitian terdiri dari: (1 batuan lembab mengandung air tanah dangkal dengan kedalaman 1,5 meter dengan resistivitas 6,8 ohm/m; (2 lapisan batuan kedap air pada kedalaman 20 meter dengan resistivitas 22,0 ohm/m; (3 batuan/akifer mengandung air tanah dalam pada kedalaman 100 meter dengan resistivitas 6,8 ohm/m; dan (4 batuan/akifer mengandung air asin pada kedalaman 200 meter dengan resistivitas 2,5 ohm/m.

  2. DAMPAK PEMBUANGAN LIMBAH TERHADAP PERUBAHAN KUALITAS OSEANOGRAFI BIOFISIK-KIMIA DAN PRODUKSI IKAN TERI (Stolephorus spp. DI PERAIRAN LAUT TELUK AMBON (The Impact of Waste Disposal on the Biophysical-chemical Characteristics Changes and Teri fish

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Latif Sahubawa

    2001-04-01

    Full Text Available ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk: (l mengidentifikasi karakteristik limbah hasil aktivitas manusia di pesisir teluk yang berpengaruh potensial terhadap penurunan sifat oseanografi biofisik-kimia perairan Laut Teluk Ambon; (2 mengevaluasi perubahan sifat oseanografi biofisik-kimia perairan dalam kaitannya dengan penyimpangan persyaratan peruntukkan sebagai tempat budi daya perikanan; dan (3 mengevaluasi pengaruh penyimpangan persyaratan peruntukan badan air laut terhadap potensi dan densitas ikan pelagis kecil, serta produksi ikan teri pada musim Timur dan Barat. Sampel penelitian terdiri atas air laut, ikan teri, dan kerang. Teknik pengambilan sampel ialah dengan pengacakan dan tanpa pengacakan. Teknik pengambilan data berupa survei, analisis laboratorium, wawancara, dan kuesioner. Metode analisis data Kurva Normal, Kuadrat Terkecil, Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial dan Berblok dengan Uji-F, Koefisien Nilai Nutrisi (KNN, Produksi Surplus, Hidroakustik, dan Sedimentasi Utermohl. Berdasarkan hasil analisis statistik, umumnya variabel penelitian tidak berpengaruh terhadap perubahan parameter oseanografi biofisik-kimia perairan Teluk Ambon, kecuali bahwa lokasi sampling berpengaruh terhadap nilai kecerahan pada tingkat signifikansi 95%. Kisaran nilai parameter oseanografi biofisik-kimia perairan laut ialah temperatur 23,7 - 28,7"C; TSS 2,005 - 12,436 mg/^; salinitas 24,00 - 35,50 mill; kecerahan 2,5 - 9,0 meter; pH 6,5 - 8,6; oksigen terlarut 2,09 - 6,88 mgA; BODs 10 - 50 mg/l; COD 22,5 - 150,8 mg/l; PO43- 0,22 - 3,29 mg/L, NQ-0.02 -2,94 mg/L; NO3- 21- 15,40 mg/L; Hg 0,001- 0,065 mg/L; KNN 0,27 -0/8 gr/cm; fitoplankton red-tede spesies Alexandrium affrne dengan jumlah 60,0 x 105 sel/liter menimbulkan perubahan warna perairan menj adi merah-kecoklatan. Produksi ikan teri pada musim Timur 191,5 ton (59,5 % dan musim Barat 130,2 ton (40,5 %. Populasi maksimum telur dan larva ikan teri adalah 4.090 telur/SO mt pada musim Timur dan 396 ekor/50

  3. Potential Marine Fungi Hypocreaceae sp. as Agarase Enzyme to Hydrolyze Macroalgae Gelidium latifolium (Potensi Jamur Hypocreaceae sp. sebagai Enzim Agarase untuk menghidrolisis Makroalga Gelidium latifolium

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Mujizat Kawaroe

    2015-03-01

    Full Text Available Agarase dapat mendegradasi agar ke oligosakarida dan memiliki banyak manfaat untuk makanan, kosmetik, dan lain-lain. Banyak spesies pendegradasi agar adalah organismelaut. Beberapa agarase telah diisolasi dari genera yang berbeda dari mikroorganisme yang ditemukan di air dan sedimen laut. Hypocreaceae sp. diisolasi dari air laut Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta, Indonesia. Berdasarkan hasil identifikasi gen 16S rDNA dari 500 basis pasangan, isolat A10 memiliki 99% kesamaan dengan Hypocreaceae sp. Enzim agarase ekstraseluler dari Hypocreaceae sp. memiliki pH dan suhu optimum pada 8 TrisHCl (0,148 μ.mL-1 dan 50°C (0,182 μ.mL-1, masing-masing. Enzim Agarase dari Hypocreaceae sp. mencapai kondisi optimum pada aktivitas enzim tertinggi selama inkubasi dalam 24 jam (0,323 μ.mL-1. SDS page mengungkapkan bahwa ada dua band dari protein yang dihasilkan oleh agarase dari Hypocreaceae sp. yang berada di berat molekul 39 kDa dan 44 kDa dan hidrolisis Gelidium latifolium diperoleh 0,88% etanol. Kata kunci: enzim agarase, Hypocreaceae sp., hidrolisis, fungi, rDNA. Agarase can degradedagarto oligosaccharide and has a lot of benefits for food, cosmetics, and others. Many species of agar- degrader are marine-organism. Several agarases have been isolated from different genera of microorganisms found in seawater and marine sediments. Hypocreaceae sp. was isolated from sea water of Pari Islands, Seribu Islands, Jakarta, Indonesia. Based on the results of the 16S rDNA gene identification of 500 base pairs, A10 isolates had 99 % similarity toHypocreaceae sp. The extracellular agarase enzyme from Hypocreaceae sp. have optimum pH and temperature at 8 TrisHCl (0.148 µ.mL-1 and 50 °C (0.182 µ.mL-1, respectively. Agarase enzyme of Hypocreaceae sp. reach an optimum condition at the highest enzyme activity during incubation in 24 hours (0.323 µ.mL-1. SDS Page revealed that there are two bands of protein produced by agarase of Hypocreaceae sp. which are at

  4. Model Polikultur Udang Windu (Penaeus monodon Fab, Ikan Bandeng (Chanos-chanos Forskal dan Rumput Laut (Gracillaria Sp. Secara Tradisional

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Murachman - -

    2012-05-01

    Full Text Available Abstrak Polikultur merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan air yang mengakibatkan penurunan produksi ikan di kolam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui menyusun pola manajemen polikultur udang windu (Penaeus monodon Fab., ikan bandeng (Chanos-chanos Forskal dan rumput laut (Gracillaria sp.. Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus di Dusun Tanjung Sari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Sampel penelitian diambil pada 18 lokasi polikultur dari tiga komoditas tersebut (udang windu, ikan bandeng dan rumput laut dan 20 lokasi polikultur dari dua komunitas (udang windu dan ikan bandeng. Variabel yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Variabel penelitian meliputi lingkungan makro tambak, karakteristik pembudidaya, cara pengelolaan tambak dan perlakuan–perlakuan yang diberikan, padat tebar, kualitas air, kesuburan air, produksi tambak, keuntungan pembudidaya polikultur dan model budidaya polikultur tiga komoditas. Model budidaya polikultur terdiri dari enam komponen yaitu penentuan lokasi tambak, persiapan tambak, pemeliharaan, panen, kelembagaan sosial dan kelembagaan ekonomi. Masing-masing komponne tersebut saling berhubungan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang mendukung penentuan lokasi kolam, yaitu jenis tanah di atas kolam, sumber air tawar, sumber air laut, dan keberadaan hutan mangrove. Kualitas dan kesuburan air cukup baik dan berada pada kisaran standard kualitas air untuk tambak. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara padat tebar untuk udang windu dan ikan bandeng pada tipe polikultur tiga komoditas dan polikultur dua komoditas. Padat tebar rumput laut pada polikultur tiga komoditas adalah 975 kgha-1. Keberadaan rumput laut pada polikultur tiga komoditas dapat meningkatkan kualitas air menjadi lebih baik dibandingkan pada polikultur dua komoditas. Kandungan oksigen terlarut pada tambak adalah 165 mgl-1, tingkat kejernihan air 50.875 cm, NH3 0

  5. MEMANTAPKAN HISTORIOGRAFI MASJID TUA KAMPUNG LAUT MELALUI ANALISIS PERBANDINGAN DENGAN MASJID AGUNG DEMAK

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Mastor Surat, Nangkula Utaberta

    2012-03-01

    Full Text Available The importance of this research is to ensconce the historiography of Masjid Tua Kampung Laut through data collection, observation, analysis and comparative study on ancient mosques at Malay World with emphasis on Masjid Agung Demak situated at Jawa Tengah Province. Both mosques have similar characteristics on typology but have different histories. The historiography of Masjid Tua Kampung Laut is related to the spread of Islam to the whole Malay World especially at Jawa Island and Champa, however until today has no cross research been done to correlate the historiography of the three places. Eventhough Masjid Tua Kampung Laut has a unique history, not much research and writing have been done about it. So far, most of the writings on the mosque are done by Abd. Rahman Al-Ahmadi, students of Universiti Teknologi Malaysia, Abdullah Mohamed (Nakula and Salleh Mohd. Akib. These researchs and writings were made based on heresay and laymen observation to the surviving structure. Therefore, this research is made with the intention to enrich and develop intellectual discourse in the aspect of traditional Malay architecture especially on the development of Muslim architecture of Malay World. The scope of this research is focused on site survey with critical and analytic observation, verbal information by the local communities and literature reviews. From the gathered information, a theoretical framework is developed concurrent with the rising of new issues which all the while have not been discussed in a proper systematic way especially on the aspects of design approach and construction tradition of both mosques. Besides that, the ealiest theories on the origin, architectural approach and construction aspects were intepereted in different perspectives. The outcome of this research will provide a clearer overview on architectural development of the earlier Muslims in the Malay World.

  6. CARA PENETAPAN BATAS ZEE ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA DI SELAT MALAKA DENGAN MEDIAN LINE

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ansori

    2012-11-01

    Full Text Available Penelitian ini secara menyeluruh mempunyai tujuan untuk memperjelas batas-batas ZEE antara Indonesia dengan Malaysia di selat Malaka, dan sebagai masukan serta informasi kepada masyarakat dan instansi-instansi penegakan hukum di laut agar lebih memahami tentang batas-batas ZEE dengan Negara Malaysia terutama di selat Malaka. Metode pendekatan masalah yang dipakai dalam penulisan penelitian ini dilakukan secara Yuridis Normatif, yaitu menitikberatkan pada peraturan perundangundangan yang berlaku sebagai dasar pembahasan serta kaitannya dengan penerapannya dalam praktek. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Indonesia harus mengkaji ulang hasil perjanjian landas kontinen tahun 1969 dengan melakukan rekonstruksi penetapan garis batas ZEE Indonesia dengan Malaysia di Selat Malaka, karena penetapan batas tersebut menggunakan titik – titik dasar dan garis dasar pada air rendah (kontur no. l di pantai Timur Sumatera seperti tercantum dalam UU. No : 4 / Prp. Tahun 1960, sedangkan Malaysia menarik garis dasar dari Pulau Jarak ke Pulau Perak sejauh 123 nm, ini tidak sesuai dengan ketentuan dalam UNCLOS’ 82 dimana pada Pasal 47 ayat (2 hanya membolehkan maksimal 100 nm. Garis batas ZEE yang dihasilkan dari rekonstruksi penetapan di atas mempunyai cakupan perairan yang lebih luas dibandingkan cakupan perairan hasil perjanjian batas landas kontinen tahun 1969. Apabila konsep penetapan batas ZEE di Selat Malaka dihitung luasnya mulai dari garis dasar (baseline sampai ke garis batas ZEE, maka Indonesia memperoleh cakupan perairan sebesar 36.700 km2. Hal ini tentunya akan memberikan keuntungan yang besar baik secara ekonomis maupun secara kedaulatan.

  7. The Orang Suku Laut of Riau, Indonesia

    DEFF Research Database (Denmark)

    Chou, Cynthia Gek Hua

    and resources that have resulted in great demand on sea and land spaces. In this momentum of change, several aspects of rural culture including indigenous populations, like the Orang Suku Laut (people of the sea) of Riau have been deemed by the state architects of development programmes to hinder progress......Land reform has been an indisputable part of Indonesian revolution. The consequent execution of development programmes for nation-building have provoked intense hostility over territorial rights. Global market forces in Indonesia have seen increasing flows of transnational investments, technology...... the social assimilation of indigenous peoples as citizens, religious conversion and cultural identity. Cynthia Chou discusses how Indonesian nation-building development programmes have generated intense struggles over issues pertaining to territorial rights, social assimilation of indigenous peoples...

  8. MENGENAL ARSITEKTUR LOKAL: KONSTRUKSI RUMAH KAYU DI TEPIAN SUNGAI KAPUAS, PONTIANAK

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Lestari .

    2016-12-01

    Full Text Available Keberadaan sungai Kapuas sebagai sumber kehidupan dan jalur transportasi air, memunculkan permukiman-permukiman di tepian sungai Kapuas.Rumah-rumah yang berada di pemukiman tepian sungai Kapuas umumnya didirikan langsung di tepian sungai Kapuas.Rumah tersebut sebagian besar berupa rumah kayu yang terhubung dengan gertak-gertak sebagai jalur penghubung antar rumah.Konstruksi rumah kayu ini menarik untuk diamati mengingat keadaan tepian sungai perlu diselesaikan oleh bangunan agar tetap bertahan.Tulisan ini memaparkan kontruksi rumah kayu pada salah satu kasus daerah tepian sungai kapuas. Daerah kasus yang diambil adalah Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak.Dalam tulisan ini dipaparkan konstruksi kayu berdasarkan bagian-bagian rumah mulai dari pondasi, rangka, dinding, sampai atap.Terdapat beberapa tipe konstruksi pada kasus yang diteliti.Pertimbangan umum terletak pada kemudahan konstruksi, tampilan atau fasad dan lokasi keberadaan rumah   The existence of the Kapuas river as a source of life and water transportation, led to settlements growth on side the Kapuas river. The houses are located on side Kapuas river are generally directly constructed at the river. The houses  mostly made of wood which connected by wooden bridge as connecting lines between houses. Construction of wooden houseis interesting to be identifiedbecause the building must bedurable with the condition around the river. This paper describes the wooden houses construction in one case area of the Kapuas riverside. Case study is taken at Kelurahan Bansir Laut, South East Pontianak District. In this paper described the wooden construction : the foundation, frame, wall, and the roof. There are several types of construction in the cases studied. General considerations is the ease of construction, appearance or facade and location of the house. REFERENCES Abdurachman., Nurwati Hadjib. (2006. Pemanfaatan Kayu Hutan Rakyat Untuk Komponen Bangunan

  9. POTENSI “IKAN MURAI AIR TAWAR” (Gymnothorax polyuranodon SEBAGAI IKAN HIAS

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ahmad Musa

    2011-12-01

    Full Text Available Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi sumberdaya alam hayati termasuk di dalamnya ikan-ikan air tawar, payau, dan laut yang prospeknya dikembangkan sebagai komoditas yang bernilai ekonomi tinggi. Ikan murai air tawar (Gymnothorax polyuranodon merupakan salah satu spesies ikan yang sebarannya cukup luas di Indonesia. Dalam siklus hidupnya ikan murai ini hidup di air tawar, payau dan laut. Corak warna coklat kekuningan dengan bintik hitam bulat yang tidak teratur pada kepala seperti pita-pita yang warnanya memanjang yang lengkap serta bentuknya yang mirip ular menyebabkan ikan murai ini juga dijadikan ikan hias. Tiga kali koleksi ikan murai di alam telah dilakukan di Sungai Lasusua, Sulawesi Tenggara pada September 2008, Oktober, dan November 2009.

  10. KAJIAN INDUKSI KALUS RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii UNTUK PRODUKSI EMBRIO SOMATIK

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Muh. Alias L. Rajamuddin

    2016-11-01

    Full Text Available Untuk mendukung program transgenesis pada rumput laut, embrio somatik dapat digunakan sebagai material untuk transfer gen baik secara individu sel ataupun kluster sel embriogenik, sehingga mempercepat keberhasilan dengan peluang transformasi yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji induksi kalus rumput laut K. alvarezii untuk produksi sel embrio somatik (e.s. dengan beberapa rasio zat pengatur tumbuh (ZPT dan konsentrasi agar media induksi, sampai sel menjadi filamen. Penelitian terdiri atas dua tahap: Tahap (1 induksi kalus, dengan rasio ZPT asam indol asetat (IAA:kinetin = 0,5:0,0 mg/L; 1,0:1,0 mg/L; dan 2,0:0,2 mg/L dengan konsentrasi agar media induksi = 0,6%; 0,8%; 1,0%; dan 1,5%. Tahap (2 regenerasi massa sel e.s., dengan rasio IAA:kinetin = 0,1:1,0 mg/L; 0,0:0,1 mg/L dan tanpa ZPT dengan konsentrasi agar media = 0,4%; 0,6%; dan 0,8%. Untuk perkembangan sel-sel e.s. lebih lanjut dipelihara pada kultur cair. Hasil penelitian menunjukkan pada tahap induksi kalus, rasio IAA: kinetin = 1:1 mg/L dengan konsentrasi agar media 0,8% dan 1,0% menghasilkan persentase induksi kalus tertinggi (90%. Pada tahap regenerasi massa sel e.s., ZPT tidak berpengaruh terhadap perkembangan massa sel e.s., di mana tanpa ZPT dengan konsentrasi agar 0,6% memperlihatkan perkembangan tertinggi (rata-rata diameter massa sel 5 mm. Pada media cair, perkembangan sel e.s. dari single cell ukuran 3-4 mm menjadi filamen-filamen ukuran rata-rata 0,5 mm dapat dicapai dalam satu bulan kultur. Keberhasilan produksi sel e.s. K. alvarezii, selain sebagai material untuk transfer gen juga dapat dijadikan acuan dalam produksi benih rumput laut kultur jaringan. To support the program of seaweed transgenesis, somatic embryo can be used as a materials for gene transfer purpose either by individual or cluster of cells in accelerating the higher rate of transformation. This research aims to study the callus induction of seaweed K. alvarezii for production of somatic

  11. Penentuan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian di Kabupaten Probolinggo

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Firda Nurul Lailia

    2014-09-01

    Full Text Available Tujuan penelitian ini adalah menentukan kawasan agroindustri di Kabupaten Probolinggo yang berbasis komoditas unggulan sektor pertanian. Sasaran pertama yang dilakukan adalah menentukan komoditas unggulan yang potensial menggunakan alat analisis LQ dan Shift-Share, kedua menentukan bobot faktor-faktor penentu kawasan agroindustri menggunakan analisis AHP, kemudian ketiga menentukan kawasan agroindustri berdasarkan komoditas unggulan sektor pertanian Kabupaten Probolinggo dengan analisis penilaian variabel. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat 18 komoditas unggulan yang kemudian dikelompokkan menjadi tiga subsektor unggulan yaitu Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura, Subsektor Peternakan dan Subsektor Perikanan. Dalam penentuan kawasan agroindustri, faktor ketersediaan bahan baku memiliki nilai bobot (tingkat pengaruh paling besar baik untuk subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor peternakan, dan subsektor perikanan. Berdasarkan analisa penilaian variabel adapun kecamatan yang terpilih sebagai kawasan yang paling potensial sebagai kawasan agroindustri subsektor tanaman pangan dan hortikultura yaitu Kecamatan Tongas dengan komoditas unggulan mangga dan jagung, kawasan agroindustri subsektor peternakan yaitu Kecamatan Kraksaan dengan komoditas unggulan sapi potong, dan kawasan agroindustri perikanan di Kecamatan Paiton dengan komoditas unggulan perikanan laut.

  12. DISTRIBUSI NITRAT, OKSIGEN TERLARUT, DAN SUHU DI PERAIRAN SOCAH-KAMAL KABUPATEN BANGKALAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Dewy Septiyanti Yolanda

    2016-11-01

    Full Text Available Kondisi dan dinamika perairan laut sangat dipengaruhi oleh beberapa parameter, diantaranya adalah parameter fisika, kimia, biologi, dan lain sebagainya. Diantara parameter penting tersebut adalah nitrat, oksigen terlarut, dan suhu. Ketiga parameter ini penting karena berpengaruh terhadap kondisi dan kualitas perairan, khususnya di perairan Socah, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan distribusi nitrat, oksigen terlarut, dan suhu di perairan Socah-Kamal Kabupaten Bangkalan. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2014 dengan 10 titik sampling. Analisa nitrat dianalisa dengan menggunakan spektrofotometri dengan panjang gelombang 410 nm dilakukan di Laboratorium Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura. Hasil analisa menunjukkan konsentrasi nitrat berkisar 0.002-0.022 mg/l, oksigen terlarut berkisar 6,01-9,04 mg/l, dan suhu permukaan berkisar 29.0-32,7˚C. Hasil analisa menunjukkan kondisi baik dan cocok untuk kehidupan biota laut sesuai standar baku mutu yang sudah ditetapkan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup (KMNLH.Kata Kunci : Nitrat, Oksigen Terlarut, Suhu, Perairan Socah-KamalDISTRIBUTION OF NITRATE, DISSOLVED OXYGEN AND TEMPERATURE IN SOCAH WATERS, DISTRICT OF KAMAL, BANGKALANThe conditions and the dynamics of ocean waters is influenced by several parameters, including the parameters of physics, chemistry, biology, and others. Among the important parameters are nitrates, dissolved oxygen, and temperature. Those parameters are important because it affects the quality and condition of the waters, particularly in Socah waters, District of Kamal, Bangkalan. The purpose of this study was to determine the characteristics and distribution of nitrate, dissolved oxygen, and temperature in the Socah waters, Kamal, Bangkalan. The study was conducted in October 2014 with 10 sampling points. Nitrate was analyzed using spectrophotometry with a wavelength of 410 nm performed at the

  13. GUDANG-GUDANG DI KARAWANG: KELETAKAN DAN FUNGSINYA DALAM SEJARAH PERNIAGAAN MASA HINDIA BELANDA The Storehouses In Karawang: Location and Functions On Commerce History in The Netherlands Indie Period

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Libra Hari Inagurasi

    2014-06-01

    Abstrak Tulisan ini mencoba membahas keberadaan gudang-gudang kuna kolonial di Karawang, yang selama ini belum banyak ditulis. Topik gudang dalam tulisan ini dikaitkan dengan konteks perniagaan lokal, yang berlangsung di wilayah Karawang dengan daerah sekitarnya pada periode akhir Hindia Belanda. Melalui tulisan ini berhasil diungkapkan dua buah gudang kuna dari masa Hindia Belanda pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, yakni gudang di Tanjungbungin dan gudang di Cilamaya. Letak dua buah gudang berada di tepi Ci Tarum, jalur perniagaan antara Tanjungbungin dengan Batavia, dan berada stasiun kereta Cilamaya jalur perniagaan antara Cilamaya dengan Cikampek. Jenis-jenis komoditas penting yang didistribusikan, misalnya, garam,  padi, ikan, kayu, dan kapur. Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan garam, padi, yang  didistribusikan dari Laut Jawa menuju ke Tanjungbungin, dan dari Cilamaya ke Cikampek. Garam dan padi merupakan jenis-jenis komoditas penting untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari. Tulisan bertema gudang di Karawang ini berhasil diselesaikan setelah melalui tahap-tahap penelusuran literatur, deskripsi data gudang kuna, dan sintesa antara data arkeologi dengan sumber tertulis.   Kata kunci: gudang, komoditas perniagaan lokal, Karawang, Hindia  Belanda.

  14. KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI FILIPINA PADA MASA PEMERINTAHAN RODRIGO DUTERTE TENTANG LAUT CINA SELATAN

    OpenAIRE

    BEATRICE G. P., JENNIFER

    2017-01-01

    2017 Jennifer Beatrice Glorianna Putri, E131 13 308. ???Kebijakan Politik Luar Negeri Filipina Pada Masa Pemerintahan Rodrigo Duterte tentang Laut Cina Selatan???, dibawah bimbingan Patrice Lumumba, selaku Pembimbing I, dan Aswin Baharuddin, selaku Pembimbing II, pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebijakan politik luar negeri Filipi...

  15. PENYUSUNAN SKENARIO MASA TANAM BERDASARKAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN DI SENTRA PRODUKSI PANGAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Woro Estiningtyas

    2008-11-01

    Penggunaan model deterministik untuk prediksi curah hujan di daerah tropik yang faktor determinannya sangat komplek, dinamis dan acak sangat rumit. Oleh karena itu diperlukan model statistik yang dapat diperbarui secara real time. Filter Kalman menggabungkan pendekatan model fisik dan statistik menjadi model stokastik yang dapat diperbarui setiap saat untuk tujuan peramalan segera (on line forecasting. Validasi model yang menghubungkan curah hujan dan suhu permukaan laut Nio 3.4 menghasilkan nilai koefisien korelasi lebih dari 75%. Artinya model prediksi dengan Filter Kalman ini dapat digunakan untuk memprakirakan curah hujan bulanan dan diaplikasikan untuk penyusunan masa tanam. Selama ini neraca air tanaman dihitung berdasarkan pola curah hujan setempat, namun dengan meningkatnya intensitas dan frekuensi anomali iklim akan menyebabkan hasil komputasi neraca air harus diperbarui setiap saat melalui penyusunan masa tanam yang memperhitungkan aspek prediksi. Prakiraan curah hujan dengan metode Filter Kalman menghasilkan nilai koefisien korelasi validasi 48-92%. Hasil skenario pola tanam berdasarkan data prediksi curah hujan memperlihatkan bahwa ditemukan periode-periode dengan persentase kehilangan hasil lebih dari 20%, terutama pada lokasi dengan distribusi curah hujan yang tidak merata sepanjang tahun. Dengan demikian tidak disarankan untuk melakukan penanaman pada periode tersebut. Lokasi Sukamandi memperlihatkan karakteristik model yang lebih bagus dibandingkan Tamanbogo, Batang, Wonosari. Tanggal tanam yang diperkirakan beresiko menurunkan hasil adalah 1 dan 11 November (di Tamanbogo, 1 November-1 Januari, dan 21 Februari (di Sukamandi, 1 November-1 Desember (di Batang dan  1 November, 11 dan 21 Februari (di Wonosari. Untuk aplikasi skenario masa tanam, model prakiraan hujan perlu di perbarui di setiap saat dan tempat berdasarkan data prakiraan curah hujan terbaru di dukung dengan data tanah dan tanaman. Selain itu perlu diperhatikan cakupan wilayah yang bisa

  16. Kajian awal kadar merkuri (Hg dalam ikan dan kerang di Teluk Kao, Pulau Halmahera

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Edward Edward

    2017-09-01

    Full Text Available The aim of the study was to determine the concentration of Hg  in some species of fish and mussels harvested from Kao Bay . Fish and mussels samples were purchased from fishermen at Kao Bay  in November 2015. The Hg concentration was measured by using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS.The results showed that the highest concentration of Hg was found in gurara fish (Nemipterus japonicus  that is 0.98 ppm, followed by suo fish  (Sphyraena jello  0.89 ppm,  tatameri fish (Gazza minuta  0.38 ppm, gaca fish (Lutjanus argentimaculatus 0.31 ppm, totodi fish (Synodus foetens  0.24 ppm,  bubara fish (Caranx sp 0, 19 ppm, ngafi fish (Stolephorus indicus 0.19 ppm and biji nangka fish (Upeneus vittatus 0.15 ppm. In the shelfish meat, the highest concentration of Hg is found in the blood mussels (Anadara granosa, that is 0.42 ppm, and then followed by papaco (Telescopium telescopium 0.05 ppm. The concentration of Hg in all samples of fish and shelfish were below from the threshold value for seafood fish and shellfish of 0.5 ppm and 1.0 ppm, respectively. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar Hg dalam beberapa jenis ikan dan kerang yang ada di Teluk Kao dalam kaitannya dengan kesehatan makanan hasil laut. Contoh ikan dan kerang di beli dari nelayan di Teluk Kao pada bulan November 2015. Kadar Hg  diukur dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS. Hasilnya menunjukkan kadar Hg tertinggi dalam ikan dijumpai dalam daging ikan gurara (Nemipterus japonicus yakni 0,98 ppm, selanjutnya diikuti oleh ikan suo (Sphyraena jello 0,89 ppm, ikan tatameri (Gazza minuta 0,38 ppm, ikan gaca (Lutjanus argentimaculatus 0,31 ppm, ikan totodi (Synodus foetens 0,24 ppm, ikan bubara (Caranx sp 0,19 ppm, ikan ngafi (Stolephorus indicus  0,19 ppm, dan ikan biji nangka (Upeneus vittatus 0,15 ppm. Dalam daging kerang kadar Hg tertinggi dijumpai dalam kerang darah (Anadara granosa yakni 0,42 ppm selanjutnya dikuti oleh kerang papaco (Telescopium

  17. ENVIRONMENTAL MANAGEMENT AT KUNING RIVER COURSE IN MERAPI VOLCANO YOGYAKARTA SPECIAL REGION (Pengelolaan Lingkungan Alur Kali Kuning di Gunungapi Merapi Daerah Istimewa Yogyakarta

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Darmakusuma Darmanto

    2013-03-01

    alur sungai akibat pemanfaatan sedimen, air dan lahan dan (c evaluasi terhadap pengelolaan lingkungan alur sungai dan mencari arahan untuk meminimalisasi dampak yang terjadi. Selain Gunungapi Merapi merupakan yang teraktif di dunia, juga telah dipilih menjadi Taman Nasional karena mempunyai spesies yang cukup banyak.Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1 pengukuran geometri dari Kali Kuning meliputi kedalaman dan lebar lembah sungai dikaitkan dengan material sedimen yang meliputi: diameter, berat jenis dan persentase bongkah, (2 deterrninasi terhadap aspek lingkungan fisik (vegetasi dan persentase tutupan lahan dan (3 survei sosial-ekonomi untuk melihat ,peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penghasilan serta sosiolisasi terhadap bahaya sedimen termasuk penambangannya. Ketiga analisis ini dirangkum melalui pendekatan ekologi dan spasial.Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini: 1 material erupsi Merapi yang terusmenerus mengakibatkan perkembangan geometri alur sungai menjadi tidak normal secara ekologis, sehingga fungsinya sebagai: penyimpan, penimbun dan pengaliran air dan sedimen kurang optimal: 2 pemanfaatan alur sungai untuk air bersih, pertanian dan khususnya penambangan pasir, batu dan bongkah dapat dibuat tata ruangnya, sehingga mempermudah untuk mendapatknnnya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daerah: dan 3 arahan pengelolaan pada daerah aliran sungai maupun pada alur sungai belum terlihat, sehingga diperlukan pengelolaan berdasarkan peraturan yang telah ada dan perlu memperhatikan karakteritik Gunungapi Merapi seperti lahar dingin, awan panas dan penduduk yang Padat.

  18. STUDI KONDISI HIDROLOGIS SEBAGAI LOKASI PENEMPATAN TERUMBU BUATAN DI PERAIRAN TANJUNG BENOA BALI

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Abd. Rahman As-Syakur

    2016-03-01

    adanya tujuan tertentu dengan berbagai pertimbangan. Pengambilan sampel dilakukan di 3 (tiga stasiun yang diambil secara acak di lokasi penelitian (Tanjung Benoa. Pengukuran kondisi hidrologis meliputi suhu, salinitas, kecerahan, kecepatan arus, kedalaman, kekeruhan, TSS, DO, Nitrat, Fosfat. Pengukuran kondisi hidrologis dilakukan secara insitu (langsung dan pengujian skala laboratorium. Data di analisis secara diskriptif kualitatif dengan membandingkan kualitas air berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. Berdasarkan hasil pengukuran kondisi hidrologis, kondisi parameter lingkungan masih dalam batas toleransi untuk pertumbuhan biota laut. Kondisi dasar perairan sangat tidak cocok untuk penempatan terumbu karang buatan (artificial reef, hal ini dikarenakan substrat dasar perairan yaitu pasir berlumpur, dimana kondisi dasar perairan tersebut akan menenggelamkan terumbu karang buatan (artificial reef kedalam pasir. Kata Kunci: kondisi hidrologis, terumbu buatan, Tanjung Benoa

  19. ANALISA ANOMALI GAYABERAT TERHADAP KONDISI TATANAN TEKTONIK ZONA SUBDUKSI SUNDA MEGATHRUST DI SEBELAH BARAT PULAU SUMATERA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Anita Thea Saraswati

    2015-02-01

    Full Text Available Aktivitas tektonik yang terjadi di bumi merupakan hal yang masih terus diteliti sampai sekarang. Sumatera yang terletak pada area Sunda Megathrust, yang merupakan zona subduksi Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, mengakibatkan daerah ini rentan dengan aktivitas seismogenic. Salah satu akibat dari adanya pergerakan kedua lempeng ini adalah terbentuknya tatanan tektonik di wilayah Sumatera. GOCE (Gravity field and steady-state Ocean Circulation Explorer menawarkan metode yang cepat dengan cakupan global untuk mendapatkan data gayaberat bumi. Dengan memanfaatkan hitungan dari spherical harmonic coeffisien (SHC serta dilengkapi dengan data Digital Elevation Model (DEM, dapat diketahui nilai anomali gayaberat pada suatu wilayah. Distribusi anomali gayaberat mampu mencerminkan kondisi tektonik di suatu area. Variasi spasial dari anomali gayaberat menunjukkan bahwa pada palung yang terbentuk akibat subduksi kedua lempeng memiliki nilai anomali gayaberat negatif dengan nilai rata-rata sebesar -42.8729 mgal. Forearc ridge yang terbentuk akibat konvergensi lempeng memiliki nilai anomali gayaberat positif, sedangkan forearc basin yang merupakan cekungan diantara backarc dan forearc ridge, memiliki nilai anomali gayaberat negatif yang lebih kuat daripada yang terdapat pada Sunda Megathrust. Variasi temporal yang teramati menunjukkan bahwa distribusi anomali gayaberat positif yang terdapat pada prisma akresi di kedua tepian palung bergerak semakin mendekati Sunda Megathrust pada tiap seri pengamatannya, sedangkan distribusi anomali gayaberat negatif pada palung laut dan forearc basin membentuk suatu  pola distribusi yang semakin menyempit sehingga menyebabkan semakin curamnya gradient anomali gayaberat pada area di sekitarnya.

  20. PEMETAAN POTENSI PENGEMBANGAN LAHAN TAMBAK GARAM DI PESISIR UTARA KABUPATEN PAMEKASAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Mahfud Efendy

    2014-04-01

    Full Text Available Pamekasan sebagai salah satu sentra produksi garam nasional masih memungkinkan untuk meningkatkan produksi garamnya melalui program ekstensifikasi di wilayah pesisir utara. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan potensi pengembangan lahan tambak garam baru di pesisir utara Kabupaten Pamekasan sebagai dasar program ekstensifikasitersebut. Penelitian ini memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan system informasi geografis dengan tahapan analisis: pemrosesan citra satelit, interpolasi peta rupa bumi Indonesia, digitasi peta tanah, interpolasi data curah hujan, dan interpretasi deskriptif. Kegiatan pemetaan ini menghasilkan informasi potensi ketersediaan lahan tambak garam baru di pesisir utara seluas 15.822,91 Ha. Potensi ketersediaan lahan baru ini secara topografi dengan klasifikasi lereng datar untuk produksi garam (0-8% tersedia seluas 10.084,55 Ha. Lahan baru ini didominasi mediteran rodik 12018 Ha dan kompleks mediteran, grumosol, regosol dan litosol 5662,4Ha. Potensi teknis lainnya yang mendukung kegiatan ekstensifikasi wilayah pesisir utara adalah curah hujan yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah pedalaman dan daerah pesisir selatan yakni seluas 15.281,5 Ha. Dasar kesesuaian lainnya adalah jumlah sungai yang bermuara ke laut pesisir utara lebih sedikit dan lebih pendek dibandingkan dengan pesisir selatan yakni sepanjang 102,97 Km. Seperti halnya pesisir selatan, di pesisir utara juga tersedia jalur transportasi baik darat maupun laut berupa jalan kolektor sepanjang 17,6 Km yang melintasi Kecamatan Pasean dan Kecamatan Batumarmar.Kata Kunci: pemetaan, potensi pengembangan, tambak garam MAPPING THE POTENTIAL FOR LAND DEVELOPMENT IN COASTAL NORTH SALT POND PAMEKASANABSTRACTPamekasan as one of national salt producers still enables to improve its production through extension program in the north coastal area.  This study aim to mapping the potention of salt embankment development in Nort costal area of Pamekasan Regency as the

  1. PENGGUNAAN RUMPUT LAUT SEBAGAI STABILIZER ES KRIM SUSU SARI KEDELAI

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Aviani Violisa

    2013-07-01

    Full Text Available The used of seaweed as stabilizing agent on the soymilk-based ice cream. The purpose of this study is to investigate the chemical, physical and organoleptic characteristics of soymilk-based ice cream, in which seaweed is used as a stabilizing agent. The results of this study showed that soymilk-based ice cream with seaweed at the concen­tration of 0.5% have the highest fat and protein contents, viscosity, and the longest melt-down rate. Ice cream with the concentration of 0.4% had the highest solid level, while the concentration of 0.3% produced the highest overrun of ice cream. For the hedonic-quality parameter, ice cream with the concentration of 0.5% had the highest of aroma score and soft texture, while at the concentra­tion of 0.3% had the highest sweet flavor. For the hedonic parameter, ice cream with the con­cen­tra­tion of 0.4% had the highest aroma and sweet flavor preference. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sifat kimia, fisik, dan organoleptik es krim susu sari kedelai dengan rumput laut sebagai stabilizer. Hasil penelitian me­nunjukkan bahwa es krim susu sari kedelai dengan stabilizer rumput laut konsentrasi 0,5% memiliki kadar lemak tertinggi, kadar protein tertinggi, viskositas tertinggi, dan waktu meleleh paling lama. Es krim padatan tertinggi diperoleh dari stabilizer kon­sentrasi 0,4%. Overrun tertinggi terdapat pada es krim dengan stabilizer konsentrasi 0,3%. Hasil uji mutu hedonik, es krim dengan stabilizer konsentrasi 0,5% menghasil­kan aroma tertinggi dan tekstur paling lembut, sedangkan es krim dengan stabilizer 0,3% menghasilkan rasa termanis. Hasil uji hedonik, es krim dengan stabilizer kon­sen­trasi 0,4% memiliki nilai kesukaan aroma tertinggi dan kesukaan rasa tertinggi.

  2. EDITORIAL

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Singgih Tri Sulistiyono

    2016-02-01

    Full Text Available Jika ada pendapat yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara maritim yang terbesar, maka pendapat tersebut tidak lah salah. Laut yang memisahkan daratan terbukti tidak menjadi pemisah, tetapimerupakan jembatan penghubung kehidupan dalam segala aspeknya, baik politik, ekonomi, sosial maupun budaya. Pelayaran dan perdagangan misalnya, juga telah berkembang dengan berbagai macam bentuk dan tipe. Oleh karena itu, Indonesia dapat pula disebut sebagai kawasan kepulauan (insular region yang paling luas di dunia. Indonesia memiliki pulau paling banyak di dunia, yaitu sekitar 18.108 pulau baik besar maupun kecil. Kurang lebih dua per tiga wilayah Indonesia berupa perairan laut (Purwaka, 1989; Lihat juga Kamaludin, 2005.

  3. PERMASALAHAN DAN POTENSI PESISIR DI KABUPATEN SAMPANG

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Aries Dwi Siswanto

    2016-03-01

    tentang permasalahan dan potensi yang ada di wilayah pesisir di Kabupaten Sampang. Data diambil dengan metode interview dengan responden masyarakat di daerah pesisir selama bulan April 2015 dan hasil kuisioner dianalisa secara deskriptif. Hasil analisa kuisioner menunjukkan permasalahan yang teridentifikasi meliputi kebutuhan lahan, overlapping wilayah pemanfaatan, ancaman pencemaran dan degradasi lingkungan, dan zonasi pemanfaatan; sedangkan potensi yang ada di wilayah pesisir Kabupaten Sampang meliputi garam, wisata bahari, budidaya laut, dan pengembangan kawasan industri dan pelabuhan. Permasalahan maupun potensi yang teridentifikasi di wilayah pesisir dan pantai di Kabupaten Sampang relative identik dengan Kabupaten Bangkalan. Untuk itu, perlu penyelesaian komprehensif sehingga dapat meminimalkan dampak yang ada sekaligus sebagai upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan dalam upaya mewujudkan pola pengelolaan wilayah pesisir terpadu. Kata kunci: permasalahan, pesisir, potensi, PWP, Sampang

  4. DAMPAK KEBERADAAN KAPAL PENYAMBANG TERHADAP PERTUMBUHAN KAWASAN EKONOMI PERIKANAN DI PELABUHAN PERIKANAN MUARA KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Martiah Akhdianti

    2016-06-01

    Full Text Available Kintap coastal area is one of the areas that developed as a coastal fishery production.    Area-based coastal fisheries as Kintap Muara district is consisting of the main activities of fishing activity in the form of Fish Landing Base (PPI with a variety of amenities. Coastal areas in the village of Muara Kintap pattern fisheries are people who are known to pattern  middlemen (Indonesian : penyambang and developed since 2003. Study was conducted to see how the existence determines penyambang ships for fishing communities and the fishing estuary fishing port Kintap with : identifying the impact of fishing communities penyambang vessel catch and fishing port Muara Kintap; analyze business profits as penyambang ship; formulate strategy development as a fishing port economic zone fisheries. Technique uses qualitative and quantitative methods with a descriptive approach. The existence of the ship penyambang was a positive impact on fishermen catch. Fishermen catch will work more effectively and provide capital as a form of business development, while for the Port of Muara Kintap, penyambang ship has negatif impact on the port becauses penyambang ship can not be loading and unloading in the port. So that data from the catches of fishermen willnot be sould to penyambang as data the basis for determining the policy is difficult to know and retribution for PAD port no.  Average profit businesses penyambang vessel during fishing season is Rp. 2.773.611,00 per month while the crew (ABK get Rp.1.386.806, 00 per month and crew still above the local minimum wage (UMR South Kalimantan Province of  Rp. 1.337.500.00. Fishing harbor in the village of Muara Kintap, Tanah Laut District as district fisheries economy still needs a better development strategy so that the presence of the ship penyambang can contribute to Improved Income (PAD Kintap Estuary Fishery Port.

  5. PENGGUNAAN BERBAGAI JENIS FILTER UNTUK PEMELIHARAAN IKAN HIAS AIR TAWAR DI AKUARIUM

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Bambang Priono

    2012-12-01

    Full Text Available Akuarium merupakan salah satu wadah untuk pemeliharaan ikan hias baik tawar maupun laut, betapapun indahnya ikan hias apabila tidak ditunjang dengan penampilan, aksesoris, dan dekorasi yang memadai, maka nilai keindahan akan berkurang. Penggunaan filter untuk mendukung salah satu sintasan ikan hias sangat penting. Terdapat banyak jenis-jenis filter yang dapat digunakan di dalam akuarium, dengan bentuk, desain, ukuran, dan harga yang bermacam-macam pula. Namun demikian, fungsi utama filter sebernarnya adalah untuk (1 menghilangkan atau mengangkat kotoran atau sisa kotoran dari air, (2 mengangkat atau menghilangkan bahan kimia dari air yang membuat air menjadi berwarna (warna coklat/keruh atau bahan yang tak dikehendaki, dan (3 menghilangkan kotoran ikan dan menguraikan produk atau zat yang beracun menjadi tak beracun untuk ikan.

  6. PERANCANGAN TURBIN ARUS LAUT UNTUK DAERAH PESISIR PANTAI TIPE KOBOLD DENGAN BILAH HLIFT DAN NACA 0018 YANG DIMODIFIKASI DENGAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Andi Trimulyono

    2013-01-01

    Full Text Available Sebagai negara dengan wilayah lautan yang cukup besar membuat Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan energi alternatif yang meliputi antara lain energi panas laut, energi arus akibat pasang surut, energi gelombang laut dan energi arus laut. Selain ramah lingkungan, energi yang dibangkitkan dari arus laut membutuhkan alat konversi yang kecil, tidak bising, memiliki densitas yang tinggi dibandingkan angin. Menurut sistem pembangkitan energi laut yang ada terbagi menjadi dua yaitu sistem turbin dan non turbin (Khan et al,2008.Turbin  Darrieus adalah salah satu tipe turbin penggerak vertikal axis sedangkan bilah yang digunakan adalah NACA simetris(0012 dan 0018. Turbin tipe ini memiliki permasalahan tersendiri dalam start awal/self starting( Brian,2008,  dibandingkan Turbin Kobold yang menggunakan bilah tipe HLIFT  yang dikembangkan untuk penggunaan dalam air(Coiro et al,2005 memiliki kinerja yang lebih baik. Modifikasi dengan cara memberi flap pada tralling edgenya memiliki pengaruh yang singnifikan terhadap torsi statik berkisar 35% kenaikan yang terjadi dibandingkan dengan tanpa flap (Tabassum,1987. Untuk mendapatkan performansi tersebut maka penelitian ini bermaksud memodifikasi bilah HLIFT dan NACA dengan cara memvariasi ketebalan,kelengkungan camber serta panjang bilah diharapkan hasil dari memodifikasi bilah ini dapat menghasilkan varian baru dari untuk turbin arus tipe vertical axis. Penelitian ini bermaksud mengetahui performansi modifikasi bilah HLIFT  maupun NACA berdasarkan variasi ketebalan,camber dan panjang bilah tersebut dengan menggunakan metode numerik yaitu Computational Fluid Dynamics( CFD . Hasil simulasi numerik menunjukkan performansi terbaik untuk satu foil HLIFT ditunjukkan pada modifikasi kelengkungan camber ke empat nilai CL,CD serta rasio CL/CD dan untuk NACA 0018 ditunjukkan oleh tunggal ditunjukkan pada modifikasi penambahan panjang chord ketiga yaitu panjang chord + 15%. Setelah modifikasi Torsi poros

  7. PARTISIPASI MASYARAKAT PESISIR TERHADAP KELESTARIAN HUTAN MANGROVE (Studi Kasus Di Desa Kuala Tambangan Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Nurul Huda Safitri

    2016-10-01

    Full Text Available The research was implemented in the village of Kuala Tambangan Takisung District Tanah Laut Regency. Specifically this study aims: 1. Analyze the level of community participation in conservation of coastal mangrove forests, 2. Analyze the factors related to personal participation in the preservation of mangrove forests. The variables observed were: age, education level, income, occupation, activity and participation level in the organization with the indicator; participation in the planning phase, implementation phase and monitoring phase. To see the factors that influence personal participation rates used in analysis of serial correlation (r ser, to know the correlation of community participation with the age, education and  income. Using analysis of contingency coefficient (KK, for measurements with the nominal scale is occupation and the ordinal scale is community participation and Spearman correlation analysis (rs, to measure whether or not the relationship between the two ordinal variables that activity within the organization means that rs is a measure of the level/degree of relationship between two ordinal data. The participation rate with 84 respondents coastal village of Kuala Tambang communities in the preservation of mangrove forests by 42 %, as the stage level of participation at this stage of planning, implementation, and monitoring is low amounting to between 20-50%. There is a significant relationship between personal factors that work with a very significant level of participation by the contingency coefficient (KK = 0.63%. Activity in the organization with the level of participation by the coefficient spearman = 0.60. Education with a significant level of participation by the serial correlation = 0.42. Revenue by a significant level of the participation by the serial correlation = 0.26.

  8. PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DI KEPULAUAN SIKAKAP, KABUPATEN MENTAWAI

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ismi Andriyani

    2012-12-01

    Full Text Available The potential area to be a tourist destination is should attention to the elements of tourism development. Sikakap is one of the villages in the Mentawai islands which beautiful beach and sea. Since 2003, the development of marine tourism in the islands Sikakap has been run and driven by government. The marine tourism development in Sikakap village has impacted to coastal communities in Sikakap village. The development of marine tourism can boost the economy of coastal communities. Research conducted through qualitative and historical approach. The results is showed the marine tourism in the islands impacted to the socio-economic society in positive. The indicators is development of transportation facilities, hotels, markets and other public facilities and reduced unemployment. Daerah yang potensial menjadi daerah tujuan wisata dalam pengembangannya harus memperhatikan unsur-unsur pengembangan pariwisata. Sikakap merupakan salah satu desa di kepulauan Mentawai yang memilki pantai dan laut yang sangat indah. Sejak tahun 2003, pembangunan wisata bahari di kepulauan Sikakap telah dijalankan dan digerakkan oleh pemerintah. Pembangunan wisata bahari di desa Sikakap ini memberikan dampak positif bagi masyarakat pesisir pantai desa Sikakap. Pengembangan wisata bahari mampu menaikkan perekonomian masyakat pesisir pantai desa Sikakap. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak pembanguan wisata bahari terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan historis. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa wisata bahari yang dikembangkan di kepulauan Sikakap memberikan dampak positif terhadap perkembangan sosial-ekonomi masyarakat Sikakap. Hal ini ditunjukkan oleh perkembangan sarana transportasi, perhotelan, pasar dan fasilitas umum yang lainnya dan berkurangnya angka pengangguran.

  9. Religion and Culture Encounters in Misool Raja Ampat: Marine Ritual Practice of Sasi Laut

    Science.gov (United States)

    Suardi Wekke, Ismail; Aghsari, Diah; Evizariza, Evizariza; Junaidi, Junaidi; Harun, Nurlaila

    2018-05-01

    The acculturation of religion and culture in such a way are gradually accepted without causing the loss of the native culture in one community will influence the social process. When religion and culture arise and merged into one, it can be clear to be found in their rituals. This ethnography study on qualitative in nature was conducted to see how the existence, practices, and acculturation between local culture and Islam in, Sasi marine rituals in Misool Raja Ampat in West Papua Indonesia. Data collection was done through observation, in-depth interview including library research on community manuscript and local government database. Using snowball sampling technique, this study is able to gain solid information from native people in Misoo that willing to take part as the informants. The informants in this study were found as influences native people in Misool community e.g; the head of Fafanlap village, community figures, female figures and youth figures. This study considers Misool community which still strongly maintains their cultures including sasi laut as a sign to start and stop harvesting the specific sea resources to maintain the sustainability of nature. The acculturation between the culture of Islam runs smoothly in changing the native mindset to eliminate the things that can cause syirik but did not eliminate the characteristics and the main part of the ritual of sasi laut.

  10. POLA AGROFORESTRI DAN POTENSI KARBON KEBUN CAMPURAN DI DESA TELAGA LANGSAT KECAMATAN TAKISUNG KABUPATEN TANAH LAUT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Eva Prihatiningtyas

    2017-10-01

    Full Text Available Agroforestry classification will help to analyze agroforest implementation in order to optimize benefits and function for society. Carbon sequestration potential in certain area can be predicted by measuring biomass in it. In this research, we measure the carbon stock in trees. This research aimed to evaluate supporting components in mixed garden Telaga Langsat Village; observe complexity of agroforestry; and estimate the carbon stock in tree stand. Methods applied by using plot samples represent agroforest types; record the species, benefits, stand age of all components in plot; measuring Tree base area and tree crown width in plot; then describe them horizontally and vertically. Carbon stock measurement approached by using non-destructive method, applying allometric equation. Agroforestry System evaluation and the planting pattern occupied by observing the entities of afforded commodity. The Result shows that supporting components in mixed garden Telaga Langsat Village are: woody components such as rubber and mahogany; annual crops such as eggplant, corn, string bean, chili, kangkung and chives; and the pastoral components are cows and goats. Agroforestri pattern that applied in Telaga Langsat Village are agrisilviculture and silvopastoral, and included in particular agroforestry practise. Total carbon stock estimation per unit land management is 0,511 kg/m2. Pengklasifikasian agroforestri dapat membantu analisis bentuk implementasi agroforestri untuk mengoptimalkan fungsi dan manfaatnya bagi masyarakat. Potensi serapan karbon suatu kawasan dapat diprediksi dengan mengukur besarnya biomassa yang terdapat di dalamnya. Potensi yang dihitung dalam penelitian ini adalah potensi tegakan berkayu saja. Tujuan penelitian adalah melakukan evaluasi komponen penyusun dalam kebun campuran di Desa Telaga Langsat; mengetahui kompleksitas bentuk agroforestri yang dilaksanakan, dan mengetahui cadangan karbon dari tegakan yang ada di lokasi penelitian. Metode

  11. Revealing Hidden Diversity in Menjangan Besar Island, Karimunjawa: Reef-Associated Decapods as a Proxy of Biodiversity Estimation (Mengungkap Keanekaragaman Tersembunyi di Pulau Menjangan Besar, Karimunjawa: Estimasi Biodiversitas Menggunakan Dekapoda..

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ni Putu Dian Pertiwi

    2015-07-01

    Full Text Available Kepulauan Indonesiamemiliki sejumlahArea Perlindungan Laut dan Taman Nasional yang merupakan tempat tinggal bagi organisme laut dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi. Karimunjawa sebagai salah satu Taman Nasional, dikenal mempunyai keanekaragaman terumbu karang yang tinggi dan merupakan salah satu kawasan yang digunakan sebagai area studi keanekaragaman laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi keanekaragaman organisme pada habitat terumbu karang yang terdapat di kawasan pesisir Karimunjawa. Metode sampling semi-kuantitatif digunakan untuk mengestimasi keanekaragaman terumbu karang, dengan menggunakan anggota kelompok dekapoda sebagai perwakilan. Enam belas terumbu karang mati (dead coral head dari anggota Pocillopora, di koleksi dengan ukuran yang sama pada kedalaman 10 meter di kawasan Pulau Menjangan Besar, Karimunjawa. Seluruh dekapoda yang dikumpulkan, diidentifikasi sampai tingkat famili dan menunjukkan terdapat 11 famili dari total 203 individu. Nilai statistik dari kekayaan spesies (Chao1 and ACE menunjukkan hanya 11 famili dekapoda yang dapat ditemukan di kawasan tersebut. Hasil kurva rarefaksi menunjukkan nilai yang mencapai titik kesetimbangan setelah karang mati ke-empat belas, yang mengindikasikan bahwa penambahan koleksi sampel tidak akan mengubah estimasi keanekaragaman yang ditemukan. Index keanekaragaman Shanon-Wiener juga menunjukkan nilai keanekaragaman yang rendah dengan nilai 1.9. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pemahaman bagi keseluruhan keanekaragaman terumbu karang yang terdapat pada suatu kawasan dan sebagai dasar pengetahuan untuk tujuan pengamatan ekosistem terumbu karang bagi perlindungan dan konservasi. Kata kunci: keanekaragaman, terumbu karang, dekapoda, Indonesia, Karimunjawa. The Indonesian archipelago, with its higher number of Marine Protected Areas (MPA and National Parks, is a home to a high diversity of marine organisms. Karimunjawa is an Indonesian National Park that is well

  12. KERAGAAN WARNA IKAN CLOWN BIAK (Amphiprion percula) POPULASI ALAM DAN BUDIDAYA BERDASARKAN ANALISIS GAMBAR DIGITAL

    OpenAIRE

    Ruby Vidia Kusumah; Sawung Cindelaras; Anjang Bangun Prasetio

    2015-01-01

    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keragaan warna ikan clown Biak (Amphiprion percula) populasi alam dan budidaya berdasarkan analisis gambar digital sebagai dasar upaya pemuliaannya. Gambar digital diambil dari koleksi ikan clown Biak Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol, Bali; serta pengumpul ikan hias di Denpasar, Bali menggunakan kamera digital Canon EOS 600D. Pola warna dikarakterisasi secara visual terhadap varias...

  13. Variasi Temporal dan Stabilitas Fisik dan Kimia Senyawa Bioaktif Karotenoid Rumput Laut Coklat Turbinaria decurrens

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Rini Susilowati

    2014-06-01

    Full Text Available Pada pengembangan senyawa bioaktif karotenoid dari rumput laut coklat Turbinaria decurrens sebagai produk nutrasetikal atau pangan fungsional, pengetahuan mengenai variasi temporal dan stabilitas fisik dan kimia senyawa tersebut merupakan hal yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan variasi temporal dan stabilitas fisik dan kimia senyawa karotenoid dari T. decurrens. Bahan baku T. decurrens diambil dari Pantai Binuangeun, Banten. Kuantifikasi kadar karotenoid pada sampel dilakukan terhadap ekstrak kasar etanol dari sampel dengan menggunakan teknik spektrofotometri UV-Vis. Variasi temporal kadar karotenoid dilakukan dengan pengambilan sampel pada musim penghujan (Februari, musim peralihan (April dan Oktober, serta musim kemarau (Juni dan Agustus, pada tahun 2012. Analisis variabel air (DO, pH, suhu, temperatur, salinitas, fosfat, dan nitrogen anorganik terlarut dari titik pengambilan sampel juga dilakukan, untuk mengetahui faktor utama yang mempengaruhi produksi senyawa ini di alam. Analisis stabilitas senyawa dilakukan dengan perlakuan penambahan asam, basa, oksidator, dan suhu. Hasil pengujian menunjukan bahwa kadar karotenoid temporal dari alga ini berkisar 0,002–0,063 mg/g (bobot segar. Analisis korelasi terhadap variabel air menunjukkan bahwa kadar karotenoid dipengaruhi faktor musim, tidak tergantung pada variabel air lokal. Terkait dengan probabilitas fungsinya dalam fotosintesis, kadar tertinggi senyawa ini terdapat pada musim penghujan. Karotenoid dapat meluruh sebesar 84% pada perlakuan asam, 15% pada perlakukan basa, 28% pada perlakukan oksidasi, dan 15% pada suhu tinggi (70 oC. Dengan demikian, pada pengembangannya sebagai produk pangan fungsional atau nutrasetikal, diperlukan teknik mikroenkapsulasi untuk menjaga stabilitas fisik dan kimia senyawa karotenoid T. decurrens.

  14. KANDUNGAN KATEKIN DAN KUALITAS (WARNA AIR SEDUHAN, FLAVOR, KENAMPAKAN ENAM KLON TEH (Camellia sinensis (L. O. Kuntze DI KETINGGIAN YANG BERBEDA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Suyadi Mitrowihardjo

    2012-05-01

    Full Text Available Catechins Content and Quality (Colour, Flavor, Appearance of Six Tea Clones (Camellia sinensis (L. O. Kuntze at Different Altitude Growings  ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi klon-klon yang dapat memberikan katekin dan kualitas hasil yang tinggi yang diharapkan bermanfaat sebagai arahan perbaikan dalam pengembangan tanaman teh ke depan. Ketinggian tempat tumbuh (1200 – 1300 m dari permukaan laut dan 700 – 900 m dari permukaan laut yang diduga berpengaruh terhadap kualitas hasil juga dievaluasi, karena terkait dengan ketersediaan lahan pengembangan. Analisis catechin (C, epicatechin (EC, epigallocatechin (EGC, epicatechin gallate (ECG, epigallocatechin gallate (EGCG dilakukan dengan metode HPLC (High Performance Liquid Chromatography, sedang evaluasi kualitas (warna air seduhan, flavor, kenampakan dilakukan oleh tiga orang tester teh bersertifi kat. Hasil analisis menunjukkan bahwa total katekin yang tinggi diperlihatkan TRI 2025, PGL 10, GMB 9 di lokasi ketinggian 1200-1300 m dpl, dan total katekin tinggi juga diperlihatkan PGL 15, GMB 9, dan PGL 10 di lokasi ketinggian 700 – 900 m dpl. Skor warna air seduhan tidak menunjukkan perbedaan antar klon maupun antar lokasi, namun skor flavor GMB 7 dan PGL 15 unggul di lokasi atas maupun di lokasi bawah. Ada kecenderungan skor fl avor lebih unggul di lokasi bawah dibanding dengan lokasi atas. Skor kenampakan ampas setelah teh diseduh tinggi untuk PGL 15, TRI 2025, dan GMB 9 di lokasi atas, sedang TRI 2025 tinggi di lokasi bawah. Serupa dengan skor fl avor, skor kenampakan ampas teh berkecenderungan unggul di lokasi bawah. Kata kunci: Teh, ketinggian tempat, katekin, kualitas (warna air seduhan, fl avor, kenampakan  ABSTRACT The purpose of the study was to fi nd out high catechins content and quality of six tea clones which might contribute to tea clone improvements in the future. Altitudes growing (1200 – 1300 m above sea level and 700 – 900 m above sea level which

  15. PARAMETER POPULASI IKAN KADAH (VALAMUGIL SPEIGLERI SEBAGAI INDIKATOR PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERAIRAN ESTUARIA DI PEMALANG

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Adrian Damora

    2016-03-01

    Full Text Available Kemungkinan intrusi air laut, perubahan musim, penurunan hasil pertambakan, abrasi air laut yang cukup parah dan rhob besar di Kabupaten Pemalang diperkirakan akan mengancam kelestarian ekosistem mangrove, termasuk ikan-ikan estuari diantaranya adalah ikan Kadah (Valamugil speigleri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan status populasi ikan Kadah di perairan estuaria Pemalang. Penelitian dilakukan pada bulan Juni–Nopember 2010. Sebanyak 753 ekor contoh ikan Kadah yang diambil secara acak dari berbagai alat tangkap di TPI Ketapang, Kabupaten Pemalang. Data yang diperoleh diolah dengan aplikasi model analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan Kadah bersifat allometrik negatif, dimana pertambahan panjang lebih cepat dibandingkan pertambahan beratnya. Rata-rata panjang ikan Kadah tertangkap adalah 14,48 cm. Laju pertumbuhan (K ikan Kadah 0,98/tahun dan panjang total maksimum (L∞ sebagai 21,53 cm. laju kematian total (Z ikan Kadah 5,56/tahun dan laju kematian alamiah (M 2,00/tahun, sementara laju kematian karena penangkapan (F 3,56/tahun, serta laju pengusahaan (E sekitar 0,64/tahun. Laju pengusahaan ikan Kadah sudah berada dalam keadaan jenuh (fully exploited yang menandakan intensitas pemanfaatan sumber daya perikanan estuaria yang tinggi.   Sustainability of Pemalang mangrove ecosystems and their estuarine fish such as, Speigler’s mullet (V. speigleri could be threaten by salt water intrusion, seasonal change, sea water abrasion and highest water tide. Therefore, a study aimed to identify the population status of Speigler’s mullet in Pemalang estuarine was conducted from June to Nopember 2010. Approximately 753 samples of Speigler’s mullet were collected from varieties of fishing gears at Ketapang fish landing area (site, Pemalang. The data were analyzed using the analytical model application. The results showed that Speigler’s mullet has a negative allometric growth indicating growth of fish length

  16. Sebaran Horizontal Zat Hara di Perairan Lamalera, Nusa Tenggara Timur (Horizontal Distribution of Nutrients in the Waters Lamalera, East Nusa Tenggara

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Marojahan Simanjuntak

    2012-06-01

    Full Text Available Perairan Lamalera, Nusa Tenggara Timur merupakan perairan yang sangat penting karena kondisi oseanografinya yang dipengaruhi daratan, Laut Sawu, dan Samudera Hindia sehingga kaya akan sumberdaya laut. Penelitian oseanografi di perairan Lamalera, Nusa Tenggara Timur telah dilakukan pada bulan Juli 2011. Tujuan penelitian tersebut untuk mengkaji kualitas air ditinjau dari kandungan zat hara yang merupakan indikator kesuburan perairan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya di perairan Lamalera, Nusa Tenggara Timur. Parameter yang diteliti meliputi fosfat, nitrat, dan silikat serta parameter kualitas air yaitu oksigen terlarut, dan keasaman (pH. Metode penelitian yang digunakan adalah pengambilan air laut dari lapisan permukaan (5 m, termoklin (15-150 m dan dibawah termoklin (100-300 m pada 19 stasiun penelitian. Kadar fosfat, nitrat, dan silikat dianalisis menurut metode Strickland dan Parsons. Kadar oksigen terlarut diukur dengan menggunakan metode Winkler. Derajat keasaman (pH diukur dengan pH meter Cyber Scan 300. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kadar zat hara pada umumnya lebih tinggi di sebelah selatan perairan ini. Kadar fosfat berkisar 0,53–5,93 μg A/l; nitrat 0,34–28,31 μg A/l, dan silikat 0,69–44,60 μg A/l. Kadar oksigen terlarut berkisar 2,30–4,90 ml/l, dan nilai pH 7,85–8,21. Parameter yang diteliti di perairan Lamalera, Nusa Tenggara Timur masih baik untuk kehidupan berbagai biota mengacu pada Baku Mutu yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KMNLH. Kata kunci: Kualitas air, fosfat, nitrat, silikat, Perairan Lamalera. Lamalera Waters, East Nusa Tenggara is one of the waters are very important because the condition of the affected land, Sawu Sea, and Indian Ocean, so rich in marine resources. Oceanographic research in the Lamalera Waters, East Nusa Tenggara have been carried out in July 2011. The research objective was to assess water quality in terms of the nutrients content, which is an

  17. Kajian Pemilihan Sumber Mikroorganisme Solid Phase Microbial Fuel Cell (SMFC Berdasarkan Jenis dan Volume Sampah, Power Density dan Efisiensi Penurunan COD

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ganjar Samudro

    2017-06-01

    Full Text Available Mikroorganisme merupakan salah satu komponen penting dalam proses Solid Phase Microbial Fuel Cell (SMFC untuk degradasi bahan organik dan transfer elektron. Pemilihan sumber mikroorganisme menjadi metode yang paling sederhana untuk dikaji sebagai informasi awal ketersediaan dan identifikasi jenis mikroorganisme yang mendukung proses SMFC. Tujuan kajian ini adalah untuk memilih sumber mikroorganisme tanah, septic tank dan sedimen sungai yang tepat digunakan dalam proses SMFC berdasarkan jenis dan volume sampah, power density, dan efisiensi penurunan COD. Kajian ini didasarkan pada hasil penelitian menggunakan reaktor SMFC tipe single chamber microbial fuel cell dengan variabel jenis dan volume sampah , serta sumber mikroorganisme. Metode perbandingan secara kuantitatif dilakukan berdasarkan kecenderungan nilai power density dan efisiensi penurunan COD tertinggi di antara jenis dan volume sampah kantin, dedaunan dan komposit kantin-dedaunan. Hasil yang didapatkan adalah sumber mikroorganisme tanah dan sedimen sungai tepat digunakan untuk volume sampah 1/3 dan 2/3 dari volume reaktor, sedangkan sumber mikroorganisme septic tank tepat digunakan untuk volume sampah 1/3 dan 1/2 dari volume reaktor. Sumber mikroorganisme dari septic tank menunjukkan kinerja power density dan efisiensi penurunan COD yang lebih rendah dibandingkan sumber mikroorganisme tanah dan sedimen sungai.

  18. FORMULASI AUKSIN (INDOLE ACETIC ACID DAN SITOKININ (KINETIN, ZEATIN UNTUK MORFOGENESIS SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN, SINTASAN DAN LAJU REGENERASI KALUS RUMPUT LAUT, Kappaphycus alvarezii

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Sri Redjeki Hesti Mulyaningrum

    2013-03-01

    Full Text Available Interaksi auksin dan sitokinin dianggap penting untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan dalam kultur jaringan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi auksin dan sitokinin yang optimum untuk morfogenesis kalus rumput laut K. alvarezii, dan mengevaluasi pengaruhnya terhadap pertumbuhan, sintasan, dan laju regenerasi kalus. Kultur kalus dilakukan pada media cair dengan formulasi zat pengatur tumbuh (ZPT indole acetic acid (IAA : kinetin : zeatin, dengan komposisi konsentrasi sebagai berikut: A 0,4:0:1 mg/L; B 0,4:0,25:0,75 mg/L; C 0,4:0,5:0,5 mg/L; D 0,4:0,75: 0,25 mg/L; E 0,4:1:0 mg/L; kontrol (tanpa ZPT. Desain penelitian adalah rancangan acak lengkap dengan pengulangan tiga kali untuk masing-masing perlakuan. Parameter yang diamati adalah laju pertumbuhan harian, sintasan, laju regenerasi, panjang tunas, dan morfologi tunas. Analisis data dilakukan dengan uji keragaman (ANOVA dan hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula optimum untuk morfogenesis rumput laut K. alvarezii adalah formula A dengan komposisi IAA : zeatin = 0,4:1 mg/L. Penggunaan formula zat pengatur tumbuh yang berbeda berpengaruh nyata (P0,05 terhadap sintasan kalus. Tunas rumput laut K. alvarezii mulai terbentuk pada hari ke-15 masa kultur.

  19. INDEKS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum aquifolium

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Muhamad Firdaus

    2015-07-01

    Full Text Available AbstrakIndeks aktivitas antioksidan dikembangkan guna standarisasi kekuatan aktivitas antioksidan baik dariekstrak maupun senyawa murni. Metode ini dikembangkan berdasar pereduksian radikal difenilpikrilhidrasil.Rumput laut cokelat diketahui mempunyai komponen aktif yang bersifat antioksidan. Tujuan penelitian iniadalah untuk menentukan indeks aktivitas antioksidan ekstrak Sargassum aquifolium. S. aquifolium didapatkandari perairan pantai pulau Talango, Kabupaten Sumenep. S. aquifolium dibersihkan, dicuci, dikeringkan,ditepungkan dan dimaserasi etanol, aseton 70%, metanol, etanol 80%, metanol 80%, dan air (1:3 b/v tigakali pada suhu 4oC selama 24 jam. Fitrat digabungkan, dipekatkan, dan dikeringkan untuk mendapatkanekstrak. Ekstrak selanjutnya diuji kemampuannya dalam mereduksiradikal difenilpikrilhidrasil. Penurunanserapan radikaldifenil pikrilhidrasil diamati dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 517 nm. Hasilmenunjukkan bahwa konsentrasi hambatan 50% ekstrak metanol S. aquifolium lebih kecil dibanding ekstraklainnya. Indeks aktivitas antioksidan ekstrak metanol S. aquifolium sebesar 0,54. Berdasar indeks aktivitasantioksidan maka ekstrak metanol S. aquifolium tergolong antioksidan sedang dan berpotensi dikembangkansebagai nutraseutikal beraktivitas antioksidan.

  20. PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA PAKAN PEMBESARAN IKAN BANDENG DALAM KERAMBA JARING APUNG DI LAUT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Abdul Malik Tangko

    2016-11-01

    Full Text Available Penelitian telah dilaksanakan di Teluk Labuange, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan selama 3 bulan. Penelitian menggunakan keramba jaring apung ukuran 1x1x1,2 m3 yang ditebari ikan bandeng ukuran 90—100 g/ekor sebanyak 25 ekor/keramba. Sebagai perlakuan adalah penambahan probiotik (Haimix-S dalam pakan masing-masing perlakuan A (kontrol tanpa probiotik; B (0,1%; C (0,2%; dan D (0,3%/kg pakan masingmasing perlakuan terdiri atas tiga ulangan dalam rancangan acak lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan C memberikan respon pertumbuhan harian terbaik, dan berbeda nyata (P0,05. Sedang rasio konversi pakan terbaik diperoleh pada perlakuan C dan D, dan berbeda nyata (P0.05. There was also showed not significantly different (P>0.5% on feed conversio ratio between treatment C and B, but there were significantly different (P<0.05 with the treatment A and D.

  1. AKUMULASI LOGAM BERAT Cr DAN Pb PADA TUMBUHAN MANGROVE AVICENNIA MARINA DI MUARA SUNGAI BABON PERBATASAN KOTA SEMARANG DAN KABUPATEN DEMAK JAWA TENGAH (Accumulation of Heavy Metals Cr and Pb in Mangrove Plant Avicennia marina On Babon River’s Estuari

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Vita Kartikasari

    2002-11-01

    Full Text Available ABSTRAK Ekosistem mangrove cenderung dapat mengakumulasi unsur-unsur logam berat yang berada dalam perairan sekitar tumbuhan mengrove. Kajian ini dilakukan di muara sungai Babon, Semarang, Jawa Tengah. Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan tumbuhan mangrove, Avicennia murina, dalam mengakumulasi unsur logam berat Cr dan Pb; mengetahui organ (akar, cabang, dan daun yang paling banyak mengakumulasi unsur logam berat dan mengetahui peran tumbuhan mangrove dalam mengurangi kandungan logam berat (Cr dan Pb yang ada di perairan muara sungai Babon. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap observasi pendahuluan ditujukan untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang hidup di ekosistem mangrove dan menentukan keberadaan unsur logam berat dalam organ tumbuhan mangrove. Setelah observasi pendahuluan dapat ditentukan lokasi sampling yang ada tumbuhan mangrove A. marina dan lokasi yang tidak ada tumbuhan tersebut. Penelitian utama ditujukan untuk memperoleh data primer konsentrasi Cr dan Pb dengan cara mencuplik dari organ tumbuhan (akar, cabang dan daun, sedimen dan air. Cuplikan dibawa ke laboratorium untuk dikeringkan dengan Microwave Digestion MLS-1200 MEGA dan ditentukan kadar Cr dan Pbnya. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik Uji Non Parametric Kruskal Wallis dan Uji Two Test Kolmogorov Smimov. Hasil penelitian menampakkian Cr terakumulasi lebih banyak daripada Pb di tumbuhan mlangrove. Kecepatan faktor biokonsentrasi untuk Cr adalah 1052.66 dan Pb adalah 349.54. Tempat konsentrasi tertinggi Cr dan Pb dalam organ tumbuhan berturut-turut: akar, cabang dan dedaunan. Daun menyerap unsur Pb lebih besar daripada cabang. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa konsentrasi Cr dan Pb di sedimen yang perairannya ditumbuhi mangrove lebilr besar dari pada di sedimen yang perairannya tanpa ditumbuhi mangrove. Konsentrasi unsur logam berat dalam perairan yang ditumbuhi magrove.   ABSTRACT Mangrove have a tendency to accumulate

  2. DAMPAK LINGKUNGAN PEMANFAATAN ALUR SUNGAI DI KALI BOYONG, KALI KUNING DAN KALI GENDOL (Environmental Impact of Utulization River Courses in Boyong River, Kuning River and Gendol River

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Darmakusuma Darmanto

    2011-07-01

    Full Text Available ABSTRAK Penelitian ini merupakan sebagian dari hasil studi Program Doktor (S3 pada lokasi penelitian di Kali Boyong, Kali Kuning dan Kali Gendol yang merupakan sungai yang secara periodik merupakan jalur limpahan material sedimen yang berasal dari aktivitas Gunungapi Merapi. Sehingga muncul permasalahan: (a dampak erupsi terhadap fungsi alur sungai sebagai tempat menyimpan, mengalirkan dan memanfaatkan air pada wilayah yang padat penduduk dan (b pemanfaatan alur sungai untuk kegiatan penambangan sirtu dan pertanian, sehingga perlu dikembangkan model pengelolaan lingkungan alur yang dapat meminimalkan dampak yang terjadi, sehingga fungsi alur sungai tetap optimal. Metodologi yang digunakan adalah metoda survei dengan cara melakukan pengamatan lingkungan dan pengukuran profil penampang sungai, pengambilan sampel material sedimen yang kemudian dianalisis di laboratorium mengenai diameter butir, berat jenis dan warna, wawancara kepada masyarakat penambang di sekitar wilayah penelitian pada setiap penggal sungai, pengambilan gambar dengan menggunakan foto-digital dan pengumpulan data sekunder. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara deskriptif pada setiap sungai dan antar sungai dengan pendekatan ekologis dan spasial. Berdasarkan kajian hasil dan pembahasan yang diperoleh dalam penelitian ini dan sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (a Mendasarkan pada pendekatan ekologis subDas antara hulu-tengah-hilir dan antar subDas kondisi geometrik dari faktor-faktor fisik maupun biotik relatif sama antara Kali Boyong dan Kali Gendol/ Opak sedangkan untuk Kali Kuning agak berbeda karena merupakan “lokasi antara” perpindahan waktu aktivitas Gunungapi Merapi; dan (b Pemanfaatan alur sungai oleh masyarakat sekitar lokasi maupun usaha pemerintah daerah menimbulkan gangguan kelancaran penyimpanan dan penyaluran air sungai pada alurnya dari hulu ke hilir, kegiatan tersebut adalah

  3. SIMULASI KESEIMBANGAN ENERGI PERMUKAAN DI JAKARTA DAN SEKITARNYA MENGGUNAKAN MODEL NUMERIK MM5

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Yopi Ilhamsyah

    2016-03-01

    Full Text Available Studi simulasi keseimbangan energi permukaan di Jakarta dan daerah sekitarnya menggunakan model numerik Fifth-Generation Penn State/NCAR Mesoscale Model (MM5 telah dilakukan. Empat domain dengan resolusi spasial 9 km yang menggambarkan daerah Jakarta dan sekitarnya disimulasikan selama 5 hari pada tanggal 04-08 Agustus 2004 untuk memperoleh hubungan radiasi dan keseimbangan energi di wilayah tersebut. Hasil menunjukkan bahwa keseimbangan energi lebih tinggi pada siang hari terjadi di perkotaan dibandingkan daerah lainnya. Sementara itu, komponen energi seperti fluks bahang terindera dan laten di permukaan masing-masing menunjukkan bahwa wilayah laut dan perkotaan lebih tinggi daripada daerah lainnya. Sebaliknya, fluks bahang tanah menunjukkan daerah rural di bagian timur Jakarta lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya. Secara umum, keseimbangan radiasi dan energi pada siang hari lebih tinggi daripada malam hari di seluruh daerah. Rasio Bowen di wilayah kota yang mencerminkan kawasan bangunan dan perkotaan lebih tinggi daripada di daerah rural yang didominasi oleh lahan pertanian beririgasi. Hal ini sesuai dengan perubahan sifat fisik tutupan lahan seperti albedo, kelembaban tanah dan karakteristik bahang.    A study of surface energy balance simulation in Jakarta and surrounding areas by using Fifth-Generation Penn State/NCAR Mesoscale Model (MM5 numerical model was done. Four domains that presented the outermost and the innermost of Jakarta and surrounding areaswere utilized. All domains have spatial resolutions of 9 km. Model was simulated for 5 days on August 4-8, 2004. The relation of radiation and energy balance at the surface were derived from model output. The result showed that energy balance was higher in the city during daytime. Meanwhile, energy component, i.e., surface sensible and latent heat flux showed that sea and city were higher than others, respectively. Moreover, ground flux showed eastern rural areawas higher than others

  4. REVIEW OF COASTAL CHARACTERISTICS OF IRON SAND DEPOSITS IN CILACAP CENTRAL JAVA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Hananto Kurnio

    2017-07-01

    Full Text Available Mineable iron sand deposits in Cilacap – southern coastal area of Central Java have certain coastal characteristics that need to be studied in order to understand its depositional environment. With the knowledge of such environment, it can be applied to look for other places prospective of iron sand deposits that have the same characteristics especially recently when Cilacap’s deposits were almost depleted. Coastal characteristics of iron sand deposit in Cilacap is shown by successive sandy beach ridges separated by marshy valleys typical of prograded coasts and by dunes of sand elongated parallel to the shore line with elevation varies from 0 m to 15 m above sea level. The iron sand deposit was derived from denudation of andesite and “Old Andesite Formation” enriched in magnetite and ilmenite minerals in the steep elevated and deeply weathered rock hinterlands of Cilacap. High sediment loads of Serayu Basin in the hinterland (3,500-4,500 ton/km2/year; Citarum River basin only 800-1,200 ton/km2/year was causing extensive deposition of iron sand in the coastal zone. Key words: coast, characteristic, iron sand, Cilacap Endapan pasir besi yang dapat ditambang di Cilacap – pesisir selatan Jawa Tengah memiliki karakteristik pantai tertentu yang perlu dikaji agar dapat dipahami lingkungan pengendapannya. Dengan pengetahuan tentang lingkungan pengendapan tersebut, dapat diterapkan untuk mencari daerah-daerah lain prospek endapan pasir besi yang memiliki karakteristik yang sama terutama pada akhir-akhir ini ketika endapan Cilacap akan habis. Karakteristik pantai endapan pasir besi di Cilacap dicirikan oleh urutan pematang pantai berpasir yang dipisahkan oleh lembah-lembah berawa khas pantai maju dan oleh gumuk-gumuk pasir memanjang sejajar dengan garis pantai dengan ketinggian bervariasi dari 0 m hingga 15 m dari muka laut. Endapan pasir besi di daerah ini berasal dari proses denudasi andesit dan “Formasi Andesit

  5. HUBUNGAN PANJANG-BOBOT SIPUT LOLA (Trochus niloticus DI PERAIRAN KECAMATAN SAPARUA, MALUKU TENGAH

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Andrias Steward Samu Samu

    2016-03-01

    Full Text Available Siput lola (Trochus niloticus adalah jenis siput laut yang berukuran besar, hidup di daerah terumbu karang pada daerah pasang surut. Populasi siput lola terus mengalami penurunan sebagai akibat dari eksploitasi yang terus meningkat. Penelitian ini dilakukan di dua desa, Desa Siri Sori Amapatty yang menerapkan sistim sasi dan Desa Porto yang tidak menerapkan sistim sasi, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Sampel siput lola yang dianalisis, dikoleksi secara bebas dengan cara penyelaman dan pengumpulan siput pada daerah intertidal. Distribus frekuensi panjang dan analisis kohort siput lola menunjukan bahwa siput lola berukuran besar dan berusia dewasa ditemukan di Desa Siri Sori Amapatty sedangkan Desa Porto sebaliknya. Hubungan panjang bobot menunjukan pola pertumbuhan siput lola jantan di Desa Siri Sori Amapatty adalah isometrik dan betinanya alometrik positif. Pola pertumbuhan alometrik negatif ditemukan pada siput lola jantan dan betina di Desa Porto. Analisis rasio kelamin siput lola jantan terhadap betina di kedua desa masing-masing 1:3 dan 1:2. Perbedaan frekuensi panjang, hubungan panjang bobot dan kohort dari siput lola yang hidup di kedua desa tersebut memperlihatkan keefektifan sasi dalam pengelolaan sumberdaya tersebut.   Lola snail (Trochus niloticusis a type of large sea snail, inhabits the tidal area of coral reef. Snail population decline steadily as a result of increasing exploitation. This research was conducted in two villages, the Siri Sori Amapatty which apply sasi system and the Porto which do not apply the system, Saparua, central of Moluccas. The lola snail sample collected randomly by divers within intertidal areas. Length frequency distribution and cohort analysis of lola snails show that large sea snail that mature can be found in the Siri Sori Amapatty vilage where as in the Porto vilage the lola snails were smaller and inmature. Length-weight relationship shows that growth characteristic of male lola snail at

  6. Pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii hasil kultur jaringan pada jarak tanam yang berbeda

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ayuningsih Ria Sapitri

    2016-04-01

    Full Text Available Abstract. The purpose of this study is to determine the best planting space on the growth of regenerated tissue culture Kappaphycusalvarezii. The completely randomized design (CRD was utilized in this study, thre treatment was four different planting spaces; P1: 15cm, P2: 20 cm, P3: 25 cm, and P4: 30 cm with initial weight of 100g/hill. Every treatment has four replicates (four rafts. The data were subjected to one way of analysis of variance (ANOVA at 5% of error levels and followed by Least Significant Difference (LSD test. The Anova test showed that planting space gave a significant affect on weight gain and growth rate where the best planting space was 25 cm with weight gain and growth rate of 331.4 g and 4.87% perday, respectively. Keywords: K.alvarezii;space; tissue culture regenerated;growth;photosynthesis   Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan jarak tanam optimum untuk pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii hasil kultur jaringan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL dengan 4 perlakuan menggunakan bibit hasil kultur jaringan dengan jarak tanam yang berbeda yakni P1: jarak tanam 15cm , P2: jarak tanam 20 cm, P3: jarak tanam 25 cm, dan P4: jarak tanam 30 cm dengan berat awal 100 g/rumpun, masing-masing perlakuan dengan empat kali ulangan pada 4 rakit. Data penelitian yang diperoleh, ditabulasi menggunakan Microsoft excel dan dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA pada taraf kesalahan 5%, kemudian dilakukan uji lanjut dengan uji Least Significant Difference (LSD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan rumput laut (P<0,05, dimana jarak tanam terbaik adalah 25 cm dengan pertambahan bobot 331,4 g dan laju pertumbuhan 4,87% per hari. Kata Kunci: K. alvarezii; Jarak tanam; kultur jaringan; pertumbuhan; fotosintesis

  7. Pencemaran merkuri di perairan dan karakteristiknya: suatu kajian kepustakaan ringkas

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    M. Adlim

    2016-05-01

    emas menggunakan unsur merkuri yang sukar larut dalam air, kelarutannya hanya 0,06 g per ton unsur merkuri  namun kelarutannya dapat meningkat jika di dasar laut yang gelap dan banyak oksigen terlarut. Berdasarkan sifat kelarutannya, dapat dipahami bahwa kadar merkuri di Sungai Teunom masih di bawah batas toleransi, namun aktivitas penambangan emas tetap saja memiliki resiko kerusakan lingkungan apalagi jika tidak mendapat pengawasan yang memadai. Banyak peneliti berusaha membuktikan perubahan merkuri menjadi metil merkuri (biometilasi tetapi mereka menggunakan garam merkuri dan bukan unsur merkuri dalam ekperimen mereka. Metil merkuri memang ditemukan di alam tetapi proses perubahan dari senyawa merkuri menjadi metil merkuri masih diperdebatkan dan belum diperoleh bukti yang kuat perubahan dari unsur merkuri menjadi metil merkuri dalam air sehingga di Peraian Aceh belum tentu tercemar metil merkuri sebagaimana kasus Minamata. Kata kunci: Aceh; metil-merkuri; minamata; penambangan; emas

  8. Kajian kesesuaian lingkungan untuk pengembangan wisata di Pantai Ganting, Pulau Simeulue, Provinsi Aceh

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Herdiana Mutmainah

    2016-04-01

    Full Text Available Abstract. Simeulue Island is situated Indian Ocean in western part of Aceh Province, this is one of the outer island in Indonesia. Simeulue has big potency in marine resources such as  clean waters and beautiful beach, coral reefs and mangrove ecosystems. Therefore, Simeulue is very promising as an ecotourism destination. The objective of present study was to evaluate the condition of the water quality and the potency for a marine ecotourism development. The feasibility study was conducted on August in Ganting Beach, Village of Kuala Makmur, Simeulue Island. The purposive random sampling method was used to determine twelve sampling stations. The measured water quality parameters were pH, temperature, salinity, turbidity, dissolved oxygen, brightness, BOD5, odors, oil and debris. These parameters were analyized and mapped using software ODV, and then compared to the sea water quality standard for marine tourism as well as the characteristics of the coast to the suitability index of recreational area. The results showed that the water quality of Ganting Beach is very suitable for recreational activities (index 77, category S1  andit is suitable for swimming and also for boating tourism activities, banana boats and jet skis (index 16, category S2. Keywords: water quality; marine tourism; Ganting Beach   Abstrak. Pulau Simeulue, merupakan salah satu pulau terdepan sebelah barat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI, dan terletak di Samudera Hindia.Simeulue memiliki potensi sumberdaya laut yang besar, diantaranya perairan yang besih dan jenih, pantai yang indah, terumbu karang dan hutan bakau, sehingga sangat berpotensi untuk dikembang menjadi tujuan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kondisi kualitas perairan dan potensi kesesuaian wisata Pulau Simeulue.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 bertempat di Pantai Ganting, Kelurahan Kuala Makmur, Kabupaten Simeulue. Sebanyak 12 lokasi pengambilan sampel kualitas air

  9. Simulating Wind Driven Waves in the Strait of Hormuz using MIKE21 (Simulasi Gelombang Angin di Selat Hormuz Menggunakan MIKE21

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Faeghe Eslami Mehdiabadi

    2015-03-01

    Full Text Available Daerah pesisir di bumi adalah salah satu zona paling dinamis yang dipengaruhi oleh berbagai parameter seperti gelombang, arus, dan badai. Untuk mengelola serta mengkontrol zona tersebut adalah penting untuk mempelajari hidrodinamika daerah. Penelitian ini menggunakan MIKE 21/3 coupled Model FM untuk melihat gelombang (wind driven waves di sekitar Pulau Larak di Selat Hormuz. Untuk mensimulasikan pola gelombang di wilayah tersebut digunakan irregular triangular grid.  Pola arus di sekitar pulau dipelajari untuk jangka waktu satu tahun. Ditemukan bahwa gelombang yang ditimbulkan karena arus di sekitar pantai utara pulau relatif lemah. Terlihat pula bahwa gelombang yang ada di daerah tersebut terutama ke arah timur laut. Tinggi gelombang rata-rata di surfzone adalah sekitar 0,5 m., Dengan kecepatan arus sekitar 0,2 m.s-1. Mengingat angin menang dan arah gelombang, disimpulkan bahwa pantai utara Pulau Larak tempat yang cocok untuk konstruksi pelabuhan dan kegiatan memancing. Kata kunci: gelombang, arus, MIKE, Pulau Larak Coastal areas on earth are among the most dynamic zones which affected by different parameters such as waves, currents, and storms. To manage and control such a zone it is essential to study the hydrodynamic of the area. MIKE 21/3 Coupled Model FM was used to investigate the wind driven waves around Larak Island located in the Strait of Hormuz. To simulate the pattern of the wave in the area irregular triangular grid was applied. The pattern of current around the Island was studied for a one year period of simulation. It was found that the current induced wave break around the Northern coast of the Island is relatively weak. It was also observed that the prevailed wave in the area is mainly toward the Northeast. The averaged wave height in the surfzone is about 0.5 m., with the current velocity of about 0.2 m.s-1. Considering the prevailed wind and wave direction, it was concluded that the northern coasts of the Larak Island are

  10. Pengaruh Aerasi dan Sumber Nutrien terhadap Kemampuan Alga Filum Chlorophyta dalam Menyerap Karbon (Carbon Sink untuk Mengurangi Emisi CO2 di Kawasan Perkotaan

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Lancur Setoaji

    2013-09-01

    Full Text Available Penelitian terkait mitigasi pemanasan global, khususnya dalam penyerapan karbon dioksida (CO2, menjadi fokus utama di kalangan ilmuwan dunia. Secara alamiah, karbon dioksida dapat diserap oleh tumbuhan hijau, laut, karbonasi batuan kapur, dan alga. Pigmen hijau dalam alga atau klorofil dapat menyerap karbon dioksida dalam proses fotosintesis. Alga memiliki pertumbuhan yang sangat cepat sehingga cocok digunakan sebagai carbon sink. Penelitian terkait carbon sink ini bertujuan untuk menentukan kemampuan rata-rata serapan CO2 oleh alga di kawasan perkotaan dan menentukan pengaruh aerasi dan variasi sumber N terhadap pertumbuhan dan perkembangan alga. Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium menggunakan reaktor dengan proses batch. Sampel alga yang digunakan didapatkan dari hasil pengembangbiakan yang bersumber dari perairan di kawasan perkotaan. Penelitian ini menggunakan dua variabel uji, yaitu aerasi dan sumber nutrien. Jumlah karbon dioksida yang diserap didapatkan dari perbandingan stoikiometri pada reaksi fotosintesis.  Berdasarkan perbandingan stoikiometri tersebut diketahui bahwa 1 gram sel alga yang terbentuk sebanding dengan 1,92 gram CO2 yang diserap. Dari hasil penelitian, alga dengan penambahan pupuk urea dapat menyerap 4,87 mg CO2/hari dalam kondisi tanpa aerasi atau 3,84 mg CO2/hari dengan aerasi. Sedangkan alga dengan penambahan pupuk NPK dapat menyerap 3,61 mg CO2/hari dalam kondisi tanpa aerasi atau 3,01 mg CO2/hari dengan aerasi.

  11. PENGARUH UMUR PANEN RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA DAN FUNGSIONAL KARAGENAN Effect of Harvest Time of Seaweed Eucheuma cottonii on Physical, Chemical and Fungsional Properties of Carra- geenan

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Djagal W. Marseno

    2012-05-01

    Full Text Available The aim of this study was to evaluate the effect of different harvesting times of Eucheuma cottonii on both physical, chemical and functional properties of carrageenan. Seaweed Eucheuma cottonii was obtained from water territorial of Tablolong Kupang. The study was carried out into two steps. The first step was to investigate the effect of harvesting time of 30, 45, and 60 days after planting on physical and chemical properties of obtained carrageenan. The second step was to study the effect of functional properties of obtained carrageenan on viscocity and the stability of tomato sauce. The results showed that seaweed which was harvested in 45 days after planting has good physical and chemical properties of carrageenan in term of moisture 12.45 %; protein 5.03 %; extract ether 1.40 %; ash 21.29 %; carbohy- drate 72.28 %; sulphate 19.69 %; and crude extract 48.20 %. The obtained carrageenan at concentration of 1,5%, also give highest viscocity of 11.50-45 cps and gel strength of 0.8961-4.0709 kg/cm2. Further identification show that the obtained carrageenan produced was classified as kappa carrageenan and at 0,2 % (w/v was able to stabilize tomato sauce up to 86 % and viscosity of 60 cps after 2 weeks of storage at room temperature. ABSTRAK Tujuan penelitian adalah mengkaji sifat fisik dan kimia karagenan yang diperoleh dari rumput laut Eucheuma cot- tonii pada umur panen yang berbeda dari perairan Tablolong Kupang dan mengetahui sifat fungsionalnya sebagai stabilizer dan thickener dalam saos tomat. Penelitian diawali dengan menanam rumput laut pada interval tanam yang berbeda, sehingga pada saat panen yang bersamaan diperoleh rumput laut dengan umur yang berbeda yaitu 30, 45,60 hari. Tahap berikutnya adalah ekstraksi dan karakterisasi karaginan yang dihasilkan, kemudian aplikasi karaginan yang diperoleh untuk menjaga stabilitas viskositas saos tomat pada konsentrasi karagenan (0,1 %, 0,15 %, 0,2 % b/v. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

  12. The Effect of Cirata Reservoir Sediment on Early Developmental Stage of Common Carp (Cyprinus carpio Embryo

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Yuni Pujihastuti

    2009-07-01

    Full Text Available Sedimentation at Cirata reservoir may directly and indirectly influence fish particularly fish which have an adhesive characteristic at its early developmental stage such as common carp (Cyprinus carpio. Sample of sediment was collected from Cirata reservoir using Eikmand dredge at a depth of 80 m. The sample was subsequently centrifuged at 5500 rpm for 10 min. The supernatant obtained was then used for toxicity test on common carp at early developmental stage. In this test, four treatments were applied based on the concentration of sediment supernatant, namely: 0, 8.33, 16.60 and 24.90 %. The results showed that a higher sediment supernatant concentration resulted in lower egg yolk absorption rate, lower relative growth rate in length, lower egg yolk efficiency and higher egg and larval abnormality.  Higher sediment supernatant concentration also resulted in lower hatching percentage of common carp larva. The damage of eggs and larval morphologies in treatments with sediment supernatant was likely caused by the presence Pb and organic matters which act in synergy. Keywords :  sediment, Cirata, embryo, common carp   ABSTRAK Sedimentasi di Waduk Cirata secara langsung dan tidak langsung akan berpengaruh terhadap kehidupan ikan khususnya tahap awal perkembangan ikan yang bersifat adhesiveseperti ikan mas (Cyprinus carpio.  Sampel sedimen waduk Cirata diambil dengan Eikmand dredge pada kedalaman 80 m.  Hasil ekstrak di sentrifugasi dengan kecepatan 5500 rpm selama 10 menit untuk diambil air pori sedimennya.  Air pori digunakan sebagai bahan uji toksisitas terhadap perkembangan awal ikan mas dengan perlakuan 0; 8,33; 16,60 dan 24,90 %. Hasil uji toksisitas diperoleh bahwa semakin tinggi konsentrasi air pori dari sediment maka semakin rendah laju penyerapan kuning telur Laju pertumbuhan relatif panjang embrio pada berbagai konsentrasi juga diperoleh bahwa semakin tinggi konsentrasi air sedimen maka semakin rendah laju pertumbuhan relatif

  13. Konflik versus Kooperasi: Upaya Penyelesaian Sengketa Laut Tiongkok Selatan dan Integrasi ASEAN ke Iklim Ekonomi Global

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Garry Gumelar Pratama

    2016-04-01

    Full Text Available Negara-negara ASEAN tengah mencanangkan untuk melaksanakan integrasi ekonomi, tak hanya intra-regional namun juga integrasi regional terhadap iklim ekonomi global. Namun demikian, negara-negara ASEAN sampai saat ini masih menghadapi sengketa internasional mengenai Laut Tiongkok Selatan. Sengketa antara negara-negara ASEAN dan Tiongkok tersebut dianggap sebagai sengketa yang paling rumit pada abad ke-21. Terlebih lagi, Tiongkok cenderung untuk menghindari hukum internasional dalam isu tersebut. Tulisan ini akan menganalisis bagaimana Sengketa Laut Tiongkok Selatan yang sulit diselesaikan dengan hukum internasional dapat menghambat integrasi ASEAN ke iklim ekonomi global. Dalam hal ini, peran serta ASEAN dalam menyelesaikan masalah sengketa internasional harus diberikan porsi yang sama besarnya dengan upaya integrasi ekonomi. Untuk itu, artikel ini juga akan berusaha mencari model penyelesaian sengketa internasional yang dapat dilakukan ASEAN untuk meredam konflik dan mendorong kesuksesan integrasi ekonomi ASEAN ke iklim ekonomi global. Abstract ASEAN is planning to implement an economic integration, not only intra-regional economic integration but also integration to the global economic. Nevertheless, ASEAN countries up until now are still facing international disputes concerning the South China Sea. The dispute between ASEAN countries and China is regarded as the most complex dispute in the 21st Century. Moreover, China tends to avoid international law in the issue. This paper will analyze how the complicated South China Sea international dispute may impede ASEAN integration to the global economic. In this regard, the role of ASEAN in resolving the international dispute should be given the same portion as economic integration efforts. To that end, this article will also seek international dispute resolution model that can be used by ASEAN to reduce conflict and enhance the success of ASEAN's economic integration to the global economic.

  14. Impact Test Size and Type of Echinometra mathaei as Agent of Bioerosion on Reef Flat (Pengaruh Ukuran dan Tipe Echinometra mathaei pada Bioerosi Karang

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Cristiana Manullang

    2014-06-01

    Full Text Available Bioerosi adalah aktivitas berbagai organisme yang menyebabkan terjadinya erosi dan kerusakan misalnya pada kalsium karbonat karang. Aktivitas ini merupakan faktor utama yang mempengaruhi morfologi terumbu karang. Bioerosi dipengaruhi oleh tiga variabel yakni jenis spesies, ukuran dan kelimpahan spesies tersebut. Tujuh puluh lima persen dari bioerosi disebabkan oleh landak laut. Perbedaan pada ukuran dan jenis landak laut memberikan dampak signifikan terhadap daerah yang terjadi bioerosi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran dan jenis landak laut E. mathaei (tipe A dan B pada komposisi CaCO3 dalam isi usus dan tinja organisme tersebut sebagai agen bioersi. Landak laut yang digunakan diperoleh dari ekosistem karang di pantai Minatogawa, Okinawa-Jepang. Masing-masing tipe landak laut dibedakan berdasarkan ukuran ≥30 mm dan <30mm. Penelitian dilakukan dengan tiga ulangan. Pemeliharaan ini dilakukan di laboratorium dengan analisis komposisi CaCO3 pada tinja dan konten usus. Hasil penelitian membuktikan bahwa komposisi CaCO3 disebabkan karena aktivitas bioerosi harian dari E. mathaei. Landak laut dengan ukuran diameter ≥30 mm terbukti lebih aktif dibandingkan dengan diameter <30mm. Disamping itu landak laut tipe B lebih aktif dibandingkan tipe A dengan ukuran yang sama. Persentase CaCO3 dalam usus selama pemeliharaan di laboratorium adalah 73% dan sisa 27% berupa bahan organik dan anorganik. Bierosion harian E. mathaei tipe A ≥ 30 mm 166,70 mg.hari-1, tipe A <30 mm 77.78 mg.hari-1, tipe B ≥ 30 mm 126,30 mg.hari-1, tipe B <30 mm 116,17 mg.hari-1. Tingkat bioerosion harian E. mathaei dipengaruhi oleh jenis, spesies, kecepatan menggiling, dan ukuran landak laut. Kata kunci: ukuran; Echinometra mathaei; bioerosi; karang Bioerosion is an activity of various organisms such as erosion and destruction of coral calcium carbonate and become a major factor influencing coral reefs morphology. Bioerosion is influenced by three variables

  15. PELATIHAN MOULD LOFT (LANTAI GAMBAR KAPAL BAGI PENGRAJIN/PEMBUAT KAPAL TRADISIONAL DI KABUPATEN BATANG - JAWA TENGAH

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Parlindungan Manik

    2015-08-01

    Full Text Available Kabupaten Batang yang merupakan wilayah pesisir mempunyai banyak potensi yang dapat dikembangkan menjadi aset yang berharga bagi bangsa yaitu para pengrajin/pembuat kapal tradisional. Para pengrajin ini mampu menghasilkan kapal tipe mini purse seine yang mampu berlayar dalam radius pelayaran 12 sampai dengan 200 mil laut. Kapal mini purse siene tipe Batang mempunyai karakteristik yang cukup baik karena mempunyai stabilitas kapal yang baik dan mesin utama diletakkan di dalam kamar mesin (inboard engine. Kapal purse seine ini telah dibuat dan diproduksi secara turun-temurun dan jumlahnya sudah banyak di daerah Batang. Ukuran kapal yang diproduksi mulai dari 5 GT (Gross Tonage sampai dengan 40 GT dengan harga sebesar 300 juta sampai dengan 2 miliar rupiah. Para pembuat kapal pada umumnya tidak atau kurang memiliki pengetahuan tentang gambar desain kapal dari kapal yang diproduksi. Belakangan ini telah dimulai oleh para pengguna yang mensyaratkan adanya gambar desain dan gambar – gambar kerja lainnya sehingga dituntut adanya tenaga kerja dan para pembuat kapal yang mampu membuat dan membaca gambar kapal. Pada Program IbM ini dilaksanakan di CV. Laksana Abadi dan dan CV. Rizki Maulana Bahari yang bertujuan agar para pengrajin/pembuat kapal kayu tradisional di kabupaten Batang memiliki ketrampilan untuk menggambar bentuk badan kapal dalam skala 1:1 pada lantai gambar atau biasa disebut dengan istilah Mould Loft. Dengan tergambarnya bentuk badan kapal/konstruksi kapal dalam skala 1:1 maka akan didapat bentuk badan kapal yang akurat dan ukuran konstruksi kapal yang tepat, sehingga dalam proses pembangunannya segala ukuran yang terpakai sudah tepat dan tidak ada kesalahan bentuk maupun ukuran. Hal ini sangat diperlukan oleh pihak pelaksana, untuk menunjang kemudahan pelaksanaan dan kualitas hasil pekerjaan. Pendekatan yang diterapkan dalam penerapan teknologi ini harus mencakup dua buah aspek yaitu : aspek kognitif dan psikomotorik. Pada aspek kognitif

  16. ANALISIS POLA KEMITRAAN AGROFORESTRI DALAM RANGKA MENGURANGI ANCAMAN PERAMBAHAN HUTAN (STUDI KASUS TUMPANGSARI TANAMAN PANGAN DI IUPHHK-HT PULAU LAUT KOTABARU KALIMANTAN SELATAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Imam Suyodono

    2014-07-01

    Full Text Available Indonesia's forest covers about 133 million hectares. Local people of Pulau Laut in Kalimantan used to do shifting cultivation to manage their agricultural activities for food crops in the forest due to its poor soil of minerals and nutrients for years.The increased population and industrial development of forestry, plantation and mining caused decreasing of forest area, hence the shifting cultivation period has been shortened and encroach forest area. In consequence, degradation of the forest area is increasing.This study was conducted to identify how significant the role of agroforestry (“tumpangsari” to prevent forest encroachment.The objectives of study were to analyze:(1 the contribution of agroforestry as forest partnership management to minimize the encroachment of forest area, (2 the “tumpangsari” cost and revenue,(3 the benefits of this program for local people, the estate forest company and for food security. In general, the growth of Acacia mangium planted in agroforestry model area has better performance compared with those planted in non agroforestry area significantly shown fortwo years of A.mangium growth period. The productivity of rice in “tumpangsari” model was 3.3 tones ha-1which higher than that of in shifting cultivation area in secondary forest of about 3.1 tones ha-1. The revenue from rice cultivation by “tumpangsari” model was Rp 10.032 million ha-1 and the production cost was Rp 5.932 million ha-1 and R/C ratio of about 1.69.This research pointed out that agroforestry have many benefits for minimize forest encroachment as it provides opportunity to increase the rice production through the partnership management on forest land without change its function.Keywords: agroforestry, “tumpangsari”, forest encroachment, partnership

  17. Proposta di utilizzo di metodologie termografiche per il controllo di qualità di componenti meccanici

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Roberto D’Andrea

    2010-04-01

    Full Text Available In base all’esperienza maturata in anni di sperimentazione sull’analisi delle caratteristiche meccaniche dei materiali mediante indagine termografica, nel presente lavoro è proposta una procedura per il controllo di qualità di componenti meccanici in linea di produzione, che è già stata argomento di brevetto. Lo sviluppo di questo lavoro si colloca nell’ambito del progetto FIRB Smart Reflex “Sistemi di produzione intelligenti, flessibili e riconfigurabili”. L’attività svolta dal DIIM riguarda il controllo avanzato dell’affidabilità di componenti meccanici per l’industria automobilistica. Viene proposta, quindi, la realizzazione di una cella di controllo in linea di produzione capace di valutare la presenza di eventuali componenti difettosi attraverso l’analisi termica degli stessi, sollecitati secondo un modello predefinito. L’attività, svolta in questa prima fase in laboratorio, è facilmente trasferibile in linea di produzione, considerando la possibilità di realizzare celle di prova in ambiente controllato, con condizioni praticamente identiche a quelle di laboratorio, eliminando gli effetti di disturbo che possono influenzare la risposta dell’indagine termografica in ambiente non strutturato.

  18. STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN DAN KONSERVASI LAHAN DI KAWASAN SEGARA ANAKAN, JAWA TENGAH (Agriculture and Land Conservation Development Strategy in Segara Anakan Region, Central Java, Indonesia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Suratman Suratman

    2015-01-01

    Full Text Available ABSTRAK Segara Anakan merupakan suatu kesatuan kawasan laguna yang mempunyai keunikan, tidak sebagaimana umumnya lahan pantai pasang surut di Indonesia. Beberapa keadaan dan proses yang khas terjadi di kawasan ini, antara lain adanya pasang surut yang bergantian secara musiman antara air asin dan tawar, sedimentasi sungai sangat cepat sehingga terbentuk “tanah timbul”, penyempitan kawasan perairan, pembentukan dan perubahan alur sungai, serta penciutan hutan mangrove. Keadaan ini menyebabkan perubahan yang drastis terhadap mata pencaharian penduduk yang tadinya nelayan menjadi petambak dan petani. Untuk itu diperlukan masukan strategi pengembangan pertanian yang sesuai dengan karakteristik lahan yang khas tersebut. Sesuai dengan karakteristik lahannya, daerah ini dapat dikelompokkan menjadi zona pengembangan tambak, pengembangan lahan basah, lahan kering, tanaman tahunan, dan areal konservasi. Dari segi konservasi diperlukan tindakan pengendalian sedimen dan mempertahankan keberadaan areal sempadan pantai dan hutan mangrove.   ABSTRACT Segara Anakan is a lagoon which has unique characteristics different from other swamp lands in Indonesia. Its characteristics include seasonal fluctuation of fresh water river and sea water, rapid river sedimentation, narrowing water area, forming and changing river channels, and decreasing forest area. These phenomena have drastically changed people occupation. They, who were previously fishermen, have changed to be farmers. These conditions require an agriculture development strategy suitable for that area. Based on its characteristics, the area can be categorized into development zones for fishpond, wetland, dry land, annual crop, and conservation. This area requires actions to control the sedimentation process for maintaining its coastal belt and mangrove forest.

  19. Perancangan Prediktor Cuaca Maritim Berbasis Logika Fuzzy Menggunakan User Interface Android

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Muhammad Kahfi Anshari

    2013-09-01

    Full Text Available Pola iklim dan cuaca di Indonesia yang tidak ber¬aturan dan eskstrim akan mengganggu transportasi laut. Pada penelitian ini telah dilakukan perancangan prediktor cuaca maritim berbasis logika fuzzy takagi sugeno menggunakan user interface smartphone android.  User interface smar¬t¬phone an¬droid dipilih karena android banyak digunakan masy¬arakat indonesia. Data yang digunakan untuk membangun basis atu¬ran dan fungsi keanggotaan berasal dari data BMKG II Perak yang direkam perjam selama 6 tahun yaitu dari januari 2007 hingga desember 2012. Digunakan data cuaca maritim dari tahun 2007 hingga 2012 untuk membangun basis aturan dan fungsi keanggotaan logika fuzzy.  Validasi prediksi cuaca maritim di¬lakukan dengan menggunakan data BMKG bulan februari 2013. Selain menggunakan data BMKG juga  dilakukan validasi real¬time menggunakan data maritim buoyweather. Hasil pene¬litian didapatkan akurasi prediksi cuaca maritim tertinggi, yaitu: suhu udara, kelembaban udara, kecepatan arus laut, tinggi gelombang dan curah hujan adalah 83%, 84.5%, 87 %, 85.7% dan 95%.

  20. REGENERASIRUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii (Doty MELALUI INDUKSI KALUS DAN EMBRIO DENGAN PENAMBAHAN HORMON PERANGSANG TUMBUH SECARA IN VITRO

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Emma Suryati

    2009-04-01

    Full Text Available Regenerasi rumput laut Kappaphycus alvarezii dilakukan dalam rangka penyediaan benih yang bermutu dan mempunyai keunggulan melalui induksi kalus dan embrio dengan penambahan hormon pertumbuhan yang diintroduksi ke dalam media kultur yang dapat memacu induksi kalus dan penebalan pigmen rumput laut. Media kultur yang digunakan adalah media Conwy padat dengan penambahan agar 0,8%-1,6%. Hormon perangsang tumbuh yang digunakan untuk memacu pertumbuhan kalus dan filamen embrio yaitu IAA (Indol acetic acid, kinetin, dan auxilin dengan konsentrasi berkisar 0,4-1 mg/L. Embrio yang dihasilkan merupakan anakan yang mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Sintasan dan perkembangan embrio yang paling baik yaitu dengan penambahan IAA dengan konsentrasi 0,4 mg/L pada media padat. Pembentukan anakan dilakukan dengan mengiris embrio dan menumbuhkan pada media cair yang diperkaya dengan hormon yang sama. Pemeliharaan anakan pada media kultur dilakukan hingga mencapai ukuran 2-3 cm. Regeneration of seaweed Kappaphycus alvarezii was done to provide high quality seed through callus and embryo induction using plant growth regulator which was introducted to the culture medium. This growth regulator can stimulate the callus induction procces and thickening the seaweed pigment. Applied medium culture was agar medium with 0.8%-1.6% concentration enriched with Conwy and the applied growth regulators were IAA (Indol acetic acid, kinetin dan auxilin with 0.4-1 mg/L concentration range. Resulted embryo has the same characteristics with the stock. The best survival rate and embryo growth was IAA treatment with 0.4 mg/L concentration. Formation of embryo was done by transferring them from solid medium to the liquid one with the same growth regulator treatment. The nursery of the seed in culture medium was carried out until it has reached 2-3 cm in size.

  1. Taratura di un 'apparecchiatura per misura di piccole percentuali di uranio in soluzione acida di acqua distillata

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    d. Diana

    1965-06-01

    Full Text Available Si descrive una tecnica elio permette di misurare ilnumero di atomi di Uranio di una soluzione, con un errore non superioreal 10%.Il sistema consiste in un tubo di Geiger (Philips 18503 sistemato inun contenitore di vetro nel quale viene diluita una certa quantità di peso dinitrato di Uranile, misurato con una precisione migliore dell'1%. Al variaredella diluizione si registra il numero di particelle che il Geiger conta, e quindisi riporta in grafico. Da questi per diverse quantità di sale sciolto si determinala retta di taratura.

  2. Storie di genere, storie di partito

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Elisa Bellè

    2012-04-01

    Full Text Available Lo studio delle narrazioni di genere all'interno di questo tipo di organizzazione desta inoltre un particolare interesse anche in ragione della sottorappresentazione delle donne nella sfera della politica. Si tratta di un deficit democratico che coinvolge i sistemi politici moderni nel loro complesso, ma che interessa l'Italia con una particolare gravità ed evidenza. La questione della sottorappresentazione politica delle donne è stata sinora affrontata prevalentemente in termini tecnico-legali (politiche di pari opportunità ed azione positiva, o di teoria politica (la dicotomia pubblico-maschile e privato-femminile come fondamento del contratto sessuale della politica. Mancano invece contributi che guardino ai partiti come organizzazioni largamente responsabili dei processi di selezione e promozione delle carriere politiche, dunque come luoghi di quotidiana produzione di pratiche e culture di genere, più o meno egualitarie o, viceversa, discriminatorie. Sulla base di tale vuoto di ricerca e riflessione, il presente articolo si propone di mettere in luce le pratiche e le culture di genere che emergono dai racconti di uomini e donne all'interno di due organizzazioni partitiche, una di destra e una di sinistra, situate nel contesto territoriale della provincia di Trento. La ricerca è stata condotta attraverso lo strumento dell'intervista semi-strutturata, coinvolgendo quattro donne e quattro uomini, divisi per coppie di età (un uomo ed una donna giovani ed un uomo ed una donna da lungo presenti nel partito, accostabili per quanto concerne ruolo e posizione nelle organizzazioni partitiche considerate. L'attenzione analitica si è concentrata sulla costruzione del genere di uomini e donne intervistati/e, intesa sia come dimensione ed esperienza individuale (le storie di genere dei/lle singoli/e, sia come dimensione organizzativa più ampia (le storie di genere delle organizzazioni, narrate dalle diverse voci. Un'ulteriore dimensione analitica

  3. PHYSICAL AND CHEMICAL CHARACTERISTICS INTERPRETATION FOR GROUNDWATER QUALITY ASSESSMENT IN THE COASTAL AREA, NORTH KELANTAN, MALAYSIA (Interpretasi Karakterisasi Fisika dan Kimia Untuk Penilaian Kualitas Airtanah di Area Pesisir, Kelantan Utara, Malaysia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Nur Islami

    2015-11-01

    untuk menilai kualitas air tanah dan masalah masalah yang berhubungan dengannya di zona pesisir, Kelantar Utara, Malaysia. Sebanyak tiga puluh tiga sampel airtanah yang terdiri dari enam belas sampee airtanah yang di ambil langsung dari sumur dan bersama dengan tujuh belas data sampel airtanah diperoleh dari agensi pemerintah digunakan pada penelitian ini. Kedalaman air tanah bervariasi dari yang akuifer dangkal (3,5 m sampai ke yang dalam (130 m. Karakter fisika air tanah di ukur secara langsung di lokasi saat setelah air tanah di ambil. Kandungan kimia sampel air tanah dianalisa dengan menggunakan Ion Chromatography (IC and Inductively Coupled Plasma (ICP. Data-data yang diperoleh di presentasikan dan diinterpretasi menggunakan diagram bivariate dan diagram piper untuk meningkatkan interpretasi dan analisa data secara keseluruhan. Hasil analisa sampel airtanah mengindikasikan bahwa akuifer yang dangkal dapat dikategorikan sebagai air segar. Pada zona pengendapan laut, kadar klorid dan sulfat dalam air tanah cenderung tinggi dalam sampel air. Namun kandungan ini masih dalam kategori aman untuk dikonsumsi oleh manusia. Pada lokasi yang banyak penggunaan pupuk kimia, sampel airtanah memperlihatkan kandungan nitrat relative tinggi, yang melebihi batas aman untuk dikonsumsi oleh manusia (>45 mg/L. Kadar K, Ca, Mg dan Na memiliki hubungan yang positif dengan kandungan klorid pada aquifer yang dalam, ini mengindikasikan bahwa ion-ion dalam air adalah berasal dari sumber air asin yang sama. Hubungan antara rasio Cl/HCO3 dan chloride juga menunjukkan bahwa airtanah yang segar and air laut bercampur di dalam aquifer, dan sampel air dengan rasio yang rendah bisa dikategorikan air segar. Untuk aquifer yang dangkal, kebanyakan ion menunjukkan korelasi yang tidak linier dengan klorid yang mengindikasikan bahwa ion-ion tersebut berasal dari sumber yang berbeda.

  4. The Efficacy of Bioaugmentation on Remediating Oil Contaminated Sandy Beach Using Mesocosm Approach (Efikasi Tehnik Bioaugmentasi dalam Memulihkan Pantai Berpasir Tercemar Minyak Menggunakan Pendekatan Mesokosm

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Yeti Darmayati

    2015-09-01

    bioaugmentasi  dalam menanggulangi pencemaran minyak di lapangan masih diperdebatkan efektivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efikasi tehnik bioaugmentasi serta membandingkan efektivitas kultur tunggal dan konsorsium  dalam memulihkan pantai berpasir tercemar minyak. Studi eksperimental di lapangan telah dilakukan dengan menggunakan dua perlakuan dan satu kontrol di tiga plot berbeda, Perlakuannya adalah penambahan bakteri kultur tunggal (Alcanivorax sp TE-9 dan bakteri konsorsium (Alcanivorax sp. TE-9, Pseudomonas balearica st 101 dan RCO/B/08-015 ke dalam sedimen yang tercemar minyak. Eksperimen dengan pendekatan mesokosm dilakukan di pantai Cilacap. Minyak mentah ringan Arabia dengan konsentrasi 100.000 mg.kg-1 sedimen digunakan sebagai bahan cemaran. Perubahan konsentrasi minyak, kepadatan bakteri dan parameter lingkungan diamati secara periodik selama 3 bulan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase degradasi minyak dan densitas bakteri di sedimen perlakuan lebih tinggi daripada kontrolnya. Setelah 3 bulan eksperimen, persentase degradasi minyak pada kontrol, perlakuan kultur tunggal dan konsorsium masing-masing teramati 60.4%, 74.5% and 73.5%. Hal ini membuktikan bahwa tehnik bioaugmentasi secara signifikan mampu meningkatkan biodegradasi minyak di pantai berpasir. Pemberian mikroba dalam bentuk kultur tunggal ataupun konsorsium mempunyai efektivitas yang tidak berbeda untuk proses bioremediasi di pantai berpasir Cilacap.  Dengan ekstrapolasi data dapat diduga bahwa kedua perlakuan bioaugmentasi ini mampu mempercepat waktu pemulihan lingkungan dari 210 hari ke 135-137 hari. Bioaugmentasi dapat diusulkan sebagai solusi yang cukup baik untuk menghilangkan minyak pada tahap akhir pembersihan pantai berpasir Cilacap, jika terjadi tumpahan minyak di lingkungan ini. Kata kunci: single strain, consortium, bioaugmentation, oil, bioremediation, sandy beach,  Alcanivorax, Cilacap

  5. Bintangor Laut (Calophylum Inophylum L.) Oil: A promising source of bio diesel

    International Nuclear Information System (INIS)

    Shaharuddin, H.; Wan Asma, I.; Rafidah, J.; Puad, E.; Mahanim, S.

    2010-01-01

    Full text: Bintangor Laut (BL) oil is non-edible oil extracted from the seeds of Calophylum Inophylum L. It is a tree of 12-20 m height, with spread branches. The BL tree grows along coastal areas and adjacent lowland forests, although it occasionally occurs inland at higher elevations and it is native to east Africa, India, Southeast Asia, Australia, and the South Pacific. This study investigates the potential of BL oil as an alternative source of bio energy (bio diesel). The average oil content of BL seeds is 35% by weight. Fuel properties of trans esterified BL oil chemically known as methyl esters (bio diesel) were compared with bio diesel standards of American Standard Testing Method (ASTM). The fuel properties of BL bio diesel (100%) that is specific gravity is 0.92, kinematic viscosity at 40 degree Celsius, 7.43, flash point 151 degree Celsius, pour point -4 degree Celsius, cloud point 4 degree Celsius, B10 were very close to petroleum diesel. On the basis of these fuel properties, it is concluded that BL bio diesel is a good option for renewable energy to reduce dependency on import of foreign oil. (author)

  6. Dai bisogni di salute al consumo di risorse sanitarie in provincia di Bergamo: profilo degli indicatori di bisogno, domanda, offerta

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    A. Zucchi

    2003-05-01

    Full Text Available

    Introduzione: la complessità interpretativa dei dati relativi ad alcuni fenomeni sanitari a livello territoriale impone la necessità di uno strumento semplice di lettura “epidemiologica”; tale lettura si fonda sull’utilizzo di una serie di “indicatori”, fondamenta di un processo dinamico di monitoraggio temporale e spaziale in grado di descrivere sinteticamente fenomeni di per sé complessi, al fine di fornire al decisore un supporto sintetico ma scientificamente solido.

    Obiettivi: istituzione di un sistema di monitoraggio sanitario community-based; definizione di indicatori sanitari comparabili tramite un esame critico dei dati esistenti; sviluppo di metodologie per la raccolta e la validazione dei dati; supporto alla creazione di un sistema efficace e affidabile di trasferimento e scambio dei dati e degli indicatori stessi con uso spinto della tecnologia telematica; elaborazione di metodi e di strumenti necessari alla produzione di analisi e relazioni.

    Materiali e metodi: gli indicatori analizzati fanno riferimento
    all’elenco definito dal decreto ministeriale n. 27 del 12 dicembre 2001 “sistema di garanzie per il monitoraggio dell’assistenza sanitaria”. A questo elenco ne sono stati aggiunti altri, per un totale di 127, divisi in grandi capitoli tematici: assistenza sanitaria, assistenza distrettuale, assistenza ospedaliera, indicatori stato di salute, consumo di risorse sanitarie (cui è stato dato particolare enfasi, indicatori di domanda/accessibilità. Per definire infine un
    profilo di sintesi di questi grandi capitoli e delle relative
    eterogeneità territoriali si è successivamente applicata la tecnica statistica dello “z-score”.
    Risultati: le differenze emerse a livello distrettuale hanno permesso di disegnare una ‘mappa’ degli indicatori sanitari in provincia di Bergamo.

    Conclusioni:i risultati di

  7. PERBANDINGAN EFEKTIFITAS HASIL PENGGELONTORAN SEDIMEN DI WADUK CARA FLUSHING DAN SLUICING

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Pranoto S. Atmodjo

    2013-10-01

    Full Text Available This study compares the effectiveness of the flushing of sediment in the reservoir by means of flushing andSluicing way, based on Physical Hydraulic Test (Model Test in the laboratory. Flushing is removingaccumulated deposited sediment. While slucing is releasing of sediment through the reservoir beforesettled or keep sediment remain in suspension and its occur during flood period. Sediments FlushEffectiveness represented by the percentage of released sediment by sediment deposited or the amount ofsediment entering the reservoir during the flushing period.The model based on the prototipe from DetailDesign of Structural Countermeasures for Sedimentation on Wonogiri Reservoir by Nippon Koei 2009.Running model duration is one hour, used free flow and submergence condition, with discharge variationQ=100, 200 and 400 m3/s. Sluicing experiments conducted with some 60 liters of sediment sprinkle evenlywide flow, and Flushing implemented by 2,00 m thickness of deposited sediment that spreaded over thereservoir bottom before running. From this research showed that Sluicing way more efficient than theflushing way, where the number of efficiency of sediment Sluicing way bigger than the efficiency offlusing way, in the running an hour in the laboratory test

  8. SPESIASI DAN BIOAVAILABILITAS LOGAM Pb DALAM SEDIMEN DI KAWASAN PESISIR SANUR

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Sri Dian Meita Sari

    2015-06-01

    Full Text Available Total content of Pb metal in sediments has been reported or published frequently, but it could not provide information about various forms of metals contained in sediments and did not show the true metal concentrations involved in the process of bioaccumulation by organisms. Therefore, this study was aimed to determine the bioavailability of Pb metal and speciation the metal in various forms or compounds existing in the sediments. A quantitative analysis of total metal content, Pb in the sediments was initiated performing the digestion method using the mixture of HNO3 and HCl (3:1 in ultrasonic bath at 60 0C for 45 minutes, and continued heating on a hotplate for another 45 minutes at 140 0C. Moreover, analysis of Pb metals as bioavailability fraction was perfomed by single extraction method of EDTA and HCl, while for metal speciation fractions on each phase using Sequential Extraction Technique. Consequently, the metal concentrations of digestion and extraction solutions were measured by using an atomic absorption spectroscopy (AAS technique with the aplication of calibration method. The total concentrations of Pb in sediments collected from Sanur Beach ranged from 139,9945 to 260,1521 mg/kg. The highest bioavailability of Pb obtained in sediments at site II (Sindhu Beach, in which the Pb extracted from sediments was 21.44%. Generally, the Pb metal associated in the sediments at Sanur Beach was bounded in oxidisable organic fraction (2.08 – 3.50%.

  9. Il crowdfunding finalizzato al co-finanziamento di progetti di valorizzazione di complessi di elevato valore storico architettonico: il caso di “Torino Esposizioni”

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Paola Marinò

    2015-12-01

    Full Text Available L’articolo affronta il tema del finanziamento degli interventi di restauro e riuso delle grandi architetture del ‘900, in un momento storico in cui le risorse finanziarie pubbliche sono sempre più scarse e difficili da reperire. La ricerca affronta la possibilità di ricorrere al crowdfunding attraverso il caso studio del progetto di “Torino Esposizioni”, un’architettura del ‘900, parzialmente utilizzata, in stato di degrado, nonostante sia riconosciuta dalla critica internazionale come un’opera di eccezionale valore. A partire dal Master Plan, messo a punto dal Politecnico di Torino in collaborazione con la Città di Torino, è stata simulata l’applicabilità del crowdfunding attraverso un’indagine che valuta la disponibilità a contribuire da parte dei potenziali fruitori del complesso di “Torino Esposizioni” e, quindi, a comprendere l’interesse dei cittadini nei confronti del valore storico del complesso di “Torino Esposizioni” e del progetto di riuso che dovrebbe valorizzarlo. Gli esiti della ricerca, nell’evidenziare un’inattesa scarsa disponibilità a contribuire al finanziamento collettivo del progetto, hanno messo in evidenza, non solo la scarsa conoscenza del crowdfunding come strumento di finanziamento, ma anche la scarsa consapevolezza del valore storico architettonico del patrimonio moderno della città di Torino, di cui “Torino Esposizioni” rappresenta un esempio eccezionale, seppur non l’unico.

  10. Definition of dose intensity (DI), average relative DI and effective DI

    International Nuclear Information System (INIS)

    Alberto, P.

    1995-01-01

    The cytotoxic activity of cancer chemotherapy is related to the dose and to the amount of drug delivered per time unit. the significance of time in the effectiveness of a treatment program is frequently overlooked. The term of dose intensity (DI) is used to define the drug dose delivered per time unit and is expressed as mg/m 2 per week. A delay in the sequence of treatment cycles decreases the DI in the DI in the same proportion as a reduction of dose. Average relative DI corresponds to the mean DI of combined agents and is expressed as a fraction of a similar combination selected as a standard. Di is useful to compare the dose actually received with the prescribed dose. The relation of DI with tumor response or survival has not been fully demonstrated. A threshold DI level for therapeutic activity is evident. Above this threshold, a linear relationship of DI and effectiveness is not obvious, particularly regarding high-dose chemotherapy. The term of DI is more useful in its principle than in the significance of its calculated value. (authors). 19 refs., 3 tabs., 3 figs

  11. Reti di città, mobilità e ambiente: il Preliminare di PTCP di Avellino

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Carmela Gargiulo

    2010-02-01

    Full Text Available  L’articolo propone la lettura dei contenuti del Preliminare del PTCP di Avellino, un piano per molti aspetti innovativo, soprattutto per aver coniugato pianificazione di area vasta di tipo tradizionale e logica “strategica”. In particolare, l’articolo descrive idee guida, contenuti e strategie del piano orientate, prevalentemente, a stimolare lo sviluppo sostenibile di un’area in ritardo di sviluppo come la provincia irpina, attraverso la salvaguardia e valorizzazione delle risorse naturali e storico-culturali, la costruzione di reti di medie e piccole città e reti di mobilità alle diverse scale, da quella urbana a quella internazionale, e interventi sul sistema della mobilità. Nel 2004, ormai più di cinque anni fa, è stato adottato, a maggioranza assoluta (solo due gli astenuti, il Preliminare di Piano Territoriale di Coordinamento della Provincia di Avellino, dopo un lavoro di oltre due anni che ha visto impegnati gli uffici provinciali con due dipartimenti universitari. Il lavoro, che va ben oltre il significato e la valenza di un preliminare e che coniuga due pratiche di piano diverse (quella tradizionale e quella strategica ruota attorno a tre idee di fondo, tra loro strettamente interrelate, che costituiscono i criteri guida che finora ha inteso seguire la provincia di Avellino nell’attività di governo delle trasformazioni. Tali idee, quindi, costituiscono le fondamenta su cui è stato costruito il Preliminare e sono la griglia di specificazione delle strategie e degli obiettivi di piano. Esse sono alla base delle scelte elaborate per lo sviluppo compatibile del territorio, e sono riferibili alle azioni operative di trasformazione del territorio che gli Enti locali, cui è demandato tale compito, nel prossimo futuro dovranno affrontare. Le tre idee forza del Preliminare, descritte nel seguito, sono riferibili ai sistemi di risorse principali della provincia di Avellino, oggetto di una indagine analitico

  12. INTRODUKSI GEN METALLOTHIONEIN TIPE II KE DALAM RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii MENGGUNAKAN Agrobacterium tumefaciens

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ulia Fajriah

    2014-12-01

    Full Text Available Kappaphycus alvarezii adalah jenis alga merah yang memproduksi kappa karagenan yang sangat penting untuk industri makanan, farmasi, dan kosmetik. Untuk meningkatkan produksi, diperlukan ketersediaan bahan baku yang baik. Salah satu yang memengaruhi ketersediaan bahan baku adalah kondisi ingkungan perairan untuk budidaya. Metallothionein (MT adalah protein yang memiliki kemampuan untuk mengikat ion logam seperti Cd, Zn, dan Cu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengintroduksi gen Metallothionein Tipe II (MaMt2 ke dalam genom K. alvarezii menggunakan Agrobacterium tumefaciens. Talus rumput laut diinokulasi dengan A. tumefaciens mengandung plasmid pIG6-SMt2 yang membawa gen MaMt2, selanjutnya dilakukan seleksi bertingkat menggunakan higromisin 10 mg/L dan 20 mg/L. Hasil efisiensi transformasi yang diperoleh adalah 27,4%, efisiensi regenerasi tunas transgenik adalah 27,6%. Analisis molekuler dengan PCR menunjukkan bahwa 13 tunas transgenik mengandung gen MaMt2. Tunas transgenik putatif ditumbuhkan hingga menjadi talus baru dan dapat dilakukan uji tantang pada penelitian selanjutnya.

  13. Rancang Bangun Instrumen Sistem Buoy Menggunakan A-Wsn Protokol Zigbee Untuk Pengamatan Ekosistem Pesisir (Development of Buoy System Instrument using A-WSN ZigBee Protocol for Coastal Ecosystem Monitoring

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Acta Withamana

    2013-12-01

    Full Text Available Luasnya perairan dan lingkungan laut yang tidak bersahabat menimbulkan tantangan tersendiri untuk diobservasi. Aktivitas observasi secara konvensional di laut, yang menggunakan kapal sebagai wahana bergerak, membutuhkan biaya yang tinggi dan tidak efisien untuk memperoleh resolusi spasial dan temporal yang diinginkan. Buoy tertambat telah lama digunakan sebagai salah satu pilihan untuk aktivitas observasi laut. Namun ukuran yang besar dari rancangan buoy yang ada pada umumnya tidak cocok untuk pengamatan ekosistem pesisir. Perkembangan teknologi semikonduktor yang pesat melahirkan konsep wireless sensor network (WSN. Komunikasi protokol ZigBee memiliki kelebihan penggunaan energi yang efisien dan kemudahan pemasangan. Riset ini dilakukan untuk mengembangkan instrumen buoy tertambat dan menguji apakah WSN dapat diaplikasikan di wilayah pesisir. Buoy tertambat yang dikembangkan memiliki kinerja yang baik dan stabil sebagai wahana instrumen. Kinerja jaringan ZigBee menunjukan tingkat keberhasilan pengiriman data sebesar 100% pada uji coba statis. Menggunakan empat buah baterai NiMH, instrumen ini dapat bekerja selama kurang lebih 39 jam untuk coordinator dan router, serta 89 jam untuk end device. Pengujian di lapangan menunjukan hasil terburuk sebesar 84.94% keberhasilan pengiriman data pada E1, dan hasil terbaik sebesar 100% keberhasilan pengiriman data pada R1 dan E3. Data suhu permukaan laut yang diterima juga dapat menggambarkan sebaran suhu permukaan di Pulau Panggang. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa Instrumen Sistem Buoy Menggunakan A-Wsn Protokol Zigbee sangat berpotensi untuk digunakan dalam pengamatan ekosistem pesisir. Kata kunci: instrumen, buoy tertambat, ZigBee, suhu permukaan laut, observasi pesisir   Ocean observation has become a challenge due to its vast and rough condition. The conventional observation, for example using ship as a mobile platform, is very expensive and inefficient to obtain desired spatial and temporal

  14. Synthesis of cristobalite from silica sands of Tuban and Tanah Laut

    Science.gov (United States)

    Nurbaiti, U.; Pratapa, S.

    2018-03-01

    Synthesis of SiO2 cristobalite powders has been successfully carried out by a coprecipitation method by making use of local silica sands from districts of Tuban and Tanah Laut, Indonesia. Cristobalite is a phase of SiO2 polymorphs which can be used as a composite filler, a coating material, a surface finishing media, and structural ceramics. In the first stage of the synthesis, the as-received sands were processed by a magnetic separation, grinding, and soaking with HCl to increase the purity of silica content. X-ray fluorescence (XRF) spectroscopy showed that the atomic content of Si (excluding oxygen) in both powders reached 95.3 and 97.4%. A coprecipitation process was then performed by dissolving the silica powders in a 7M NaOH solution followed by a titration with 2M HCl to achieve a normal pH and to form a gel. Furthermore, the silica gel is washed, dried and then calcined at a temperature of between 950-1200 °C with a variation of holding time for 1, 4 dan 10 hrs to produce white powders. X-ray diffraction (XRD) data analyses showed that the powder with calcination temperature of 1150 °C for 4 hrs exhibited the highest cristobalite content of up to 95wt%. Its scanning electron microscopy (SEM) image showed that its grain morphology was relatively homogeneous.

  15. Pendugaan Struktur Patahan Dengan Metode Gaya Berat

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ibrahim Sota

    2011-12-01

    Full Text Available Telah dilakukan penelitian tentang pendugaan struktur patahan mengguankan metode gayaberat. Kontras densitas tersebut berasosiasi dengan ketebalan sedimen dan keberadaan struktur patahan atau lipatan. Untuk mengetahui lokasi patahan dan lipatan maka anomali residual terlebih dahulu dipisahkan dari anomali total (anomali Bouguer dengan metode perata-rataan bergerak. Kontur anomali residual memperlihatkan keberadaan lipatan dan patahan secara kualitatif sedangkan interpretasi kuantitatif dengan pemodelan kedepan 2D memperlihatkan secara jelas lokasi patahan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa lokasi patahan/sesar naik berada di bagian timurlaut yang berorientasi baratlaut-tenggara sedangkan patahan/sesar normal tersebar secara lokal yang juga berorientasi baratlaut-tenggara.

  16. Le collezioni di Mammiferi del Museo Civico di Zoologia di Roma: una sintesi storica

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Gloria Svampa

    2003-10-01

    Full Text Available Il Museo Civico di Zoologia di Roma è sorto nel 1932 all?interno del Giardino Zoologico dell?allora Governatorato di Roma, di cui ha condiviso la direzione tecnica ed amministrativa sino al 1998. Il nucleo centrale delle collezioni è costituito dal materiale di proprietà universitaria, di quello che fu il Museo di Zoologia della Regia Università, a sua volta diretto discendente delle collezioni del Museo di Zoologia ed Anatomia Comparata del Pontificio Archiginnasio Romano. La quasi totalità degli esemplari tassidermizzati risale al periodo in cui l?Istituto di Zoologia fu diretto da Antonio Carruccio (1883-1914. Dal 1932, la collezione teriologica si è andata arricchendo, in particolare di materiale osteologico, soprattutto con acquisizioni provenienti dal Giardino Zoologico e da rare spedizioni scientifiche, come quella organizzata dal CNR nell?Alto Rio Negro del 1962-3, guidata da Ettore Biocca. Anche a causa del fatto che per molti anni il Museo è stato privo di curatori, mancano importanti collezioni teriologiche da studio, fatta eccezione per quella cetologica. In molti casi, singoli esemplari potenzialmente di grande valore scientifico, mancano di dati esatti sulla località di cattura. Nell?ambito di un programma di ricatalogazione della collezione recentemente intrapreso, particolare attenzione è stata posta all?acquisizione di tutti i dati legati alla storia dei singoli esemplari, rintracciabili attraverso i resoconti di viaggio dei singoli esploratori. Nel periodo universitario, infatti, il Museo della nuova capitale d?Italia fu oggetto di grande attenzione da parte di privati ed enti, a partire dai Savoia, che donarono le loro collezioni o il materiale raccolto durante le spedizioni effettuate. Il lavoro di revisione in corso sta mettendo in luce una serie di esemplari meritevoli di ulteriori, dettagliate ricerche. È probabile che molto del materiale del Museo, pervenuto a Roma attraverso donazioni della famiglia reale

  17. Kualitas Air Hujan dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhinya

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    S Sudarmadji

    2016-07-01

    Full Text Available Hujan merupakan masukan dalam sistem hidrologi. Ditinjau dari kualitasnya dibandingkan dengan air aami lainnya, air hujan merupakan air paling murni dalam arti komposisinya hampir mendekati H2O. Namun demikian, pada hakekatnya tidak pernah dijumpai air hujan yang betul-betul hanya tersusun atas H2O saja, berbagai faktor lingkungan telah mempengaruhi kualitas air hujan tersebut. Pencemaran udara yang terjadi di kota-kota besar, baik yang berupa buangan gas maupun emisi dari kendaraan bermotor. Serta buangan gas dari pabrik telah mempengaruhi kualitas air hujan yang jatuh di daerah kota. Air hujan di daerah pantai juga terpengaruh oleh laut dengan segala aktifitas dan komposisi airnya. Di daerah gunung api yang masih aktif air hujan juga dipengaruhi oleh aktifitas tersebut. Masing-masing lingkungan tersebut di atas mempengaruhi komposisi air hujan. Kajian kualitas air hujan dilakukan dengan mengambil hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya di daerah pulau Jawa, namun demikian hasil penelitian yang dilakukan di luar negeri juga digunakan sebagai pembanding.

  18. Strategi Pengembangan Kota Surakarta Menjadi Kota Mice (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition)

    OpenAIRE

    Mahadi, Khairul; Hidayat, Teguh

    2013-01-01

    Seiring dengan berkembangnnya sistem transportasi yang ada di dunia baik transportasi laut, darat, dan udara dimana dapat memudahkan seseorang atau sebuah kelompok berpergian dari satu wilayah ke wilayah lain, dari sinilah MICE (meeting, incentive, convention, exhibition) dilihat sebagai peluang bisnis dimana seseorang atau kelompok melakukan sebuah pertemuan atau konferensi conference). Indonesia sudah berkembang menjadi salah satu negara tujuan bisnis dan wisata. Hal itu dibuktikan dengan p...

  19. POLA PERMUKIMAN TEPIAN AIR, STUDI KASUS: DESA SEPUK LAUT, PUNGUR BESAR DAN TANJUNG SALEH KECAMATAN SUNGAI KAKAP, KABUPATEN KUBU RAYA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Jawas Dwijo Putro

    2015-01-01

    Full Text Available Proses terbentuknya lingkungan permukiman dimungkinkan karena adanya proses penciptaan lingkungan hunian sebagai wadah fungsional yang menampung segala kebutuhan manusia dan dilandasi oleh pola aktifitas serta merupakan hasil interaksi antara manusia atau kelompok masyarakat dengan setting (rona lingkungan baik bersifat fisik maupun non fisik (sosial budaya. Manusia dalam menempati lingkungan huniannya disesuaikan dengan preferensi lingkungan yang menyangkut pemahaman karakteristik alam dan manusia serta hubungan timbal baliknya. Penyesuaian ini memunculkan konsep bermukim yang memperlihatkan cara masyarakat beradaptasi dengan lingkungan dan membentuk pola permukiman. Seperti halnya yang dibahas dalam penelitian ini dengan mengambil kasus masyarakat di tiga desa yaitu ; Desa Sepuk Laut, Desa Tanjung Saleh, dan Desa Punggur Besar Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, yang beradaptasi dengan lingkungan dan membentuk pola pemukiman pada kawasan tepian air. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pola permukiman yang terbentuk pada tiga desa diatas mengacu pada tahapan perkembangan kawasan pinggiran sungai atau air, struktur pola permukiman kawasan yang linier, orientasi kearah tepian air, kepadatan dan kualitas bangunan, serta topografi tepian air   The process of settlements formation was possibly made by the process of creating dwelling environment as a functional space that accommodate all human needs, These condition are based on the patterns of activity and interaction between people or society with the their environmen setting; both physical and non-physical (social and cultural. In occupied their environment, humans are adapt  to the  environment  preferences  concerning their understanding  to  the natural  characteristics  and  vice-versa.  This adaptation  led to  the concept of  living  that shows  how  people adapt  to the environment  and  creating  their settlement patterns. This study used case

  20. Perancangan Konstruksi Turbin Angin Diatas Hybrid Energi Gelombang Laut

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Musfirotul Ula

    2014-09-01

    Full Text Available Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Prinsip dasar kerjanya yaitu mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik. Turbin angin yang dirancang yaitu diatas floating. Maka diperlukan perancangan konstruksi turbin angin dengan dipilih tipe Vertical Axis Wind Turbine dengan blade yang sudah ada di pasaran dengan merk ‘Richuan’. Dengan spesifikasi power 5 KW, dimensi blade (4x0,6 m, jumlah blade 5, tinggi tower 8 m, diameter rotor 2,5 m, kecepatan laju angin 10 m / s, kecepatan angin beroperasi 3-25 m / s, dan 100 rpm. Kemudian konstruksi turbin angin akan digambarkan menggunakan software Solidworks dengan pembuat pemodelan terlebih dahulu. Model yang sudah dibuat kemudian di simulasikan untuk mendapatkan hasil analisa. Beban eksternal untuk di input sebesar 655 N dan 1300 N. Dari hasil simulasi dan analisa turbin angin diperoleh hasil untuk stress von mises sebesar 10,583,224.00 N / m2, displacement sebesar 7.781 mm, strain maksimal yaitu sebesar 3.84126, dan safety factor minimal yaitu sebesar 23.62. Dapat disimpulkan perancangan konstruksi turbin angin ini aman untuk pembebanan yang sudah ditentukan

  1. FAKTOR-FAKTOR PENTING YANG MEMPENGARUHI CPUE (Catch Per Unit Effort PERIKANAN HUHATE BERBASIS DI BITUNG

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Agus Setiyawan

    2016-09-01

    Full Text Available Bitung merupakan salah satu sentra pendaratan untuk perikanan huhate. Perikanan huhate bergantung terhadap ketersediaan umpan ikan hidup dan beberapa faktor teknis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor yang paling berpengaruh terhadap hasil tangkapan per upaya penangkapan (CPUE ikan cakalang (Katsuwonus pelamis - SKJ. Pengambilan data primer dilaksanakan di atas kapal huhate dari Januari – Mei 2013 yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Bitung – Sulawesi Utara. Data logbook kapal serta data harian kapal diperoleh pada saat melakukan pemancingan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis Generalized Linear Models (GLM, uji korelasi dan regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat faktor signifikan berpengaruh terhadap nilai CPUE cakalang (SKJ. Faktor pertama adalah jenis umpan hidup yang digunakan berpengaruh secara signifikan terhadap CPUE SKJ (P< 0,01. Jenis umpan hidup yang berpengaruh signifikan adalah jenis ikan layang dicampur dengan puri merah. Ketiga faktor lainya yaitu suhu permukaan laut (SPL, jumlah pemancing dan daerah penangkapan mempengaruhi CPUE SKJ dengan nilai P < 0.05.  Bitung is one of the main landing sites for pole and line fishing vessels. The pole and line fisheries depend on the availability of live fish bait and some technical factors. Objective of this study is to assess several factors that may influence catch per unit effort (CPUE of skipjack (Katsuwonus pelamis – SKJ. Logbook data and record of daily vessel activities during fishing from January – May 2013 were used in the analysis. The data were analyzed using generalized linear model (GLM, correlation and regression. The results showed that type of live bait was significantly affect the SKJ CPUE (P<0.01. Round scad (Decapterus spp mixed with anchovy (Stelophorus spp were giving higher SKJ CPUE as live bait. In addition, sea surface temperature, number of fishers, and fishing location also affect the SKJ CPUE

  2. STATUS BIO-EKONOMI PERIKANAN UDANG DI LAUT ARAFURA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Purwanto Purwanto

    2016-03-01

    This paper presents result of the assessment of economic potential and optimal fishing effort of the shrimp fishery in the Arafura Sea, including estimated impact of increasing fishing pressure on the vessel profitability and the fishery profit. Based on the result of analysis, the optimal profitfrom the exploitation of the penaeid shrimp stock in the Arafura Sea was about US$ 168.4 million per year resulting from the operation of 388 units of shrimp trawlers. Although fishing effort from licensed vessels in 2011 was lower than the optimum level to optimal profit, the penaeid shrimp stock was overexploited as the intensity of illegal fishing by unlicensed vessels was high. Estimate of economic losses caused by illegal fishing is also presented.

  3. PENGARUH TIME LAG SML SEBAGAI PREDIKTOR DALAM MODEL SISTEM PREDIKSI ENSEMBLE PEMBOBOT PRAKIRAAN HUJAN BULANAN DI KABUPATEN INDRAMAYU

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Yunus Subagyo Swarinoto

    2014-08-01

    Full Text Available Data Suhu Muka Laut (SML dari Japan Meteorological Agency (JMA dengan resolusi 1° diregresikan dengan prediksi  hujan bulanan di wilayah Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa Barat. Proses ini dimaksudkan untuk memperbaiki luaran model Sistem Prediksi Ensemble dengan nilai pembobot (SPEP dalam melakukan prediksi unsur iklim  hujan bulanan di wilayah Kabupaten Indramayu dengan memasukkan dinamika fluktuasi SML di sekitar daerah penelitian. Teknik yang digunakan dalam mengkaitkan data SML-JMA dengan nilai prediksi  hujan bulanan dimaksud adalah teknik Partial Least Square Regression (PLSR. Model yang diaplikasikan selanjutnya disebut sebagai SPEP-PLSR. Data SML-JMA diolah dengan memperhatikan time lag 1 dan 2 bulan sebelumnya karena efek SML terhadap atmosfer tidak berlangsung secara cepat. Luaran model SPEP-PLSR menunjukkan  hasil yang lebih baik secara signifikan terhadap luaran model SPEP untuk time lag 2 bulan. Kondisi ini ditunjukkan oleh nilai yang lebih baik untuk koefisien korelasi Pearson (r minimum, nilai r rerata, nilai Root Mean Square Erros (RMSE maksimum, dan nilai RMSE rerata daripada luaran yang dihasilkan oleh SPEP.   The Sea Surface Temperature of Japan Meteorological Agency (SML-JMA with 1° resolution had been regressed with monthly rainfall  prediction in Indramayu District of West Java Province. This method was used to improve the quality of the Ensemble Prediction System using Weighting Factor (SPEP model output to provide the monthly rainfall  prediction by inserting the fluctuation of Sea Surface Temperature dynamics. Processing technique done between SML-JMA and monthly rainfall  prediction was Partial Least Square Regression method. This model was then called as SPEP-PLSR. Those SML-JMA data were computed based on preceded time lag of 1 and 2 months because the efect of SML did not occur directly into the atmosphere. Results of SPEP-PLSR model outputs showed significantly better in quality compared to the SPEP model

  4. Applicazione delle linee guida nazionali nell'attivitá di notifica di casi di legionellosi

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    E. Corsano

    2003-05-01

    Full Text Available

    Obiettivi: é noto che effettuare diagnosi di Legionellosi risulta difficile a causa della sovrapposizione della sintomatologia con altre forme di polmonite. Questo spiega, in parte, perché i casi di Legionellosi siano sottostimati. I metodi diagnostici disponibili, sebbene richiedano tempi relativamente lunghi, sono necessari per l’esatta stima di prevalenza della Legionellosi e per gli eventuali interventi preventivi.

    Metodi: nell’Azienda Ospedaliera “G. Panico” di Tricase, seguendo i criteri delle Linee Guida della Legionellosi (G.U. 5 maggio 2000 n. 103 durante la degenza dei pazienti che presentavano segni clinici ed obiettivi di polmonite sono state eseguite indagini radiologiche (Rx Torace, TAC, esami di laboratorio (espettorato, sangue, urina ed avviata terapia antibiotica (macrolidi e cefalosporine di III generazione. L’antigene urinario e le IgG anti-Legionella (metodo IFA, sono stati determinati in collaborazione con il Laboratorio di riferimento Regionale.

    Risultati: nel periodo ottobre 2001 gennaio 2003 sono stati notificati nel nostro ospedale 11 casi di Legionellosi accertati da indagini clinico-strumentali e di laboratorio: tutti i casi avevano titoli anticorpali abbastanza elevati, confermati poi da un secondo controllo a distanza di tempo. Solo due hanno presentato una positività per l’antigene urinario. All’atto della dimissione, per il 63.6% dei casi è stato documentato un miglioramento delle condizioni clinico-laboratoristico-strumentali, nel 18.2% si è avuta una effettiva guarigione. La letalità è stata pari al 18.2%. In tutti casi si è provveduto alla sorveglianza ambientale.

    Considerazioni: i nostri dati evidenziano che i casi di Legionellosi registrati sono stati tutti di tipo comunitario. Una corretta applicazione delle Linee Guida nel sistema di notifica permette l’avvio dell’attività di prevenzione oltre

  5. REVIEW ON WATER POLLUTION STUDIES IN INDONESIA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Bambang Hartono

    2012-09-01

    Full Text Available Tulisan ini merupakan tinjauan terhadap lebih dari 60 penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia yang berkaitan dengan masalah pencemaran air. Dalam tinjauan ini terungkap bahwa hampir semua jenis sumber air, yaitu sungai, danau, tambak, laut maupun air tanah (misalnya sumur yang pernah diteliti, telah mengalami pencemaran. Pencemarnya terdiri dari semua jenis pencemar, baik bakteriologis, fisis maupun kimiawi. Pencemar bakteriologis terutama datang dari pembuangan tinja manusia. Bukan hanya karena letak sumber air yang berdekatan dengan pembuangan tinja yang menyebabkan pencemaian, melainkan juga karena perilaku masyarakat. Namun dicatat pula bahwa penelitian dalam bidang ini masih terlalu sedikit. Khususnya yang berkaitan dengan besarnya masalah. Pencemar fisis dan kimiawi terutama berasal dari pabrik-pabrik. Yang banyak mendapat perhatian tampaknya adalah logam-logam berat. Walaupun dijumpai kandungan beberapa logam berat dalam air ma­sih di bawah standar, tetapi beberapa yang lain cukup potensial atau telah melewati batas-batas standar dan bahkan telah menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Hal ini terutama dikarena­kan banyaknya pabrik-pabrik yang membuang limbah industrinya langsung ke sungai dan badan-badan air lain tanpa pengolahan terlebih dulu atau dengan pengolahan yang tidak sempurna. Selain deterjen, sampah rumah tangga, pestisida dan pupuk sebagai pencemar, yang masih kurang mendapat perhatian peneliti, akhir-akhir ini muncul masalah baru yang tampaknya lebih menarik minat para peneliti, yaitu intrusi air laut. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan terungkap bahwa masalah ini pun sudah cukup serius, khususnya di daerah dekat pantai.

  6. 1969

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Anton Novenanto

    2017-09-01

    Full Text Available 1969 adalah momentum kebenaran bagi studi sosial-budaya atas ruang dan tempat. Di tahun itu, kita tidak sekadar menyaksikan realitas ala petualangan bajak laut Kapten Jack Sparrow dalam kisah fantasi Disney Pirates of the Carribean. Kita disuguhi ekspedisi luar angkasa layaknya fiksi-ilmiah Hollywood, seperti E.T., Star Wars, Avatar, ataupun Interstellar. Berkat kemajuan teknologi, peristiwa pendaratan manusia di Bulan pada 20 Juli 1969 itu disebarluaskan menembus batas-batas ruang dan waktu sehingga manusia di seluruh dunia dalam kurun waktu berbeda dapat menyaksikan (kembali momentum kebenaran itu. Akan tetapi, peristiwa bersejarah itu adalah juga tonggak peneguhan mental egosentris-kolonialis. Gagasan dan penjelajahan telah membongkar logika atas ruang, namun produksi pengetahuan tentangnya masih berpusat dan berorientasi pada para penghuni bumi.

  7. Elementi di interfaccia per l’analisi di strutture murarie

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Jessica Toti

    2009-04-01

    Full Text Available Il presente articolo riguarda la modellazione del comportamento meccanico di elementi in muratura intesi come sistemi eterogenei composti da malta, blocchi ed interfacce di connessione. La strategiacomputazionale che viene adottata consiste nel modellare separatamente i blocchi, i letti di malta ed le interfacce responsabili di fenomeni di decoesione malta-blocco; a tale scopo, si propone uno speciale modello di interfaccia che combina il danneggiamento con l’attrito. Si sviluppa una procedura numerica, basata sull’algoritmo backward di Eulero, per risolvere il problema evolutivo; per il passo temporale si utilizza invece la tecnica predictor-corrector a controllo di spostamenti. Si effettuano alcune applicazioni numeriche con lo scopodi verificare la capacità del modello e dell’algoritmo proposto nel riprodurre la risposta non lineare della muratura dovuta a fenomeni di degrado localizzati. Infine, si conduce lo studio della modellazione di un arco murario, confrontando i risultati numerici con quelli sperimentali; si dimostra la abilità del modello proposto nel simulare il comportamento globale della struttura ad arco in termini di carico ultimo e di meccanismo di collasso.

  8. KOMPOSISI UKURAN, NISBAH KELAMIN DAN DAERAH PENYEBARAN HIU BUAYA (Pseudocarcharias kamoharai YANG TERTANGKAP DI SAMUDERA HINDIA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Dian Novianto

    2016-05-01

    Full Text Available Ikan hiu buaya (Pseudocarcharias kamoharai merupakan salah satu jenis hiu yang tertangkap secara tidak sengaja pada perikanan rawai tuna (tuna longline. Ikan hiu buaya dalam penanganannya selalu dibuang di laut karena ukuran tubuhnya yang kecil dan tidak memiliki pasar diantara ikan non target (by-catch lainnya. Penelitian tentang komposisi ukuran, nisbah kelamin dan daerah penyebaran hiu buaya dilakukan pada tahun 2010 – 2011 di perairan WPP 573 – 572 Samudera Hindia dengan mengikuti kapal longline yang berbasis di Benoa dan Bungus. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data dan informasi dalam rangka pengelolaan dan konservasi hiu buaya. Hiu buaya memiliki kisaran panjang tubuh 37 – 96 cm FL dengan panjang maksimal 96 cm FL untuk jenis betina dan 94 cm FL untuk jenis jantan dan modus pada kisaran 85 – 89 cm FL untuk jenis betina dan 75 – 79 cm FL untuk jenis jantan. Perbandingan jenis kelamin ikan jantan dan betina adalah 1 : 1,33, menunjukkan bahwa rasio ikan jantan dan betina tidak seimbang. Ikan hiu buaya terdistribusi tidak merata, hanya terdapat di 77 posisi setting pada 1120 – 1220 Bujur Timur dan 090 – 150 Lintang Selatan dari 256 jumlah setting selama periode penelitian ini.   Crocodile shark (Pseudocarcharias kamoharai is one of sharks species caught accidentally in tuna longline fisheries. Crocodile shark handling is always discarded at sea because of it is small size and is not economics value among others non-target fish (by-catch. Research on the biology of crocodile shark was conducted in 2010 – 2011 at Fisheries management Areas (FMA 572 (Indian Ocean – west Sumatera and 573 (South of Java – East Nusa Tenggara following longline vessels based in Benoa and Bungus. The purpose of research was to investigate data and information on the crocodile shark for management and conservation purposes. Crocodile shark has a range of body length of 37-96 cm FL with a maximum length of 96 cm FL for females and 94 cm

  9. Kerangka Aset Rumah Tangga Miskin dalam Peristiwa Banjir Pasang Surut di Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Novi Maulida Ni’mah

    2016-09-01

    Full Text Available ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang penghidupan rumah tangga miskin dalam konteks bencana banjir pasang surut di Kota Pekalongan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1 mengetahui aset dan (2 dampak banjir pasang surut terhadap aset. Penelitian ini menggunakan pendekatan descriptive exploratory dan field research yang dibahas secara deskriptif kualitatif dengan menguraikan aset rumah tangga miskin dan dampak banjir pasang surut terhadap aset. Pemanfaatan aset oleh rumah tangga miskin di Kecamatan Pekalongan Utara dilakukan sesuai mata pencaharian yang dimiliki yaitu sektor pertanian dan perikanan serta sektor industri, perdagangan, dan jasa. Sektor pertanian dan perikanan bergantung pada natural asset yaitu laut, sungai, dan lahan, sedangkan sektor industri, perdagangan, dan jasa bergantung pada physical asset yaitu rumah, alat transportasi, dan alat bekerja. Kerusakan kedua aset tersebut akibat bencana banjir pasang surut telah menghambat peningkatan kesejahteraan hidup.   ABSTRACT This study discusses the livelihoods of poor households in the context of tidal flood in Pekalongan City. The purpose of this study was (1 to know the assets and (2 to determine the impact of tidal flood to assets. This study used descriptive exploratory and field research approach which discussed in qualitative descriptive with outline of assets of poor households and the impact of tidal flood to assets. Utilization of assets by poor households in the Pekalongan Utara District done according owned livelihood that is agriculture and fisheries sectors as well as industry, trade, and services. Agriculture and fisheries rely on the natural assets of the sea, river and land, while the industrial sector, trade, and services depend on the physical asset of a house, transportation, and work tools. Damages to the two assets caused by flood tides have prevented an increase in welfare.

  10. Strategi Pengembangan Wista Mangrove Di “Blok Bedul” Taman Nasional Alas Purwo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Saifullah Saifullah

    2013-09-01

    Full Text Available Ekowisata dapat dilihat sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya. Oleh karena itu diperlukan penelitian tentang strategi pengembangan ekowisata kawasan mangrove untuk mendukung pelestarian lingkungan pesisir yang berkelanjutan. Hasil penelitian menujukan Potensi mangrove yang terdapat di kawasan ini 4 species dari 2 famili yaitu : Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba dan Cariop tagal, selain itu dari hasil studi literatur diketahui bahwa terdapat 24 species dari 12 famili di sepanjang kawasan segara anakan Taman Nasional Alas Purwo. Untuk inventarisasi satwa, dari hasil studi literatur dan pengamatan dilapang terdapat jenis burung air, burung darat, burung pemangsa, mamalia, reptile, pisces dan crustacea. Untuk potensi budaya terdapat upacara petik laut dan sumber air randu telu yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit. Dari hasil analisa kuisioner 47% dari jumlah pengunjung mengetahui tentang ekosistem mangrove. Dan 47% dari responden yang memahami tentang fungsi ekosistem mangrove. Dari pengenalan tentang ekowisata mempunyai nilai-nilai konservasi atau perlindungan, 85% responden memahami hal tersebut. Untuk pemberdayaan masyarakat, 67% memahami ekowisata harus disertai dengan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat. Dan 50% responden menyetujui bahwa ekowisata harus memberikan nilai ekonomi kepada masyarakat. Dan untuk persepsi bahwa ekowisata harus dapat memberikan nilai pendidikan kepada pengunjung, 73% responden mengetahuinya. Dari hasil perhitungan menggunakan konsep surplus konsumen didapat total valuasi ekonomi kawasan ekowisata mangrove blok bedul adalah Rp. 88.606.183,00. Nilai ini untuk per 1000 orang dalam kunjungan pertahun. Arahan strategi kebijakan pengembangan antara lain: (a Kelembagaan pengelola ekowisata harus dapat meningkatkan pelayanannya, (b Pengembangan

  11. Lezioni di meccanica razionale con elementi di statica grafica

    CERN Document Server

    Sbrana, Francesco

    1950-01-01

    Elementi di calcolo vettoriale ; riduzione di un sistema qualunque di vettori applicati ; trattazione analitica dei sistemi di vettori applicati ; uso dei poligni funicolari per la composizione di più vettori applicati complanari ; vettori variabili ; cinematica del punto ; studio del moto di un punto in un piano in coordinate polari ; cinematica de sistemi rigidi ; moto di un sistema rigido con un punto fisso (moto rigido sferico) ; moto relativo ; sistemi di punti in general, vincoli ; concetti e postulati fondamentali della meccanica ; unità mecchaniche, omogeneità, modelli ; equilibrio di un punto e di un sistema di punti materiali ; statica dei solidi indeformabili (sistemi rigidi) ; sistemi deformabili, travature reticolari ; equilibrio dei poligoni funicolari e delle curve funicolari ; nozioni sull'attrito ; integrazione grafica ; baricentri ; momenti d'inerzia ; calcolo grafico dei momenti statici e dei momenti d'inerzia dei sistemi piani ; dinamica del punto libero ; dinamica del punto vincolato ;...

  12. PERENCANAAN SAND POCKET SEBAGAI BANGUNAN PENGENDALI ALIRAN SEDIMEN DI KALI OPAK YOGYAKARTA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Yeri Sutopo

    2016-07-01

    Full Text Available This research conducted in Opak River, in Yogyakarta. This river has broad (river flow area 27,04 km2, and 20,11 km in length. The research objective is to make a planning about effective rainfall in 50 years and found the Opak Sand Pocket design. This research used methods with direct-survey in location, and collected secondary data from related agencies. From the data, it was obtained the value of precipitation the design, discharge flood design, dimensions of building hydrolic design (Main Dam, Sub Dam, Apron, and analysis the effectiveness of sand pocket in reducing the sediment that has happened. Based on the results of the research, discharge maximum ( Q50 that occurs in the river of 202,77 m3/s. So it can be calculated that sand pocket designed will have wide of apron 54,04 m, with total high of Main Dam 6 m, total high of Sub Dam 6 m, length of apron 10 m, thick of apron 0,96 m. Based on the ability of sand pocket in reducing the rate of the sediment that is happened, the building has effectiveness until 90,20 % in reducing bed load based on the calculation. Therefore, it can be argued that the building has been effective to reduce the speed of sediment occurring in Opak River.

  13. Studio del comportamento di agenti di contrasto in campi ultracustici per tecniche di ecografia diagnostica

    OpenAIRE

    BIAGIONI, ANGELO

    2011-01-01

    Il presente lavoro di ricerca è stato articolato intorno a temi attinenti l’ingegneria biomedica, riguardando, in particolare, lo studio del comportamento di agenti di contrasto in campi ultracustici per tecniche di ecografia diagnostica. Nell’ambito di tale settore scientifico, un ruolo di fondamentale importanza è svolto dalla diagnostica medica per immagini e in particolare dalle tecniche ecografiche. Queste ultime rappresentano un ottimo compromesso tra la pericolosità per l’organismo e l...

  14. STRATEGY FOR BUSINESS PORTFOLIO DEVELOPMENT OF PT SEKAR LAUT, TBK.

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Homisah Homisah

    2016-01-01

    Full Text Available PT Sekar Laut, Tbk. (PTSL, as a local company, has three main business units including snack crackers, cooking spices and private label.  Due to the potentials of Indonesia, it is expected that PTSL can upscale its competitive advantage and has an ability to compete with global companies as well.  The objectives of this research were 1 analyzing relative positioning of PTSL compared with market leaders in snack and cooking spices industries, 2 analyzing Life Cycle phase per business unit, 3 analyzing positioning of each product category in portfolio matrix, 4 formulating strategic recommendations to  the management for each product category of PTSL.  The method used in this study was descriptive analysis. The analysis tools used in this study were BCG matrix, Life Cycle model, IFE, IFI and GE matrix. The results showed that relative positioning of crackers and cooking spices business units in BCG matrix is in Question Marks quadrant.  The results of Life Cycle model for snack crackers, cooking spices, and private label showed that they are in Growth phase.  The result of portfolio analysis by GE matrix showed that shrimp cracker and fish cracker product categories are in Selective Growth quadrant. Vegetables cracker, cooking spices, uleg chili sauce, burger buns are in Investment and Growth quadrant. The strategic recommendation for shrimp and fish crackers is to identify the growth segment, aggressive investment and uphold position.  The strategic recommendations for vegetable cracker, cooking spices, uleg chili sauce, and burger buns are growth, seeking for dominance and maximum investment.Keywords: portfolio analyzing, crackers, cooking spices, uleg chili sauce, burger buns

  15. Programmazione del Network di 'Virologia Ambientale': Stato di avanzamento

    OpenAIRE

    Carlesi, Carlo

    2004-01-01

    Presentazione 'Power Point' dell'intervento all'incontro di lavoro 'VIRAMB II incontro del Network di Virologia Ambientale', presso l'Istituto Zooprofilattico Sperimentale delle Regioni Lazio e Toscana. Nell'intervento si presenta lo stato di avanzamento dei lavori riguardo la realizzazione dell'infrastruttura telematica del 'Network di Virologia Ambientale' promosso dal 'Dipartimento di Patologia Sperimentale, Biotecnologie Mediche, Infettivologia ed Epidemiologia' dell'Universit? di Pisa.

  16. Identificazione, caratterizzazione ed industrializzazione di ceppi di Streptococcus thermophilus per la produzione di yogurt

    OpenAIRE

    D'Alonges, Sara

    2013-01-01

    Il contesto globale del comparto agro-alimentare richiede ad oggi una ricerca continua per assicurare qualità e sicurezza degli alimenti. La produzione moderna di alimenti richiede elevato grado di standardizzazione, particolarmente la produzione gli alimenti fermentati che include un processo biotecnologico in cui la componente biotica gioca un ruolo fondamentale Di qui la necessità disporre di un’ampia gamma di microrganismi atti alla conduzione del processo fermentativo in modo da im...

  17. Stress indotto dalla guida di autoveicoli: studio di parametri psicofisiologici

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    R. Vivoli

    2003-05-01

    Full Text Available

    La guida di un autoveicolo, specie in condizioni di intenso traffico o di cattive condizioni meteoclimatiche, è considerata uno dei principali fattori stressanti della vita odierna. Durante la guida si possono infatti osservare significative risposte simpatoadrenergiche e cardiovascolari con la comparsa anche di episodi coronarici. Tali risposte presentano un’ampia variabilità interindividuale in quanto sono influenzate da vari fattori (stile di vita, personalità etc..

    In questa rassegna, vengono presentati i principali risultati degli studi da noi condotti sulle risposte psicofisiologiche indotte dalla guida di diversi tipi di autoveicoli. In conducenti di autobus urbani è stato registrato un sensibile aumento del tasso urinario di adrenalina durante il turno lavorativo rispetto alla stessa fascia oraria di un giorno di riposo. Tale risposta adrenergica era esaltata dall’abitudine tabagica e dall’assunzione di caffè e bevande alcoliche. In soggetti che alla guida di camion coprono lunghe distanze, i più elevati tassi urinari di catecolamine e i più alti livelli di frequenza cardiaca sono stati registrati quando la guida era particolarmente stressante per la presenza di nebbia o di intenso traffico. In soggetti che partecipano, a livello amatoriale, a manifestazioni agonistiche di velocità su pista, abbiamo osservato che durante la gara, rispetto al periodo pre-gara, l’escrezione urinaria di catecolamine aumenta in misura molto rilevante. Analogamente a quanto osservato in autisti di camion, l’attivazione del sistema adrenergico è risultata direttamente associata ai livelli di ansietà. Dall’elettrocardiogramma dinamico è emerso che durante la gara la frequenza cardiaca raggiunge un valore medio di 163.5±7.4 battiti/min. (range: 146,180 battiti/min..

    Un significativo peggioramento della percezione visiva stereoscopica, con potenziale ricaduta negativa sulla performance dei guidatori, è stato osservato in

  18. Colonization of Coral Communities in the Krakatau Islands Strict Marine Nature Reserve, Indonesia (Kolonisasi Komunitas Karang di Kepulanan Krakatau

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Singgih Afifa Putra

    2014-06-01

    Full Text Available Pulau-pulau Krakatau memiliki dinamika secara geomorfologi, dan berbagai perubahan fisik yang berlangsung memberikan dampak terhadap biota, termasuk pada proses dan tingkat pergantian suksesi komunitasnya. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan kondisi terkini dan proses kolonisasi komunitas karang, termasuk status kerusakan komunitas karang dan disturbansi lingkungan yang mempengaruhinya. Line intercept transect dilakukan di enam stasiun pada dua kedalaman yang berbeda yakni 5 dan 10m. Sedangkan observasi terhadap komunitas koral dilakukan dengan perekaman video. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suksesi atau perkembangan komunitas (i.e. kolonisasi karang yang dijumpai di Pulau Anak Krakatau masih mengindikasikan tahap awal kolonisasi, berbeda dengan komunitas karang yang dijumpai di Pulau Rakata dan Panjang. Diversifikasi komunitas karang di kedua pulau tersebut, menunjukkan dominansi spesies oportunis dan pioner (i.e. Pocillopora dan Seriatopora yang umum dijumpai di Anak Krakatau sudah tergantikan. Dominansi dari beberapa spesies karang telah mengindikasikan terjadinya proses eksklusi kompetitif di antara komunitas karang. Tiga tipe komunitas karang yang dijumpai dapat dibedakan menurut karakteristik masing-masing kawasan, yaitu komunitas kawasan terpapar, semi terpapar/terlindung, dan terlindung. Kerusakan komunitas karang di Krakatau berdasarkan kriteria indeks kerusakan karang (CDI sudah termasuk kedalam kategori wilayah “hot spot”, dimana sangat memerlukan perhatian, pengawasan, pengamatan atau restorasi komunitas karang. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa terjadinya kolonisasi dan tingkat kerusakan komunitas karang perlu menjadi acuan dalam pengelolaan kawasan terumbu karang di Cagar Alam Laut Krakatau. Kata kunci: kolonisasi, suksesi; komunitas karang; pengelolaan; Krakatau Krakatau Islands diversity is geomorphologically dynamic, and these physical changes influence on organisms including community successional

  19. Penanganan penyu yang tertangkap rawai tuna di Samudera Hindia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Budi Nugraha

    2017-03-01

    menghindari tertangkapnya penyu dan rekomendasi penanganan penyu pada perikanan rawai tuna. Tulisan disusun berdasarkan penelusuran hasil penelitian maupun kegiatan program observer yang telah dilaksanakan sejak tahun 2005, dilengkapi kajian pustaka serta peraturan terkait pengelolaan penyu. Hasil pencatatan selama periode 2005 – 2014 yang dilakukan oleh pemantau ilmiah di kapal rawai tuna di Samudera Hindia dengan jumlah setting sebanyak 72 kali dan 89.441 buah pancing tertangkap 105 ekor penyu, yang terdiri dari penyu belimbing, penyu lekang, penyu sisik, penyu tempayan dan penyu hijau serta penyu yang tidak diketahui jenisnya dimana saat ini status penyu di Samudera Hindia berada dalam kondisi rentan, terancam punah bahkan sangat terancam punah. Penyu lekang, penyu tempayan dan penyu belimbing berada dalam status rentan. Sementara penyu hijau berada dalam keadaan terancam punah dan bahkan penyu sisik berada dalam keadaan sangat terancam punah. Langkah-langkah kebijakan penanganan penyu pada perikanan rawai tuna yang perlu dilaksanakan adalah mengintensifkan penggunaan pancing lingkar, perlu regulasi penggunaan pancing lingkar, implementasi penempatan pemantau penangkapan ikan (observer di atas kapal rawai tuna agar dapat membantu para nahkoda memonitoring hasil tangkapan penyu dan pelatihan penanganan penyu bagi para nahkoda maupun anak buah kapal yang bertujuan agar penyu-penyu yang tertangkap dapat ditangani secara langsung di atas kapal sehingga menurunkan tingkat kematian penyu-penyu tersebut kemudian dapat dilepas kembali ke laut dalam kondisi hidup.

  20. Il controllo di gestione e operativo delle commesse per una impresa di costruzioni: nuovo impianto di trattamento e recupero di rifiuti urbani.

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Matteo Camprini

    2013-10-01

    Full Text Available Il mercato delle costruzioni in Italia soffre problemi di maturità da molto tempo. Dagli anni ’90, infatti, per superare i fatti di tangentopoli venne riformata la legislazione dei lavori pubblici per giungere a livelli di competizione maggiori e più simili a quelli esistenti in Europa.  In questo contesto le imprese che per la loro struttura culturale, organizzativa e produttiva mostravano maggiore sensibilità a tali aspetti avviarono processi di formazione e riorganizzazione introducendo specifiche procedure mirate alla gestione completa dei progetti trasformandosi così da imprese di sola produzione a imprese operanti per progetti.La presente memoria vuole descrivere il sistema di gestione attuato, le modifiche ed i miglioramenti che si sono susseguiti nel tempo,  la sua struttura organizzativa e gli strumenti di lavoro messi a disposizione.A conclusione verrà illustrata l’applicazione al caso concreto della costruzione del nuovo impianto di trattamento e recupero di rifiuti urbani.

  1. Design e valutazione di una esperienza di mobile learning

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Marco Arrigo

    2008-01-01

    Full Text Available Analisi dello sviluppo scientifico e tecnologico nel campo di mobile learning, con particolare riferimento ai problemi di progettazione e valutazione nelle esperienze. Vengono analizzate le caratteristiche di metodologia didattica innovativa insieme a delle proposte per strumenti operativi concreti che consentano di progettare interventi didattici di mobile learning.

  2. PEMETAAN ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN CAKALANG PERIODE APRIL-JUNI DI TELUK BONE DENGAN TEKNOLOGI REMOTE SENSING

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Mukti Zainuddin

    2016-03-01

    Full Text Available Satelit penginderaan jauh dapat memberikan informasi sistematis tentang kondisi oseanografi. Penelitian ini bertujuan memetakan zona potensial penangkapan ikan (ZPPI cakalang di Teluk Bone selama April-Juni 2012 menggunakan citra suhu permukaan laut (SPL dan klorofil-a yang dikombinasikan dengan data penangkapan pole and line.  ZPPI dipetakan menggunakan teknik sistem informasi geografis yang dikonstruksi dari hasil analisis fungsi distribusi kumulatif empiris dan generalized additive model (GAM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama bulan April-Juni di Teluk Bone, ZPPI cenderung berada pada area 120.5-121.5° BT dan 3.5-5° LS. Lokasi dengan nilai Catch per unit effort (CPUE yang tinggi tersebut diindikasikan dengan kondisi SPL dan konsentrasi klorofil-a masing-masing antara 28.75-31.5° C dan antara 0.10 dan 0.2 mg m-3.  Kombinasi nilai preferensi faktor oseanografis tersebut diduga kuat merefleksikan kondisi kelimpahan makanan yang cukup tinggi dimana zona tersebut pada gilirannya menjadi daerah tempat berkumpulnya gerombolan ikan cakalang dan menjadi zona target bagi penangkapan pole and line di Teluk Bone.   Satellite remote sensing provides systematically important information on oceanographic conditions. Sea surface temperature (SST and sea surface chlorophyll-a concentration (Chl-a derived from Aqua/ Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS data together with skipjack catch data during April-June 2012 were used to map potential fishing zones for skipjack tuna in the Bone Bay.  Geographic information system was then employed to map out of the potential fishing zones generated by non-linear model (Generalized Additive Model/GAM and the empirical cumulative distribution function (ECDF analyses.  Results indicated that the highest catch per unit efforts (CPUE mostly occurred in areas of 120.5-121.5° E dan 3.5-5° S. These areas were significantly associated with SST and chlorophyll-a concentration ranged from 28.75- 31

  3. HIGH WAVE AND COASTAL INUNDATION IN SOUTH OF JAVA AND WEST OF SUMATERA (CASE STUDIES ON 7-10 JUNE 2016

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Roni Kurniawan

    2017-10-01

    Full Text Available The high wave and spring tide occurred on June 7 to 10, 2016 had led to storm tide and coastal inundation at a number of coastal areas in south of Java and west of Sumatera, this incident caused substantial losses to coastal communities. The aim of this study is to understand the cause of storm tide, so it can be serve as a strategic contribution to assess, evaluate and mitigate the impact. The output of Wavewatch-III (WW3 model and Aviso Altimetry indicates the occurrence high wave in Indian Ocean reach more than 6 meters, this wave triggered by high wind speed around the Mascarene high event in Western Australia. Further analysis based on the output resulted by WW3 showed that the extreme wave in west Sumatera and south of Java (7-10 June, 2016 was dominated by swell waves generated by Mascarene High superposed with the highest diurnal tide as well as sea surface height anomaly, triggers the storm tide that consequentially costed more damaging impact in the south of Java and west of Sumatera. Gelombang tinggi dan pasang air laut yang terjadi pada tanggal 7 -10 Juni 2016 menyebabkan sejumlah wilayah pesisir di selatan Jawa dan Barat Sumatera mengalami gelombang pasang dan banjir rob, yang mengakibatkan kerugian cukup besar bagi masyarakat pesisir. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya gelombang pasang tersebut, sehingga dapat bermanfaat sebagai evaluasi dan mitigasi kedepan. Data luaran model Wavewatch-III (WW3 dan Aviso-Satellite altimetry menunjukkan adanya gelombang tinggi lebih dari 6 meter di Samudera Hindia yang dipicu oleh angin kencang di sekitar wilayah kejadian Mascarene High di sebelah barat Australia. Analisis lebih lanjut berdasarkan output yang dihasilkan oleh WW3 menunjukkan bahwa gelombang ekstrim di selatan Jawa dan barat Sumatera (tanggal 7 – 10 Juni 2016 lebih didominasi oleh swell yang dihasilkan oleh kejadian Mascarene High. Terjadinya swell ini bersuperposisi dengan pasang tertinggi dan anomali tinggi

  4. Aspetti di continuità di lungo periodo dell’architettura di Venezia e osservazione sulla tipicità di alcuni processi di stratificazione

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Trovò, Francesco

    2010-12-01

    Full Text Available In order to interpret the links between Venice and Byzantium, it is firstly described how earliest houses in Venice were decorated by using sculptures coming from trading places. It is described the use of disassembled elements and the replacement of others, such as cornices, windows’ elements, coats of arms, among others. These were used firstly as a revival (Neo-Byzantine, 15th century, and later as reflection of the Venetian society «prudence», related to its behaviours and traditions. This prudence is mainly shown in the Renaissance. Besides this, other aspects such as the type of building and the façades, which are the main transformed surface, are analysed with the aim of researching periodical and characteristic dynamics, mainly in those façades showing stylistic renewal and new elements. Some external façades have maintained specific and easy observable characteristics, so they can be associated to a determined stylistic and morphological period. Other façades are stratified, as it is shown by the presence of elements (windows, cornices, … of different building phases. After tracing the main stratifying processes in about 40 study-cases, thanks to a macroscopic analysis, some ways of new composition elements and different stratified units are described. According to this, it is clear that the main principle is the searching for symmetry. Finally, some ways of intervention on the façades are described, highlighting some significant cases.[it] Nella prima parte dell’articolo viene descritto il modo di adornare le prime case veneziane con sculture importate dai luoghi del commercio, come ricostruzione del legame fra Venezia e Bisanzio. Si descrive l’uso di disaggregare e riposizionare vari elementi, come cornici, elementi di finestre, stemmi, prima come un iniziale revival, sia esso neobizantino o riferito al XV secolo, poi come manifestazione di «prudenza» della società veneziana, legata ai costumi, alle tradizioni. La

  5. I ministri di culto delle confessioni religiose di minoranza: problematiche attuali

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Matteo Carnì

    2015-06-01

    SOMMARIO: 1. I ministri di culto nell’ordinamento giuridico italiano - 2. I ministri di culto delle confessioni religiose dotate di intesa - 2.1. (segue L’individuazione dei ministri di culto - 2.2. (segue L’assistenza spirituale nelle strutture segreganti - 2.3.(segue Il matrimonio celebrato dai ministri di culto - 2.4 (segue Problematiche attinenti ai ministri di culto buddhisti – 3. I ministri di culto delle confessioni prive di intesa - 3.1. (segue In attesa della legge di approvazione: i ministri di culto della Congregazione cristiana dei Testimoni di Geova - 3.2. (segue Islam e ministri di culto - 4. Osservazioni conclusive.

  6. Il Servizio Intercultura dell’Istituto di Terapia Familiare di Firenze

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Giancarlo Francini

    2013-12-01

    Full Text Available Nel corso del presente articolo vengono descritte le premesse epistemologiche e le metodologie adottate dagli operatori del Servizio Intercultura dell’Istituto di Terapia Familiare di Firenze (ITFF nel lavoro con la popolazione migrante ed elencati gli interventi fatti nel territorio. Il Servizio Intercultura dell’ITFF si è interrogato in questi anni sul valore della cultura come porta d’ingresso nel rapporto con il migrante; nel chiedere loro di narrare aspetti della loro cultura condividiamo aspetti della nostra cultura. L’incontro con il malinteso, che come dice Jankelevitch «(… è un quasi niente» (Jankelevitch, 1987, p. 233, perché se fosse stato qualcosa di più ce ne saremmo accorti e se fosse qualcosa di meno non sarebbe significativo, ci permette di aprirci a un rapporto che cambia entrambi, operatore e migrante, nella relazione. È nella relazione e attraverso il racconto dell’evento migrazione e del ciclo di vita che si costruisce e si cerca un linguaggio comune per la descrizione e l’espressione del disagio. Il lavoro con i migranti deve fare i conti con le difficoltà legate all’impiego, alla casa, al permesso di soggiorno e non ultimo alla brevità di alcuni incontri, perché per alcuni la nostra città è solo una tappa di un percorso che continua alla ricerca di una sistemazione migliore. Nel territorio di Firenze sono stati messi a punto una serie di servizi: oltre alla clinica e a uno sportello di consulenza, ci si dedica alla formazione degli operatori che lavorano con i migranti. Esempi di queste attività sono: un progetto di peer tutoring in alcune scuole superiori, uno di formazione per le assistenti sociali al fine di proporre un protocollo più efficace di presa in carico dei migranti, una serie di focus group con dipendenti Asl all’interno del progetto “Mamma segreta” della regione Toscana; inoltre, la collaborazione con le associazioni presenti sul territorio ha permesso un contatto

  7. Studio di prevalenza delle polmoniti in un'Azienda opsedaliera di Bologna

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    E. Leoni

    2003-05-01

    Full Text Available

    Obiettivi: nell’ambito di un progetto di sorveglianza attiva dei casi di polmonite da legionella, è stata studiata la prevalenza di tutti i casi di polmonite ricoverati in un ospedale di Bologna, allo scopo di definirne la distribuzione per origine (comunitaria o nosocomiale, eziologia, caratteristiche individuali e di confrontarle con le polmoniti da legionella.

    Metodi: per ogni caso con diagnosi clinica e/o radiologica di polmonite è stato compilato un questionario, raccogliendo le informazioni dalle cartelle cliniche. Tutti i casi di polmonite non specificata sono stati inoltre sottoposti al test per la ricerca dell’antigene di legionella nelle urine.

  8. Proposal of development of an advanced IORT system; Proposta di sviluppo di un sistema IORT di avanguardia

    Energy Technology Data Exchange (ETDEWEB)

    Ronsivalle, C [ENEA, Centro Ricerche Frascati, Rome (Italy). Unita tecnico scientifica Tecnologie Fisiche Avanzate; Casali, F [Bologna Univ., Bologna (Italy), Dipartimento di fisica; Colavita, E [Calabria Univ., Arcavacata (Italy). Diparimento di fisica; Lamanna, E [Magna Graecia Univ., Germaneto (Italy). Dipartimento di medicina sperimentale e clinica

    2005-07-15

    In the last years there has been an increasing interest on IORT (Intraoperative Radiation Therapy), also because of the development of dedicated accelerators. This technique represents a very effective oncological treatment consisting in delivering a single high dose on a tumour bed soon after surgery resection. In the following we present the proposal of development of a last generation IORT system based on the use of a linear accelerator with variable energy in the range 3-15 MeV, operating in C band (5712 MHz). Respect to the accelerator used in the commercial IORT systems operating at a typical frequency of 2998 MHz (S band) limited to a maximum energy of 12 MeV, the use of a higher RF frequency allows an increase of the maximum energy. This extends the use of the IORT technique to a wider field of tumors and an improvement of the system in terms of compactness and weight reduction. In addition the machine will be provided with a devoted absolute dosimetry system that will strongly simplify the procedures of dosimetric characterization. We intend to develop the system by a collaboration between ENEA, some Universities (Bologna, Catanzaro and Cosenza) and the national industry. [Italian] Negli ultimi anni si e sviluppato un sempre maggior interesse intorno alla Radioterapia IntraOperatoria (IORT), una particolare tecnica radioterapica che permette di irradiare la zona interessata da un tumore durante un intervento chirurgico utilizzando un fascio di elettroni prodotto da un acceleratore. La diffusione di questa metodica e stata favorita dalla presenza sul mercato di acceleratori installabili direttamente in sala operatoria. Come conseguenza di questa disponibilita sono emerse sia nuove esigenze legate alle particolari applicazioni cliniche, sia richieste di facilita di utilizzo e perfomances sempre piu sofisticate. Viene qui presentata una proposta di sviluppo di un sistema IORT di ultima generazione basato sull'utilizzo di un acceleratore lineare con energia

  9. Proposal of development of an advanced IORT system; Proposta di sviluppo di un sistema IORT di avanguardia

    Energy Technology Data Exchange (ETDEWEB)

    Ronsivalle, C. [ENEA, Centro Ricerche Frascati, Rome (Italy). Unita tecnico scientifica Tecnologie Fisiche Avanzate; Casali, F. [Bologna Univ., Bologna (Italy), Dipartimento di fisica; Colavita, E. [Calabria Univ., Arcavacata (Italy). Diparimento di fisica; Lamanna, E. [Magna Graecia Univ., Germaneto (Italy). Dipartimento di medicina sperimentale e clinica

    2005-07-15

    In the last years there has been an increasing interest on IORT (Intraoperative Radiation Therapy), also because of the development of dedicated accelerators. This technique represents a very effective oncological treatment consisting in delivering a single high dose on a tumour bed soon after surgery resection. In the following we present the proposal of development of a last generation IORT system based on the use of a linear accelerator with variable energy in the range 3-15 MeV, operating in C band (5712 MHz). Respect to the accelerator used in the commercial IORT systems operating at a typical frequency of 2998 MHz (S band) limited to a maximum energy of 12 MeV, the use of a higher RF frequency allows an increase of the maximum energy. This extends the use of the IORT technique to a wider field of tumors and an improvement of the system in terms of compactness and weight reduction. In addition the machine will be provided with a devoted absolute dosimetry system that will strongly simplify the procedures of dosimetric characterization. We intend to develop the system by a collaboration between ENEA, some Universities (Bologna, Catanzaro and Cosenza) and the national industry. [Italian] Negli ultimi anni si e sviluppato un sempre maggior interesse intorno alla Radioterapia IntraOperatoria (IORT), una particolare tecnica radioterapica che permette di irradiare la zona interessata da un tumore durante un intervento chirurgico utilizzando un fascio di elettroni prodotto da un acceleratore. La diffusione di questa metodica e stata favorita dalla presenza sul mercato di acceleratori installabili direttamente in sala operatoria. Come conseguenza di questa disponibilita sono emerse sia nuove esigenze legate alle particolari applicazioni cliniche, sia richieste di facilita di utilizzo e perfomances sempre piu sofisticate. Viene qui presentata una proposta di sviluppo di un sistema IORT di ultima generazione basato sull'utilizzo di un acceleratore lineare con

  10. Il concetto di Natura nella filosofia di Denis Diderot

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Francesco Consiglio

    2014-03-01

    Full Text Available L’immagine della Natura che emerge dalla lettura delle opere di Diderot, è quella di una sorta di organismo in cui tutto risulta legato da una rete di forze inquadrate in un ordine omogeneo e dinamico. Le leggi di quest’ordine sono riscontrabili in tutti gli eventi naturali ed ogni fenomeno non è mai frutto del caso, ma ordinato deterministicamente. Allo spinozismo di quest’ordine geometrico si coniuga un atomismo di matrice epicurea, speci camente nella versione lucreziana del De Rerum Natura: gli atomi che costituiscono la materia si combinano da sempre e all’in nito in un continuo divenire di forme normate da leggi intrinseche, e gli individui nascono dal cozzare e dall’ammassarsi di questi atomi. Non esiste uno stadio culmine di questa “evoluzione”, piuttosto esistono in nite varianti, nel tempo e nello spazio, di un unico modello prototipico che, secondo Diderot, evolve in una specie o in un'altra in maniera totalmente a- nalistica, sebbene assolutamente determinis- tica. La regolarità dell’ordine (per no nell’apparente caos di un turbine di pol- vere e il continuo farsi e rifarsi delle forme si connettono al principio di conti- nuità della natura: la natura non fa salti, tutto è connesso come in una ragnatela e la materia continua muta la sua disposizione in grumi di atomi che, secondo il principio dell’epigenesi, giungono a formare gli individui. Le opere in cui Diderot elabora in maniera più organica e precisa la sua concezione della natura sono particolarmente due: L’interpretazione della natura (1753 e Il sogno di d’Alembert (1769. In mezzo a queste stanno gli scritti sui Sa- lons, tra i quali è particolarmente saliente, per il discorso sulla natura, quello del 1767, in cui, con la Promenade Vernet, molti di questi temi vengono a rontati o ripresi nel pittoricismo della narrazione, attraverso limpide metafore. Natura e arte, in Diderot, sono strettamente connesse. La seconda imita la prima, ma non tenta

  11. La figura di Maria Maddalena nella tradizione agostiniana del XII secolo e l'allegoria nuziale in Bernardo di ClairvauxUn'ipotesi di interpretazione alla luce di categorie di ordine psicoanalitico

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Elena Cartotto

    2008-07-01

    La lettura viene condotta sulla base di categorie concettuali di carattere psicoanalitico, in quanto tali categorie trovano la propria origine, prima ancora che nel pensiero, nella più concreta e profonda esperienza umana. Ed è proprio il collocarsi all'interno di questa viva esperienza umana che consente di cogliere in modo più diretto la dimensione antropologica che pare emergere dagli scrittori monastici di questo periodo.

  12. La logistica nei processi di trasformazione dell’area orientale di Napoli

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Adriana Galderisi

    2010-07-01

    Full Text Available Stoccaggio e trasporto merci hanno assunto, già da alcuni anni, un ruolo rilevante nell’area orientale di Napoli, con impatti significativi sulla qualità urbana ed ambientale dell’area. In quest’area, anche grazie alla sua vicinanza ai principali nodi della mobilità (porto, aeroporto, stazione ferroviaria e alla significativa presenza di aree produttive dismesse o in dismissione, trovano oggi spazio numerose attività di stoccaggio e spedizione merci, in molti casi localizzate all’interno di ex aree industriali, in assenza di una reale ottica “sistemica”. Pertanto, a partire da una breve disamina dell’evoluzione dell’area orientale e di quanto previsto dagli strumenti urbanistici vigenti per la sua trasformazione, il contributo focalizza l’attenzione sul ruolo attuale dslle attività di stoccaggio e trasporto merci nell’area. Quindi, sulla base di alcune recenti esperienze di italiane e in riferimento ad ipotesi già avanzate per l’organizzazione di una piattaforma logistica nell’area orientale di Napoli -quale strumento per ottimizzare le necessità di stoccaggio e trasporto merci riducendone le esternalità negative- valuta la compatibilità di tali scelte con le prospettive di evoluzione/trasformazione dell’area e il potenziale ruolo che l’area potrebbe svolgere in una prospettiva di ri-organizzazione del trasporto merci in ambito urbano.

  13. PEMETAAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL MENGGUNAKAN CITRA SATELIT ASTER DI PERAIRAN LAUT JAWA BAGIAN BARAT MADURA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Dyah Ayu Sulistyo Rini

    2010-10-01

    Full Text Available Oceanographical temperature in Java Sea is very important to be considered. This research was combines in-site observation technique, Geographical Information System (GLS and remote sensing in order to get accurate, present and updateable data. The aim of this research is to determine the distribution of sea-surface temperature and accuration-test value in Java Sea especially on western coast of Madura using ASTER satellite imagery. This research were used software of ENVI 4.5, ILWIS 3.3, and ArcGIS 9.3 and also changed the radian value until °C. Result showed that using ASTER satellite imagery within band 10 range between 32 "C-35 "C. Band 11,between 24.9"C 25,2"C. Band 12 between 16,7"C to 17"C. Band while band 13 abd 14 between 30.7, band 28. Band 11 is more accurate compared to Band 10, 12, 13. 14, the RMS Error on band 11 showed lower value compared to the other band.Keywords: Sea-surface Temperature. ASTER satellite imagery. Java Sea, Western coast of Madura

  14. Faktor-faktor pada kejadian GAKY ibu hamil di Tabunganen Barito Kuala, Kalimantan Selatan

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Alfi tri

    2016-03-01

    kekurangan yodium (GAKY merupakan masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. GAKY tidak hanya disebabkan oleh kekurangan yodium, tetapi juga dipengaruhi oleh zat goitrogen(tiosianat, logam berat Pb, dan kekurangan Fe yang menghambat biosintesis hormon dan berakibat pada pembesaran kelenjar gondok.Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi yodium, goitrogen (golongan tiosianat, Fe, serta status anemia dan status Pb dalam darah dengan status GAKY pada ibu hamil di  Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan case control. Data pembesaran kelenjar tiroid diperiksa denganpalpasi di daerah kelenjar tiroid, kadar TSH dengan metode ELISA, tingkat konsumsi yodium dan tingkat konsumsi tiosianat dengan metode food recall 2 x 24 jam dan food frequency questionnaire  (FFQ, tingkat konsumsi Fe dengan FFQ, kadar Hb dalam darah dengan metode fotometrik, kadar Pb darah dengan metode AAS.Data dianalisis menggunakan chi-square dan logistic regression.Hasil: Ada hubungan signifi kan (p<0,05 antara tingkat konsumsi yodium (ikan laut berdasarkan FFQ dan status terhadap status GAKY (gondok dengan OR=3,44 dan status GAKY (TSH dengan OR=8,00.Tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi tiosianat dan Fe yang diukur dengan food recall, FFQ, dan status GAKY (gondok dan TSH. Antara status Pb dan status GAKY (TSH juga tidak ditemukan adanya hubungan dengan OR=9,35.Kesimpulan: Ada hubungan antara konsumsi yodium berdasarkan FFQ (ikan laut dan status GAKY (gondok dan antara konsumsi yodium (FFQ dengan status anemia dan prevalensi GAKY (TSH.KATA KUNCI: gangguan akibat kekurangan yodium, wanita hamil, yodium, tiosianat, Fe, anemia, Pb

  15. Studio del comportamento di Acanthamoeba. polyphaga in presenza di Legionella pneumophila e di altri batteri ad habitat acquatico

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    M. Bondi

    2003-05-01

    Full Text Available Le amebe a vita libera sono state oggetto di diversi studi negli ultimi anni, non solo per le loro potenzialità patogene nei confronti dell’uomo, ma anche per l’importante ruolo che svolgono in natura, dove agiscono come predatori in grado di controllare le popolazioni batteriche. Alcuni degli organismi fagocitati però possono evitare la lisi fagosomiale e mantenere la loro condizione vitale a livello intracellulare, divenendo endosimbionti. Le amebe fungono così da riserva per questi batteri, proteggendoli da difficili condizioni extracellulari e provvedendo ad un ambiente consono alla loro replicazione. Tale tipo di interazione è particolarmente studiata in Legionella pneumophila, dal momento che l’ampia diffusione di questo germe, nonché la sua virulenza, pare siano fortemente influenzate dalla capacità di parassitare protozoi appartenenti ai generi Acanthamoeba, Naegleria e Balamuthia. Al fine di ottenere maggiori informazioni sui fattori favorenti o inibenti lo sviluppo di questi protozoi, è stato studiato il comportamento di un ceppo di Acanthamoeba polyphaga coltivato, in solido e in liquido, in associazione con L. pneumophila ed altri batteri ad habitat acquatico (Pseudomonas, Aeromonas, Achromobacter, Burkholderia. Su tappeti di cellule batteriche allestiti in Non Nutrient Agar (NNA, A.polyphaga si è mostrata in grado di moltiplicarsi utilizzando come nutrimento tutti i ceppi testati, nonostante alcuni, come Burkholderia cepacia SSV6 e Achromobacter xylox SS28, risultino più idonei al suo sviluppo. In piastre a pozzetti addizionate di acqua condottata autoclavata, il protozoo ha mostrato una buona capacità di sopravvivenza, non risultando inoltre influenzato dalla presenza di legionella o dei batteri acquatici testati. Dal momento che, fra i batteri descritti come capaci di vita intra-amebica, sono inclusi patogeni quali Chlamydia, Legionella, Listeria e Rickettsiae, risulta necessario riconsiderare la rilevanza clinica

  16. Problemi di Fisica

    CERN Document Server

    Fazio, Michelangelo

    2008-01-01

    L’introduzione delle lauree triennali ha in molti casi costretto i docenti a ridurre drasticamente il numero di ore di insegnamento e quindi l’estensione dei programmi dei corsi di Fisica. In questo volumetto l'autore si è proposto di esporre sinteticamente ma con il massimo rigore possibile il corso di Fisica Generale I evitando le dimostrazioni delle leggi fisiche, ma dando la priorità alle applicazioni di tali leggi e allo svolgimento di esercizi che in genere viene trascurato in molti corsi. Ha cercato pertanto di presentare i fenomeni fisici sottolineando, dove possibile, la loro presenza nella vita quotidiana e le loro più semplici e immediate applicazioni, consentendo in tal modo agli studenti di vedere la Fisica non più come una interminabile serie di formule ma come un nuovo modo di interpretare e di capire i fenomeni naturali inanimati (del resto non dobbiamo dimenticare che il termine greco da cui deriva il suo nome è fisis, fisis, ovvero natura). Il contenuto è completo, comprendendo anc...

  17. TINJAUAN ULANG MATERI AJAR GERAK LURUS BERATURAN MELALUI PERCOBAAN GRAVITY CURRENT DALAM SKALA LABORATORIUM

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    A. K. Wardani

    2013-07-01

    Full Text Available ABSTRAKDalam konteks problem-based learning, salah satu masalah belajar fisika di sekolah dan di universitas adalah keterkaitan antara materi ajar dan fenomena alam dalam kehidupan sehari-hari masih minimum. Siswa, mahasiswa, guru, dan dosen masih mengalami kesulitan dalam memberikan contoh nyata GLB. Penelitian ini meninjau ulang materi ajar gerak lurus beraturan melalui percobaan gravity current sebagai sistem dua fluida dengan beda kerapatan di laboratorium dalam upaya mencari contoh nyata sistem fisis yang bergerak sepanjang garis lurus dengan kecepatan tetap. Penelitian ini dapat dipandang sebagai model proses intrusi air laut di estuari, tempat pertukaran massa air laut dan air sungai. Fokus penelitian adalah membuktikan bahwa gravity current bergerak dengan kecepatan tetap dan menentukan faktor-faktor dinamik kecepatan. Pengukuran akurat waktu tempuh dan tinggi permukaan air dalam tangki percobaan memberikan kecepatan tak-berdimensi gravity current sebesar 0,45 ± 0,03 dengan beda kerapatan massa dan tinggi awal permukaan air merupakan dua faktor dinamik penentu kecepatan. ABSTRACTIn the context of problem-based learning, one of learning difficulties in physics at schools and universities is theminimum relevance of learning materials to natural phenomena. School and university students still have difficulties in giving real examples of uniform motion. This research examines uniform motion by performing laboratory experiments on gravity current as a system of two fluids with different densities. The experiments were designed to provide a factual case of a moving system with constant speed and to model salt intrusion in an estuary, where sea water and river stream meets. The research focused on the dynamics of gravity currents and determines factors affecting the speed. Based on measurements of travel time and initial height of water surface in all experiments, the results showed that the non-dimensional speed was found to be 0.45 ± 0

  18. La necropoli neolitica a domus de janas di S. Pietro di Sorres in Comune di Borutta - Sassari

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Pier Paolo Soro

    2009-05-01

    Full Text Available La necropoli di Sorres si trova nel territorio del Comune di Borutta in provincia di Sassari. E’ ubicata lungo il versante SE del colle di Sorres, sul quale sorge imponente la chiesa in stile romanico di San Pietro di Sorres (XI-XII sec. sede dell’antica diocesi medievale. La necropoli è composta attualmente da cinque tombe a grotticella artificiale del tipo a domus de janas, scavate nella roccia calcara durante il neolitico recente ed in uso per tutto l’eneolitico. Si presume che fosse l’area sepolcrale dell’insediamento in grotta di Ulàri, una cavità carsica di notevoli dimensioni il cui ingresso si apre lungo il versante Nord del colle; la grotta ha restituito testimonianze archeologiche che vanno dal neolitico media fino al medioevo. La necropoli di Sorres, sebbene sia stata rimaneggiata nella forma degli ambienti ipogei e nella destinazione d’uso, costituisce una delle principali testimonianze del capillare tessuto insediativo del territorio del nord Sardegna.

  19. Studio di prototipo di calorimetro per neutroni per l'esperimento ALICE

    CERN Document Server

    Arnaldi, R; Cicalò, C; Cortese, P; De Falco, A; Dellacasa, G; De Marco, N; Gallio, M; Macciotta, P; Masoni, A; Musso, A; Oppedisano, C; Piccotti, A; Puddu, G; Scomparin, E; Siddi, S; Serci, E; Soave, C; Usai, G L; Vercellin, Ermanno

    1999-01-01

    ALICE e uno dei quattro esperimenti previsti ad LHC, al CERN, il cui scopo e lo studio delle osservabili che danno informazioni rilevanti sulla formazione del quark gluon plasma, che potrebbe essere prodotto in collisioni centrali Pb-Pb, di energia nel centro di massa di 5.5 A TeV.Il parametro di impatto di tali collisioni verra determinato grazie ad un insieme di calorimetri per protoni e neutroni che misureranno l'energia portata in avanti dai nucleoni non interagenti(spettatori).E' stato costruito un prototipo di calometro per neutroni, formato da piani di fibre di quarzo, posti a 45 gradi rispetto all'asse del fascio e inframmezzati da piani di materiale passivo denso(tungsteno). La luce Cerenkov prodotta nelle fibre dallo sciame sviluppato nel materiale passivo,viene raccolta da guide ottiche in aria.Verranno presentati i rilustati di un test previsto al CERN SPS per il luglio 1999.

  20. Rimozione Urbana: La Necessità di una Nuova Direzione di Attività di Pubblica Amministrazione

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Eneida Criscuolo Gabriel Bueno Silva

    2015-12-01

    Full Text Available Questo lavoro si propone di discutere la legitimità delle decisioni amministrative nel democratico Stato di diritto; il discorso e la democrazia sono correlati nel mondo contemporaneo, mostrando la necessità di discussione pubblica in attività amministrativa, in tale contesto, con il passare dell'atto amministrativo, la razionalità degli decisioni amministrativa dovrebbe essere dimostrata attraverso del processo amministrativo come mezzo di discussione in una prospettiva democratica. Pacifico che il discorso è un mezzo attraverso il quale la democrazia può avvenire, ma devono osservare qui: senza partecipazione sociale, senza coscienza politica, il discorso porta a una democrazia apparente. Questo articolo discute la relazione tra democrazia, discorso e attività amministrativa in processi di rimozione urbana, indagando gli aspette che riguardano, a fini de equilibrio nel rapporto tra stato e cittadino. Questo lavoro ha origine de una ricerca de 2232 documenti, utilizzando la tecnica di analisi di contenuto.

  1. Kajian Ekosistem Mangrove Hasil Rehabilitasi pada Berbagai Tahun Tanam untuk Estimasi Kandungan Ekstrak Tanin di Pantai Utara Jawa Tengah

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Erny Poedjirahajoe

    2013-05-01

    Full Text Available Penelitian ini dilakukan di kawasan rehabilitasi mangrove Pantai Utara Pemalang dan Rembang, Dari dua lokasi tersebut masing-masing di pilih tanam mangrove yang sama. Setiap tahun tanam dibagi dalam tiga zona dari arah laut ke darat. Kondisi ekosistem mangrove dikaji melalui pendekatan terhadap pengukuran kerapatan, rata-rata tinggi dan diameter, ketebalan lumpur, salinitas dan kandungan bahan organik pada setiap zonasi dan setiap tahun tanam. Untuk memperkirakan kandungan ekstrak tanin, pada setiap tahun tanam diambil 3 sampel vegetasi (dalam satu zona diambil satu sampel, kemudian dikelupas kulitnya, ditimbang dan dilakukan analisis laboratorium. Kandungan ekstrak tanin dalam satu tahun tanam dapat diestimasi dengan cara menghubungkan dengan nilai kerapatannya. Uji varian untuk dua sifat yang berbeda, dilakukan untuk melihat signifikasi kerapatan tanaman pada setiap tahun tanam pada dua lokasi rehabillitasi mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa estimasi kandungan ekstrak tanin di Pemalang dan Rembang pada tahun tanam 2002 rata-rata menunjukkan angka yang lebih tinggi daripada tahun tanam 2003 dan 2006. Pada tahun 2002 di Pemalang, estimasi ekstrak tanin sebesar 105,93 kg/ha sedangkan di Rembang mencapai 159,23 kg/ha. Pada tahun tanam 2006 mangrove di Pemalang mempunyai kandungan ekstrak tanin sekitar 80,90 kg/ha, sedangkan di Rembang sekitar 143,36 kg/ha. Kata kunci: Mangrove, ekosistem, ekstrak tanin.    A Study of Rehabillitated Mangrove Ecosystem in Different Planting Year to Estimate Tannin Extract Content in Northern Coast of Central Java Anstract The research was conducted in the mangrove plantation areas of Pemalang and Rembang North coasts. From those two areas, mangrove vegetations with the same three plantation ages were chosen which were then divided into three zones from the sea. Tree density, height and diameter, the depth of sediment, water salinity and the content of organic matter were measured and assessed for each

  2. Peste equina: descrizione di focolai di malattia in Namibia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Massimo Scacchia

    2009-06-01

    Full Text Available La peste equina è una malattia virale degli equidi trasmessa da vettori. Scopo di questo lavoro è di riferire su casi di malattia verificatisi in Namibia nel corso degli anni 2006-2008, osservati dal personale dell'Istituto Zooprofilattico Sperimentale dell'Abruzzo e del Molise “G. Caporale” e del Central Veterinary Laboratory di Windhoek, Namibia e confermati dagli esami di laboratorio. Il lavoro è stato possibile anche grazie alla fattiva collaborazione stabilitasi con i veterinari pubblici, privati e allevatori Namibiani.

  3. L'ISOLA DI ARTURO DI ELSA MORANTE

    African Journals Online (AJOL)

    User

    Vi è una curiosa atmosfera di attesa negli anni '50, ed è questa temperie morale che Elsa Morante rappresenta e interpreta nell'Isola di Arturo. Nel romanzo la Morante ci dà veramente un ritratto intero di quegli anni, nel senso che dal testo sorge una attitudine complessa, contenente in sè la percezione del tempo in corso, ...

  4. Inventare l’altro. Forme di pseudo-traduzione nella scrittura di Salvatore Di Giacomo e Luigi Capuana.

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Valentina Fulginiti

    2014-05-01

    Full Text Available Being an extreme case of fictitious representation of linguistic otherness, pseudo-translation challenges the idea of a fatal and exclusive link between language and national ethos, a fundamental notion in the Nineteenth-century linguistic and literary culture. The present article compares two emblematic cases of pseudo-translation in post-Unification Italian culture: Luigi Capuana’s hoax Un poeta danese (published in 1882 and the earliest short stories published by Salvatore di Giacomo in 1878, mistakenly considered a plagiarizing translation from an uncredited German original. Their use of pseudo-translation is marked by opposite goals of parody and stylistic imitation; however, both authors challenge the fundamental assumption underlying the notion of «ethnicity of language». Pseudo-translation thus becomes a space of linguistic elaboration, complementary to the author’s direct involvement in translating major European works into Italian (such as Ibsen’s masterpiece A House of Dolls, which Capuana translated in 1891, and Edmond de Goncourt’s novel Sœur Philomèle, which Di Giacomo translated in 1892. Translation thus provides a free space for authors to experiment with new expressive solutions and challenge commonplaces about language and identity: such reflection on the limits of language and nations represent a direct contribution to the linguistic unification of Italy. Caso estremo di rappresentazione fittizia del- l’alterità linguistica, la pseudo-traduzione chiama in causa l’idea del legame unico e “fatale” fra lingua e nazione – concetto fondamentale nella cultura linguistica del XIX secolo. L’articolo mette a confronto due casi emblematici di pseudo-traduzione nella cultura meridionale post-unitaria: la beffa letteraria di Luigi Capuana Un poeta danese (1882 e le ‘tedescherie’ di Salvatore di Giacomo, gruppo di novelle pubblicate nel 1878 che molti considerarono (a torto un plagio da ignoto autore tedesco

  5. PEMANFAATAN WAKTU LUANG NELAYAN DI LUAR PEKERJAANNYA KE LAUT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Mariyam Musawa

    2016-03-01

    Full Text Available In order side of his work in fishing and sailing on the sea, the fisherman has a lot of time that useless effectively. There are many hours that can be used for increasing his income or earning. His unoccupied time generally used for selling “bakso”, as a driver of “ojek” small trading, boot rental for fishing as hobbies etc. Using this unoccupied time ussally caused of the grand wave on the sea, so, it’s dangerous for him to sail. Other fisherman has skill to make something got from the sea has value added, like to make “terasi”. The fisherman got the information from the government how to develop his skill to increasing his income.

  6. Il loricato acefalo di Rusellae (Roselle, GR: una proposta di identificazione

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Eleonora Romanò

    2013-07-01

    Full Text Available Lo studio è incentrato sul tentativo di comprendere la scena presente sulla lorica di una statua acefala di probabile fine età claudia rinvenuta nell'area archeologica di Rusellae (Roselle, GR all'interno di un edificio connesso al culto imperiale. La decorazione analizzata è composta da diversi elementi: un trofeo di armi ed un'aquila in posizione pressocchè centrale, ai loro lati si dispongono figure umane interpretabili come barbari e per le quali si propone l'identificazione con il britanno Caratacus accompagnato dai suoi familiari mentre rivolge una supplica di liberazione al Senato ed all'imperatore Claudio, secondo l'episodio riportato negli Annales di Tacito (12.33-40.

  7. Psicoanalisi ed educazione: il lavoro di Vera Schmidt e di Sabina Spielrein nell’asilo sperimentale di Mosca (1921-1925

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Merete Amann Gainotti

    2012-12-01

    Full Text Available Negli anni 1921-1923 a Mosca, sulla scia delle profonde trasformazioni politiche e sociali innescate dalla Rivoluzione di ottobre si colloca un esperimento educativo originale, promosso da Vera Schmidt, una pedagogista formata alle idee psicoanalitiche, che si proponeva di cercare nuove vie educative per la prima infanzia sulla base delle recenti conquiste e conoscenze fornite dalla teoria psicoanalitica di S. Freud. Obiettivo di questo contributo è di fornire un breve excursus storico relativo alla diffusione della psicoanalisi in Unione sovietica e alla fondazione dell'asilo sperimentale di Mosca, di ricordare le figure delle due studiose Vera Schmidt e Sabina Spielrein che hanno animato l'iniziativa, il cui lavoro scientifico è rimasto in ombra rispetto a quello dei loro più famosi colleghi S. Freud e di C.G. Jung; infine si intende rendere conto dei principi educativi che esse cercarono di mettere in pratica nell'asilo sperimentale di Mosca.

  8. The Role of Adat Justice and Its Adat Institutons in Preventing Transnational Crimes in Aceh Province, Indonesia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Sri Walny Rahayu

    2017-12-01

    Lebih dari satu dekade setelah berlakunya Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, kemampuan adaptif peradilan adat dan lembaga adat Aceh terus bertahan karena memiliki dasar legalitas penormaan yang kuat diatur dalam undang-undang dan peraturan di Indonesia. Di sisi lain jika dikaji, konsekuensi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA efektif berlaku 31 Desember 2015 di Indonesia berpotensi menimbulkan ancaman seperti munculnya berbagai bentuk kejahatan transnasional yang melintasi perbatasan suatu negara, dilakukan oleh pelaku dari dua atau lebih negara dengan modus operandi modern. Berlakunya MEA bagi Aceh merupakan tantangan memanfaatkan peluang peradilan adat dan lembaga adat mengantisipasi kejahatan tersebut. Berdasarkan data dari ASEAN Rencana Aksi untuk memerangi kejahatan transnasional terdapat delapan bentuk kejahatan yaitu, perdagangan gelap narkoba, perdagangan manusia, laut-pembajakan, penyelundupan senjata, pencucian uang, terorisme, kejahatan ekonomi internasional dan cyber crimes. Tulisan ini bertujuan menjelaskan kemampuan adaptif peradilan adat, lembaga adat Aceh, dan model intervensi peradilan adat di Aceh menghadapi kejahatan transnasional era MEA.

  9. Integrazione rigorosa di dati provenienti da fonti di acquisizione differenti

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Leandro Bornaz

    2011-04-01

    Full Text Available La geomatica mette oggi a disposizione di esperti di diverse discipline un’ampia gamma di strumenti e tecniche che vengono utilizzate estensivamente come sostegno per l’acquisizione, la contestualizzazione e la georeferenziazione di informazioni molto diversificate come ad esempio dati georadar, geosismici, interferometrici, provenienti da strumenti di misura spesso utilizzati in diversi ambiti e con sistemi di riferimento differenti, talvolta non direttamente compatibili tra loro. Questa problematica, spesso trascurata utilizzando un approccio di tipo classico, è stata affrontata e risolta in modo rigoroso dagli autori permettendo così l’integrazione corretta di dati di differente natura e provenienza.Integration of data acquired from different sourcesGeomatics today offers to experts from different disciplines a wide range of tools and techniques, which are used extensively as technical support for the acquisition, context and geo-refer-encing data coming from different investigations: geo radar, interpherometry, geophysics analysis. Each technology gener-ally provide data with different reference systems, often not di-rectly compatible each other. This problem, often overlooked by using a classical approach, has been resolved in a rigorous way by the authors thus allowing proper integration of data of different nature.

  10. Valutazione della sostenibilità ambientale tramite metodologia LCA di sistemi per lo sfruttamento di fonti alternative di energia e materiali

    OpenAIRE

    Chiavetta, Cristian

    2013-01-01

    La dissertazione ha riguardato l’analisi di sostenibilità di un sistema agronomico per la produzione di olio vegetale a fini energetici in terreni resi marginali dall’infestazione di nematodi. Il processo indagato ha previsto il sovescio di una coltura con proprietà biofumiganti (brassicacea) coltivata in precessione alla specie oleosa (soia e tabacco) al fine di contrastare il proliferare dell’infestazione nel terreno. Tale sistema agronomico è stato confrontato attraverso una analisi di cic...

  11. PERANAN MANGROVE SEBAGAI BIOFILTER PENCEMARAN AIR WILAYAH TAMBAK BANDENG TAPAK, SEMARANG (Role of Mangrove as Water Pollution Biofilter in Milkfish Pond, Tapak, Semarang

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Nana T.M. Kariada

    2014-10-01

    Full Text Available ABSTRAK Mangrove yang tumbuh di ujung sungai besar berperan sebagai penampung terakhir bagi limbah dari industri di perkotaan dan perkampungan hulu yang terbawa aliran sungai. Area hutan mangrove mempunyai kemampuan mengakumulasi logam berat yang terdapat dalam ekosistem tempat tumbuhnya. Tujuan yang hendak dicapai dari  penelitian ini adalah mengkaji peranan mangrove sebagai biofilter pencemaran air dan  mengetahui jenis mangrove yang terbaik berperan sebagai biofilter pencemaran air di di lingkungan tambak bandeng Tapak Kota Semarang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif. Berdasarkan hasil penelitian tentang akumulasi logam berat Cu antara air dan sedimen tambak, diperoleh hasil telah terjadi akumulasi Cu dengan Faktor Konsentrasi antara 43-400.  Pada stasiun 3 dan 4 terdapat akumulasi Cu dengan nilai Faktor Konsentrasi 3 dan 0,3. Hal ini menunjukkan akumulasi Cu dari sedimen ke akar mangrove relatif masih kecil. Perbedaan akumulasi dari tiap stasiun penelitian yang diamati menunjukkan adanya perbedaan jenis mangrove yang tumbuh pada masing-masing stasiun penelitian. Mangrove yang berada di lingkungan tambak bandeng wilayah Tapak Kota Semarang disimpulkan dapat berperan sebagai biofilter pencemaran air yang ada di perairan tersebut. Mangrove dari jenis Avicennia marina mempunyai peranan yang lebih baik dari jenis Rhizophora sp sebagai biofilter pencemaran air di lingkungan tambak bandeng Tapak Kota Semarang.   ABSTRACT Mangroves,  that is growing at the end of a great river, has a role as the last place for the waste water from urban and domestic industry at the upstream that were carried by the flow of river. Mangrove area  has  ability to accumulate a heavy metals  which is contained in it. The  goals  from this research is to assess role of mangrove as biofilter of water pollution and to find out the best species of mangrove as biofilter of water pollution in milkifish pond in Tapak, Semarang

  12. Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan yang Terdampak Air Bahang PLTU Paiton Kabupaten Probolinggo Jawa Timur

    OpenAIRE

    Muzaki, Farid Kamal; Aunurohim, Aunurohim; Indraswari, Boing

    2015-01-01

    PLTU Paiton merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga uap menggunakan air sebagai pendingin kondensor kemudian dikembalikan lagi ke perairan sekitar sebagai air bahang, sehingga akan memberikan input panas bagi perairan. Meningkatnya suhu perairan akibat air bahang ini, secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap komponen biotik dan abiotik penyusun ekosistem laut, salah satu yang akan terpengaruh adalah fitoplankton yakni berupa struktur komunitas yang meliputi keane...

  13. Sviluppo e valutazione di test diagnostici per la sierodiagnosi di brucellosi suina

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Tiziana Di Febo

    2012-06-01

    Full Text Available Sono stati sviluppati una ELISA competitiva (c-ELISA, una ELISA indiretta (i-ELISA e un test immunologico DELFIA (Dissociation-Enhanced Lanthanide Fluorescence Immunoassay per la ricerca di anticorpi verso Brucella suis in sieri di maiale e cinghiale. I tre test prevedono l’utilizzo di un anticorpo monoclonale (MAb 4B5A verso l’LPS di Brucella (c-ELISA e DELFIA e di un anticorpo monoclonale (MAb 10C2G5 verso le IgG suine (i-ELISA. La specificità (Sp e la sensibilità (Se dei tre test sono le seguenti: per la c-ELISA Se e Sp = 100% con un valore di cut-off pari al 61.0% (B/B0%; per la i-ELISA Sp = 99.1% e Se = 100% con un valore di cut-off di 21.7% (PP%; per il DELFIA Sp = 91.0% e Se = 75% ponendo il valore di cut-off al 37.0% (B/B0%. Inoltre sono state valutate le performance, nei confronti di sieri suini, di un test FPA (Fluorescence Polarization Assay commerciale sviluppato per la ricerca di anticorpi anti-Brucella in sieri bovini; la specificità e la sensibilità ottenute sono entrambe del 100% al valore di cut-off di 99.5 (mP. Questi risultati suggeriscono che la combinazione di c-ELISA, i-ELISA e FPA può essere utilizzata per migliorare la diagnosi di brucellosi suina.

  14. Analisi dell'efficacia di un programma di prevenzione secondaria del carcinoma orale

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    S. Iannazzo

    2003-05-01

    Full Text Available

    In Italia i carcinomi del cavo orale (KCO sono diagnosticati
    prevalentemente al II-IV stadio TNM con conseguenti basse sopravvivenza a 5 anni e qualità della vita. Una maggior frequenza di diagnosi allo stadio I porterebbe a migliorare ampiamente i valori medi dei suddetti parametri.
    Scopo del presente lavoro è stato valutare l’efficacia di un programma di prevenzione secondaria del KCO in termini di aumento di diagnosi allo stadio I e di vite salvate.

    Abbiamo stimato la prevalenza di casi istopatologicamente
    accertati (livello C3 di leucoplachia, principale lesione precancerosa del KCO, nella ASL/RMA come prodotto tra la prevalenza stimata di leucoplachia diagnosticata clinicamente (livello C2 (2989,2Ĩ13077,7 e la proporzione, scelta arbitrariamente, di C3 tra i C2 (0,50.

    Tenendo presente che nel campione studiato nella ASL/RMA la proporzione di KCO allo stadio I tra i C3 era 0,03, abbiamo stimato il numero di KCO.

    Abbiamo stimato quanti KCO verrebbero diagnosticati allo stadio I se venisse attuato un programma di prevenzione secondaria, considerando diversi livelli di compliance, e sulla base di una sopravvivenza media a 5 anni, in Italia, del 53% per tutti gli stadi e del 79% per i KCO allo stadio I, abbiamo calcolato il numero di vite salvate. I valori sono stati espressi come IC95.

    Le prevalenze di leucoplachia C3 e KCO sono risultate,
    rispettivamente, 1494,6Ĩ6538,8 e 44,8Ĩ196,2. Con compliance del 10%, 40% e 75% verrebbero diagnosticati, rispettivamente, 4,5Ĩ19,6, 17,9Ĩ78,5 e 33,6Ĩ147,2 casi di KCO e le vite salvate sarebbero 1,1Ĩ5,1, 4,6Ĩ20,4 e 8,7Ĩ38,3 rispettivamente.
    In termini di vite salvate i dati evidenziano la necessita di attuare programmi di screening del KCO, anche nell' eventualità di uno scarso coinvolgimento della popolazione a rischio.

  15. Pianificazione urbana e comportamenti di viaggio: più di una relazione

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Elisabetta Vitale Brovarone

    2010-04-01

    Full Text Available L’influenza dei caratteri urbani sulla domanda di mobilità è un tema ampiamente dibattuto e studiato. Al di là delle assunzioni teoriche a riguardo, molti studiosi hanno tentato di individuare empiricamente nessi attestanti questo fenomeno. Gran parte della letteratura scientifica sul tema può essere ricondotta al dibattito sulla città compatta e sullo sprawl. Due principali obiettivi contraddistinguono questo dibattito: la comprensione delle complesse dinamiche che legano la domanda di mobilità ai caratteri urbani e l’individuazione di configurazioni sostenibili degli usi del suolo. Il fenomeno è dunque studiato al fine dello sviluppo di strategie fondate sull’integrazione tra i trasporti e gli usi del suolo, finalizzate a limitare l’uso dell’auto e ad ottenere una distribuzione modale degli spostamenti più equilibrata. Buona parte della ricerca scientifica, specialmente nell’ultimo decennio, è dunque focalizzata sull’identificazione di nessi causali tra gli usi del suolo e i trasporti, per supportare, o in alcuni casi mettere in discussione, esperienze e politiche integrate. Nonostante la quantità e varietà di studi dedicati al tema, il fenomeno è ancora lungi dall’essere compreso e dimostrato empiricamente. Il dibattito in proposito è ampio e l’impressione è che con l’aumentare degli studi in proposito e del livello di approfondimento delle analisi diminuisca la sensazione di chiarezza. Attraverso un’analisi della letteratura, l’articolo mette in evidenza i principali problemi emergenti dal dibattito. Senza negare l’importanza del riconoscimento di nessi causali tra i caratteri degli insediamenti e la domanda di mobilità, opinione di chi scrive è che l’individuazione di questi nessi non debba necessariamente costituire una condizione imprescindibile per la definizione e l’adozione di un approccio integrato.

  16. Ipotesi progettuale di rigenerazione urbana: il caso di studio dell’ex Caserma Monti già Convento di S. Maria della Ripa nella città di Forlì

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Alessandro Castagnoli

    2011-12-01

    Full Text Available Un’ampia area dismessa nel centro della città storica, è stata considerata l’opportunità strategica per valorizzare e rigenerare anche interi brani di tessuto urbano circostante con l’obiettivo di riammagliare gli sfrangiamenti materiali e immateriali nel complesso rapporto fra passato, presente e futuro.Questo caso di studio ha consentito di approfondire un approccio meta progettuale più generale, puntando sulla ricerca di una metodologia appropriata rispetto alla progettazione dello spazio architettonico in quanto tale, con l’obiettivo di sviluppare ragionamenti di compatibilità nell’ambito della vasta tematica del riuso urbano ed edilizio.

  17. Lezioni di fisica teorica

    CERN Document Server

    Caldirola, Piero

    Richiami di meccanica analitica ; richiami di termodinamica ; richiami di elettromagnetismo ; appunti sulla teoria della relatività ; la non validità delle teorie classiche nel mondo microscopico ; la meccanica atomica di Bohr e Sommerfeld ; I fondamenti della meccanica quantistica ; applicazioni nell'equazione di Schroedinger ; meccanica quantistica dei sistemi l'atomo di idrogeno ; particella in un campo elettrico e magnetico ; il calcolo delle perturbazioni nella teoria quantistica ; teoria dell'emissione e dell'assorbimento della luce ; sistemi di particelle identiche ; il legame chimico omopolare nella molecola di idrogeno ; la teoria di Dirac.

  18. Le tentazioni di un genere : sul fantastico nella narrativa di Tabucchi

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Patrizia Farinelli

    2007-12-01

    Full Text Available Nella rielaborazione di Tabucchi del genere fantastico, l'evento strano e inspiegabile non crea una sovrapposizione di due realtà inconciliabili, semmai richiama l'attenzione su una realtà già in partenza permeata di illogico e quindi inafferrabile. Anche l'esitazione del protagonista di fronte a tale evento appare ridotta e di conseguenza limitata la sua ricerca di spiegazioni razionali. La quete del personaggio tabucchiano non si indirizza ali' evento strano e inspiegabile, ma piuttosto al passato ìrrisolto che questo fa riaffiorare. In questo senso i criteri indicati da Todorov come basilari per i riconoscimento del genere non tengono più pienamente. Indubbio è tuttavia che, pur in presenza delle trasformazioni indicate, diverse strategie narrative del fantastico continuano ad essere utilizzate da Tabucchi per costruire una dimensione multipla, sia a livello di storia che di discorso. Proprio perché la scrittura postmodema fa delll' ambiguità momento centrale di riflessione, non può non essere tentata (e sedotta dal fantastico.

  19. Riconoscimento in Italia di sentenza straniera di adozione da parte di un single con effetti legittimanti: il Tribunale per i minorenni di Bologna supera la Cassazione

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Maria Astone

    2015-01-01

    Full Text Available L’adozione del minore da parte di una persona singola torna all’attenzione della giurisprudenza che, ancora una volta, viene investita della questione relativa al riconoscimento ed efficacia di una sentenza straniera di adozione con effetti legittimanti. Tribunale per i minorenni Bologna 17 aprile 2013 si è trovato ad affrontare il caso di un genitore single, non coniugato, cittadino italiano, che, avendo ottenuto negli Stati Uniti d’America, una sentenza di adozione di minore, ne ha chiesto il riconoscimento. Due i problemi sottoposti al Tribunale: il primo, relativo alla competenza territoriale del giudice adito, positivamente risolto ai sensi degli articoli 40 e 41 della legge n. 218 del 1995 ; il secondo, invece, più complesso, legato agli effetti che il riconoscimento della sentenza avrebbe avuto in Italia. In particolare, per il giudice di merito si è trattato di stabilire se il provvedimento straniero di adozione potesse produrre anche in Italia gli effetti legittimanti dell’adozione ordinaria dei minori, già prodottisi negli Stati Uniti d’America.

  20. Lezioni di analisi matematica

    CERN Document Server

    Sbrana, Francesco

    1951-01-01

    Calcolo integrale delle funzioni di una variabile ; serie di funzioni di una variabile reale o complessa ; proprietà notevoli delle curve piane e sghembe ; ancora sulla intregazione delle funzioni di una variabile ; derivate e differenziali delle funzioni di più variabili ; integrali curvilinei, e di campo ; equazioni differenziali ordinarie ; cenni sulle equazioni alle derivate parziali ; cenni sulle serie di funzioni ortogonali.

  1. Prospettive della reazione di idroformilazione nella sintesi di composti biologicamente attivi

    OpenAIRE

    Marchetti, Mauro

    2000-01-01

    Il nostro gruppo sta conducendo uno studio su complessi di rodio con una nuova classe di leganti idrosolubili di origine proteica, tali complessi impiegati nell’idroformilazione bifasica in solvente acquoso di diversi substrati hanno fornito buoni risultati.

  2. Life cycle assessment applied to two different municipal solid waste processes; Analisi del ciclo di vita di due diverse possibilita' di smaltimento di rifiuti solidi urbani

    Energy Technology Data Exchange (ETDEWEB)

    Corti, A. [Florence Univ., Florence (Italy). Dipt. di Energetica Sergio Stecco; Sirini, P. [Florence Univ., Florence (Italy). Dipt. di Ingegneria Civile

    2001-12-01

    The application of Life Cycle Assessment (LCA) methodology as environmental balance tool is particularly suitable for the study of complex system such as municipal solid waste (MSW) collection, treatment and disposal systems. In this case a detailed analysis is carried out referring to an overall environmental balance based on two different waste treatments: land filling and incineration. The comparison carried out based on the LCA methodology and referring to specific process assumptions allowed to foreground that waste to energy treatments get a net overall balance lower than all the different land filling options, referring also to energy recovery from collected biogas. [Italian] La applicazione di metodologie di bilancio ambientale LCA (Life Cycle Assessment) si adatta particolarmente allo studio disistemi complessi quali quelli di raccolta, trattamento e smaltimento di rifiuti. In questo caso viene affrontata nel dettaglio la valutazione in termini di bilancio complessivo di diverse opzioni di trattamento basate su posa a discarica e trattamento termico. Il confronto effettuato mediante il percorso metodologico seguito, ha permesso di valutare, sulla base delle ipotesi di processi fatte, come il trattamento termico con recupero energetico abbia un bilancio netto ambientale inferiore rispetto a qualsiasi opzione di posa a discarica, anche dotata di recupero energetico dal biogas.

  3. I problemi di matematica della Scuola Normale Superiore di Pisa

    CERN Document Server

    Profeti, Alessandro

    1998-01-01

    Nasce come aggiornamento del volume precedente ("I problemi di Matematica della Scuola Normale", 1984) e raccoglie gli esercizi di matematica assegnati all'esame di ammissione alla Scuola Normale Superiore di Pisa dal 1985 al 1997, con la loro risoluzione. Per rendere più efficace lo scopo didattico viene anche presentata una scelta di problemi relativi al periodo precedente (1905-1984). Il libro si rivolge a studenti e docenti della Scuola Secondaria, e si chiude con un Glossario in cui vengono richiamati i termini usati.

  4. Analisi dell’utilizzo di Twitter nella costruzione di un seminario sperimentale

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Wolfgang Reinhardt

    2013-03-01

    Full Text Available Nonostante i massicci cambiamenti sociali e tecnologici che si sono verificati a causa del Web negli ultimi anni, i corsi universitari spesso enfatizzano metodi di insegnamento da tempo consolidati e basati su strumenti di apprendimento e risorse tradizionali. Durante tali corsi gli studenti spesso acquisiscono una conoscenza che non è aggiornata e che è lontana da un apprendimento realistico, basato su problemi. L'uso di strumenti e metodi più recenti spesso rimane fuori dalla padronanza degli studenti. In questo contributo si descrive brevemente l’impostazione sperimentale di un seminario in due università tedesche dove l’uso di Social Media per la comunicazione e la collaborazione è stato saldamente integrato alla progettazione di un percorso di apprendimento formale. Si illustra, inoltre, l'utilizzo di Twitter durante il seminario, usando metodologie riprese dalla Social Network Analysis.

  5. Fleeing War. Due strategie di diserzione letteraria:I parenti del Sud di Carlo Montella e Going After Cacciato di Tim O’Brien

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Giulio Segato

    2014-10-01

    Full Text Available Il saggio indaga due diverse strategie di diserzione rappresentate in due romanzi di guerra: I parenti del sud di Carlo Montella e Going After Cacciato di Tim O’Brien. Nelle due opere analizzate la diserzione sembra essere collegata al conflitto che fa da sfondo al romanzo. Nel libro di Montella,il protagonista, ancora obnubilato dalle dottrine tautologiche fasciste, qualche settimana dopo l’armistizio di Cassibile decide di disertare e di fuggire nella villa di un’anziana parente, con lo scopo di rinsavire dall’ideologia del regime. Nel romanzo di O’Brien, invece, la fuga messa in scena dall’autore sembra avere gli stessi tratti grotteschi e assurdi del conflitto in cui è stato catapultato il protagonista,la Guerra del Vietnam.

  6. Wave Transformation for International Hub Port Planning (Transformasi Gelombang untuk Perencanaan Pelabuhan Hub Internasional

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Denny Nugroho Sugianto

    2015-02-01

    Full Text Available Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia sehingga peran pelabuhan sangat vital dalam pembangunan ekonomi. Pelabuhan bukan hanya sekedar sebagai pelengkap infrastruktur, melainkan harus direncanakan dan dikelola dengan baik serta memperhatikan fenomena dinamika perairan laut seperti pola gelombang laut. Data gelombang laut menjadi faktor penting dalam perencanaan tata letak dan tipe bangunan pantai karena dipengaruhi oleh tinggi gelombang signifikan, tunggang pasang surut dan transformasi gelombang. Penelitian ini mengalisis karaketristrik dan bentuk transformasi gelombang untuk perencanaan Pelabuhan Hub Internasional, sebagai studi kasus adalah pelabuhan di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara. Pelabuhan di Kuala Tanjung merupakan salah satu dari 2 pelabuhan hub internasional yang direncanakan akan dibangun oleh pemerintah Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif yang dilakukan dengan perhitungan statistik dan pemodelan matematik dengan modul hydrodinamic dan spectral wave untuk mengetahui arah penjalaran dan transformasi gelombang. Hasil dari data ECMWF selama 1999–Juni 2014, diketahui tinggi gelombang signifikan (Hs maksimum mencapai 1,69 m dan periode maksimum 8 detik. Karakteristik gelombang termasuk klasifikasi gelombang laut transisi dengan nilai d.L-1 berkisar anrata 0,27–0,48 dan berdasarkan periodenya diklasifikasikan sebagai gelombang gravitasi.Transformasi gelombang terjadi akibat pendangkalan dengan koefesian pendangkalan Ks 0,93–0,98 dan proses refraksi gelombang dengan koefesien Kr 0,97–0,99. Tinggi gelombang pecah Hb sebesar 1,24 meter dengan kedalaman gelombang pecah db sebesar 1,82 meter. Efektifitas desain bangunan terminal di Pelabuhan Kuala Tanjung secara keseluruhan untuk sepanjang musim sebesar 79,8% atau dapat dikatakan cukup efektif dalam meredam gelombang. Kata kunci: transformasi gelombang, tinggi dan periode gelombang, pelabuhan Indonesia is one of the largest

  7. Screening Senyawa Metabolit Sekunder Pada Fungi Laut Emericella Nidulans

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Irah Namirah

    2016-01-01

    Full Text Available Abstract: Investigation bioactive secondary metabolite previously, Research Center for Marine and Fisheries Product Processing and Biotechnology found anticancer properties to Emericella nidulans marine fungi strain MFW39 isolated from ascidia Aplidium longithorax collected from Wakatobi Marine National Park. Emestrin was a compound with an ETP (epipolithiodioxopiperazine group that found in Emericella nidulans marine fungi have cytotoxicity properties. Emestrin show cytotoxic activity to breast cancer cell line [T47D], cancer cervic cell line [HeLa], colon cancer cell line [WiDr] and liver cancer cell line (HepG2. The aim of the research to investigated other derivative of emestrin compound. The screening with UPLC (Ultra Performance Liquid Chromatography mass analysis q-TOF/MS (quadrupole-Time of Flight/Mass spectra positif mode (ES+.. Monoisotopic ion Derivative compound of emestrin that detected from (ES+ UPLC-ESI-qTOF-MS spectrum are emestrin B, emestrin C. Another compound that detected are cytochalasin B dan C.Keywords: Emericella nidulans, Emestrin, Emestrin derivative, UPLC- q-TOF/MS spectrum Abstrak: Pada penelitian pencarian metabolit sekunder bioaktif sebelumnya, Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan menemukan fungi Emericella nidulans strain MFW39 yang diisolasi dari ascidia Aplidium longithorax dari Taman Nasional Laut Wakatobi, Sulawesi tenggara memiliki aktivitas sitotoksik terhadap beberapa sel kanker, diantaranya sel turunan kanker payudara (T47D, liver (HepG2, kanker usus (C28 dan serviks (HeLa. Senyawa yang berkontribusi terhadap sifat sitotoksik adalah senyawa emestrin yang memiliki gugus ETP (epipolithiodioxopiperazine. Hasil isolasi dan karakterisasi senyawa bioaktif yang ditemukan pada fungi Emericella nidulans strain MFW39 adalah senyawa emestrin. Penelitian ini bertujuan mencari derivat senyawa emestrin lain. Proses screening dilakukan dengan mencari puncak monoisotopik senyawa

  8. Diversity and Abundance of Sand Crabs on the South Coast of Central Java (Diversitas dan Kelimpahan Kepiting Pasir di Pantai Selatan Jawa Tengah

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ali Mashar

    2014-12-01

    Full Text Available Kepiting pasir atau undur-undur laut merupakan biota bentik yang hidup di pantai berpasir yang mempunyai nilai ekologi dan nilai ekonomi cukup penting. Adanya tekanan penangkapan mengharuskan adanya pengelolaan yang bijak yang disesuaikan dengan karakteristik populasi kepiting pasir. Informasi tentang jenis dan kelimpahan kepiting pasir penting untuk diketahui terlebih dahulu sebagai langkah awal upaya pengelolaan lestari kepiting pasir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis dan kelimpahan setiap jenis kepiting pasir yang terdapat di dua lokasi penelitian, yaitu pantai Bocor, Kabupaten Kebumen, dan pantai Bunton, Kabupaten Cilacap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di kedua lokasi penelitian ditemukan tiga jenis kepiting pasir, yaitu Emerita emeritus, Hippa adactyla, dan Albunea symmysta. Kepiting pasir E. emerita ditemukan dengan persentase komposisi paling besar, 70,5%-75,3%; disusul H. adactyla 22,5%-24,7%; dan A. symmysta 2,2%-4,8%. Kepiting pasir betina dijumpai dengan persentase komposisi paling tinggi, yaitu 78,2% hingga 92,8%. Kepiting pasir E. emeritus juga ditemukan dengan kelimpahan rata-rata paling tinggi di kedua lokasi penelitian, yaitu 5 dan 34 ekor/100m2. Kepiting pasir E. emeritus dan H. adactyla yang ditemukan di pantai Bunton, Cilacap mempunyai kelimpahan lebih tinggi dari yang ditemukan di pantai Bocor, Kebumen, adapun kelimpahan rata-rata Albunea symmysta relatif sama di kedua lokasi penelitian, yaitu sekitar 1 ekor/100m2. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah diversitas kepiting pasir di pesisir selatan Jawa Tengah relatif tinggi dengan kelimpahan yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh intensitas aktivitas manusia di wilayah pantai berpasir. Kata kunci: Albunea symmysta, Emerita emeritus, Hippa adactyla, kelimpahan, kepiting pasir, komposisi jenis   Sand crabs or mole crabs are benthic fauna that live in the sandy beaches. They have ecological and economic value. Because of fishing pressure to

  9. Allacciare i fili spezzati: analisi di tre autobiografie di persone divenute disabili

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Rosalba Perrotta

    2011-04-01

    Full Text Available Leggere autobiografie consente di conoscere esperienze e momenti della vita che restano ignoti a chi non li ha vissuti. Le autobiografie ci svelano un mondo e, nello stesso tempo, ci introducono in esso. Illustrano e spiegano senza illustrare e senza spiegare. Catturano il lettore nella narrazione e, rendendolo protagonista di quello che accade, gli fanno provare le emozioni di chi racconta e gli mostrano la realtà attraverso i suoi occhi. La corrente sociologica dell’Interazionismo simbolico, un approccio che dà particolare rilievo ai significati attribuiti dagli uomini agli oggetti di cui hanno esperienza, considera le storie di vita uno strumento di indagine prezioso. Il racconto di un tratto della vita, o della vita in genere, consente di raggiungere una conoscenza della realtà soggettiva di chi narra molto superiore rispetto a quella ottenuta attraverso questionari o interviste strutturate.

  10. Penanganan Cyber Crime di Sektor Perbankan di Indonesia

    OpenAIRE

    Putra, Prima Agusdani

    2011-01-01

    Di dalam dunia perbankan perkembangan cyber crime cukup mengejutkan dengan terjadi beberapa kasus yang merugikan pihak perbankan seperti; kasus pembobolan BNI New York oleh mantan karyawannya sendiri, mutasi kredit fiktif melalui komputer di BDN Cabang Bintaro Jaya, pencurian dana di Bank Danamon Pusat. Sementara itu sejumlah nasabah pemegang credit card juga mengeluh, karena nomor kartu kreditnya telah dipakai pihak lain untuk melakukan transaksi e-commerce sehingga menimbu...

  11. Buchi neri nel mio bagno di schiuma l’enigma di Einstein

    CERN Document Server

    Vishveshwara, C V

    2008-01-01

    "Le bolle stavano turbinando tutto intorno a me e massaggiavano il mio corpo ... Mentre me la godevo in questo fantastico bagno di bolle, i miei occhi si fecero pesanti e mi lasciaii trasportare in un dormiveglia sublimamente estatico". Così inizia l’incontro di Alfie con una vasca da bagno eccezionale e rivelatrice, acquistata da un vicino misterioso di nome Al. L’Enigma di Einstein, ovvero buchi neri nel mio bagno di schiuma, racconta la storia della teoria della gravitazione, dai suoi primordi fino agli ultimi sviluppi in astrofisica, focalizzandosi sulla teoria della relatività generale di Albert Einstein e sulla fisica dei buchi neri. Tramite conversazioni avvincenti e diagrammi scarabocchiati su tovaglioli di carta, si susseguono a ruota i rudimenti della relatività, dello spazio-tempo e di molti aspetti della fisica moderna. In scenette narrate con abilità pedagogica e notevole talento letterario, il lettore s’imbatterà nelle lezioni informali che un astrofisico cosmopolita tiene al suo amic...

  12. STATUS STOK SUMBERDAYA IKAN LEMURU (Sardinella lemuru Bleeker, 1853 DI PERAIRAN SELAT BALI

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Arief Wujdi

    2015-12-01

    Full Text Available Ikan lemuru (Sardinella lemuru Bleeker, 1853 berperan penting baik secara ekologi ekosistem laut dan ekonomi masyarakat pesisir di Selat Bali. Tingginya permintaan pasar terhadap ikan lemuru mengakibatkan aktivitas penangkapannya dilakukan secara terus-menerus sepanjang tahun sehingga mengancam kelestariannya. Untuk mengelola sumber daya ikan lemuru ini tetap lestari, maka salah satu bahan masukan yang diperlukan adalah status stok terkini. Namun, ketersediaan data yang terbatas menjadi penghambat dalam upaya mengevaluasi status pemanfaatan stok, khususnya untuk kegiatan perikanan skala kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status stok sumberdaya ikan lemuru di perairan Selat Bali yang dilakukan dari Agustus 2010 hingga Desember 2011. Pengkajian stok ikan lemuru dilakukan dengan pendekatan ratio potensi pemijahan yang berbasis ukuran panjang. Studi pustaka juga dilakukan untuk mendapatkan parameter-parameter life history sebagai pendukung analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status stok ikan lemuru telah mengalami eksploitasi berlebih (over exploited yang diindikasikan dengan nilai Spawning Potential Ratio (SPRM. Upaya pemulihan stok perlu dilakukan sebagaimana dijelaskan dalam penelitian ini agar tercapainya SPR menjadi 20% dan 40% sebagai batas dan target biologi untuk keberlanjutan sumberdaya ikan lemuru. Bali sardinella (Sardinella lemuru Bleeker, 1853 plays an important role in terms of the ecology of marine ecosystems and also the economy and livelihoods of coastal communities in Bali Strait. High market demand has consequence in fishing activities, which is carried out continuously throughout the year, so that could threaten of resources sustainability. So that current stock status was needed as important input for management measures. However, evaluation of stock status is constrained by lack of the data, especially for small-scale fisheries. This study aims to determine the stock status of Bali sardinella in the Bali

  13. Incidenza di meningiti nell'ASL di Brescia nei primi mesi del 2003

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    M. Magoni

    2003-05-01

    Full Text Available

    Obiettivi: nell’ASLdi Brescia durante i mesi di gennaiomaggio 2003 si è verificato un consistente aumento di casi di meningite che ha allarmato oltre agli operatori sanitari anche l’opinione pubblica locale.

    Metodi: i dati riguardanti i casi di meningite verificatisi dal gennaio 1999 al maggio 2003 sono stati raccolti dal Servizio Igiene Pubblica dell’ASLdi Brescia.

    Tenuto conto della omogeneità dei dati nel quadriennio 1999- 2002 e della stagionalità che le meningiti possono avere, sono stati calcolati i tassi di incidenza per i primi cinque mesi dell’anno per tutte le meningiti in generale e per agente eziologico, durante il quadriennio 1999-2002. Tali tassi sono stati confrontati con i tassi corrispondenti nei primi mesi del 2003.

    Risultati: nel primi 5 mesi del 2003 si sono registrati in tutto 48 casi, di cui 9 da meningocco, 13 da pneumococco, 14 virali, 3 da altri agenti batterici e 8 senza agente microbico identificato. Nei 4 anni precedenti erano stati notificati 66 casi di meningite nei primi 5 mesi dell’anno, con una media annua di 16.5. Il tasso di incidenza di meningite in gennaio-maggio è stato quindi il triplo nel 2003 (rischio relativo = 2.9 rispetto ai 4 anni precedenti (p=0.0001. L’eccesso di incidenza si è riscontrato per tutti i tipi di meningite considerati in base all’agente eziologico.

    L’analisi per diverse età ha mostrato un aumento di incidenza sia nei bambini che nei giovani adulti e negli anziani. Non si è riscontrata alcuna differenza statisticamente significativa tra l’incidenza nel comune di Brescia (area urbana rispetto all’intera ASL nel periodo in studio.

    Conclusioni: l’aumento di incidenza per meningiti
    osservato nel 2003 non sembra spiegabile in termini di variabilità casuale del fenomeno da un anno all’altro e riguarda tutti i tipi di meningite e tutte le categorie d

  14. Principi di Marketing

    OpenAIRE

    P. Kotler; G. Armstrong; F. Ancarani; M. Costabile

    2015-01-01

    Principi di marketing propone un quadro dei processi di gestione del marketing relativamente innovativo, ispirato a un modello rigoroso e semplice al tempo stesso: il valore, dei clienti, per i clienti e delle relazioni con i clienti. È su questo modello che vengono declinati i princìpi del marketing e che se ne progettano le strategie – segmentazione, targeting e posizionamento – da cui hanno origine le scelte di differenziazione di prodotti, marche, modalità di distribuzione e comunicazione...

  15. Castelli di carta. La piega per la costruzione di superfici articolate

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Andrea Casale

    2012-06-01

    Full Text Available L’antica arte del piegare la carta, l’Origami, sta vivendo un rinnovato interesse che coinvolge molti aspetti della ricerca.  Con il termine origami, si intende lo studio del modo di piegare il foglio di carta per imporgli una specifica forma.  La superficie tassellata per mezzo di specifiche pieghe, si propone come un nuovo soggetto di studio: la superficie piegata articolata. La forma congiunta al movimento, assume un particolare interesse nella contemporanea ricerca geometrica e architettonica. Il panorama contemporaneo, propone opere di architettura “responsiva”, capaci di modificare le proprie caratteristiche per adeguarsi a nuove condizioni. La superficie piegata articolata sembra particolarmente adatta a descrivere questo modo d’intendere l’architettura, reagendo a diverse volontà e di conseguenza modificando la propria conformazione attraverso un attento controllo progettuale della forma.

  16. Book review. Storie e geografie di un veterinario di campagna. Raffaele Mastrocola

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Manuel Graziani

    2013-12-01

    Full Text Available Una raccolta di racconti, o meglio di "storie" ma anche di "geografie" riprendendo l'azzeccato titolo scelto dal dott. Raffaele Mastrocola per la sua prima opera di narrativa autobiografica. Racconti di vita professionale e squarci di vita rurale nel solco del veterinario-scrittore britannico James Herriot. Qui, però, non siamo nell'elegante campagna inglese bensì in quella abruzzese, forte, gentile e certamente più genuina. Tra aneddoti comici, un'ironia delicata e a tratti debordante, l'autore ci racconta la sua vita professionale circondata da clienti pittoreschi, per lo più anziani, di un'umanità rurale oramai quasi dimenticata, con un'attenzione nostalgica per il periodo dell'infanzia e la formazione universitaria a Bologna (compresi i "rapporti" telefonici con Vasco Rossi e le cene "Da Vito". Una lettura gradevole e, perché no, utile ai giovani veterinari che troveranno tra le pagine consigli su diagnosi e terapie convalidate attraverso una lunga esperienza condotta sul campo, anche a beneficio umano, come nel caso del sedano selvatico che l'autore definisce un "antibiotico naturale, un toccasana per le vie urinarie". Un altro racconto di particolare interesse è quello intitolato "Quel benedetto femore" con Mastrocola che narra con trasporto come è riuscito a trovare la soluzione ad un caso complesso non attingendo ad un manuale di scienza veterinaria, bensì ad un libro di narrativa di James Herriot, suo vero e proprio faro personale: "Ho sempre avuto simpatie per i racconti di vita professionale. Il mio grande ispiratore è stato James Herriott! Oggi a distanza di oltre trenta anni dall'inizio della mia attività, sento la necessità di condividere le mie esperienze, le mie emozioni ed i miei ricordi con altri. La miscellanea dei miei racconti è una raccolta di 'ricordi giovanili', vita professionale ed il diario di un mio viaggio in moto d'epoca fatto in Australia." Sì perché l'autore, tra i suoi mille interessi, ha anche

  17. Domotica e disabilità negli ambienti di apprendimento. Esiti di un progetto

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Tamara Zappaterra

    2013-11-01

    Full Text Available In un lavoro sinergico ed interdisciplinare tra ricercatori dell’area pedagogica, dell’area ingegneristica e di quella medica, si è testata la possibilità di adattamento di dispositivi domotici all’ambiente scolastico, ambito non ancora esplorato dalla domotica, ed è stato progettato e realizzato un prototipo di dispositivo innovativo ed originale modellato sulle peculiarità dell’utente nel contesto scolastico. Per quanto riguarda i risultati raggiunti,sono state realizzate tre stazioni domotiche composte da un banco touch-screen collegato ad una LIM. Lo strumento si sta rivelando in grado di facilitare e motivare ad imparare, di trasmettere apprendimenti, di migliorare la qualità della vita del gruppo classe.

  18. «Più saggia di Edipo». Su alcune fonti di «Ödipus und die Sphinx» di Hofmannsthal

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Elena Raponi

    2016-12-01

    Full Text Available Il saggio analizza la tragedia Ödipus und die Sphinx (Edipo e la Sfinge, 1906 di Hugo von Hofmannsthal in relazione con le sue fonti, mostrando come la figura di Eleonora Duse, tanto venerata dal poeta austriaco da indurlo a plasmare su di lei il ruolo di Giocasta, abbia provocato sia l’allontanamento dell’opera dalla primitiva fonte francese OEdipe et le Sphinx di Joséphin Péladan (1903, sia il suo avvicinamento al mondo poetico dannunziano, di cui l’attrice italiana era stata ispiratrice e interprete. Allo stesso tempo il saggio mostra come Hofmannsthal affidi alla dialettica interna ai personaggi della sua tragedia e in particolare a Giocasta il compito di ridimensionare e correggere il superomismo dannunziano, lasciando emergere, qui appena accennato, il mondo di delicate relazioni che caratterizzerà le commedie della maturità.

  19. La gestione dei flussi turistici tramite sistemi di trasporto innovativi: l’esempio di Perugia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Leonardo Naldini

    2010-10-01

    Full Text Available La città di Perugia ha, fin dagli anni ’70, unito alla sua capacità di attrazione turistica, dovuta al patrimonio storico ambientale plurimillenario, una volontà di affrontare il tema della mobilità urbana in maniera profondamente innovativa ed ambientalmente sostenibile. Il concetto della creazione di parcheggi di attestazione, serviti da percorsi meccanizzati di risalita verso l’acropoli, è stato recentemente ampliato dalla creazione del Minimetro, mezzo di trasporto innovativo, dal ridottissimo impatto ambientale, che unisce in soli 12 minuti, con un servizio semicontinuo, l’area di valle di Pian di Massiano, dotata di un capace parcheggio da circa 2800 posti auto, al centro cittadino, servendo diversi quartieri urbani. Tale sistema di trasporto, corridoio forte del trasporto pubblico urbano, ha fornito lo spunto per attuare una nuova modalità di gestione dei flussi turistici, che individua nel Minimetro la modalità principale di accesso al centro storico sia per i gruppi a numero ridotto, sia per i gruppi organizzati in arrivo con i bus turistici. L’organizzazione della mobilità turistica che ne è derivata costituisce un ulteriore passo in avanti lungo quell’itinerario di gestione della città che cerca di coniugare l’attrattiva turistica, con le sue ricadute in termini di crescita economica, e la salvaguardia del patrimonio storico artistico e della qualità della vita dei cittadini. Gli scenari futuri vedono un’iniezione di tecnologia in questo contesto, con l’introduzione nella gestione dei flussi turistici dei concetti di accreditamento, dell’infomobilità come supporto alle politiche urbane, del controllo unito alla fornitura di servizi georeferenziati.

  20. Il Realismo Socialista come forma di “non arte”. Alcune ipotesi di lettura a partire dalla XXXII Biennale di Venezia e dalla documenta 3 di Kassel del 1964

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Anna Zinelli

    2016-11-01

    Full Text Available Il 20 luglio del 1964 la Pravda pubblica un duro attacco alla Biennale di Venezia - che sancisce, con il premio assegnato a Rauschenberg, la consacrazione del New Dada e della Pop Art - accusandola di “ciarlataneria”. Analogamente da parte della critica italiana emerge una diffusa tendenza a non ammettere la stessa liceità estetica del Realismo Socialista, recuperando i termini di una contrapposizione tra “arte” e “kitsch” il cui antecedente fondamentale può essere identificato nel celebre testo di Greenberg del 1939. Sempre nel 1964 la terza edizione di documenta a Kassel propone una lettura del contemporaneo che esclude programmaticamente il realismo, assumendo una visione idealista che rifiuta ogni possibile tangenza tra ricerche estetiche e dimensione politica. L’articolo si propone di indagare l’affermazione di un modello di lettura del Realismo Socialista che risente profondamente delle politiche culturali in atto negli anni della guerra fredda, i cui retaggi continueranno a perpetuarsi nel dibattito successivo sul realismo, trovando solo in anni recenti, con autori come Boris Groys, una forma di problematizzazione.

  1. Esercizi scelti di algebra

    CERN Document Server

    Chirivì, Rocco; Dvornicich, Roberto

    2017-01-01

    Questo libro – primo di due volumi -  presenta oltre 250 esercizi scelti di algebra ricavati dai compiti d'esame dei corsi di Aritmetica tenuti dagli autori all'Università di Pisa. Ogni esercizio viene presentato con una o più soluzioni accuratamente redatte con linguaggio e notazioni uniformi. Caratteristica distintiva del libro è che gli esercizi proposti sono tutti diversi uno dall'altro e le soluzioni richiedono sempre una piccola idea originale; ciò rende il libro unico nel genere. Gli argomenti di questo primo volume sono: principio d'induzione, combinatoria, congruenze, gruppi abeliani, anelli commutativi, polinomi, estensioni di campi, campi finiti. Il libro contiene inoltre una dettagliata sezione di richiami teorici e può essere usato come libro di riferimento per lo studio. Una serie di esercizi preliminari introduce le tecniche principali da usare per confrontarsi con i testi d'esame proposti. Il volume è rivolto a tutti gli studenti del primo anno dei corsi di laur ea in Matematica e Inf...

  2. Lezioni di Cosmologia Teorica

    CERN Document Server

    Gasperini, Maurizio

    2012-01-01

    Il libro è basato sulle lezioni attualmente tenute dall'autore presso l’Università di Bari, ed è progettato in modo da rappresentare un testo di riferimento il più possibile moderno, completo e autosufficiente per i corsi semestrale di Cosmologia, Astrofisica o Fisica Astroparticellare che compaiono nel piano di studi della Laurea Magistrale in Fisica e in Astronomia. Contiene gli elementi di base della cosmologia relativistica, del modello cosmologico standard e del suo completamento inflazionario. E' organizzato per servire da traccia ad un corso di cosmologia di stampo teorico, ma cerca di non perdere mai di vista il confronto con i principali risultati osservativi: molta attenzione viene infatti dedicata alla fenomenologia dei fondi cosmici, e in particolare alla  radiazione gravitazionale fossile perché la sua rivelazione, diretta o indiretta, potrebbe dare indicazioni  cruciali sulla scelta del corretto modello per l'Universo primordiale. Non mancano infine alcuni accenni ad argomenti di inter...

  3. Toluidine blue-O is a Nissl bright-field counterstain for lipophilic fluorescent tracers Di-ASP, DiI and DiO.

    Science.gov (United States)

    Chelvanayagam, D K; Beazley, L D

    1997-03-01

    The stain toluidine blue-O (tol blue), applied to sections of neural tissue, is shown to be compatible with the vivid fluorescent lipophilic neural tracers 4-(4-dihexadecylaminostyryl)-N-methylpyridinium iodide (Di-ASP), 3,3'-dioctadecyloxacarbocyanine perchlorate (DiO) and 1,1'-dioctadecyl-3,3,3',3'-tetramethylindocarbocyanine perchlorate (DiI). As with other Nissl stains, toluidine blue-O fluoresces in the red end of the spectrum but such fluorescence quenches upon binding with tissue. Moreover, progressive staining occurs at concentrations low enough to minimise any background fluorescence attributable to non-specific residence of the stain. The bright yellow Di-ASP and vivid green DiO signals are spectrally removed from the red fluorescence of toluidine blue-O. With toluidine blue-O counterstaining, Di-ASP generally offers contrast superior to that with DiI, however, the latter is improved by viewing in a polarised green bright field. Visible Di-ASP emission, although broad, peaks at a more film-sensitive region of the spectrum than that for DiI, thus reducing the photographic exposure required.

  4. L’identificazione di virus citopatogeni isolati dall’ambiente:ricerca ed applicazione di protocolli analitici

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    A. Carducci

    2003-05-01

    Full Text Available

    Obiettivi: la ricerca dei virus enterici in matrici ambientali, soprattutto nei reflui urbani, risulta di grande interesse sia per la valutazione del rischio di natura virale sia per compiere studi epidemiologici.

    Lo scopo di questo lavoro è stato l’applicazione parallela di diverse tecniche attualmente in uso in virologia clinica a isolati citopatogeni ambientali al fine di ottenere una precisa identificazione degli agenti rilevati.

    Metodi: sono stati analizzati 21 campioni di aerosol, provenienti da impianti di depurazione di reflui civili a fanghi attivi, e risultati citopatogeni in colture di cellule BGM.

    Dopo una nuova semina in “shell vials”, su tre linee cellulari continue per mettere in evidenza eventuali differenze nello spettro di citopatogenicità. Per l’identificazione degli isolati virali, sono state adottate in parallelo: microscopia elettronica, tecniche biomolecolari di amplificazione genica, elettroforesi su gel di poliacrilamide (PAGE, test immunoenzimatici, sieroneutralizzazione.

    Risultati: la semina in “shell vials” ha confermato la
    presenza di particelle virali infettive in tutti i campioni
    tranne uno; inoltre ha permesso di ridurre il
    tempo di comparsa dell’effetto citopatico a 3-4 giorni
    contro i 6-8 giorni necessari seminando in fiasche.
    La microscopia elettronica ha individuato la presenza
    di particelle enterovirus-simili in 18 dei 21
    campioni e di virioni della famiglia Reoviridae in 8.
    La positività dei campioni è stata ottenuta, inoltre,
    con la RT-PCR, per 2 campioni di enterovirus e 2 di
    reovirus e con la PAGE in 6 campioni. Il presente
    studio ha portato ad un’identificazione sufficientemente
    certa di reovirus in 2 campioni e di enterovirus
    in 1 campione.

    Conclusioni: l’identificazione di isolati ambientali si

  5. La ricerca di un senso di sé: la narrazione nei social network come possibilità di ricostruzione del tessuto sociale

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Antonio Notarbartolo

    2011-04-01

    Full Text Available Diventa difficile, in questa situazione sfuggire alla logica della precarietà, così come riuscire a stabilire un discorso continuativo con una o più persone, se non ricorrendo a qualche trucco “tecnico” migliorativo. Rimane il grosso vantaggio rappresentato dalla comunicazione diretta, quasi in tempo reale, se le persone sono in quel momento collegate al programma, quindi sono in grado di replicare. Diventa quindi il possibile veicolo e motore di movimenti di opinione, di gruppi spontanei di persone, di emozioni che possono diventare “oceaniche”, come quando, in uno stadio gremito, tutti si muovono all’unisono sotto il segno della ola. Vengono così soddisfatte la partecipazione e la reciprocità nel bisogno di relazione, e viene soddisfatto il bisogno delle persone di narrazione, ovvero il bisogno di raccontare con leggerezza ad un possibile interlocutore, o ad una platea, la propria storia in frammenti, attraverso commenti puntuali, espressioni di intento, canzoni e immagini. La narrazione, oggi, è fenomeno sempre più raro, grazie al crollo del valore aggiunto rappresentato dall’esperienza, e si è trasformata in storytelling.

  6. Note di fotonica

    CERN Document Server

    Degiorgio, Vittorio

    2012-01-01

    L’invenzione del laser ha generato una vera rivoluzione nella scienza e nella tecnologia e ha dato luogo alla nascita di una nuova disciplina chiamata Fotonica. Le più importanti applicazioni della Fotonica che hanno un impatto cruciale in molti ambiti della nostra vita sono le comunicazioni in fibra ottica su cui si basa il funzionamento di Internet e del traffico telefonico su grandi distanze, i dischi ottici (CD, DVD, Blue-ray), la sensoristica ottica di tipo industriale e ambientale, la lavorazione dei materiali, l’illuminazione con i LED e la chirurgia. Questo volume ha come obiettivo quello di colmare un vuoto nel panorama italiano di testi universitari riguardanti la Fotonica. Lo scopo principale è quello di esporre in modo sintetico ma rigoroso i concetti che stanno alla base del funzionamento del laser e della propagazione della luce nella materia, e di descrivere i principali componenti e dispositivi ottici e optoelettronici, quali le fibre ottiche, gli amplificatori, i modulatori e i rivelato...

  7. Cacciatori di particelle

    CERN Document Server

    Ne'eman, Yuval

    1988-01-01

    Capostipite dei "cacciatori di particelle" fu J.J. Thomson, il quale nel 1897 scoprì la prima particella subatomica, l'elettrone. Poco dopo, negli anni tra il 1910 e il 1932, veniva rivelata la natura del nucleo atomico, grazie al lavoro di Rutherford. Partendo da queste prime storiche conquiste della fisica, gli autori introducono gradualmente il lettore nel micromondo delle particelle: dall'elettroscopio a foglie d'oro al dualismo onda-particella, all'enigma di una asimmetria destra-sinistra in natura, all'invenzione dei grandi acceleratori. Poi tra la fine degli anni cinquanta e i primi anni sessanta, l'esplosione di nuove specie particellari sembra vanificare ogni speranza di spiegazione. Lo schema di classificazione introdotto nel 1964 da Ne'eman (e, indipendentemente, da Gell-Mann), pone fine a tale confusione, consentendo una sistemazione coerente: quella che porta al concetto di quark e alle ultime conquiste, teoriche e sperimentali. Oggi, che i fisici sono divenuti più "coltivatori" che "cacciatori...

  8. Fondamenti di fisica dei plasmi

    CERN Document Server

    Golant, V E; Sacharov, I E

    1983-01-01

    Introduzione ; collisioni del plasma ; equazioni cinetiche per particelle cariche ; plasmi in equilibrio termodinamico ; funzione di distribuzione di particelle cariche in un campo elettrico ; equazioni dei momenti della funzione di distribuzione ; processi di trasporto nel plasma in assenza di campi magnetici ; moto di particelle cariche nel plasma in presenza di campi magnetici ; processi di trasporto in campo magnetico ; confinamento del plasma mediante campi magnetici.

  9. ANALISIS DATA METEOROLOGI DARI PEMANTAU CUACA OTOMATIS BERBAGAI ELEVASI DAN DATA RADIOSONDE DI PAPUA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Donaldi Sukma Permana

    2014-06-01

    Full Text Available Iklim regional Papua dipengaruhi oleh Zona Konvergensi Inter-tropis (ITCZ. Tiga sirkulasi utama yang mengendalikan ITCZ di wilayah tersebut meliputi sirkulasi meridional Hadley, palung meridional kutub (South Pacific Convergence Zone dan sirkulasi zonal Walker. Sirkulasi angin permukaan di Papua dipengaruhi oleh angin pasat tenggara dan angin pasat timur laut serta angin monsun barat-an. Akan tetapi di wilayah dataran tinggi, iklim Papua juga dipengaruhi oleh proses konvektif dan sirkulasi angin lokal. Pada studi ini, kami memaparkan analisis data meteorologi Papua menggunakan data pemantau cuaca otomatis (AWS dari berbagai elevasi dan data radiosonde sebagai pembanding. Data AWS diperoleh dari PT. Freeport Indonesia (PTFI yang terpasang mulai dari pesisir selatan Papua sampai ke dataran tinggi dekat pegunungan Puncak Jaya serta data stasiun BMKG Timika. Analisis menunjukkan bahwa laju susut temperatur permukaan sekitar 5°C/km. Rentang temperatur harian semakin besar pada ketinggian dibawah ~2.500 m d.p.l dan diatas ~3.500 m d.p.l. Total presipitasi tahunan tertinggi terjadi pada ketinggian sekitar 617 m d.p.l (~12.500 mm/tahun. Diatas ketinggian ~600 m d.p.l, total curah hujan siang hari lebih tinggi dari curah hujan malam hari dan sebaliknya dibawah ~600 m d.p.l.   Regional climate setting of Papua is mainly controlled by the intertropical convergence zone (ITCZ. Three major circulation systems control the ITCZ in the region including the meridional Hadley circulation, the South Pacific Convergence Zone and the zonal Walker circulation. Surface wind system over Papua is affected by easterlies trade winds and the equatorial or monsoon westerlies. However, in highland of Papua, its climate is dominated by local convective processes and local wind circulation. Here, we present meteorological data analysis based on automatic weather stations (AWS data from different elevation and radiosondes data in Papua. AWS data were acquired from PT

  10. Equazione di Dirac

    CERN Document Server

    Monti, Dalida

    1996-01-01

    Relativamente poco noto al gran pubblico, il premio Nobel Paul Adrien Maurice Dirac appartiene a quel gruppo di uomini di ingegno che nei primi decenni del secolo contribuirono a dare alla nostra concezione del mondo fisico la sua impronta attuale. Assolutamente cruciali, per una valutazione dell'opera di Dirac, sono gli anni compresi tra il 1925 e il 1931: un periodo in cui il fisico fornisce la prima spiegazione chiara e coerente delle proprietà di spin dell'elettrone (equazione di Dirac) e perviene, in forza della pura deduzione matematica, alla scoperta dell'esistenza dell'elettrone positivo o positrone.

  11. Autobiografia di un fisico

    CERN Document Server

    Born, Max

    1980-01-01

    Questa non è solo un'autobiografia scientifica. Il ritratto che Max Born ci offre di se stesso va oltre il profilo dell'uomo di scienza, che pure è stato tra i maggiori del nostro secolo. Di lui veniamo a sapere tutto ciò che occorre per accostarsi alle teorie che gli valsero il premio Nobel, ma anche i tratti di una normale vita borghese nella quale si intrecciavano le influenze dell'ambiente intellettuale e commerciale. Il tono è quello di una rievocazione piana e distesa che ci accompagna per le varie fasi della carriera dello studente, del docente, dello scienziato, nelle università tedesche e inglesi, negli anni delle persecuzioni naziste, alle quali l'ebreo Max Born ebbe la fortuna di sopravvivere, e nel dopoguerra, quando egli tornò in Germania e seppe dare un contributo di idee e di iniziative ai movimenti pacifisti. E' la lunga e operosa vita di un uomo di genio, del quale si ricorda la profonda umanità, la vastità degli interessi culturali, l'acutezza dei giudizi sulle persone, sulle vicend...

  12. Introduzione alle teorie di gauge

    CERN Document Server

    Cabibbo, Nicola; Benhar, Omar

    2016-01-01

    "Introduzione alle Teorie di Gauge" completa la serie di tre volumi basati sulle lezioni dei corsi di Meccanica Quantistica Relativistica, Interazioni Elettrodeboli e Teorie di Gauge, impartite dagli autori agli studenti delle Lauree Magistrali in Fisica e Astronomia & Astrofisica dell'Universita "La Sapienza" di Roma, nell'arco di qualche decennio. L'obiettivo principale del volume è di introdurre i concetti di base della rinormalizzazione nella teoria quantistica dei campi e i fondamenti delle moderne teorie di Gauge. Anche se collegato ai volumi precedenti, il libro si presta ad una lettura indipendente, che presume solo conoscenze generali di relativita speciale, della seconda quantizzazione e della fenomenologia delle interazioni elettrodeboli. Lo strumento di base è l'integrale sui cammini di Feynman, introdotto nei capitoli iniziali e sistematicamente impiegato nel seguito. L'esposizione segue un percorso pedagogico, che parte dal caso semplice dell'ampiezza di transizione in meccanica quantistic...

  13. Un sistema di supporto alla decisione per facilitare nuove azioni di finanziamento in ambito pubblico

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Maria Franca Norese

    2014-12-01

    Full Text Available Un approfondimento analitico sulle modalità di finanziamento che hanno interessato la Regione Piemonte, sviluppato con il contributo di chi vi ha operato direttamente, ha permesso di acquisire, codificare e organizzare importanti elementi di conoscenza e di proporne l’uso per accrescere la cultura valutativa in Regione. Un accresciuto interesse a rendere più efficienti le azioni di finanziamento pubblico ha spinto ad utilizzare i risultati dell’analisi effettuata in un modello multicriteri di valutazione e in un sistema di supporto alla decisione rivolto a facilitare i nuovi processi di finanziamento e rendere operative attività di monitoraggio in un contesto di apprendimento organizzativo.

  14. PERTUNJUKAN KESENIAN PATHOL SARANG DI KABUPATEN REMBANG

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Rakanita Dyah Ayu Kinesti

    2015-05-01

    Full Text Available Kesenian Pathol Sarang adalah kesenian tradisional yang sampai saat ini masih eksis di masyarakat Rembang. Interaksi dalam kesenian Pathol Sarang yang terjadi bukan lagi sebatas dialog, namun terjadi kontak fisik antar pemain dengan pemain. Keunikan kesenian Pathol Sarang juga terletak pada jenis pertunjukan yang tidak semestinya seperti pertunjukan lain. Pertunjukan yang dipentaskan di pinggir laut dan dimainkan oleh para nelayan. Tujuan penelitian adalah mendiskripsikan bentuk pertunjukan kesenian Pathol Sarang dan menganalisis proses interaksi sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Hasil penelitian yang pertama adalah bentuk kesenian Pathol Sarang yang ditinjau dari pelaku seni yang semua berjenis kelamin laki-laki mempunyai gerak murni dan maknawi yang berias tanpa make up dan berbusana memakai baju hitam dan celana hitam dengan ikat kepala dan property berupa udhet. Interaksi yang ditemukan adalah interaksi yang terjadi antar pemain dan pemain, pemain dengan penonton. Interaksi yang terjadi antar pemain dan pemain adalah kontak fisik yaitu dengan saling merangkul posisi kaki kuda-kuda dan saling mendorong untuk bergulat, interaksi yang terjadi antar pemain dan penonton adalah komunikasi sebelum bertanding pelandang(wasit mencari lawan untuk pemain(pathol yang bertanding diambil dari penonton. Saran untuk seniman, gerakan Pathol Sarang lebih dikembangkan lagi dengan menambahkan tarian pembuka sebelum pertunjukan dimulai.Art pathol sarang is traditional art that until now still exist in the community Rembang. Art pathol sarang is an entertainment media, as the show and as a social interaction .Interaction in the arts pathol sarang that there is no longer only dialogue , but occurring physical contact between the player with the players. Uniqueness of art pathol nest also located on the type of show undue as other performances. Show was staged in the outskirts of the sea and played by the

  15. Spazi d’autore. Riscrittura e passaggi di testo ne La strada di Levi

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Matteo Martelli

    2016-07-01

    Full Text Available L’articolo propone un percorso d’analisi sulle strategie di riscrittura e di ripresa di alcuni testi di Primo Levi nel film documentario La strada di Levi e nell’opera parallela La prova. Focalizzandosi sul secondo romanzo di Levi, La tregua, questi lavori evadono dalle consuete pratiche di adattamento, sviluppando forme di riscrittura nelle quali la manipolazione critica delle testualità pregresse è posta in tensione con nuovi testi messi in scena, immagini, video, riorientando la percezione dell’ipotesto entro ulteriori linguaggi. È attraverso tale spazio di circolazione di linguaggi artistici e di pratiche intermediali, che gli autori Davide Ferrario e Marco Belpoliti sembrano poter condurre una riflessione sulle forme culturali dello sguardo e delle odierne pratiche di lettura della realtà (nella sua temporalità e memoria come nella sua spazialità e della sua traduzione attraverso codici semiotici molteplici. In tale spostamento costante del proprio oggetto di riscrittura, La strada di Levi e La prova si mostrano così quali nodi o reti di un processo di lettura dialettico del presente e del passato, in un tentativo di tracciare alcune mappe del mondo contemporaneo.   The essay suggests an analysis of the documentary film La strada di Levi and the correlated work La prova. Focusing on Primo Levi’s book La tregua, these works show a different attitude about adaptation through a constant reorientation of the source text and its juxtaposition with new texts and images, and through a projection of these elements within additional languages. In this way, the authors, Davide Ferrario and Marco Belpoliti, offer an experience of an intermedial artistic practice that involves a reflection on the cultural forms through which the texts interpret the reality (and its temporality or memory and its translation through multiple semiotic codes. The effect of this kind of work is the perception of the documentary film as a network that

  16. Utilisation of chlorine-dioxide and peracetic acid as disinfectants of effluents from Bologna waste water treatment plant; Sperimentazione di tecniche di disinfezione mediante biossido di cloro e acido peracetico applicate alle acque reflue dell'impianto di trattamento della citta' di Bologna

    Energy Technology Data Exchange (ETDEWEB)

    Mancini, M.L. [Bologna Univ., Bologna (Italy). Dipt. di Ingegneria delle Strutture, dei Trasporti, delle Acque, del Rilevamento e del Territorio; Sorrentino, M.

    2000-01-01

    The necessity to optimize the disinfection phase in the treatment plant of waste water of Bologna made possible an experimental survey about the efficacy of two disinfectant agents utilized: chlorine-dioxide and peracetic acid. Object of the survey is to verify the possibility of utilize, full scale, also peracetic acid as disinfection agent. The experimentation regarded the reals flows adduced and discharged from the plant and it may be an useful reference to verify performance of post-treatment constructed wetlands. Particularly it has been possible to assay the efficacy of the different treatment in waste water with residual concentrations of suspended solids. [Italian] La necessita' di ottimizzare la fase di disinfezione nell'impianto di trattamento acque reflue della citta' di Bologna, sia per il miglioramento delle rese di inattivazione, sia per la riduzione dei costi di esercizio, ha reso necessaria un'indagine sperimentale sull'efficacia di due agenti disinfettanti utilizzati: il biossido di cloro e l'acido peracetico. Scopo dell'indagine e' quello di verificare la possibilita' di impiegare, a scala reale, per il refluo tipico dell'impianto di Bologna, anche l'acido peracetico quale agente di disinfezione. La sperimentazione, condotta ha interessato le portate reali addotte e scaricate dall'impianto e puo' costituire un riferimento utile verificare la fattibilita' igienico-sanitaria di post-trattamenti di lagunaggio o fertirrigazione. In particolare si e' potuta saggiare l'efficacia dei diversi sistemi di trattamento sui reflui aventi concentrazioni residue non trascurabili di solidi sospesi.

  17. Testimonianze di vittime degli anni di piombo

    DEFF Research Database (Denmark)

    Cecchini, Leonardo

    Testimonianze di vittime degli anni di piombo In un articolo pubblicato nel 2008 sulla webzine Nazione indiana Christian Raimo criticava quello che poi Giovanni De Luna qualche anno dopo nel suo libro La Repubblica del dolore (2011) ha chiamato “paradigma vittimario”; cioè la presenza predominante...

  18. Le soluzioni di logistica urbana sono sostenibili? L'esempio di Cityporto

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Jesus Gonzalez-Feliu

    2010-07-01

    Full Text Available La logistica urbana è un campo di riflessione volto ad approfondire le soluzioni ottimali per la distribuzione delle merci in ambito urbano e i relativi obiettivi ambientali. Ad oggi, molte azioni sono state intraprese dalle pubbliche autorità senza tenere conto, tuttavia, degli impatti che i nuovi schemi organizzativi possono avere sull’ attuale organizzazione delle imprese. Il contributo incentra la riflessione sul caso studio relativo alla città di Padova, in Italia: il sistema di logistica urbana CityPorto. In particolare, se ne analizzano le caratteristiche dal punto di vista della sostenibilità del sistema proposto, sia in riferimento alla dimensione imprenditoriale che a quella collettiva, mettendo in relazione le peculiarità della logistica urbana e le più estese catene distributive, di scala globale, di cui le prime sono parte integrante.

  19. Analisa Pengaruh Jenis Elektroda terhadap Laju Korosi pada Pengelasan Pipa API 5L Grade X65 dengan Media Korosi FeCl3

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Gita Anggaretno

    2012-09-01

    Full Text Available Submarine pipelines (pipa bawah laut di desain untuk transportasi minyak, gas atau air dari lepas pantai menuju receiving point. Baja API 5L Grade X65 merupakan jenis pipa baja yang banyak digunakan pada pipa penyalur gas, air, dan minyak pada pipa bawah laut. Sistem perpipaan ini tidak mungkin terbentuk tanpa adanya proses las. Pengelasan Flux Cored Arc Welding (FCAW  merupakan las yang umum digunakan dalam struktur anjungan lepas pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variasi elektroda pengelasan terhadap laju korosi pada pipa API 5L Grade X65. Variasi elektroda yang digunakan adalah elektroda spesifikasi AWS yaitu E7018, E6010 dan E6013. Metode pengujian korosi ini menggunakan bantuan sel tiga elektroda dengan media korosi FeCl3 yang mengacu pada ASTM G48. Dari pengujian ini didapatkan hasil laju korosi pada pengelasan pipa dengan elektroda E7018 adalah 0,53 mmpy, untuk elektroda E6013 adalah 0,69 mmpy, dan untuk E6010 adalah 0,62 mmpy. Perbedaan laju korosi tersebut dipengaruhi oleh tensile strength pada elektroda dan baja yang di las. Selisih kandungan unsur Mangan (Mn pada pipa dan elektroda las juga mempengaruhi perbedaan laju korosi pada pipa. Berdasarkan hasil foto SEM (Scanning Electron Microscope, secara morfologi permukaan weldmetal dengan nilai laju korosi paling tinggi, permukaanya terlihat lebih kasar. Akan tetapi laju korosi hasil las dengan elektroda-elektroda trsebut masih berada pada level yang diijinkan.

  20. Obbligo di sicurezza del prestatore di lavoro ed effettività della tutela antinfortunistica

    OpenAIRE

    Alessia Gabriele

    2012-01-01

    Il saggio affronta il tema della sicurezza e della salute dei lavoratori quale diritto fondamentale. Dopo l'analisi del panoram­a normativo internazionale e comunitario, l'A. si sofferma sulla posi­zione di garanzia assegnata al prestatore di lavoro subordinato nell'ordinamento interno, con particolare attenzione ai diritti di for­mazione e di informazione intimamente connessi al correlati­vo obbli­go di sicurezza del prestatore di lavoro. Le conclusioni cui giunge una parte della giurisprude...

  1. Pigments analysis on skin tomato fruits during ripening by mean fluorescence techniques; Analisi mediante utilizzo di tecniche di fluorescenza dei pigmenti presenti sulla superficie di bacche di pomodoro durante la maturazione

    Energy Technology Data Exchange (ETDEWEB)

    Lai, A; Fantoni, R [ENEA, Divisione Fisica Applicata, Centro Ricerche Frascati, Rome (Italy)

    2000-07-01

    Different spectroscopic techniques, based on visible fluorescence emission upon excitation in the same spectral region or in the ultraviolet, have been utilized to characterize tomato fruit ripening stages in order to analyze surface pigments which correspond to optimal conditions for fruit harvesting. The main fluorescence spectral features belonging to antochyanin, flavonoids, carotenoids and chlorophyll a after excitation of skin tomato pigments at different laser wavelength have been identified. For tomato ripening stage LIF detection, the {lambda}{sub e}xc266nm was established as the optimal laser wavelength. [Italian] Mediante diverse tecniche spettroscopiche, basate sulla emissione di fluorescenza visibile a seguito di eccitazione nella stessa regione o nell'ultravioletto, e' stato condotto uno studio su bacche di pomodoro a diversi stadi di maturazione Lo scopo del lavoro e' quello di potere attribuire, attraverso l'analisi degli spettri di fluorescenza dei pigmenti superficiali presenti nel frutto, lo stadio ottimale di maturazione al momento della raccolta. I risultati ottenuti hanno permesso di distinguere spettri di fluorescenza attribuiti ai principali gruppi di pigmenti fluorescenti presenti nella superficie esterna del pomodoro: antociani, flavonoidi, carotenoidi e clorofilla a.

  2. PhD Dissertations Tesi di dottorato

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Redazione Reti Medievali (a cura di

    2005-12-01

    Full Text Available Report of PhD Dissertations.Anna Airò La scrittura delle regole. Politica e istituzioni a Taranto nel Quattrocento, Tesi di dottorato di ricerca in Storia medievale, Università degli studi di Firenze, 2005 Pasquale Arfé La Clavis Physicae II (316-529 di Honorius Augustodunensis. Studio ed edizione critica, Tesi di dottorato in Storia della filosofia medievale, Università degli Studi di Napoli "L'Orientale", 2005 Alessandro Azzimonti Scrittura agiografica e strutture di potere nell'Italia centro-settentrionale (X-XII secolo, Tesi di dottorato di ricerca in Forme del sapere storico dal medioevo alla contemporaneità, Università degli Studi di Trieste, 2004 Domenico Cerami Il "Confine conteso". Uomini, istituzioni, culture a Monteveglio tra VIII-XII secolo, Tesi di dottorato di ricerca in Storia Medievale, Università degli studi di Bologna, 2005 Federica Chilà Ostaggi. Uno strumento di pacificazione e governo tra i secoli VIII e XII, Tesi di dottorato di ricerca in Istituzioni, società, religioni dal Tardo Antico alla fine del Medioevo, Università degli Studi di Torino, 2004 Enrico Faini Firenze nei secoli X-XIII: economia e società, Tesi di dottorato di ricerca in Storia medievale, Università degli studi di Firenze, 2005Alessio FioreStrutture e pratiche del potere signorile in area umbro-marchigiana (secoli XI-XIII, Tesi di dottorato ricerca in Storia, Università degli studi di Pisa, 2004Giampaolo FrancesconiTra Riforma, vescovo e clientes. Camaldoli e le società locali (secoli XI-XIII, Tesi di dottorato di ricerca in Storia medievale, Università degli studi di Firenze, 2005 [09/05] Giuseppe Gardoni "Episcopus et potestas". Vescovi e società a Mantova nella prima metà del Duecento, Tesi di dottorato di ricerca in Storia del Cristianesimo e delle Chiese (antichità, medioevo, età moderna, Università degli Studi di Padova, 2005 Nicola Mancassola La gestione delle campagne tra Langobardia e Romània in età carolingia e post

  3. Narrazioni di narrazioni: orientamento narrativo e progetto di vita (Federico Batini, Gabriel Del Sarto

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Manuela Ladogana

    2007-03-01

    Full Text Available Il volume, denso di contenuti e ricco di riferimenti teorici, traccia con chiarezza le sue linee di sviluppo ed apre alla riflessione, anche pedagogica, sull’esigenza di recuperare la dimensione narrativa e autobiografica per la realizzazione di una pratica orientativa che guidi e sostenga il soggetto in orientamento verso la riscoperta e ricostruzione del proprio progetto di vita.

  4. Sintesi stereoselettiva di piridilammine

    OpenAIRE

    Chelucci, Giorgio Adolfo; Baldino, Salvatore; Pinna, Gérard Aimé; Soccolini, Francesco

    2006-01-01

    Ammino piridine chirali hanno dimostrato la loro validità come leganti per la formazione di complessi metallici utilizzati nella catalisi asimmetrica. Tra i possibili approcci alla sintesi di questi composti noi abbiamo investigato la riduzione diastereoselettiva di N-sostituite (p-totil e tert-butil) piridil chetimmine con una serie di agenti riducenti (NaBH4, L-Selectride, DIBAL, 9-BBN) in diverse condizioni di reazione.

  5. Valutazioni sul consumo di suolo mediante dati di copertura e telerilevati

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Michele Munafò

    2013-04-01

    Full Text Available La contrazione progressiva ed irreversibile delle superfici naturali ed agricole a favore delle aree urbanizzate è un fenomeno continuo con conseguenze di varia natura in termini ambientali, economici e sociali. Il fenomeno, conosciuto come “consumo di suolo” sta finalmente cominciando ad essereanalizzato e considerato. Oggi, la disponibilità di informazioni sull’uso/copertura del suolo multitemporali e di dati di monitoraggio satellitare permettono di quantificare il fenomeno a livello spaziale e temporale con diversi livelli di risoluzione.Agricultural and natural areas conversion into urban areas is a progressive and irreversible process that has various negative impacts on the environmental, economic and social sphere. Nowadays, the process named "land take" is becoming relevant and it is receiving finally adequate consideration from decision makers and therefore it is starting to be deeply analyzed. The availability of multi-temporal land use/cover and satellite imaging enables the spatiotemporal evaluation and measurement of the phenomenon with different degrees of resolution.

  6. Il progetto “iVincoli” del Politecnico di Torino. Aspetti di innovazione tecnologica e digitale a supporto del processo di riforma della Pubblica Amministrazione

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Cristina Coscia

    2011-12-01

    Full Text Available Nello scritto si illustra l’esperienza condotta dal Politecnico di Torino nel 2007 - su istanza della Direzione Regionale per i Beni Culturali e Paesaggistici del Piemonte - denominata “Progetto iVincoli” (2007-2008: l’esito, nella sua versione prototipale, è la configurazione e realizzazione di una piattaforma tecnologica predisposta per la definizione di linee-guida destinate al monitoraggio e alla pubblicazione on line delle attività vincolistiche. Tale SIT ad accesso multiprofilo consente, tra le funzionalità previste: la consultazione pubblica delle informazioni relative agli edifici monitorati anche sottoposti a vincolo di tutela; il monitoraggio dell’iter delle pratiche di vincolo da parte della Direzione Regionale, degli Enti Locali e dei soggetti privati coinvolti, denominato “work flow delle pratiche amministrative”; la creazione di specifici percorsi tematici di tipo turistico. Tale esperienza parte da una precisa premessa: ogni architettura informativa a servizio di atti e processi della Pubblica Amministrazione viene a configurarsi quale strumento prototipale di supporto alla riforma della stessa PA e alla governance. A fronte di tali ragionamenti, le Pubbliche Amministrazioni al momento attuale si stanno confrontando, da una parte, con i processi e i dibattiti in corso sul trasferimento delle funzioni centrali; dall’altra, per l’aspetto di innovazione tecnologica con le direttive introdotte a partire dal Codice Unico della Pubblica Amministrazione Digitale. Di fatto, uno dei tasselli per la messa a punto di atti che innestino sinergie tra innovazione, efficienza amministrativa e gestione del territorio per una sua valorizzazione è costituito da processi d’implementazione di architetture informative configurate in SIT. In tale logica, il progetto “iVincoli” si incardina tra le attività dell’Osservatorio Immobiliare della Città di Torino (OICT, che rappresenta uno strumento attraverso cui innescare

  7. Elaborazione didattica di Learning Objects.

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Luigi Guerra

    2006-01-01

    Full Text Available L’idea di un modello didattico problematico per la realizzazione di Learning Objects riprende i temi del problematicismo pedagogico e si impegna a definire un’ipotesi formativa complessa capace di valorizzare la possibile positiva compresenza integrata di strategie didattiche diverse (finanche antitetiche ma componibili in una logica appunto di matrice problematicista. Il punto di partenza del modello proposto è rappresentato dalla opportunità di definire tre tipologie fondamentali di Learning Objects, rispettivamente centrati sull’oggetto, sul processo e sul soggetto dell’apprendimento.

  8. Book review, Igiene e Tecnologie degli Alimenti di Origine Animale Giampaolo Colavita (a cura di

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Manuel Graziani

    2008-09-01

    Full Text Available Igiene e Tecnologie degli Alimenti di Origine Animale si avvale del contributo di 33 autori, tutti soci dell’Associazione Italiana Veterinari Igienisti (AIVI, che garantiscono l’appropriata trattazione di una materia estremamente vasta e dinamica. Il manuale nasce da un’iniziativa finalizzata alla realizzazione di un testo che rifletta e possa soddisfare le esigenze didattiche degli insegnamenti di un’ampia serie di materie universitarie: Igiene e Tecnologie degli Alimenti di Origine Animale della Facoltà di Medicina Veterinaria, di Agraria, nei corsi di Scienze e Tecnologie Alimentari, di Scienze e Tecnologie delle Produzioni Animali, nel corso di laurea in Tecniche della Prevenzione nell’ambiente e nei Luoghi di Lavoro, nonché in altri corsi di studio dove si insegnano le discipline relative all’igiene e alla sicurezza degli alimenti.Sono stati trattati gran parte degli alimenti di origine animale, i prodotti a base di carne, il latte e i prodotti derivati, i prodotti della pesca freschi e trasformati, i prodotti dell’alveare, le uova e gli ovoprodotti. Di particolare interesse appare il capitolo riguardante la diagnostica analitica degli alimenti, considerato che le moderne metodologie analitiche risultano fondamentali per affrontare le tematiche legate all’igiene e alla sicurezza alimentare.Il volume ha una finalità prevalentemente didattica ma è comunque rivolto a tutti coloro che operano nel campo dell’Igiene e delle Tecnologie Alimentari. Infatti, visti gli argomenti trattati come le tossinfezioni e le intossicazioni alimentari, la conservazione, il confezionamento e l’etichettatura dei prodotti alimentari, anche i professionisti del settore possono trarre dal testo elementi utili per la loro attività. Per esempio argomenti quali l’analisi del rischio, le attività di audit ed i sistemi di accreditamento e di certificazione sono particolarmente utili per chi opera nelle Aziende Sanitarie Locali e negli Istituti

  9. Pigments analysis on skin tomato fruits during ripening by mean fluorescence techniques; Analisi mediante utilizzo di tecniche di fluorescenza dei pigmenti presenti sulla superficie di bacche di pomodoro durante la maturazione

    Energy Technology Data Exchange (ETDEWEB)

    Lai, A.; Fantoni, R. [ENEA, Divisione Fisica Applicata, Centro Ricerche Frascati, Rome (Italy)

    2000-07-01

    Different spectroscopic techniques, based on visible fluorescence emission upon excitation in the same spectral region or in the ultraviolet, have been utilized to characterize tomato fruit ripening stages in order to analyze surface pigments which correspond to optimal conditions for fruit harvesting. The main fluorescence spectral features belonging to antochyanin, flavonoids, carotenoids and chlorophyll a after excitation of skin tomato pigments at different laser wavelength have been identified. For tomato ripening stage LIF detection, the {lambda}{sub e}xc266nm was established as the optimal laser wavelength. [Italian] Mediante diverse tecniche spettroscopiche, basate sulla emissione di fluorescenza visibile a seguito di eccitazione nella stessa regione o nell'ultravioletto, e' stato condotto uno studio su bacche di pomodoro a diversi stadi di maturazione Lo scopo del lavoro e' quello di potere attribuire, attraverso l'analisi degli spettri di fluorescenza dei pigmenti superficiali presenti nel frutto, lo stadio ottimale di maturazione al momento della raccolta. I risultati ottenuti hanno permesso di distinguere spettri di fluorescenza attribuiti ai principali gruppi di pigmenti fluorescenti presenti nella superficie esterna del pomodoro: antociani, flavonoidi, carotenoidi e clorofilla a.

  10. Il concetto di storia della lingua nell'opera grammaticale di Benedetto Buommattei

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Gunver Skytte

    1991-12-01

    Full Text Available Che la storia della lingua sia una disciplina linguistica di data recente, fondata nell'800, soprattutto grazie alle ricerche pionieristiche di insigni filologi tedeschi, è un'opinione comunemente accettata, ed essa è probabilmente anche giustificata attraverso la classificazione datane di disciplina. A questo dato di fatto si deve senz'altro l'opinione altrettanto estesa che prima dell'800 non esistesse il concetto di linguistica diacronica o cambiamento linguistico in senso scientifico, come pure quella non meno erronea che la linguistica, come scienza, sia stata fondata solo nell'800.

  11. Elementi di fisica teorica

    CERN Document Server

    Cini, Michele

    2006-01-01

    Le idee e le tecniche della Fisica Teorica del XX secolo (meccanica analitica, meccanica statistica, relatività e meccanica quantistica non relativistica) non sono più appannaggio esclusivo dei fisici. Ormai, specialmente con la recente introduzione di nuovi corsi di laurea, le conoscenze di base rientrano nel bagaglio culturale comune ai laureati in materie scientifiche e tecnologiche affini alla Fisica e alle sue applicazioni. Un laureato in queste materie non può non conoscere l’equazione E=mc2 e la media di Gibbs; inoltre deve avere i concetti e i metodi fondamentali della meccanica quantistica che ha cambiato la concezione del mondo ed è alla base della rivoluzione tecnologica in corso. Eppure quelle idee rimangono distanti dal comune modo di pensare e richiedono molto studio e un insegnamento ben mirato. La trattazione in questo libro, è meno formale rispetto ai tradizionali corsi di Istituzioni di Fisica Teorica. Lo scopo è comunque quello di raggiungere una reale comprensione dei concetti fisi...

  12. Boro e Vanadio: requisiti di potabilitá e valori di parametro

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    M. Ferrante

    2003-05-01

    Full Text Available

    Obiettivi: i minerali, che costituiscono circa il 4% del peso corporeo e svolgono numerose ed importanti funzioni biodinamiche, si possono suddividere in due gruppi: elementi principali ed elementi essenziali. Gli elementi essenziali necessitano in quantità minime, dal millesimo di milligrammo fino a qualche decina di milligrammi e per la bassissima concentrazione nei tessuti del corpo umano vengono chiamati anche oligoelementi o minerali in traccia. I minerali in traccia sono stati molto attenzionati dalle normative per le acque potabili essendo per i suddetti motivi importanti requisiti di potabilità. Con l’evoluzione della normativa alcuni oligoelementi che prima erano citati solo per memoria adesso devono rientrare in precisi valori di parametro. Tra questi il boro e il vanadio. In questa nota riportiamo la problematica relativa alla presenza di boro e vanadio nelle acque utilizzate per il consumo umano nella zona etnea.

    Metodi: le acque utilizzate nella zona etnea, in particolare quelle della provincia di Catania, sono state analizzate con spettrofometria in emissione (Inductively Coupled Plasma e con spettrofotometria per Assorbimento Atomico (A.A.con effetto Zeeman per il dosaggio del boro e del vanadio in esse contenuti.

    Risultati: il boro e il vanadio essendo elementi naturalmente presenti nei vari comparti ambientali sono stati ritrovati nelle acque potabili della zona etnea in concentrazioni estremamente variabili che talvolta superano i valori di parametro.

    Conclusioni: alla luce dei risultati ottenuti, non essendo ancora dimostrata la reale tossicità per assunzione di tali elementi attraverso il canale alimentare ed essendo molto difficile la loro eliminazione dalle acque, si propone un riesame delle concentrazioni massime ammissibili sulla base della percentuale di assorbimento gastro-enterico e dei relativi “tollerable intake” con

  13. Caratterizzazione genetica di alcune popolazioni di cinghiale (Sus scrofa dell'Italia meridionale

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    M.F. Caliendo

    2003-10-01

    Full Text Available In Italia il Cinghiale ha subito varie oscillazioni numeriche per immissioni d?esemplari provenienti soprattutto dall'est europeo o da paesi vicini (Massei & Toso, 1993 e incrocio con esemplari di maiale domestico, allevato allo stato brado o semi brado in molte zone d'Italia (Apollonio et al., 1988. Questi fattori sono stati responsabili anche di un impoverimento genetico della forma autoctona italiana Sus scrofa meridionalis e majori che sembrano persistere solo in Sardegna e Maremma (Apollonio et al., 1988. Tra le riserve in cui si ritiene possano trovarsi popolazioni ancora integre, figura la tenuta presidenziale di Castelporziano (Roma. Prendendo spunto da questo lavoro, con il nostro contributo riportiamo i risultati, a livello genetico, della ibridazione con il maiale da parte di cinghiali della Campania, basato sul DNA microsatellite di 4 loci polimorfi. Sono state studiate 9 popolazioni (allevate e libere, usando per riferimenti maiali allo stato brado e cinghiali di Castelporziano. Dall?analisi delle frequenze alleliche è stato eseguito il test di assignment (implementato in una sub routine del software Arlequin 2.0 che individua la possibile origine di un individuo, rispetto ad una rosa di probabili popolazioni di riferimento (Paetkau et al., 1998. Con i risultati del test di assignment si è costruito il grafico log-log genotype, rappresentato da un piano individuato dalle due variabili di riferimento (cinghiale e maiale brado. Le popolazioni esaminate evidenziano una generalizzata distribuzione a cavallo tra i due riferimenti con individui geneticamente simili al cinghiale ed altri al maiale. Questa ripartizione simmetrica è molto evidente nel caso dei cinghiali catturati a Punta Licosa e in quelli dell?allevamento di Polla. La distribuzione dei genotipi sul piano è spesso dispersa, ad eccezione dei cinghiali della Valle del Vento e quelli di Monteverde (individui

  14. Matrimonio omosessuale e pubblico ufficiale: una nuova forma di obiezione di coscienza?

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ludovica Decimo

    2015-10-01

    SOMMARIO: 1. La difesa dei valori culturali e religiosi attraverso il diritto all’obiezione di coscienza - 2. I casi di obiezione di coscienza sulle unioni omosessuali: uno sguardo d’insieme oltre i confini nazionali - 3. Il matrimonio omosessuale e il pubblico ufficiale nell’ordinamento giuridico italiano - 4. Lo scudo dell’obiezione di coscienza: un’opzione possibile per il pubblico ufficiale?

  15. Inchiesta sulle condizioni di vita e sanitarie degli immigrati presenti nella cittá di Messina

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    D. Alfino

    2003-05-01

    Full Text Available A Messina e nella sua provincia vivono circa 7328 stranieri con regolare permesso di soggiorno (dati aggiornati al 31/12/02 Questura di Messina Ufficio Immigrati ai quali si deve aggiungere una quota di soggetti, irregolari e clandestini, stimata intorno al 25% dei regolari (fonte dati Caritas, Kirone. Le Comunità maggiormente presenti sono quelle provenienti dalle Filippine, Marocco, Sri Lanka. Al fine di valutare il livello di assistenza sanitaria fornita agli immigrati, nel periodo compreso tra Dicembre 2002 e Maggio 2003, abbiamo intervistato un campione di immigrati relativamente alle loro abitudini di vita, sul tipo di lavoro svolto, sullo stato di salute attuale e pregresso, sull’eventuale ricorso alle strutture del Servizio Sanitario Locale e sulle vaccinazioni praticate nel Paese di origine e in Italia. Sono stati intervistati 1204 soggetti (42,19% Sri Lanka, 24,75% Marocco, 25,91% Filippine, 3,15% Tunisia, 1,82% Senegal, 0,16% Algeria. La comunità cinese, anch’essa significativamente presente nella città, si è dimostrata diffidente e non interessata alla nostra indagine. Sono state evidenziate notevoli carenze del Servizio Sanitario locale, per mancanza di un sistema di monitoraggio e prevenzione rivolto agli immigrati. Il 99% degli intervistati pur essendo iscritto al S.S.N.ed avendo nell’84% il medico di famiglia, non possiede il libretto sanitario, è stato sottoposto alle vaccinazioni obbligatorie del Paese di origine, ma non le ha integrate con quelle Italiane, ad eccezione del 2,3% di soggetti che ha praticato quella antiinfluenzale e dell’ 1,2% che si è sottoposto a quella antitifica ed antiepatite A per motivi occupazionali. Malgrado l’intervista mirasse a sondare il livello di assistenza sanitaria, ha svelato altri dettagli: il 79,2% dei soggetti cerca di mantenere le abitudini alimentari originarie; solo lo 0,5% ha dichiarato di aver subito un infortunio, mentre riguardo al tipo di attività svolta si rilevano

  16. Detection system qualification for direct measurement of thyroid internal contamination by radioiodine; Qualificazione di un sistema di rilevazione trasportabile per misure dirette di contaminazione interna di radioiodio

    Energy Technology Data Exchange (ETDEWEB)

    Tiberi, V.; Battisti, P.; Gualdrini, G. [ENEA, Centro Ricerche Ezio Clementel, Bologna (Italy). Dipt. Ambiente

    1999-07-01

    The work deals with a detection system qualification for direct measurements of thyroid internal contamination by radioiodine. The isotopes {sup 131}I and {sup 125}I are the most frequently used in nuclear medicine. Because of their volatility they are very dangerous for thyroid contamination by inhalation. The system has been projected to be easily and fast used and above all transportable where the control is necessary. These characteristic make it able to realise supervision programs of internal contamination by radioiodine. In fact due the very high control frequencies (each 15 days for {sup 131}I), these programs are usually very expensive and demanding when they are executed in external measurement laboratories. The following steps are described: devices presentation, calculation of energy and efficiency parameters, minimum detectable activity, time system reliability, best operative conditions in the measurements. At the end an application example of the system is reported. [Italian] Il presente lavoro consiste nella qualificazione di un sistema di rivelazione per misure dirette di contaminazione interna da radioiodio in tiroide, progettato per essere maneggevole, di semplice e rapido impiego e trasportabile sul luogo dove e' richiesta la misura. Il sistema e' stato studiato per la realizzazione di programmi di sorveglianza della contaminazione interna da radioiodio che, richiedendo frequenze di controllo elevate (quindicinali per lo {sup 131}I), sono estremamente impegnativi ed onerosi, soprattutto se i controlli vengono effettuati in centri di misura esterni. Dopo la determinazione dei parametri della calibrazione in energia ed efficienza, la minima attivita' rivelabile, l'affidabilita' del sistema nel tempo e le condizioni operative ottimali da adottare in sede di misura, viene verificata la piena affidabilita' del sistema in un programma di sorveglianza della contaminazione interna da radioiodio.

  17. Metodologie di rilievo tra ricerca e innovazione tecnologica per un caso di archeologia medievale: Torre Melissa in provincia di Crotone

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Francesca Fatta

    2017-12-01

    Full Text Available   Il complesso di Torre Melissa è uno dei manufatti storici di pregio che si affacciano sulle coste calabresi del mare Jonio. Una torre-castello d’epoca aragonese sottoposta ad un restauro conservativo agli inizi degli anni duemila. In quella occasione, la torre fu rilevata con procedure manuali e l’ausilio di una stazione totale. Nel 2014 si è proceduto con un rilievo eseguito con strumenti digitali d’alta definizione (laser scanner, fotografia digitale e telecamera applicata a drone. La comparazione tra i due rilievi, effettuati con metodologie differenti, mostrano delle disuguaglianze semantiche evidenti che mettono in risalto i progressi delle odierne strumentazioni per la definizione di modelli 3D d’altissima precisione, fondamentali per le pratiche di tutela e valorizzazione di un patrimonio architettonico complesso e stratificato

  18. Storia di un Vulcano I GPS di Trimble per monitorare Mount St. Helen

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Edoardo Carlucci

    2005-10-01

    Full Text Available Venticinque anni fa il peggior disastro vulcanico nella storia degli Stati Uniti attirò l’attenzione di tutto il mondo. L’esplosione, preceduta da un paio di mesi di piccole scosse di terremoto, squarciò il fianco Nord del vulcano St. Helens il 18 maggio 1980, provocando allo stesso tempo il più grande smottamento della storia. L’eruzione seguente all’esplosione cancellò tutta l’area circostante, facendo 57 vittime tra la popolazione e formando un profondo cratere a forma di ferro di cavallo; per sei anni si susseguirono altre piccole eruzioni che portarono alla formazione di un’altra cupola lavica dopodiché Loo-wit (il Guardiano del Fuoco, come i nativi americani usavano chiamare il vulcano St. Helens, si addormentò di nuovo. Prima del fatidico giorno Mount St. Helens era la nona cima per altezza negli Stati Uniti; dopo il 18 maggio essa diventava la trentesima.

  19. Spawning seasons of Rasbora tawarensis (Pisces: Cyprinidae in Lake Laut Tawar, Aceh Province, Indonesia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Musman Musri

    2010-05-01

    Full Text Available Abstract Background Rasbora tawarensis is an endemic freshwater fish in Lake Laut Tawar, Aceh Province, Indonesia. Unfortunately, its status is regarded as critical endangered with populations decreasing in recent years. To date no information on the spawning activities of the fish are available. Therefore, this study provides a contribution to the knowledge on reproductive biology of R. tawarensis especially on spawning seasons as well as basic information for conservation of the species. Methods Monthly sampling was conducted from April 2008 to March 2009 by using selective gillnets. The gonadosomatic index, size composition and sex ratio were assessed. The gonadal development was evaluated based on macroscopic and microscopic examinations of the gonads. Results The gonadosomatic index (GSI varied between 6.65 to 18.16 in female and 4.94 to 8.56 for male. GSI of the female R. tawarensis was higher in March, September and December indicating the onset of reproductive seasons, the GSI and oocyte size being directly correlated with gonadal development stages. Although, a greater proportion of mature male than female was detected during the study, the sex ratio showed that the overall number of female was higher than male. The ovaries had multiple oocyte size classes at every stage of gonadal development, thus R. tawarensis can be classified as a group synchronous spawner or a fractional multiple spawner. Conclusion The spawning seasons of R. tawarensis were three times a year and September being the peak of the reproductive season and the female was the predominant sex. This species is classified as a group synchronous spawner.

  20. Sviluppo di un nuovo trigger con identificazione di quark-b per il canale Z($\

    CERN Document Server

    Donato, Silvio

    La ricerca del decadimento del bosone di Higgs H -> b b è uno dei canali più importanti per verificare se la particella di massa 125 GeV circa, recentemente scoperto da ATLAS e CMS, corrisponde effettivamente al bosone di Higgs previsto dal Modello Standard. Questo decadimento, insieme a H -> tau tau, è fondamentale per misurare l'accoppiamento del bosone con i fermioni. Il fondo di QCD rende poco sensibile l'osservazione di questo decadimento nella produzione diretta del bosone di Higgs. Per questo motivo il decadimento H -> b b viene ricercato quando l'Higgs è prodotto in associazione con i bosoni vettore W/Z, attraverso il cosiddetto processo di ``Higgs-strahlung''. Il decadimento leptonico dei bosoni vettore ad alto pT permette di ridurre il fondo di QCD e di realizzare trigger per osservare il canale. In questa tesi è stato realizzato un trigger per osservare il canale H + Z -> b b + nu nu nella regione a bassa EtMiss (fino a 80 GeV) con l'esperimento CMS. Per avere il trigger con un rate accettabi...

  1. Diasporici metropolitani: nuovi scenari quotidiani di lotta di classe

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Sergio Straface

    2009-04-01

    Full Text Available Uno dei concetti su cui mi piace riflettere è quello della velocità. Più precisamente se sia possibile connettere l’intelligenza alla velocità. Oggi è necessario essere veloci e il vivere velocemente ha conquistato la quotidianità confondendosi strategicamente con la nozione di intelligenza. Le coordinate della surmodernità: l’accelerazione della storia, il restringimento dello spazio e l’individualizzazione dei destini pare abbiano imposto la velocità come conditio sine qua non sia improbabile conquistare un dignitoso ruolo sociale. Velocità come chiave di accesso, password obbligatoria, condizione connettiva con cui l’io finalmente accede all’attuale e soprattutto intelligente modo di vivere. La mia riflessione si concentrerà sull’esempio di lentezza proposto dai barboni, da ora in poi definiti diasporici metropolitani. Velocità vs lentezza, dunque, per una riflessione sulle contemporanee dinamiche del vivere metropolitano. Mi soffermerò su sensazioni, emozioni, ricordi e principalmente dubbi, per articolare una prima critica dell’equazione normativa “velocità uguale intelligenza” nonché per mostrare un esempio di resistenza, un modello altro in opposizione da quello dominate.

  2. Profil Merokok pada Pelajar di Tiga SMP di Kota Padang

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Yessy Susanti Sabti

    2015-09-01

    Full Text Available Abstrak   Merokok merupakan kontributor utama kematian.  Jumlah perokok semakin meningkat di seluruh dunia dan sebagian besar berada dinegara berkembang, termasuk Indonesia. Sebagai negara dengan perokok terbanyak ketiga di dunia, prevalensi perokok remaja di Indonesia semakin meningkat setiap tahun. Dengan menggunakan kuesionerGlobal Youth Tobacco Survey, kami meneliti profil merokok pada pelajar di tida SMP di kota Padang. Desain peneitian adalah crossectional. Data diperoleh dari kuesioner Global Youth Tobacco Survey, berbahasa Indonesia. Didapatkan sampel 240  murid dari 3 SMP dipilih secara acak di Kota Padang. Hasil : 27,7% murid pernah merokok, dan semuanya adalah laki-laki. 29%  mencoba rokok pada usia kurang dari 10 tahun. 37%  murid masih merokok sampai sekarang, 46% diantaranya sudah ketagihan rokok. Sebanyak 77,1% murid yang pernah merokok mempunyai orang tua perokok. Sebagian besar dari total sampel terpapar asap rokok lingkungan baik di rumah dan di tempat-tempat umum. Kesimpulan: Lebih dari seperempat pelajar di tiga SMP di kota Padang pernah merokok dan semuanya laki laki, dan mencoba merokok padausia kurang dari 10 tahun. Hampir seperlima sudah ketagihan merokok.Kata kunci: Pelajar, Merokok, Global Youth Tobacco SurveyAbstract Smoking is the mayor contibutor of death, and the number of smoker is growing overworld. More of them live in the developing country, including Indonesia. As the third of most smoker number, the teenager smoker prevalence in Indonesia is increase over year. By using Indonesian language adapted of Global Youth Tobacco Survey quessionaires, we researched smoking teenager behaviour and realted factors at Junior High School of Padang. Design of study is crossectional, datas collected from 240 students of three randomized selected Junior High School, by  Global Youth Tobacco Survey quessionaires that has adapted to Indonesian language. Results : 27,7% of students reported that they ever smoked cigarettes

  3. Utilizzo di laser scanner e camera digitale aviotrasportati nella progettazione di impianti fotovoltaici

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Nicola Santomauro

    2012-04-01

    Full Text Available La normativa nazionale nel perseguire le direttive impartite dalla CEE in materia di energia, hai ncentivato fin dal 2007 lo sviluppo delle energie rinnovabili e di conseguenza il sorgere della cosiddetta green-economy ove la Geocart ha deciso di investire nella progettazione di impianti fotovoltaici di microgenerazione, con potenza installata inferiore ad 1 MW. Di particolare rilevanza nella fase di progettazione è risultato un laser scanner ed una camera digitaleintegrati nella piattaforma aviotrasportata MAPPING nel processo di rilievo dei siti individuati come idonei alla installazione di impianti fotovoltaici.Using airborne laser scanner and digital camera in the design of photovoltaic power plantsThe design of ground-mounted photovoltaic power plants re-quires a deep knowledge of the territory where people work, mainly if the area of interest has a wide coverage and the survey is not smooth. In this article, it is described the experience gained by Geo-cart in the design of 4-MW photovoltaic solar power plants of micro-generation, developed also by means of airborne laser scanner and digital camera for aerial survey of large scale areas within the Matera and Oppido Lucano’s municipalities in Basilicata.

  4. Cagliari, Santa Lucia. Progetto di indagini archeologiche e di recupero di una delle più antiche chiese della città

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Rossana Martorelli (ed.

    2017-11-01

    Full Text Available Il contributo ripercorre alcune delle vicende che hanno caratterizzato la preparazione del progetto di ricerca storica e dell’indagine archeologica sulla chiesa di S. Lucia nel quartiere della Marina a Cagliari, avviato nel 2011 e proseguito sino al 2014. L’area d’interesse è racchiusa entro una moderna cancellata, che ricalca grosso modo il perimetro dell’ultimo impianto della chiesa, di cui si conserva in elevato la porzione nord-orientale. I dati scaturiti dalle indagini consentono di ricostruire le vicende storiche e architettoniche della chiesa. Lo scavo ha finora restituito alcune sepolture pressoché intatte, con corredo funerario povero e disarticolato (oggetti in metallo in uso sia nella cassa lignea, sia come accessori del vestiario del defunto o in accompagnamento di età postmedievale; brevi tratti delle pavimentazioni e dei rivestimenti messi in opera nel XVII e XVIII secolo (azulejos e mattonelle maiolicate e in cotto, lastre di ardesia. La scelta di un cantiere aperto, trasparente e in continuo dialogo con tutti, mediante la diffusione di notizie ed eventi, è legata al sito web. Infine, si propongono alcune considerazioni sul ruolo della chiesa rispetto alla città e qualche ipotesi in merito all’identificazione con l’antica chiesa omonima citata dai documenti dall'inizio del XII secolo.

  5. Valutazioni sul consumo di suolo mediante dati di copertura e telerilevati

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Michele Munafò

    2013-04-01

    analizzato e considerato. Oggi, la disponibilità di informazioni sull’uso/copertura del suolo multitemporali e di dati di monitoraggio satellitare permettono di quantificare il fenomeno a livello spaziale e temporale con diversi livelli di risoluzione. Agricultural and natural areas conversion into urban areas is a progressive and irreversible process that has various negative impacts on the environmental, economic and social sphere. Nowadays, the process named "land take" is becoming relevant and it is receiving finally adequate consideration from decision makers and therefore it is starting to be deeply analyzed. The availability of multi-temporal land use/cover and satellite imaging enables the spatiotemporal evaluation and measurement of the phenomenon with different degrees of resolution.

  6. A proposal to define when combined cycle can be classified as a cogeneration plants; Proposta di definizione di impianto di cogenerazione a ciclo combinato

    Energy Technology Data Exchange (ETDEWEB)

    Macchi, E. [Milan Politecnico, Milan (Italy)

    1999-09-01

    The recent decree on liberalization of the Italian electric market assigns to the authority for electric energy and natural gas the task of defining under which conditions a combined heat and power plant (CHP) obtains a significant primary energy saving when compared to separate productions. The present paper outlines and discusses the proposal made by a working group of CTI (Italian thermo-technical committee). The most significant features of the proposal are the following: i the use of IRE (Energy saving index), based upon net, annual energy production, certified by independent institutions; ii the adoption of an automatic procedure of yearly updating the reference performance related to conventional power generation, accounting for technology evolution; iii the assumption of a lower limit for the thermal/fuel energy ratio and iv correction procedures in case of usage of non-conventional fuels (municipal wastes, process gases, etc.) [Italian] Il recente decreto sulla liberalizzazione del mercato elettrico prevede che l'autorita per l'energie elettrica e il gas definisca le condizioni per cui un impianto di produzione combinata di energia elettrica e calore garantisce un significativo risparmio di energia rispetto alle produzioni separate. Nella presente nota viene descritta e commentata una proposta operativa avanzata da un gruppo di lavoro del Comitato Termotecnico Italiano (CTI). Elementi caratterizzanti la proposta sono: i) il riferimento all'indice IRE (indice di Risparmio di Energia primaria), valutato su prestazioni annue nette, a consuntivo e certificate da Enti indipendenti, ii) l'introduzione di un meccanismo automatico di revisione annuale di parametri di confronto relativi alla generazione separata che tenga conto dell'evoluzione tecnologica, iii) l'introduzione di un limite inferiore al rapporto fra la generazione di energia termica utile e l'energia introdotta con il combustibile e iv l'inserimento di

  7. Problemi di traduzione della Politica di AristoteleIl caso della traduzione in francese di Nicole Oresme

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Claudio Fiocchi

    2008-07-01

    Full Text Available Necessità pratiche e riflessioni teoriche accompagnano il lavoro di Oresme, nella consapevolezza che la traduzione delle grandi opere è uno strumento fondamentale per la grandezza di un popolo.

  8. Targets of industrial development and environmental indicators; Obiettivi di sviluppo industriale e indicatori di prestazioni ambientali. Relazioni di sintesi

    Energy Technology Data Exchange (ETDEWEB)

    Forni, A; Olivetti, I; Scipioni, F [ENEA, Div. Caratterizzazione dell' Ambiente e del Territorio, Centro Ricerche Frascati, Frascati, RM (Italy); Orasi, A [Rome Univ. La Sapienza, Rome (Italy). Facolta' di Statistica

    2001-07-01

    representations. Conclusive lines regard not only the attitude of enterprises and their approach to environmental themes; the point of view is open to programming choices of regions and other local authorities regarding economic development and environmental protection, both their correlation with a very important national law referring to the funds for industrial development (which gives to regions remarkable role) and the answers of enterprises. [Italian] La ricerca ha inteso monitorare l'uso da parte delle imprese degli indicatori di performance ambientale, in relazione all'accesso a programmi di finanziamento nazionali e/o comunitari, e analizzare il rapporto tra programmazione dello sviluppo industriale e politiche territoriali degli enti locali e dello stato centrale. La ricerca ha focalizzato l'attenzione sulla Legge 488/92 che, tra gli strumenti di incentivazione diretta alle imprese, costituisce la legge di finanziamento piu' rilevante per diversi motivi. Anzitutto per l'impegno finanziario pubblico in quanto e perche' rappresenta la principale legge di finanziamento allo sviluppo dell'imprenditoria e di sostegno all'innovazione nelle aree depresse del Paese (ex aree ob. 1, 2 e 5 b.) Soprattutto, pero', la legge ricorre a degli indicatori ambientali per la valutazione del finanziamento ed ha un rinnovato e piu' ampio ruolo di strumento di attuazione della strategia ambientale del PON sviluppo imprenditoria locale nell'attuale periodo di programmazione dei fondi comunitari, 2000-2006. La delicatezza dell'argomento di studio che coinvolge piu' amministrazioni centrali dello stato e le istituzioni locali con ampie responsabilita', aggiunta alla sua complessita' (economica, sociologica ed ambientale) hanno indotto il gruppo di ricerca ad adottare un metodo di confronto il piu' ampio possibile con elementi scientifici e giuridici/programmatici gia' accettati ed in essere. Questi confronti sono stati inseriti in uno schema interpretativo tipico dei sistemi complessi

  9. Targets of industrial development and environmental indicators; Obiettivi di sviluppo industriale e indicatori di prestazioni ambientali. Relazioni di sintesi

    Energy Technology Data Exchange (ETDEWEB)

    Forni, A.; Olivetti, I.; Scipioni, F. [ENEA, Div. Caratterizzazione dell' Ambiente e del Territorio, Centro Ricerche Frascati, Frascati, RM (Italy); Orasi, A. [Rome Univ. La Sapienza, Rome (Italy). Facolta' di Statistica

    2001-07-01

    georeferenced representations. Conclusive lines regard not only the attitude of enterprises and their approach to environmental themes; the point of view is open to programming choices of regions and other local authorities regarding economic development and environmental protection, both their correlation with a very important national law referring to the funds for industrial development (which gives to regions remarkable role) and the answers of enterprises. [Italian] La ricerca ha inteso monitorare l'uso da parte delle imprese degli indicatori di performance ambientale, in relazione all'accesso a programmi di finanziamento nazionali e/o comunitari, e analizzare il rapporto tra programmazione dello sviluppo industriale e politiche territoriali degli enti locali e dello stato centrale. La ricerca ha focalizzato l'attenzione sulla Legge 488/92 che, tra gli strumenti di incentivazione diretta alle imprese, costituisce la legge di finanziamento piu' rilevante per diversi motivi. Anzitutto per l'impegno finanziario pubblico in quanto e perche' rappresenta la principale legge di finanziamento allo sviluppo dell'imprenditoria e di sostegno all'innovazione nelle aree depresse del Paese (ex aree ob. 1, 2 e 5 b.) Soprattutto, pero', la legge ricorre a degli indicatori ambientali per la valutazione del finanziamento ed ha un rinnovato e piu' ampio ruolo di strumento di attuazione della strategia ambientale del PON sviluppo imprenditoria locale nell'attuale periodo di programmazione dei fondi comunitari, 2000-2006. La delicatezza dell'argomento di studio che coinvolge piu' amministrazioni centrali dello stato e le istituzioni locali con ampie responsabilita', aggiunta alla sua complessita' (economica, sociologica ed ambientale) hanno indotto il gruppo di ricerca ad adottare un metodo di confronto il piu' ampio possibile con elementi scientifici e giuridici/programmatici gia' accettati ed in essere

  10. Momenti di occupazione e ristrutturazione del nuraghe Orgono di Ghilarza (OR

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Alessandro Usai

    2017-01-01

    Full Text Available Riassunto: Recenti lavori di consolidamento del nuraghe Orgono di Ghilarza (OR sono stati affiancati dallo scavo delle due camere della singolare struttura. I risultati più importanti si sono avuti nell’indagine dei due focolari sovrapposti della camera superiore, pertinenti a due distinti momenti di frequentazione: età del ferro ed età romana (fine repubblica-inizio impero. Il primo era sigillato dalla sistemazione pavimentale di epoca storica, il secondo dal sopravvenuto crollo della volta. Entrambi propongono lo studio di alcuni manufatti ceramici di scarsa qualità, solo in parte ispirati ai repertori tipologici dei rispettivi periodi e pertanto difficilmente collocabili tra le produzioni ceramiche conosciute, che sembrano attestare la lunga sopravvivenza di tecniche di lavorazione domestica. Abstract: Besides recent consolidation works of nuraghe Orgono (Ghilarza - OR, both rooms of the uncommon structure have been excavated. The most important results come from the research of the two superimposed hearths of the upper room, which belong to two distinct occupation moments: Iron Age and Roman Age (Late Republic - Early Empire. The former was covered by the floor of historical period, the latter by the collapse of the vault. Both hearths propose the study of some pottery products of low quality, which are only partly inspired to the typologies of their respective periods and therefore can hardly be placed among the known pottery productions, which suggest a long survival of home working techniques.

  11. Uno strumento per la creazione di valore nella realizzazione di edifici sostenibili: la certificazione LEED

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    S. Rick Fedrizzi

    2014-06-01

    Full Text Available Il presente lavoro ha l’obiettivo di delineare gli aspetti chiave della sostenibilità in ambito edilizio focalizzando l’attenzione sul sistema di certificazione LEED® quale strumento “universale” di supporto per la realizzazione, gestione e valutazione di edifici sostenibili. Nella prima parte del lavoro si descrive la rapida diffusione della certificazione LEED nel recente passato quale diretta conseguenza della capacità di questo strumento di rating di adattarsi sia alle specifiche tipologie di edifici, sia alle diversità climatiche e morfologiche dei siti. Nella seconda parte si procede invece a presentare ed analizzare gli aspetti economico-finanziari degli edifici sostenibili con riferimento sia alle metodologie valutative applicabili, sia ai dati della letteratura. Partendo dalle esperienze internazionali in tema di sostenibilità, si procede successivamente a descrivere la situazione italiana, evidenziando la percezione del mercato e le opportunità di sviluppo future.

  12. KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN OBAT PADA PLOT CUPLIKAN DI HUTAN TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO, INDONESIA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Irpan Fahrurozi

    2016-03-01

    Full Text Available Abstrak Hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP merupakan kawasan yang kaya akan keanekaragaman jenis tumbuhan obat. Hal tersebut disebabkan tanah yang subur dan iklim mikro hutan tropis yang lembab di kawasan ini. Jenis-jenis tumbuhan obat yang beragam ini perlu dikaji potensi dan penyebarannya untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutannya. Pengambilan sampel tumbuhan menggunakan metode kuadrat berukuran 2x2 m2, 5x5 m2, 10x10 m2, dan 20x20 m2 pada ketinggian 1400, 1500, dan 1600 meter di atas permukaan laut (m dpl. Tumbuhan diidentifikasi secara langsung menggunakan buku identifikasi tumbuhan obat dan jasa parataksonom. Metode wawancara dilakukan terhadap masyarakat lokal di sekitar hutan TNGGP yang memiliki pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan obat. Data dianalisis secara kuantitatif dengan Excel 2007 dan dideskripsikan bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Tumbuhan obat yang berhasil diidentifikasi sejumlah 45 jenis yang termasuk ke dalam 40 marga dan 29 suku. Suku dengan anggota terbanyak yaitu 4 jenis ditemukan pada Urticaceae, sedangkan suku lainnya beranggotakan satu hingga tiga jenis. Anggota suku Urticaceae diyakini dapat digunakan dalam pengobatan demam, batuk, mata, organ vital wanita, dan anti kanker. Bagian tumbuhan yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat adalah daun (42% dibandingkan akar, batang, bunga, dan buah. Tingkat keanekaragaman tumbuhan obat tergolong sedang (1≤H’≤3. Kekayaan jenis tumbuhan berperawakan herba tergolong tinggi (R’>5, pancang dan pohon tergolong sedang (R’=3,5─5, dan tiang berkategori rendah (R’<3,5. Informasi tentang potensi tumbuhan obat di hutan TNGGP diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan pada khususnya dan mendukung upaya konservasi agar tetap terjaga kelestariannya.  Abstract Mount Gede Pangrango National Park stores tremendous of medicinal plants due to soil fertility and humid microclimate of tropical forest. This

  13. Fitotossine di Inula viscosa per il controllo di piante parassite

    OpenAIRE

    Avolio, Fabiana

    2013-01-01

    Le piante parassite sono incapaci di sintetizzare dagli elementi minerali e nutritivi materiali sufficienti per la loro crescita e sopperiscono a questa deficienza fisiologica utilizzando le sostanze elaborate dalle piante ospiti, che di conseguenza manifestano generalmente una crescita ridotta. Le Orobanche, la Striga e la Cuscuta sono le piante parassite più diffuse nelle regioni del Mediterraneo e del continente africano interessando colture di rilevanza strategica. Diverse strategie...

  14. Un taccuino a forma di strada. Su "Einbahnstrasse" di Walter Benjamin

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Pier Giovanni Adamo

    2016-05-01

    Full Text Available La poetica di F. Schlegel ha realizzato una storicizzazione della teoria dei generi letterari sostituendo alla dicotomia del classicismo tra forma e contenuto una distinzione tra forma e spirito, secondo cui i materiali linguistico-tematici rappresentano i precipitati di quest’ultimo. Riprendendo questa intuizione di P. Szondi, potremmo affermare che, nella modernità letteraria, l’ibridazione è il processo di transizione dei materiali attraverso le forme. Un’opera tanto esemplare quanto strutturalmente rilevante, nell’orizzonte dell’ibridazione, è Einbahnstraße di Walter Benjamin, dove i materiali più disparati sono combinati a modellare una forma innovativa. Vi si mescolano stilemi della poesia in prosa, narrazione diaristica, (antimetodo surrealista, satira e intuizioni filosofiche. L’unicità, d’altra parte, risiede innanzitutto nell’essenza metacritica del procedimento organizzativo del libro: il frammentismo sistematico è un’applicazione pratica della teoria allegorica del montaggio, descritta nell’Ursprung des deutschen Trauerspiels. Il saggio si propone di leggere il testo come «un taccuino a forma di strada», anche per indagarne il valore di prologo al Passagenwerk, nato dall’avida lettura del Paysan de Paris di Aragon: istituisce un confronto per rilevare, nell’affinità di fondo, la  diversità di approccio tra il pensatore tedesco e il surrealismo, distinguendo tecniche di assemblaggio e ruolo dell’immaginario nell’uso di pubblicità e altri oggetti metropolitani. L’intenzione di una simile analisi di Einbahnstraße è dimostrare che Benjamin combina modelli letterari (Baudelaire, Proust, Kraus su tutti con i nuovi linguaggi artistici e le strategie discorsive della stampa per creare un’«immagine dialettica» dell’esistenza nel XX secolo.Friedrich Schlegel’s poetics realized a historicisation of literary genres theory by replacing classicist dichotomy between form and content with a

  15. PhD Dissertations Tesi di dottorato

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Redazione Reti Medievali (a cura di

    2003-12-01

    Full Text Available Report of PhD Dissertations.Guido Antonioli Conservator pacis et iustitie. La signoria di Taddeo Pepoli a Bologna (1337-1347, Tesi di dottorato di ricerca in Filologia romanza e cultura medievale (XIII ciclo, Università degli Studi di Bologna, 2001   Elisabetta Filippini «In vassallatico episcopi permanere debent». Rapporti vassallatici e concessioni beneficiali dei vescovi di Cremona fra X e XIII secolo, Tesi di dottorato di Ricerca in Storia Medievale (XV ciclo, Università Cattolica del Sacro Cuore di Milano, 2003   Marco Meschini, Innocenzo III e il "negotium pacis et fidei" in Linguadoca tra il 1198 e il 1215, Tesi di dottorato di ricerca in Storia medievale, Università Cattolica del Sacro Cuore, 2003   Fabrizio Ricciardelli The Politics of Exclusion in Florence (1215-1434, thesis submitted in partial fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy in History, University of Warwick, Department of History, April 2003 Renata Salvarani Baptizare pueros et decimas dare. Cura delle anime, strutturazione ecclesiastica e organizzazione delle campagne in area gardesana fra VIII e XIII secolo (diocesi di Brescia, Verona, Mantova e Trento, Tesi di dottorato in Storia medievale (XV ciclo, Università Cattolica del Sacro Cuore di Milano, 2002-2003   Vito Sibilio Le parole della prima crociata, Tesi di dottorato di ricerca in Storia dei centri delle vie e della cultura dei pellegrinaggi nel medioevo euromediterraneo, Università degli studi di Lecce, 2003Segnalazione di tesi di dottorato. Guido Antonioli Conservator pacis et iustitie. La signoria di Taddeo Pepoli a Bologna (1337-1347, Tesi di dottorato di ricerca in Filologia romanza e cultura medievale (XIII ciclo, Università degli Studi di Bologna, 2001   Elisabetta Filippini «In vassallatico episcopi permanere debent». Rapporti vassallatici e concessioni beneficiali dei vescovi di Cremona fra X e XIII secolo, Tesi di dottorato di Ricerca in Storia Medievale (XV

  16. PhD Dissertations Tesi di dottorato

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Redazione Reti Medievali (a cura di

    2004-06-01

    Full Text Available

    Report of PhD Dissertations.

    Francesco Barone

    Istituzioni, società ed economia a Catania nel tardo medioevo (XIV-XV secolo, Tesi di dottorato in Storia medievale (XVI ciclo, Università degli Studi di Firenze, 2004

     

    Laura Berti Ceroni

    Il territorio e le strutture di Cesarea e Classe tra tarda antichità e alto medioevo in rapporto con Ravenna, Tesi di dottorato di ricerca in Storia e Informatica, Università degli studi di Bologna, 2002-2003.

     

    Marco Bicchierai

    Poppi dalla signoria dei conti Guidi al vicariato del Casentino (1360-1480, Tesi di dottorato in Storia medievale (XIV ciclo, Università degli Studi di Firenze, 2004

     

    Emanuela Garimberti

    Spatiosa ad habitandum loca. Luoghi e identità nella Historia Langobardorum di Paolo Diacono, Tesi di dottorato in Storia medievale (XV ciclo, Università degli Studi di Bologna, 2004

     

    Lorenzo Tanzini

    Sistemi normativi e pratiche istituzionali a Firenze dalla fine del XIII all’inizio del XV secolo, Tesi di dottorato di ricerca in Storia medievale (XVI ciclo, Università degli Studi di Firenze, 2004

     

    Stefania Tarquini

    Pellegrinaggio e asseto urbano di Roma, Tesi di dottorato di ricerca in Storia dei centri, delle vie e della cultura dei pellegrinaggi nel Medioevo euro mediterraneo (XV ciclo, Università degli studi di Lecce, 2003

    Segnalazione di tesi di dottorato.

    Francesco Barone

    Istituzioni, società ed economia a Catania nel tardo medioevo (XIV-XV secolo, Tesi di dottorato in Storia medievale (XVI ciclo, Università degli Studi di Firenze, 2004

     

    Laura Berti Ceroni

  17. Indagine su un primo cittadino al di sopra di ogni sospetto. Renato Accorinti performer

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Katia Trifiro'

    2014-05-01

    Lo studio, condotto all’insegna dei Performance Studies di impostazione schechneriana, si propone di interpretare, attraverso l’analisi dei comportamenti di Accorinti performer, alcuni dispositivi tipici delle forze antagoniste nel momento in cui, in tempi recenti, hanno assunto o assumono posizioni di potere.

  18. Sebaran nutrien, intensitas cahaya, klorofil-a dan kualitas air di Selat Badung, Bali pada Monsun Timur

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Winona Abigail

    2015-08-01

    Full Text Available Abstract. Badung Strait generally have nutrient distribution patterns influenced by Sea-atmosphere interactions. The waters of the Lombok Strait is also branching traversed by Indonesian Throughflow (ARLINDO, which will be followed by Indonesian Throughflow variability of sea surface temperature changes. The distribution of nutrients is closely related to light intensity to produce primary productivity. The purpose of this research was conducted to determine the distribution of nutrient concentration and light intensity and chlorophyll-a in Badung Strait during Southeast Monsoon (June 2014. The variables investigated are the concentration of nitrate, phosphate, ammonia, light intensity and chlorophyll-a. The results showed the average value of the concentration of nitrate, phosphate and ammonia at 0.01106 mg/L, 0.01 mg/L and 0.13475 mg/L. The average value of the light intensity at 272.8775 W/m2 and the average value of chlorophyll-a concentration of 0.40925 mg/L. The visualitation images show that there is homogeneus pattern for the phosphate concertration and konvergen patterns for the other paramaters. It is cause of physical parameters influence when obtain the waters sample. Based on the result, it can be conclude that the waters productivity of Badung Strait, Bali is in good condition. The role of other water quality parameters such as temperature, salinity and dissolved oxygen also supports fertility waters. Keywords: nutrients; light intensity; chlorophyll-a; water quality; Badung Strait Abstrak. Perairan Selat Badung secara umum merupakan perairan yang memiliki pola sebaran nutrien yang dipengaruhi oleh interaksi Laut-Atmosfer. Perairan tersebut juga merupakan percabangan Selat Lombok yang dilalui oleh ARLINDO (Arus Lintas Indonesia, dimana variabilitas ARLINDO akan diikuti oleh perubahan suhu permukaan laut. Sebaran nutrien tersebut berkaitan erat dengan intensitas cahaya untuk menghasilkan produktivitas primer. Penelitian ini

  19. D. Felini (a cura di, Video game education. Studi e percorsi di formazione

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Alex Tribelli

    2013-03-01

    Full Text Available Nei confronti di una trattazione scientifica dei videogame c’è tuttora qualche scetticismo. I pregiudizi, più volte denunciati, ancora hanno qualche sussistenza: persiste qualche analisi sociale che considera i videogame oggetti diabolici che provocano isolamento e comportamenti violenti nei teenager. Pur constatando una progressiva inversione di tendenza, Video game education. Studi e percorsi di formazione, curato da Damiano Felini, si propone di sgretolare la concezione che la società contemporanea ha dei videogame, dimostrando come questi oggetti mediali possono addirittura divenire uno strumento di formazione e crescita delle persone.

  20. ANTROPOLOGIA DI UN INTELLETTUALE, GIUSEPPE CASSIERI

    African Journals Online (AJOL)

    Di conseguenza la mancata possibilità di esprimersi, di esistere, di vivere si ripercuote nell'assenza di sogni, a discapito di una attività e creatività mentale che viene inibita nei livelli più profondi. “Il trio canonico di memoria, tradizione ed identità”. (106) viene ad essere messo in discussione dallo stesso Cassieri perché.

  1. Parlare di olio. Terminologia della degustazione e tipi di testi

    OpenAIRE

    Silvia Gilardoni

    2013-01-01

    In questo contributo analizziamo la terminologia italiana del settore olivicolo con attenzione ai termini impiegati nella descrizione delle proprietà degustative dell’olio di oliva. Sulla base di un corpus costituito da una documentazione di carattere lessicografico e testuale in lingua italiana presentiamo un’analisi concettuale e terminologica del dominio dell’analisi sensoriale dell’olio. Una parte del lavoro è poi dedicata ad esaminare le modalità espressive e le variazioni terminologiche...

  2. Sludge combustion in fluidized bed reactors at laboratory scale; Esperienze di combustione di fanghi in reattori a letto fluido in scala di laboratorio

    Energy Technology Data Exchange (ETDEWEB)

    Chirone, R.; Cammarota, A. [Consiglio Nazionale delle Ricerche, Istituto di Ricerche sulla Combustione, Naples (Italy)

    2001-03-01

    The combustion of a dried sewage sludge in laboratory scale fluidized bed has been studied in Naples by the Istituto di ricerche sulla combustione (Irc) in the framework of a National project named Thermal Process with Energy Recovery to be used in laboratory and pre-pilot scale apparatus. The attention has been focused on emissions of unreacted carbon as elutriated fines, on the emissions of pollutant gases and on the assessment of the inventory of fly- and bottom ashes. The combustion behaviour of sewage sludge has been compared with those of a market available Tyre Derived Fuel (TDF) and a biomass from Mediterranean area (Robinia Pseudoacacia) and with that of a South African bituminous coal. Stationary combustion tests were carried out at 850{sup 0} C by feeding particles in the size range 0-1 mm into a bed of silica sand without any sorbent addition. The fluidized bed combustor has been operated, at a superficial gas velocity of 0.4 m/s and different excesses of air ranging between 14 and 98%. Relatively high combustion efficiency, larger than 98.9% has been obtained in experiments carried out with sewage sludge and excess of air larger than 20%. These values, are comparable with those obtained in previously experimental activity carried out under similar operative conditions with a South Africa Bituminous coal (97-98%). It is larger than those obtained by using a Tyre Derived Fuel (89-90%) and the Robinia Pseudoacacia Biomass (93-93%). The relative importance of carbon fines elutriation, CO emissions and volatile bypassing the bed in determining the loss of combustion efficiency has been evaluated for the different fuels tested. [Italian] Il lavoro riporta l'attivita' di ricerca condotta presso l'Istituto di ricerche sulla combustione (Irc-Cnr) nell'ambito del Progetto Processi termici con recupero di energia per lo smaltimento di fanghi e rifiuti speciali, sottoprogetto Combustione in letti fluidi in scala di laboratorio e pre-pilota di

  3. Esercizi di relatività generale

    CERN Document Server

    De Felice, Fernando

    2007-01-01

    La teoria della Relatività Generale ha la duplice funzione di descrivere la gravitazione come fenomeno fisico in sé e di fornire al contempo un algoritmo adeguato a descrivere tutte le altre leggi della fisica in presenza di gravitazione, sia essa reale o semplicemente indotta da uno stato di accelerazione. A tale scopo la teoria si presenta con una struttura matematica molto elaborata che richiede come requisito indispensabile conoscenze di geometria differenziale e di calcolo differenziale assoluto. La maggiore difficoltà nell'uso della teoria è riconoscere il legame fra la sua struttura formale e i fenomeni fisici che essa descrive, potendo in tal modo procedere alla loro verificabilità sperimentale. Gli esercizi sono essenziali al raggiungimento di tale obiettivo; lo scopo del libro pertanto è quello di fornire a studenti e cultori della materia una guida all'applicazione dei concetti teorici della Relatività Generale a una vasta gamma di situazioni fisiche.

  4. La dematerializzazione contemporanea delle superfici: da elementi di delimitazione a membrane di commutazione.

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Cristina Mattiucci

    2008-06-01

    Full Text Available Quattro anni fa Paul Virilio scriveva "Città panico" definendo la città contemporanea come “la più grande catastrofe del ventesimo secolo”. La sua analisi fa riferimento alle conseguenze sia politiche che spaziali di una velocità del progresso tecnologico e scientifico che aveva raggiunto ritmi così elevati da vanificare il senso stesso di quella sovranità territoriale che dava consistenza e materia allo stato di diritto. Lo stato sarebbe ora sospeso in una sorta di alla massa e all’energia – della materia. In un processo di continua dematerializzazione della “assenza di gravità”cinematica dominata dall’informazione, quale terza dimensione – oltre sostanza urbana sotto l’effetto dei nuovi media, sostiene Virilio, la prevalenza della natura effimera dell’informazione sconvolge i nostri stessi parametri di percezione del mondo, presentato, piuttosto che rappresentato, attraverso le interfacce che accessoriano le nostre vite, secondo riferimenti alterati da una vera e propria guerra al reale ad opera della comunicazione audiovisiva.

  5. Obbligo di sicurezza del prestatore di lavoro ed effettività della tutela antinfortunistica

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Alessia Gabriele

    2012-01-01

    Full Text Available Il saggio affronta il tema della sicurezza e della salute dei lavoratori quale diritto fondamentale. Dopo l'analisi del panoram­a normativo internazionale e comunitario, l'A. si sofferma sulla posi­zione di garanzia assegnata al prestatore di lavoro subordinato nell'ordinamento interno, con particolare attenzione ai diritti di for­mazione e di informazione intimamente connessi al correlati­vo obbli­go di sicurezza del prestatore di lavoro. Le conclusioni cui giunge una parte della giurisprudenza in merito all'irrilevanza del concorso di colpa del lavoratore sono condivise dall'A., la quale però puntualizza come l'esercizio del potere disciplinare diventi la chiave di volta del sistema per garantire l'effettività della sicurezza nei luoghi di lavoro.The essay addresses safety and health of workers as funda­mental social rigths. The foreword analyses of international and EU regulatory scene, the A. focuses on the worker's guarantee posi­tion in the internal law, especially on training and in­formation rights, which are connected with the worker's safety duty strictly. The A. agree with lot of cases law ac­cording to negligence of employee no matter on it. However, the paper points out that exercise of disciplinary power be­comes the key to ensure the safety effectiveness in the workplace.

  6. BUDIDAYA LOBSTER (Panulirus sp. DI VIETNAM DAN APLIKASINYA DI INDONESIA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Akhmad Mustafa

    2013-12-01

    Full Text Available Desa Xuan Tun di Kecamatan Van Ninh Kota Nha Trang Provinsi Khanh Hoa merupakan lokasi pertama kegiatan budidaya lobster di Vietnam yang dilakuan pada tahun 1992. Secara umum di Kota Nha Trang, ada tiga jenis lobster yang dibudidayakan yaitu lobster mutiara (Panulirus ornatus, lobster pasir (Panulirus homarus, dan lobster batik (Panulirus longipes, karena benih lobster tersebut mudah didapat pada awalnya, cepat tumbuh, berukuran besar, warna cerah, dan memiliki harga yang tinggi. Kegiatan budidaya lobster pada dasarnya terdiri atas: penangkapan benih lobster, produksi tokolan lobster, dan pembesaran lobster yang masing-masing merupakan segmen usaha tersendiri. Pakan yang digunakan dalam produksi tokolan dan pembesaran lobster adalah berupa udang, kerang, tiram, cumi-cumi, dan ikan rucah, di mana sebagian besar dari pakan tersebut digunakan ikan rucah terutama pada pembesaran lobster. Sebagai akibat penggunaan pakan tersebut dan peningkatan jumlah keramba jaring apung yang cukup signifikan berdampak pada penurunan kualitas perairan yang memicu berkembangya penyakit susu (milky haemolymph disease sehingga terjadi penurunan produksi. Terkait dengan hasil yang didapatkan tersebut, ke depan diperlukan berbagai kegiatan termasuk untuk dapat diaplikasikan di Indonesia. Kegiatan tersebut meliputi: produksi benih lobster secara buatan di hatcheri dan penggunaan pakan buatan berupa moist pellet. Upaya pencegahan penyakit susu dan perlakuan-perlakuan praktis untuk mencegah perkembangan serangan penyakit susu juga perlu mendapat perhatian. Perkembangan budidaya lobster yang begitu cepat memicu terjadinya penurunan daya dukung lahan. Oleh karena itu, kegiatan untuk menentukan daya dukung lahan dan kesesuaian lahan menjadi penting untuk dilakukan untuk menentukan lokasi dan jumlah keramba jaring apung yang dapat dioperasikan. Penentuan daya dukung lahan dan evaluasi kesesuaian lahan tidak hanya dilakukan pada daerah yang

  7. Item Analysis di una prova di lettura a scelta multipla della certificazione di italiano per stranieri CILS (livello B1; sessione estiva 2012

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Paolo Torresan

    2014-10-01

    Full Text Available Nell’articolo presentiamo un’analisi degli item di una prova di lettura a scelta multipla di livello B1 della certificazione CILS (Università per Stranieri di Siena. L’indagine si muove da una prima ricognizione del testo su cui si basa la prova, con uno studio delle modifiche cui è andata soggetta per mano dell’item writer, per poi ragionare sull’analisi di ogni singolo item, grazie ai dati emersi dalla somministrazione della prova a 161 studenti di italiano di livello corrispondente sparsi per il pianeta. Dalla nostra ricerca si evince che si danno un item ambiguo (# 1, per via della presenza di due chiavi, e un item di difficile risoluzione, per via della mancanza di informazioni utili per desumere il significato del vocabolo cui si riferisce (# 4.In this article we present an analysis of items in a reading multiple-choice test, B1 level, of the CILS certification (Università per Stranieri di Siena. The research starts with a preliminary recognition of the text on which the test is based, with a study of the modifications it has undergone by the item writer’s hand, and proceeds to reason about the analysis of every single item, using data from the ministration of the test to 161 students of Italian in the corresponding level, from all over the planet. From our research it emerges that the test presents an ambiguous item (# 1, with two keys, and a difficult item, without enough information to make clear the meaning of the word it refers to (# 4.

  8. Identità di genere in adolescenza: Lo sguardo di Tiresia sul maschio e la femmina

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Arturo Casoni

    2015-12-01

    Full Text Available Nell’articolo la riflessione sul genere parte da Tiresia, l’indovino del ciclo mitologico di Edipo che ha attraversato sia la condizione di maschio sia di femmina, e che viene identificato come supposto sapiente al riguardo. Quindi si propone un panorama di ciò che è stato detto di innovativo sul tema negli ultimi cento anni, da Freud alla Queer Theory, passando per Simone de Beauvoir, il ‘femminismo psicoanalitico’, Lacan. Ciò che emerge è che, se molto è cambiato nella percezione del gender, ancora molto rimane insoluto riguardo agli stereotipi maschio/femmina, alle “gabbie” del genere e ai drammi da esse prodotti. Un cardine per riattivare la riflessione innovativa è - a proposito di ‘complesso di Edipo, momento di costruzione dell’identità di genere specialmente in età adolescenziale - trovare uno spazio teorico a ciò che possiamo definire l’originaria bisessualità dei ruoli genitoriali.

  9. RICERCHE DI STATISTICA METEOROLOGICA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    EZIO ROSINI

    1956-06-01

    Full Text Available statistica
    non ha goduto di buona stampa nel passato anche recente; particolarmente
    poco apprezzata è stata la statistica meteorologica e climatologica.
    Occorre riconoscere che tale atteggiamento era almeno in
    parte frutto di un preconcetto errato sul significato della statistica, ma
    che d'altra parte la natura dei lavori di tal genere che venivano alla
    luce sembrava a volte confermare la giustezza del preconcetto. Il fatto
    è che una parte degli studiosi di meteorologia avvertiva più di altri,
    probabilmente per la propria stessa costituzione mentale, l'astrattezza
    dei metodi fisico-matematici applicati alla grandiosa e al tempo stesso
    minuta complessità dei fenomeni meteorologici, sentendo dunque maggiormente
    la necessità di far costante ricorso alla realtà delle osservazioni
    effettivamente eseguite.

  10. Sospensione di potestà

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Maria Fausta Maternini

    2011-03-01

    Full Text Available La voce è destinata alla pubblicazione, in lingua spagnola, nel Diccionario general de Derecho canónico edito dall’Instituto Martìn de Azpilcueta, Universidad de Navarra. SOMMARIO: 1. Il concetto di potestà nella Chiesa – 2. La sospensione di potestà quale atto amministrativo - 3. … in relazione al munus santificandi - 4. … in relazione alla potestà di magistero - 5 … in relazione alla potestà di governo.

  11. Coming to terms with our colonial past: Regina di fiori e di perle by ...

    African Journals Online (AJOL)

    Il romanzo Regina di fiori e di perle (2007) di Gabriella Ghermandi presenta due filoni narrativi: quello nel quale vengono raccolti oralmente i racconti dei testimoni degli anni coloniali sotto il fascismo, e quello del bildungsroman, nel quale il personaggio principale, Mahlet, cresce e si rende conto del proprio destino di ...

  12. Il nuovo ortofotopiano del Comune di Venezia nell’Infrastruttura dei dati Territoriali di Base (ITB

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Paolo Barbieri

    2006-06-01

    Full Text Available Il Comune di Venezia, nell’ambito delle attività per lo sviluppo del proprio Sistema Informativo Territoriale, ha messo a punto e avviato a realizzazione uno specifico progetto per la costruzione di un’Infrastruttura di dati Territoriali di Base (ITB. Il progetto, che ha visto il coinvolgimento dei vari Uffici comunali interessati, dellaRegione del Veneto e dell’Agenzia del Territorio, si è sviluppato a partire dal 2002 con gli studi di fattibilità, cui è seguita nel 2003 la fase della progettazione esecutiva e quindi, a partire dal 2004, dell’attuazione. Attualmente le componenti dell’infrastruttura sono state realizzate e si sta procedendo alla definizione di una piattaforma tecnologica per la gestione e l’utilizzo della ITB, basata su di un Geo-DBMS e meccanismi di interoperabilità, con l’obiettivo di interfacciare le diverse applicazioni gestionali presenti in Comune. Nel presente articolo si intende presentare il modello concettuale di riferimento ed evidenziare, in particolare, il ruolo in esso svolto dalle immagini ortofotografiche.

  13. Esercizi di fisica meccanica e termodinamica

    CERN Document Server

    Dalba, G

    2006-01-01

    La risoluzione di esercizi rappresenta uno strumento indispensabile per raggiungere una comprensione sicura e approfondita dei concetti di Fisica appresi dai corsi e dai testi di teoria. Frutto di una lunga esperienza didattica dei due autori nell'insegnamento universitario della meccanica e della termodinamica, questa raccolta contiene 188 esercizi, di cui 91 completamente risolti ed accompagnati da un ampio corredo di figure. Il peimo capitolo presenta un'introduzione ai sistemi di unità di misura, al calcolo dimensionale, all'uso corretto delle cifre significative e degli arrotondamenti, ai grafici. Gli altri capitoli contengono gli esercizi, suddivisi per argomento e preceduti da una serie di paragrafi riassuntivi dei concetti fondamentali. Criterio ispiratore di questo lavoro è l'adozione di una metodologia per la soluzione degli esercizi basata sempre sull'analisi accurata dei dati a disposizione e sul riferimento ai principi e alle leggi della Fisica, mai alla sola intuizione.

  14. Ripensare la Grande Guerra: ancora a proposito di Viva Caporetto! La rivolta dei santi maledetti di Curzio Malaparte.

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Federico Montanari

    2016-05-01

    Full Text Available La prima guerra mondiale, anche nell’occasione del suo centenario, è stata da sempre oggetto di riflessioni per quanto riguarda la memorialistica, i diari, la letteratura e il cinema. In quanto evento, come più volte sottolineato, di inizio (del “secolo breve” di cesura del tempo della modernità, di disillusione (rinarrata e raccontata per una generazione, e al contempo oggetto di mitizzazione (i fascismi e il mito delle trincee sanguinanti o di rimozione e di opposizione (per un’altra generazione, quella dell’antifascismo e della resistenza. Laboratorio sociale, scientifico e culturale ("L’officina della guerra", per dirla con Gibelli, per il rapporto fra innovazione letteraria, diaristica e percezione (da Céline a Cendrars, a Musil. Lo scopo di questa comunicazione è, tenendo conto di tale vasto orizzonte di esperienze, di riprendere un caso specifico: l’ipotesi del legame guerra/”rivoluzione possibile”, per come presentato da Curzio Malaparte nel suo Viva Caporetto! La rivolta dei santi maledetti. E’ noto il percorso complesso e contraddittori di Malaparte (dall’adesione al fascismo, fino alla sua critica e rifiuto, attraverso la visione anarchica che gli era propria, e all’avvicinarsi al partito comunista e alle idee di sinistra dopo la seconda guerra mondiale. In ogni caso, cercheremo di mostrare quali dispositivi valoriali e discorsivi vengono a costituirsi nel testo di Malaparte. Testo interessante anche per un lavoro di comparazione con altri testi e autori: sia dal punto di vista tematico che di organizzazioni dei punti di vista, nelle forme dell’enunciazione; così come delle organizzazioni narrative, che espongono la vicenda non solo della disfatta di Caporetto, ma, più in generale, del “momento in cui gli uomini decidono di smettere di combattere” e, forse, di trasformare questo momento in qualcos’altro.

  15. Sviluppi di Ricevitori E di Componentistica Per Banda 3 mm Ad INAF-OA Cagliari

    Science.gov (United States)

    Navarrini, Alessandro

    2017-11-01

    L'INAF-OA Cagliari (OACa) sta sviluppando un ricevitore criogenico a basso rumore basato su un mixer SSB (Single Side Band) a superconduttore SIS (Superconductor-Insulator-Superconductor) per la banda 3 mm. Il ricevitore, acquistato da IRAM, è stato fortemente modificato per essere adattato al fuoco Gregoriano di SRT (Sardinia Radio Telescope). Lo strumento è caratterizzato da una nuova criogenia a ciclo chiuso 4 K (per evitare l'uso di elio liquido in antenna), da un nuovo oscillatore locale (di tipo ALMA Banda 3) e da un nuovo sistema di controllo e di monitoraggio basato su schede Raspberry ed Arduino sviluppato ad OACa. Verranno presentati i recenti sviluppi sul ricevitore, inclusi i risultati preliminari della misura della temperatura di rumore, che raggiunge un valore pari a Trec=66 K alla frequenza di 86 GHz, nonostante la criogenia non sia ancora ottimizzata. L'INAF-OACa è coinvolto nel progetto AETHRA (Advanced European Technologies for Heterodyne Receivers for Astronomy) nel quadro del programma Radionet/Horizon2020 per il quale sta contribuendo al WP1 (Work Package 1). Lo scopo del WP1 è di sviluppare e costruire un dimostratore di un array di ricevitori a doppia polarizzazione per la banda 3 mm basato su amplificatori criogenici a basso rumore (LNA) in tecnologia a semiconduttore MMIC. Nell'ambito del WP1 l'OACa ha in carico il progetto di un OrthomodeTransducer (OMT) in guida d'onda o in tecnologia planare per la banda 72-116 GHz che sia integrabile con amplificatori MMICs ed adatto all'integrazione in un array da installare nel piano focale di un radiotelescopio. Verranno presentati i design preliminari degli OMT per AETHRA, che sono basati su prototipi sviluppati in passato da OACa.

  16. L’uso di piattaforme digitali collaborative nella prospettiva di un’amministrazione condivisa. Il progetto Miramap a Torino

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Cristina Coscia

    2016-06-01

    Full Text Available Lo scritto intende illustrare un approccio innovativo alla pianificazione urbana e all’Amministrazione condivisa basato sull’uso di piattaforme digitali collaborative PA/cittadino. Tale prospettiva è declinata nel progetto pilota MiraMap, a Torino, nella Circoscrizione Mirafiori Sud, di cui è responsabile un gruppo di ricerca del Politecnico di Torino. Il progetto implementa e sviluppa una precedente esperienza effettuata nel 2013 (Crowdmapping MirafioriSud, il cui scopo principale era quello di verificare se l'uso delle ICT potesse generare e supportare processi di inclusione sociale. Attraverso la lettura del processo MiraMap, degli obiettivi, della metodologia adottata, delle fasi e delle linee di azione vengono evidenziati ragionamenti di natura interdisciplinare e tecnica relativi a: la strutturazione dei rapporti con le Istituzioni, in particolare la Pubblica Amministrazione, nei processi di pianificazione e gestione dello spazio pubblico; l’innesco di processi di inclusione, partecipazione e di civic engagement; l’identificazione degli apporti che tali sperimentazioni possono generare nella costruzione di una rinnovata governance urbana. Il presente contributo delinea infine una possibile metodologia per il monitoraggio e la valutazione di impatto ex post, basata sulla Community Impact Analysis/Evaluation (CIA/CIE, che valuta in modo descrittivo gli impatti – pecuniari e non – originati dal progetto, in rapporto ai diversi soggetti coinvolti. L’impiego delle ICT può favorire processi di trasparenza e rafforzare l’accountability della PA, a condizione che la tecnologia sia fattore abilitante e non di esclusione. L’analisi puntuale del caso fornisce spunti di riflessione in merito a tale approccio innovativo: la relazione cittadino/PA può contribuire nel medio-lungo termine a veicolare impatti socio-economici positivi sul territorio, rendere il cittadino più informato e coinvolto e l’Amministrazione pi

  17. Studio e conservazione di una colonia riproduttiva di Myotis emarginatus in Toscana

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Paolo Agnelli

    2003-10-01

    Full Text Available Myotis emarginatus (Chiroptera, Vespertilionidae utilizza frequentemente gli edifici come rifugio estivo, sia per il riposo diurno che per la riproduzione. Negli anni 1996-2003, nel corso di indagini faunistiche sul territorio toscano, questa specie è stata rilevata nel 26% dei casi su 76 edifici rurali risultati occupati da pipistrelli e rappresenta ben il 50% degli esemplari rilevati. Il numero di esemplari di M. emarginatus in tali rifugi varia da 1 a 150 animali. Un edificio però può rendersi facilmente indisponibile per modificazioni nell?utilizzo da parte dell?uomo: ma cosa succede agli animali che si trovano improvvisamente senza casa? E quanto si può accrescere annualmente una colonia quando non viene disturbata? Nel 1997 nella Riserva Naturale Provinciale di Ponte a Buriano e Penna (AR, rilevammo una colonia riproduttiva di Myotis emarginatus stimata in circa 60 esemplari. Il rifugio estivo utilizzato fino al 2002 è costituito da una casa disabitata. Confrontando le stime effettuate dal 1997 al 2001 possiamo valutare l?accrescimento numerico della colonia: a partire dai circa 60 animali si è raggiunta la consistenza di 75 esemplari nel 2001, ossia circa il 25% in 5 anni (5% annuo di media. I conteggi sono stati effettuati a vista da almeno 3 persone, da breve distanza e in buona luce, ma poiché in questa specie gli esemplari si appendono alle travi addossandosi uno sopra l?altro, è impossibile effettuare un vero conteggio. Nell?estate 2001 abbiamo condotto una ricerca più accurata sull?utilizzo del rifugio: dai rilievi di un rilevatore di passaggio all?infrarosso e soprattutto dalle riprese di una videocamera, risulta che il numero degli esemplari era stato fortemente sottostimato: gli esemplari erano, infatti, ben 150 (femmine, ossia il doppio di quanto stimato sia pure in condizioni favorevoli. A Giugno (2001 abbiamo registrato la nascita di 101 piccoli, il cui tasso di mortalità prima dell

  18. MODEL INFORMASI PUBLIK DI ERA MEDIA SOSIAL: KAJIAN GROUNDED TEORI DI PEMDA SUKOHARJO

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Dian Purworini

    2017-01-01

    Full Text Available Model komunikasi yang diterapkan di instansi pemerintah daerah menarik untuk diteliti dari kajian public relations. Model komunikasi yang tampak dilakukan satu arah diyakini oleh banyak kalangan akan bergeser ke komunikasi dua arah seiring dengan maraknya perkembangan media sosial. Penelitian di bidang ini tentu sangat relevan mengingat humas secara ideal memiliki peran signifikan dalam mengelola komunikasi di instansi. Penelitian ini dilakukan di pemerintah daerah Sukoharjo. Penelitian dilakukan dengan yang teknik kualitatif dengan analisis data menggunakan grounded theory. Dari analisis yang dilakukan, dapat dijelaskan bahwa humas pemda Sukoharjo menganut model komunikasi satu arah, dimana model ini bertumpu pada diseminasi informasi kepada publik. Ini menjelaskan nilai utama yang melekat dalam komunikasi di humas pemda. Nilai utama termasuk pola komunikasi, tipe informasi dan media yang digunakan. Komunikasi satu arah terbentuk karena pengaruh SDM yang ada dan peraturan yang berlaku di instansi tersebut.

  19. La teoria dell’embodiment e il processo di apprendimento e insegnamento di una lingua

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Giovanni Buccino

    2013-06-01

    Full Text Available Questo articolo si compone di tre parti principali: nella prima parte vengono riportati in modo sintetico i risultati empirici di studi che sostengono la teoria del linguaggio incarnato, termine con il quale viene tradotto in lingua italiana il termine inglese embodied. Nella seconda parte vengono descritti alcuni aspetti di recenti approcci proposti per l’insegnamento e l’apprendimento di una lingua per sottolineare come, soprattutto a partire dalla seconda metà del secolo scorso, questi approcci hanno tentato di implementare nella didattica delle lingue dati empirici provenienti dalle neuroscienze di base. Infine, nella terza parte vengono suggerite alcune implicazioni per l’insegnamento delle lingue che trovano il loro fondamento nella prospettiva del linguaggio incarnato.

  20. Utilization of industrial solid wastes able to generate calcium trisulphoaluminate and silicate hydrates in stabilization processes and for the manufacture of building materials; Utilizzazione di residui solidi industriali in grado di generare trisolfoalluminato e silicato di calcio idrati nei processi di stabilizzazione e nella produzione di materiali da costruzione

    Energy Technology Data Exchange (ETDEWEB)

    Santoro, L. [Naples, Univ. `Federico II` (Italy). Dipt. di Chimica; Cioffi, R. [Naples, Univ. `Federico II` (Italy). Ditp. di Ingegneria dei Materiali e della Produzione

    1998-01-01

    In this work the stabilization of hazardous solid wastes containing heavy metals has been studied by means of novel matrices able to generate calcium trisulphoaluminate and silicate hydrates. The process is based on the hydration of two different mixtures containing blast furnace slag, coal ashes, chemical gypsum and Portland cement. The stabilization capacity of the two mixtures has been checked with regard to both a residue from an incinerator of municipal solid wastes and model systems obtained by adding 5 and 10% of soluble nitrates of Cd, Cr, Cu, Ni, Pb and Zn. The stabilized products have been validated from the point of view of mechanical properties by determining the unconfined compressive strength, and from the environmental point of view by means of static and dynamic leaching tests. Both matrices have proved to have great potentiality for the stabilization of hazardous solid wastes, the one based on blast furnace slag being better. Finally, evidence is given that different leaching tests are necessary to fully understand the immobilization mechanism responsible for stabilization. [Italiano] In questo lavoro e` stata studiata la atbilizzazione di residui tossici e nocivi contenenti metalli pesanti per mezzo di matrici leganti innovative capaci di generare trisolfoalluminato e silicato di calcio idrati. Il processo e` basato sull`idratazione di due diverse miscele contenenti scoria d`alto forno, ceneri di carbone, gessi chimici e cemento Portland. Le capacita` stabilizzanti delle due miscele sono state verificate sia nei confronti di un residuo solido generato a seguito dell`incenerimento di RSU, che nei confronti di sistemi modello ottenuti aggiungendo singolarmente il 5 e 10% dei nitrati solubili di Cd, Cr, Cu, Ni, Pb e Zn. I prodotti solidi stabilizzati sono stati validati dal punto di vista delle prestazioni meccaniche mediante prove di resistenza a compressione, e dal punto di vista ambientale mediante test di rilascio sia statici che dinamici

  1. Sistemi tecnologici innovativi di involucro per il recupero del patrimonio edilizio recente. L'edilizia scolastica nel Comune di Bologna

    OpenAIRE

    Mazzoli, Cecilia

    2015-01-01

    La ricerca è volta a presentare un nuovo approccio integrato, a supporto di operatori e progettisti, per la gestione dell’intero processo progettuale di interventi di riqualificazione energetica e architettonica del patrimonio edilizio recente, mediante l’impiego di soluzioni tecnologiche innovative di involucro edilizio. Lo studio richiede necessariamente l’acquisizione di un repertorio selezionato di sistemi costruttivi di involucro, come base di partenza per l’elaborazione di soluzioni ...

  2. Reddito minimo e piena occupazione. Note sull'idea dei "piani di lavoro garantito" e di "occupazione di ultima istanza"

    OpenAIRE

    Foggi, Jacopo

    2016-01-01

    L'articolo costituisce una rapida disamina di una proposta politica per la piena occupazione e la lotta alla povertà, poco nota nel dibattito politico, filosofico ed economico italiano. L'interesse della proposta, sviluppata inizialmente da Hyman Minsky e ripresa indipendentemente da diversi economisti in particolare di indirizzo post-keynesiano, sta essenzialmente nell'affrontare congiuntamente lotta alla povertà e perseguimento della piena occupazione, all'interno di un quadro macroeconomic...

  3. PENGGUNAAN DISFEMIA PADA JUDUL BERITA NASIONAL DI TV ONE DENGAN PAWARTOS NGAYOGYAKARTA DI JOGJA TV

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    R. Yusuf Sidiq Budiawan

    2016-11-01

    Full Text Available Penelitian mengenai penggunaan disfemia ini bertujuan untuk 1 mendeskripsikan bentuk-bentuk disfemia yang digunakan pada judul berita berbahasa Indonesia di TV One dan berbahasa Jawa di Jogja TV, 2 mendeskripsikan nilai rasa dalam disfemia, 3 mendeskripsikan topik-topik berita yang memunculkan disfemia, dan 4 karakteristik kebahasaannya. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik catat (Mastoyo, 2007:44-46 dan teknik sampling berdasarkan tujuan (purposive sampling. Teknik ini akan mencatat hasil penyimakan semua data, yaitu juduljudul berita yang memiliki potensi disfemia pada berita nasional di TV One dan berita Pawartos Ngayogyakarta di Jogja TV. Analisis data dilakukan dengan teknik triangulasi (Elliott, 1991:82 melalui tiga perspektif. Data penelitian ini disajikan dengan metode formal dan informal. Hasil analisis data menunjukkan bahwa 1 Penggunaan disfemia hanya berada pada tataran kata saja, 2 nilai rasa pada judul berita di TV One dapat diklasifkasikan menjadi 5 jenis, sedangkan nilai rasa pada judul berita di Jogja TV dapat diklasifkasikan menjadi 2 jenis saja, 3 disfemia di TV One muncul dalam 5 topik berita, sedangkan dalam berita di Jogja TV ditemukan pada 3 macam topik, 4 penggunaan disfemia pada berita di TV One lebih banyak, lebih ditonjolkan, dan “menyerang” langsung obyek yang diberitakannya, sedangkan bentuk disfemia pada berita di Jogja TV tidak.

  4. Commissione parlamentare di inchiesta sul fenomeno della mafia in Sicilia 1976: la relazione di minoranza di Pio La Torre e Cesare Terranova

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    a cura di Sarah Mazzenzana

    2017-04-01

    Full Text Available In occasione del novantesimo anniversario dalla nascita di Pio La Torre, e in sintonia con numerose celebrazioni istituzionali, la Rivista propone, all’interno di questa sezione, un documento il cui valore storico, politico e giudiziario è stato riconosciuto solo a distanza di anni. Si tratta della Relazione di minoranza datata 4 febbraio 1976, redatta dall’onorevole Pio La Torre, insieme al giudice Cesare Terranova e sottoscritta dai deputati Benedetti, Malagugini, e dai senatori Adamoli, Chiaromonte, Lugnano e Maffioletti alla fine della VI Legislatura. La Relazione, qui integralmente ripubblicata - fatta esclusione per gli allegati -, si pone in netto contrasto con l’impianto della Relazione di maggioranza della Commissione parlamentare di inchiesta sul fenomeno della mafia in Sicilia, presieduta dal senatore Luigi Carraro. La valutazione fortemente critica proposta dai firmatari muove dall’accusa di aver omesso nella Relazione generale, il tema centrale per la comprensione del fenomeno mafioso ovvero il rapporto di compenetrazione tra il sistema di potere mafioso e l’apparato statuale-politico. La Relazione, come può intuire il lettore, contiene già le premesse della proposta di legge di Pio La Torre sul reato di associazione mafiosa, che sarà approvata il 13 settembre 1982 e diventerà come Legge “Rognoni- La Torre” una pietra miliare della normativa antimafia italiana.    For the ninetieth anniversary of the birth of Pio La Torre, the Review proposes in this section the minority report dated 4 February 1976. The report was drawn up by the deputy La Torre, together with the judge Terranova and it was endorsed by deputies Benedetti, Malagugini and by senators Adamoli, Chiaromonte, Lugnano e Maffioletti by the end of the legislature. The Review publishes the report fully, excluding the annexes. The document highlights limits, inconsistencies and reticence present within the majority report of the parliamentary Antimafia

  5. Campagna di social marketing per sensibilizzare all'uso delle cinture di sicurezza e dispositivi per bambini

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    S. Cinquetti

    2003-05-01

    Full Text Available

    Obiettivi: aumento del 10% dell’uso delle cinture di sicurezza anteriori e posteriori e del 20% dei seggiolini per bambini nella Regione del Veneto.

    Metodi: il Programma Regionale di Prevenzione dei Traumi da Traffico è stato varato nel 1998 e rifinanziato nel 2002 per un secondo triennio. Fa capo alla Direzione per la Prevenzione dell’Assessorato alle Politiche Sanitarie del Veneto, coinvolge i Dipartimenti di Prevenzione di tutte le Aziende ULSS del Veneto e ha come capofila l’azienda ULSS 7 di Pieve di Soligo (TV. Nell’ambito del programma, il 16 maggio 2003 è stata avviata una campagna di marketing sociale finanziata dalla fondazione CARIVERONA e commissionata ad un’ agenzia pubblicitaria leader del settore. La campagna è stata preceduta da ricerca formativa con 19 focus group e 12 interviste, volta ad analizzare il punto di vista dei diversi target, nonché degli attori principali coinvolti (Forze dell’Ordine, autoscuole, etc. Dopo un test di gradimento, la campagna è partita con spot televisivi e radiofonici, inserzioni nei giornali e manifesti informativi destinati alle scuole medie superiori, alle scuole guida nonché agli ambulatori dei medici di famiglia. Attraverso i media si sostiene una serie di azioni nel territorio che coinvolgeranno le amministrazioni comunali, le forze di polizia e le associazioni di volontariato.

    Risultati: l’efficacia della campagna viene valutata attraverso due distinte rilevazioni dell’uso delle cinture di sicurezza/seggiolini, confrontando i dati raccolti prima della campagna e dopo.

    Conclusioni: i traumi da traffico rappresentano nel Veneto un’importante causa di mortalità e morbosità. Il programma regionale ha utilizzato la tecnica innovativa del marketing sociale come strumento essenziale per sostenere i cambiamenti comportamentali necessari a prevenire l’incidentalità da traffico nel

  6. Sieropositivitá per HIV, HBV e HCV negli utenti del Servizio di Tossicodipendenza di Formia (ASL di Latina

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    G. La Torre

    2003-05-01

    Full Text Available

    Obiettivi: valutare la prevalenza sieropositività per HIV, HBV e HCV nei tossicodipendenti afferenti al Ser.T di Formia (LT.

    Materiali e metodi: sono state consultate le cartelle cliniche degli afferenti al Ser.T. nel 2002, estraendo dati relativi ai parametri socio-demografici ed alle sieropositività. L’analisi statistica ha previsto l’impiego del test del χ2 e della regressione logistica multipla.

    Risultati: sono stati presi in considerazione 135 tossicodipendenti, di cui 103 (76.3% maschi e 32 (23.7% femmine. L’età mediana dell’inizio della tossicodipendenza e della presa in carico presso il servizio erano, rispettivamente, di 18 e di 23 anni. Il 94.1% dei tossicodipendenti risulta dipendente primariamente da eroina, il 5.2% da cocaina e lo 0.7% da alcol. Relativamente alle positività per i virus considerati, 7 soggetti (5.2% sono risultati positivi all’HIV, 23 (17% sieropositivi per HBV e 50 (37% sieropositivi per HCV. L’analisi multivariata mostra che sono associate alla sieropositività per HCV la sieropositività per HBV (OR = 3.87 e l’età della presa in carico presso il servizio superiore a 25 anni (OR = 1.88; alla sieropositività per HBV l’occupazione saltuaria (OR = 4.58, la HCV positività (OR = 4.41 e la HIV positività (OR = 5.39; alla sieropositività per HIV l’età della presa in carico presso il servizio superiore a 25 anni (OR = 4.94.

    Discussione: l’indagine ha messo in evidenza prevalenze di sieropositività per HCV, HBV e HIV decisamente inferiori a quelle registrate in altre realtà italiane ed internazionali. Una possibile spiegazione potrebbe essere ricercata nei bassi livelli di sieropositività per questi virus nella popolazione generale del Basso Lazio, o nella scarsa abitudine di scambiarsi le siringhe fra tossicodipendenti di questa area geografica.

  7. Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Nepa Berdasarkan Preferensi Pengunjung Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Tadaki Santoso Hasegawa

    2017-03-01

    Full Text Available Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, memiliki kawasan wisata pantai Nepa, yang terdiri dari 6 potensi wisata di 3 desa, yakni wisata alam pantai Nepa, wisata alam hutan kera Nepa, makam petilasan Raden Segoro, wisata arung laut, wisata budaya Rokat Tase’, dan wisata buatan waduk Nipah, di Desa Batioh, Desa Nepa, dan Desa Montor. Penelitian deskriptif ini menggunakan analisis deskriptif, yang digunakan untuk mencapai sasaran pertama analisis potensi wisata, sasaran kedua analisis preferensi pengunjung, hingga sasaran terakhir merumuskan arahan pengembangan kawasan wisata pantai Nepa berdasarkan preferensi pengunjung. Rumusan arahan pengembangan kawasan tersebut menghasilkan arahan pengembangan berupa penyediaan, perbaikan, pemeliharaan, dan peningkatan akses prasarana dan sarana pariwisata, peningkatan kesadaran terhadap kelestarian lingkungan dan sikap masyarakat terhadap pengunjung dengan nilai-nilai sapta pesona, penambahan jenis atraksi wisata, penyediaan akomodasi, peningkatan partisipasi masyarakat, dan promosi kawasan, untuk setiap potensi wisata.

  8. Classi quasi additive di eventi e coerenza di probabilità condizionate

    OpenAIRE

    Gilio, Angelo

    1989-01-01

    Basandosi sul concetto di C$_{0}$-coerenza, si dimostra che, fissata una probabilità condizionata finitamente additiva P su $\\varepsilon\\times\\mathcal{X}$, con $\\varepsilon$ algebra di eventi, se la classe $\\mathcal{X}$ degli eventi condizionanti è P-quasi additiva, P è una probabilità condizionata coerente. Si esamina, inoltre, il prolungamento di P su $\\varepsilon\\times\\mathcal{X}${*}, con X $\\subset$ X{*}, tale che la classe $\\mathcal{X}${*} degli eventi condizionanti si...

  9. Verifica di costruibilità in sicurezza con l’ausilio di strumenti grafici

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Pietro Capone

    2013-10-01

    Full Text Available Il tema del presente contributo si inserisce a cavallo di due filoni di studi propri del Construction Management: la Sicurezza Cantieri e la Costruibilità. Per affrontare la questione si fa riferimento ad  un approccio che riconosce un ruolo chiave all’attività progettuale in generale ed, in particolare, alla evoluzione del Progetto Esecutivo in Costruttivo. Il metodo proposto consente, intervenendo sulla rappresentazione grafica degli elaborati progettuali, da una parte la valutazione specifica e dettagliata delle condizioni di sicurezza per la realizzazione dell’elemento in oggetto, e contestualmente di verificarne le condizioni di cantierabilità, in una fase precedente il cantiere e quindi in un momento in cui è ancora possibile intervenire, se del caso, con modifiche, più o meno significative sul progetto senza che esso ne risulti snaturato nella sua primitiva impostazione.

  10. Un approccio innovativo per l’analisi quantitativa delle superfici di frattura a fatica nelle ghise sferoidali mediante elaborazione di immagini

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    O. Di Bartolomeo

    2008-07-01

    Full Text Available Le osservazioni al microscopio elettronico a scansione (SEM delle superfici di frattura ottenute a seguito di rotture per fatica consentono di evidenziare alcuni meccanismi di avanzamento che dipendono dal materiale e dalla modalità di applicazione delle sollecitazioni. L’introduzione di moderne tecniche di analisi di immagine assistite al calcolatore permette di elaborare un numero di informazioni elevato che consente di porre in relazione le caratteristiche morfologiche locali con il comportamento meccanico macroscopico del materiale.In questo lavoro è stata implementata una tecnica innovativa di analisi di immagine basata sull’analisi della tessitura, valutando l’influenza delle condizioni di applicazione della sollecitazione (ΔK applicato sulla evoluzione del clivaggio rilevato sulle superfici di frattura a fatica di una ghisa sferoidale ferrito-perlitica.

  11. Distributions of the endemic and threatened freshwater fish depik, Rasbora tawarensis Weber & de Beaufort, 1916 in Lake Laut Tawar, Aceh Province, Indonesia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Zainal A. Muchlisin

    2013-08-01

    Full Text Available Depik fish, Rasbora tawarensis is an endemic and threatened species in Lake Laut Tawar (Central Aceh, Indonesia,and the population of depik has been decreased drastically over the last two decades. Information about distribution patternsis crucially needed in relation to plan better conservation strategies. Hence, the objective of present study was to evaluate thedistribution patterns (spatial and seasonal distribution based on catch per unit efforts and fish abundance data. Stratifiedrandom sampling was utilized in this study. Two fishing grounds were selected based on information from local fishermen,and a total of 14 fishing sites (seven sites per fishing ground were determined randomly. Sampling was conducted in differentseasons; dry and wet season. The Rasbora tawarensis is widespread in the lake but most abundant in shallow waters andthe near shore, however, the size is small on average for this area. In contrast, bigger fish was found in deep waters offshore,but with lower abundance. In conclusion, the distribution of depik is not seasonally dependent, but more spatially.

  12. Struttura e dinamica di popolazione del Capriolo (Capreolus capreolus nella Riserva Naturale Bosco di Vanzago

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    F. Sotti

    2003-10-01

    Full Text Available La ricerca effettuata sulla popolazione di Capriolo (Capreolus capreolus nella Riserva Naturale Bosco di Vanzago aveva lo scopo di approfondire le conoscenze sulla struttura e sulla dinamica di una popolazione d'ambiente planiziale che vive in condizioni del tutto peculiari: origine da un numero limitato di fondatori, isolamento, assenza di predatori naturali, elevata densità. Dal 1984 la popolazione è stata monitorata mediante censimenti in battuta e da punti di vantaggio, dai quali è stata ricavata una stima della dimensione della stessa pari a 54 individui nel 2003. La struttura di popolazione ed i parametri demografici sono stati rilevati dal 1994 anche mediante osservazioni dirette, effettuate percorrendo settimanalmente un tracciato standard finalizzato a coprire l'intera area di studio. La popolazione è risultata significativamente sbilanciata a favore delle femmine con una sex-ratio, nell'ultimo biennio, pari a 1,4 (Χ² = 49,36; g.l. = 1; P < 0,0001. La classe d'età degli adulti (maggiori di 2 anni è stata la più rappresentata (50,2%, mentre quella dei giovani la meno numerosa (23,6%. Per stimare l'andamento della popolazione nel tempo, sono stati elaborati i parametri demografici per effettuare delle simulazioni di vitalità (PVA utilizzando il software Vortex 8.21. Nonostante l'elevata densità di caprioli all'interno dell'area di studio, sia in assenza sia in presenza di depressione da inbreeding e considerando la riproduzione indipendente dalla densità, la popolazione nei successivi 30 anni non andrebbe incontro ad una diminuzione significativa del numero né della probabilità di sopravvivenza che, in entrambi i casi, si manterrebbe attorno al 99%. Nel caso in cui esistesse, invece, una correlazione tra successo riproduttivo e densità, si assisterebbe ad un sensibile decremento sia nei livelli di popolazione (inferiore alle cinque unità dopo trent'anni sia nella probabilità di sopravvivenza (ridotta al 20% dopo

  13. Ethanol from lignocellulosic biomasses; Etanolo da biomasse lignocellulosiche. Produzione di etanolo da paglia di grano mediante pretrattamento di steam explosion, idrolisi enzimatica e fermentazione

    Energy Technology Data Exchange (ETDEWEB)

    Ricci, E.; Viola, E.; Zimbardi, F.; Braccio, G. [ENEA, Divisione Fonti Rinnovabili di Energia, Centro Ricerche Trisaia, Policoro, Matera (Italy); Cuna, D. [Faucitano Srl, Milan (Italy)

    2001-07-01

    In this report are presented results achieved on the process optimisation of bioethanol production from wheat straw, carried out within the ENEA's project of biomass exploitation for renewable energy. The process consists of three main steps: 1) biomass pretreatment by means of steam explosion; 2) enzymatic hydrolysis of the cellulose fraction; 3) fermentation of glucose. To perform the hydrolysis step, two commercial enzymatic mixtures have been employed, mainly composed by {beta}-glucosidase (cellobiase), endo-glucanase and exo-glucanase. The ethanologenic yeast Saccharomyces cerevisiae has been used to ferment the glucose in he hydrolyzates. Hydrolysis yield of 97% has been obtained with steam exploded wheat straw treated at 220{sup 0}C for 3 minutes and an enzyme to substrate ratio of 4%. It has been pointed out the necessity of washing with water the pretreated what straw, in order to remove the biomass degradation products, which have shown an inhibition effect on the yeast. At the best process conditions, a fermentation yield of 95% has been achieved. In the Simultaneous Saccharification and Fermentation process, a global conversion of 92% has been obtained, which corresponds to the production of about 170 grams of ethanol per kilogram of exploded straw. [Italian] Si riportano i risultati di un'attivita' di ricerca finalizzata all'ottimizzazione del processo di produzione di etanolo da paglia di grano. Il processo esaminato consta di un pretrattamento mediante steam explosion della paglia, seguito da idrolisi enzimatica della cellulosa e fermentazione del glucosio ottenuto. Per effettuare l'idrolisi sono stati utilizzati due preparati enzimatici disponibili commercialmente, costituiti da {beta}-glucosidasi, endo-glucanasi ed eso-glucanasi. Per la fermentazione del glucosio negli idrolizzati e' stato impiegato il lievito Saccharomyces cerevisae. E' stata raggiunta un'efficienza massima di idrolisi del 97% utilizzando

  14. Bertilla e Berta: il ruolo di Santa Giulia di Brescia e di San Sisto di Piacenza nel regno di Berengario I Bertilla and Berta: the role of St. Giulia of Brescia and St. Sisto of Piacenza in the reign of Berengar I

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Cristina Sereno

    2012-10-01

    Full Text Available Di nessuna delle due mogli di Berengario I – Bertilla, la prima, un’aristocratica di origine supponide e Anna, la seconda, una principessa bizantina – si sono conservate le carte dei dotari. Di entrambe, inoltre, nessuna carta ricorda attività economiche o patrimoniali. Nel contesto familiare di Berengario I emerge però una delle due figlie, Berta, che fu badessa del monastero di San Salvatore di Brescia e poi anche, per nomina paterna, del monastero di San Sisto di Piacenza, fondato pochi decenni prima da Angelberga. Entrambi i monasteri avevano raccolto nei loro patrimoni larghe quote del fisco regio, spesso in prima istanza transitati nei dotari delle regine: le curtes e i monasteri dipendenti erano sparsi in tutta la parte settentrionale della penisola e, in taluni casi, oltrepassavano la linea degli Appennini. Berta appare così assumere presso la corte di Berengario una funzione di grande rilievo nella gestione e nella salvaguardia dei patrimoni di tali monasteri.Of none of the two wives of Berengar I - Bertilla, the first, an aristocratic woman from the Supponids and Anna, the second, a Byzantine princess - have been preserved dower charters; moreover no charter reminds businesses or assets. In the family context of Berengar I emerges, however, one of his two daughters, Berta, who was abbess of the monastery of St. Salvatore in Brescia and later, by his father's appointment, of the monastery of St. Sisto in Piacenza, founded a few decades earlier by Angelberga. Both monasteries were collected in their assets large shares of royal treasury, often in the first instance passed through in doweries of the queens: the curtes and the dependent monasteries were spread across the northern part of the peninsula and, in some cases, they passed the line of the Apennines. It looks like as at the court of Berengar Berta  assumes a role of great importance in the management and safeguarding of the assets of these monasteries.

  15. Contributo di dati di gravità nella valutazione del vulcanismo CAMP in Africa Nord-Occidentale

    OpenAIRE

    Fabbri, Julius

    2015-01-01

    2013/2014 La domanda alla base di questa ricerca è stata se il metodo della gravimetria satellitare possa essere utilizzato per seguire le unità geologiche anche in luoghi difficilmente accessibili. L’obiettivo di questa ricerca è di verificare se le missioni satellitari di nuova generazione permettano di identificare la più grande delle province ignee della Terra (Bertrand et al., 2013), nota come CAMP (Central Atlantic Magmatic Province) in Africa nord-occidentale. Oltre alle motivazioni...

  16. Il viaggio gastronomico di Paolo Monelli

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Alberto Salarelli

    2013-01-01

    Full Text Available Il ghiottone errante di Paolo Monelli, pubblicato nel 1935, rappresenta uno dei primi esempi di narrativa di viaggio in tema di enogastronomia, un genere destinato a grande successo nel secondo dopoguerra. In questo articolo, oltre a ripercorrere la vicenda biografica di Monelli, si sottolineano le relazioni tra Il ghiottone e la cultura gastronomica del regime fascista, e si evidenziano alcuni tratti caratteristici del suo stile di scrittura.

  17. Il bosone di Higgs l'invenzione e la scoperta della "particella di Dio"

    CERN Document Server

    Baggott, Jim

    2013-01-01

    Tra i tanti oggetti pervasivi ed elusivi che affollano la dimensione invisibile del mondo subatomico, il "bosone di Higgs" è stato il più pervasivo ed elusivo: quella particella era l'elemento cruciale che mancava a completare il puzzle del Modello Standard, perché conferiva massa a tutte le altre particelle elementari, un enigma rimasto altrimenti insoluto. Quando finalmente il 4 luglio 2012 il CERN ne ha annunciato la verifica sperimentale, la "particella di Dio" (come un fisico l'ha temerariamente denominata) ha attirato su di sé i riflettori dell'attenzione mediatica mondiale. Affrontando l'intera questione con un rigore che ne acuisce la densità intellettuale e la vertigine tecnologica, Jim Baggott segue due percorsi paralleli. Non solo, infatti, ne ricostruisce la genesi teorica, ma ripercorre tutte le stazioni di avvicinamento all'eclatante risultato di Ginevra: il legame tra i primi acceleratori degli anni Venti e le collisioni di particelle nei raggi cosmici; la messa a punto del ciclotrone da p...

  18. Retrodatazioni di viaggio

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Mario Piotti

    2013-07-01

    Full Text Available La letteratura di viaggio, in specie quella sette-ottocentesca, presenta, tra molteplici motivi di interesse, ricchi spunti di indagine anche per la storia della lingua e certamente non è il minore quello relativo agli aspetti lessicali. Nell’articolo non si intende dare una descrizione lessicale completa dei testi odeporici esaminati, ma più limitatamente si presenta una serie cospicua di retrodatazioni e datazioni di parole raccolte in quei testi e quindi ricercate, così allargando lo spettro testuale oltre i limiti della letteratura periegetica, attraverso Google libri. Ma nonostante questo parziale spostamento di sguardo, le schede seguenti continuano a documentare la ricchezza del lessico dell’odeporica: termini scientifici, storici, stranierismi e regionalismi ben testimoniano la varia curiosità dei viaggiatori.  Backdating through travelsSeventeenth and eighteenth century travel literature features, among many points of interest, ideas for researching the history of the language, especially lexical aspects. The article does not intend to give a complete lexical description of the odeporic texts examined, but is limited to a substantial number of backdatings and datings of words collected in those texts, thusgoing beyond the limits of textual periegetic literature, through Google books. Despite this partial shift of attention, we continue to document the richness of odeporic vocabulary: scientifically, historically, through foreign terms and regionalisms, bearing witness to the varied curiosity of travelers.

  19. Il Cratilo di Platone

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Maria Chiara Pievatolo

    2015-06-01

    Full Text Available La guida ipertestuale alla lettura del Cratilo di Platone composta per gli studenti della facoltà di Scienze politiche dell’università di Pisa è ora visibile a tutti qui. L’ipertesto ha tratto vantaggio dall’Introduzione alla linguistica generale del professor Manuel Barbera dell’università...

  20. Fisica del nucleo stelle di neutroni

    CERN Document Server

    Bernardini, Carlo

    1982-01-01

    Studio sistematico delle masse nucleari ; energia di legame ; raggi nucleari dai nuclei speculari ; il nucleo in approssimazione di Thomas-Fermi ; introduzione allo scattering : caratterizzazione cinematica degli urti ; la sezione d'urto ; il fattore di forma dei nuclei ; gli atomi u-mesici ; proprieta elettromagnetiche statiche dei nuclei (momenti di multipolo) ; momento di quadrupolo elettrico dei nuclei ; momento d dipolo magnetico dei nuclei ; metodo delle risonanze magnetiche nucleari (NMR) ; misura del fattore giromagnetico e del momento di quadrupolo ; modelli nucleari a particelle indipendenti, il modello a shell ; l'interazione spin-orbita ; il modello a shell e le linee di Schmidt per il momento magnetico dei nuclei con "A" dispari ; nuclei non sferici (deformati) ; stelle di neutroni.

  1. Teoria dell'elettromagnetismo fenomeni e leggi fondamentali : energia dei campi e delle distribuzioni di carica, applicazioni di meccanica analitica e statistica, teoria della relatività, emissione e propagazione di onde elettromagnetiche

    CERN Document Server

    Tenaglia, Livio

    1956-01-01

    Leggi fondamentali dell'elettromagnetismo ; le equazioni di Lagrange, di Hamilton e di Jacobi, il principio di Fermat ; applicazioni di meccanica analitica all'elettromagnetismo ; teoria statica dell'irraggiamento ; fondamenti di teoria della relatività ; propagazione delle onde elettromagnetiche proprietà elementari dei conduttori ; emissione di onde elettromagnetiche ; richiami analitici ; unità di misura per le grandezze del campo elettromagnetico.

  2. STUDI PENANGKAPAN IKAN KEMBUNG (Rastrelliger kanagurta DENGAN MENGGUNAKAN DATA SATELIT DI LAUT JAWA PADA MUSIM TENGGARA DAN BARAT LAUT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Bardiyanto -

    2012-11-01

    Full Text Available caught and consumed by local community. Monsoon is the main factor governing the characteristics of the Java Sea. This research location is in Java Sea. Chlorophyll-a and SST data will be obtained from Aqua-Modis Satellite. Wind data is `from QuikScat Satellite. Sea surface height data is from Jason 1 Satellite. Fishery data will be taken from the Fishing Port of Dadap (West Java and Pekalongan (Central Java. Pattern of fish catching season will be analyzed using time series technique with ratio to moving average method. Effort optimum and MSY will be taken with Surplus production models by Schaefer (1957. The Total Allowed Catch is 80% x MSY. Wind direction during northwest monsoon flows southeastward and during southeast monsoon flows northwestward. Generally, wind speed and chlorophyll-a in Java Sea during southeast monsoon is relatively higher compare with it during northwest monsoon. Generally, SST and SSH in Java Sea during southeast monsoon is relatively lower compare with it during northwest monsoon. Correlation between chlorophyll-a and SST is inversely correlated with correlation coefficient - 0.578. Correlation value between wind speed and SST is -0.728. SST and SSH correlation is 0.78.During northwest monsoon, low potential area was bigger than potential area. This is cause by chlorophyll-a and low wind speed, SSH and high SST. Therefore, fish production becomes few. Potential area was located in western part of Java Sea. Meanwhile in southeast monsoon, mainly high potential area were in Bawean Island, Masalembo Island and Kangean Island. And potential area was over the Java Sea. This is cause by chlorophyll-a and high wind speed, SSH and low SST. This is indicating upwelling. So, fish production during southeast monsoon was bigger than during northwest monsoon. This match-up value between fishing ground GIS and fishing ground by fisherman is 80.2%. Catching season index shown that the increase of Indian Mackerel abundance is occurring in April and the maximum number is in July and Augustus. This is caused by the highest chlorophyll-a concentration (0.42 mg/m³ and a low SST (27-28ºC, so create a high primary productivity. This environment condition will support fish spawning. Optimum effort value is 345 vessel/month. And TAC value is 437.808 kg/month. The number of fishing vessel since 2002 increased to 2007, over optimum effort. Meanwhile, the fish production is over TAC until the end of 2004. Then it decreased under TAC to 2007. This indicates that fish catching of Indian Mackerel in Java Sea is classified over fishing. Correlation value between Indian Mackerel fish catch to ENSO in Java Sea is 0.127. This is indication of ENSO phenomena did not influence fish catching. F calculates is 6.513 with significant level 0.005. This means, chlorophyll-a and SST are together influence fish catching of Indian Mackerel in Java Sea. And correlation between fish catching with SST and chlorophyll-a is 0.57.

  3. POTENSI DAYA TARIK DAN PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP EKOWISATA LAUT DI PULAU HARAPAN, TAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN SERIBU (TNKpS

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Meyliana Astriyantika

    2016-07-01

    Full Text Available Harapan Island is the area of the island situated in the settlement of the KepulauanSeribu Marine National Park (TNKpS. The abundance of natural resources of the sea and the beauty of the natural landscape into a tourist attraction to this location, so it looks the existence value of benefits and high economic value. This study done to assess the potential of natural resources to be the object of ecotourism activities in the Harapan island KepulauanSeribu Marine National Park (TNKpS, as well as assess the perceptions of visitors who do the activities of ecotourism in the location to know how the assessment of visitors to the satisfaction felt.Research conducted in december 2014 until april 2015, using a questionnaire, interviews and observations roomy to look at the location and the availability of the object of attraction.The results that the visitors who come to the location of the Harapan island in the dominant is the visitors who come in groups, and visitors can feel satisfied with what they get from ecotourism activities in the Harapan island. Harapan island of being the places are in the zone TNKpS settlement with the potential of natural resources abiotik (23,43%, algae (19,66%, hard corals (50,07%, soft corals (0,00%, corals die (3,24%, and biota other (3,60%.But as the object to the main tourist activities in the island of hope that is the beauty of the sea, coral reefs, ornamental fish and as tourist attraction of maritime and coastal tourist attractive to visitors.Based on the results of research, the latest data in TNKpS known that there are 36 the type of coral reefs and 56 kind of ornamental fish in the Harapan island. Keyword: harapan Island, Kepulauan Seribu National Park, marine ecotourism, perception of visitors, the potential of attractiveness

  4. Enrico Fermi a Firenze le "Lezioni di meccanica razionale" al biennio propedeutico agli studi di ingegneria : 1924-1926

    CERN Document Server

    Frosali, Giovanni; Pelosi, Giuseppe

    2014-01-01

    Enrico Fermi, Premio Nobel per la Fisica nel 1938, ha insegnato alla Regia Università degli Studi di Firenze. La permanenza di Fermi a Firenze fu breve, solo due anni accademici (1924-25 e 1925-26); in questi anni tenne i corsi di fisica matematica e di meccanica razionale. Il presente volume è un contributo alla ricostruzione di questo periodo non molto noto della vita di Fermi, ma segnato scientificamente dalla pubblicazione della statistica che prende il suo nome, base tra l'altro della fisica dei semiconduttori e quindi dell'elettronica moderna. Vengono anche riprodotte nel testo le "Lezioni di meccanica razionale" tenute da Enrico Fermi nel periodo predetto agli studenti di scienze e del biennio propedeutico agli studi di ingegneria. I temi affrontati da Enrico Fermi nelle sue lezioni includono la cinematica e la dinamica del punto, la cinematica e la statica dei sistemi rigidi, inclusa la statica di sistemi più in generale. Infine le lezioni contengono le equazioni di "Lagrangia" e alcuni elementi di...

  5. BUDIDAYA KERANG HIJAU (Perna viridis L. DENGAN METODE DAN KEPADATAN BERBEDA DI PERAIRAN PESISIR KUALA LANGSA, ACEH

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Andi Sagita

    2017-05-01

    Full Text Available Kerang hijau merupakan komoditas budidaya laut yang sangat prospektif untuk dikembangkan pada suatu sistem budidaya, karena dapat dilakukan dengan biaya produksi yang rendah namun menghasilkan profitabilitas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode dan kepadatan yang paling optimal untuk budidaya kerang hijau di perairan pesisir Kuala Langsa, Aceh. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial yang terdiri atas faktor metode (long line dan stick dan faktor kepadatan (20, 30, dan 40 individu/kantong 5,30 L, masing-masing diulang sebanyak empat kali. Berdasarkan sidik ragam data Specific Growth Rate (SGR dari panjang (SGL L dan bobot (SGR W menunjukkan semua perlakuan metode, kepadatan dan interaksi berbeda signifikan pada taraf uji 5% (P<0,05, di mana perlakuan yang paling optimal yaitu perlakuan metode long line dengan kepadatan 20 individu/kantong 5,30 L diperoleh rata-rata nilai SGR (L sebesar 0,86 ± 0,01%/hari dan SGR (W sebesar 1,18 ± 0,04%/hari dengan sintasan mencapai 92,50 ± 2,89%. Parameter kualitas perairan selama periode budidaya masih sesuai untuk mendukung kehidupan kerang hijau di mana suhu berkisar 27,5-34,0°C; salinitas 28,5-33,0 ppt; pH 7,8-8,6; dan oksigen terlarut 4,5-6,5 mg/L; serta kecepatan arus 0,1-0,3 m/s. Budidaya kerang hijau dengan metode long line pada kepadatan 20 individu/kantong 5,30 L merupakan pola budidaya yang paling optimal untuk diterapkan di perairan pesisir Kuala Langsa, Aceh. Green mussel is a very prospective marine aquaculture commodity due to its low cost production but with high profitability. This research aimed to determine the most optimal method and densities for green mussel culture in coastal waters of Kuala Langsa, Aceh. The research used a completely randomized factorial design consisting of methods factor (long line and stick and densities factor (20, 30, and 40 individuals/basket 5.30 L, each repeated four times. Based on the variance analysis of

  6. Scegliere la musica nell’era di Internet

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Marco Russo

    2014-01-01

    Full Text Available La diffusione della musica su Internet è sorta solo dopo l’avvento di due specifiche tecnologie. La prima è relativa ai sistemi di compressione (soprattutto MP3 che ha permesso di ridurre le dimensioni di ciascun file, la seconda al progressivo ampliamento della banda disponibile agli utenti casalinghi (ADSL che ha drasticamente velocizzato i tempi di trasferimento dei dati. La nascita di Napster e dei successive sistemi peer to peer [Merriden 2001] ha reso infine la pratica di ricerca di brani musicali su Internet una prassi diffusa e stabilizzata [Mari 1999], tanto da soppiantare gran parte dei tradizionali media musicali ed ingenerare nuove forme di commercializzazione e gestione dei dati sonori [Prato 1995; Silva-Ramello 1999]. Senza entrare nel dettaglio legale dell’irruzione di Internet nella diffusione di materiali [Darias de las Heras 2003], aspetto che è tutt’altro dall’apparire chiaramente definito anche a causa di rapide trasformazioni normative locali rispetto ad un evento di dimensione assolutamente internazionale, certo è che le iniziali, e primitive, modalità di raccolta di brani su Internet si sono progressivamente evolute sino ad assumere rilevanti connotati tecnologici e commerciali [Di Carlo 2000] che rendono possibile individuare e effettuare il download di pressoché qualsiasi brano si desideri. Il rilievo principale che sorge da queste considerazioni impone dunque una nuova modalità di fruizione della musica rispetto a quella diffusa dai tradizionali media, poiché questi ultimi, al contrario di Internet, non permettono alcuna interazione ed è quindi essenzialmente passiva. Con l’avvento di Internet e tutti i suoi corollari il problema del fruitore di musica cambia profondamente, spostando l’attenzione principalmente verso quello della “scelta” della musica, indipendentemente, spesso, dall’uso che se ne potrà fare o delle modalità di ascolto che saranno messe in atto. Con questo intervento

  7. H-Star di Trimble Un sistema GPS in doppia frequenza per rilievi di alta precisione

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Redazione Redazione

    2005-10-01

    Full Text Available L’acquisizione dati con H-Star è gestita con un software specificatamente ideato per i dati di elevata accuratezza. Esso, dotato di indicatore Predicted PostprocessedAccuracy (PPA, mostra chiaramente la precisione che si otterrà una volta che i dati H-Star verranno postprocessati. L’elaborazione di questi dati è studiata appositamente per raggiungere una precisione superiore ai 30 cm con non più di due minuti di dati continui.

  8. Il viaggio gastronomico di Paolo Monelli.

    OpenAIRE

    Salarelli, Alberto

    2013-01-01

    Il ghiottone errante di Paolo Monelli, pubblicato nel 1935, rappresenta uno dei primi esempi di narrativa di viaggio in tema di enogastronomia, un genere destinato a grande successo nel secondo dopoguerra. In questo articolo, oltre a ripercorrere la vicenda biografica di Monelli, si sottolineano le relazioni tra Il ghiottone e la cultura gastronomica del regime fascista, e si evidenziano alcuni tratti caratteristici del suo stile di scrittura. Paolo Monelli‟s Il ghiottone errante (The Wand...

  9. SPERIMENTAZIONE DI UNA PROVA INVALSI: PER COSTRUIRE UN CURRICOLO DI LETTURA

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Augusto Campagnolo

    2013-01-01

    Full Text Available Che cosa sono le prove INVALSI? Che cosa valutano e a che cosa servono? E ancora, quale contributo possono offrire alla didattica della lettura? Mentre la scuola italiana è investita da una fase di grandi cambiamenti, docenti e dirigenti devono confrontarsi anche con un nuovo sistema di valutazione che, attraverso le prove Invalsi, sta delineando la scuola del futuro. L’articolo offre un contributo di riflessione sul modello di valutazione proposto dalle prove e aiuta a chiarire il quadro teorico della lettura e comprensione del testo; analizza, infine, una prova di lettura e propone un possibile utilizzo delle prove somministrate di italiano nel curricolo scolastico. New INVALSI testing: building a curriculum for reading  What are INVALSI tests? What do they assess and what are they for? And again, what can they contribute to the teaching of reading? Italian schools are undergoing great change, and teachers and administrators are faced with a new evaluation system, the INVALSI tests, which are shaping the future of the school system. The article offers a reflection on the evaluation model proposed by the tests, helping to clarify the theoretical framework for reading and understanding texts and also analyzes a reading test.  Suggestions for a possible way to use the Italian language tests administered as part of the school curriculum are made.

  10. Kandungan Nitrat dan Fosfat Sedimen serta Keterkaitannya dengan Kerapatan Mangrove di Kawasan Mertasari di Aliran Sungai TPA Suwung Denpasar, Bali

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ni Nyoman Desi Kusuma Dewi

    2017-06-01

    Full Text Available Mangrove is a green plants tolerant of salt water, which grows mainly along the sheltered coastal areas, especially along the bay or in estuaries. Final Disposal (TPA Rubbish Suwung which located in the village Pedungan South Denpasar District is the rubbish dumps originating from the city of Denpasar and Badung. There is a natural mangrove vegetation in the river TPA. Mertsari area which located in the village of Sanur, West Denpasar District is a mangrove planting area and tourism destination on the Mertasari Beach. The purpose of this research are as follows: (1 To identify the content of nitrate and phosphate in mangrove sediments, (2 To determine the density of mangrove in Region Mertasari and TPA Suwung River Flow and (3 To describe the mangrove density is linkage with nitrate and phosphate mangrove sediments. The method used on this research is linear regression. Nitrate and phosphate sediments of mangroves in TPA Suwung River Flow and Region Mertasari range of 0.04 ppm - 79.034 ppm. The average density results of the mangrove tree level, saplings and seedlings in different locations ranged 0.01 ind / m2 - 0.32 ind / m2. The river's flow TPA Suwung produce a simple linear regression calculation of nitrate mangrove sediments density y = -0,002x + 0,288 (R2 10,1 %, and the calculation of the density sedimentary  phosphate mangrove produce y = 0,007x + 0,125  (R2 6,1 %. The results of simple linear regression calculation of nitrate sediments density Mertasari mangrove area is y = -0,002x+ 0,537  R2 = 4,7%, and the calculation of the density sedimentary  phosphate mangrove produce y = -0,038x + 0,777 (R2 63,7 %.

  11. Teoria dei quanti di luce

    CERN Document Server

    Einstein, Albert

    1992-01-01

    In questo scritto un’intuizione storica limpida e penetrante, con la quale il giovane Einstein pose le basi per i successivi studi sulla teoria della relatività, è consegnata al lettore in forma chiara ed essenziale. Nel 1905, appena ventiseienne, Einstein intervenne nel dibattito sulle leggi di distribuzione della radiazione luminosa che all’epoca animava gli ambienti scientifici e che si inseriva nel più ampio processo di revisione delle scienze fisiche e naturali. Il giovane scienziato tentò di dimostrare come «...una radiazione monocromatica di densità ridotta... si comporta, per quanto riguarda la termodinamica, come se fosse composta da quanti di energia indipendenti l’uno dall’altro». In altre parole, nel caso limite di basse temperature e piccole lunghezze d’onda, la teoria ondulatoria della luce, tradizionalmente accettata e riconosciuta dai fisici, sembrava destituita di ogni fondamento, e si faceva strada l’ipotesi che la radiazione viaggiasse “a pacchetti”. Lo sviluppo succe...

  12. Integrazione di tecniche informatiche per la conservazione della Memoria Storica. Il centro urbano di S. Pietro Infine.

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Michela Cigola

    2012-11-01

    Full Text Available La sperimentazione che si presenta in questo articolo è un corollario delle esperienze condotte con le ricerche PRIN 2006 e PRIN 2008, che avevano come focus l’uso e l’approfondimento dei Sistemi Informativi territoriali, che il nostro gruppo ha testato a diverse scale trovando in essi un validissimo supporto all’analisi ed al rilievo. Abbiamo pensato di far dialogare i sistemi GIS con la tecnologia laser scanner, strumenti uno per rappresentare e l’altro per rilevare basandoci sul fatto che entrambi gli approcci operativi, GIS e Scanner Laser trattano elementi topologici [punti] proiettati in determinati Datum cartografici. In sintesi si propone di individuare una procedura in grado di confrontare/leggere il modello 3D-Digital Surface Model (DSM, risultato dell’elaborazione della nuvola di punti georeferenziati acquisiti con la scansione, all’interno di strutture G.I.S. verificando la possibilità di associare ad esso, banche di dati complesse con contenuti che riguardano anche gli elementi del rilievo tradizionale. In questo modo si tenta di informatizzare la conoscenza singolare e sistemica di architetture o nuclei urbani e la rappresentazione con modelli 3D interattivi risultati di un rilievo strumentale. La sperimentazione sarà condotta sul centro urbano di San Pietro Infine, in provincia di Caserta, tessuto urbano di grande interesse, poiché è rimasto immutato dal momento in cui fu distrutto dai bombardamenti alleati durante l’ultima guerra.

  13. Spirochete della malattia di Lyme nelle zecche raccolte in uno studio di campo nell’Italia centrale (Regione Marche

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ilaria Pascucci

    2010-06-01

    Full Text Available La malattia di Lyme è la più diffusa malattia trasmessa da zecche in Italia. La provincia di Pesaro ed Urbino per le sue caratteristiche ecologiche può essere considerata area rischio per la patologia. Ciò nonostante, non sono ancora disponibili dati di campo per questa area, sebbene la malattia sia presente nei territori limitrofi. Al fine di indagare la presenza del ciclo della borreliosi di Lyme, è stato condotto, nell’area di interesse, uno studio di un anno durante il quale sono state raccolte zecche da cervidi selvatici, uomo e dall’ambiente, successivamente identificate e analizzate mediante PCR. Le zecche appartenenti alla specie Ixodes ricinus (la specie più frequente in tutte le raccolte sono state testate mediante tre diverse PCR per la ricerca di Borrelia burgdorferi s.l. Inoltre, per identificare le genospecie di Borrelia burgdorferi s.lcoinvolte, è stato amplificato e sequenziato un frammento della regione intergenica spaziatrice 5S-23S dell’ RNA ribosomiale. Il sequenziamento ha permesso di identificare due differenti genospecie: B. burgdorferi s.s. e B. lusitaniae, precedentemente coinvolte in casi umani di malattia di Lyme. Le informazioni riguardo le relazioni tra ospite, zecca e genospecie di B. burgdorferi s.l., confermando le notizie già presenti in letteratura per il bacino del Mediterraneo, mostrano come nell’area di interesse siano presenti le condizioni favorevoli allo sviluppo del ciclo della borreliosi di Lyme.

  14. Caratterizzazione di geni di coffea arabica L.correlati alle caratteristiche di qualità in tazza della bevanda di caffè.

    OpenAIRE

    Del Terra, Lorenzo

    2008-01-01

    2006/2007 La bevanda di caffè è bevuta ed apprezzata in tutto il mondo per le sue qualità organolettiche. Queste sono numerose e sfaccettate in molti diversi aspetti, che vanno dal contenuto in caffeina alle proprietà antiossidanti. Inoltre, il caffè presenta un ricchissimo profilo aromatico, composto da circa un migliaio di composti volatili che contribuiscono a dare alla bevanda il suo aroma caratteristico. Questo complesso aroma è fortemente influenzato da numerosi fattori quali l’o...

  15. [Trattamento del disturbo da uso di alcol da un punto di vista psicologico].

    Science.gov (United States)

    Coriale, Giovanna; Fiorentino, Daniela; De Rosa, Francesca; Solombrino, Simona; Scalese, Bruna; Ciccarelli, Rosaria; Attilia, Fabio; Vitali, Mario; Musetti, Alessia; Fiore, Marco; Ceccanti, Mauro

    2018-01-01

    RIASSUNTO. L'elaborazione del piano di trattamento rappresenta un momento molto delicato e complesso del processo terapeutico del disturbo da abuso di alcol (DUA). È la fase in cui le informazioni raccolte da un'équipe di professionisti (medici, psicologi e assistenti sociali) (modello bio-psico-sociale del DUA) vengono messe insieme per decidere il percorso terapeutico più adatto. Per quanto riguarda la parte psicologica, è di notevole importanza scegliere un trattamento clinico in grado di ridurre al minimo la mancata adesione al trattamento e, per i soggetti che rimangono in trattamento, di garantirne l'efficacia. Se da una parte, le tecniche psicoanalitiche e comportamentali hanno fornito le basi della terapia psicologica dell'alcolismo, dall'altra, gli approcci basati sull'evidenza scientifica sono stati elaborati a partire dai principi del colloquio motivazionale e della terapia cognitivo-comportamentale. In questo articolo viene fornita una panoramica dei trattamenti che sono risultati più efficaci nel trattare il DUA e delle modalità temporali più adeguate per monitorare l'efficacia del trattamento.

  16. Water quality and MTBE water pollution; Evidenze di presenza di MTBE sulle acque sotterranee di aree a rischio

    Energy Technology Data Exchange (ETDEWEB)

    Buiatti, M.; Mascini, M.; Monanni, R. [Florence Univ., Florence (Italy). Centro Interdipartimentale Biotecnologie Agrarie Chimiche Industriali; Agati, L.; Bartoli, C.; Bolletti, P.; Cortonesi, B.; Martinelli, L. [Agenzia Regionale per la Protezione dell' Ambiente della Toscana, Florence (Italy); Filipponi, M.; Piangoloni, A. [Nuove Acque SpA,, Arezzo (Italy); Mancini, G. [Autorita' di ambito territoriale ottimale n.4, Arezzo (Italy)

    2001-11-01

    The research project, here presented, was defined with the aim of evaluating the eventual presence of MTBE and the possible relative impact in water destined to human use; the territorial valence of the project was extended to the competence region n. 4 of the Tuscany water authority (AATO n. 4). University of Florence, ARPAT, AATO n. 4 and Nuove Acque SpA, in this role of manager for the integrated water cycle in the country, have productively contributed to the project. [Italian] La Nuove Acque SpA, soggetto gestore del ciclo idrico integrato, l'Universita' degli Studi di Firenze, l'Agenzia Regionale per la Protezione Ambientale e l'Autorita' di Ambito Territoriale hanno realizzato un progetto di verifica e messa a punto delle metodologie analitiche per il monitoraggio delle eventuali presenze di MTBE nelle acque, con particolare riferimento agli acquiferi sotterranei.

  17. Trasforiiazioni Termoelastiche Finite di Solidi Incomprimibili

    Science.gov (United States)

    Signorini, A.

    Queste lezlioni hanno come direttiva una sintesi di quanto si trova sistematicamente sviluppato in una mia Memoria sulle trasformazioni termoelastiche finite di solidi incomprimibili, in corso di stampa negli Annali di Matematica pura e applicata t. XXXIX ( 1955) pp. 147-201 , Verranno anche esposti, come necessaria premessa, alcuni d ei risultati di due precedenti Memorie degli stessi Annali. Invece, per motivo di brevità, non potrò dare neppure un cenno delle ulteriori ricerche svilup pate dal prof. T. Manacorda in tre recentissimi suoi lavori:

  18. Nascita e destino della soggettività. Dai ruoli professionali ai processi di cura, attraverso una lettura di "Quel che resta del giorno" di Kazuo Ishiguro

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Gabriele Profita

    2017-07-01

    Full Text Available Questa riflessione affronta un tema assai rilevante per le professioni di cura, con uno sguardo particolare alla psicoterapia. Per chiarire il ruolo della soggettività e della nascita e maturazione di un ruolo professionale riporterò un’analisi di un testo letterario attraverso il quale sarà più agevole scoprire come si forma l’identità di un ruolo professionale e come si avvia alla sua maturazione e alla sua codificazione. In particolare quali sono i rischi legati ad una sua rigida codificazione rivolta alla sua normatività tecnica? Mi propongo di tracciare un confronto con alcune forme di costruzione della soggettività che nel corso dei secoli hanno fondato il modello dell’uomo occidentale nelle sue articolazioni professionali.

  19. La ristorazione nelle case di cura convenzionate di una ASL romana. Verifica dell'adeguatezza nutrizionale

    OpenAIRE

    Cairella, G.; Marchetti, A.; Rebella, V.; Sonni, L.; Ciaralli, F.

    2012-01-01

    Obiettivi: valutazione dell’adeguatezza nutrizionale dei menù di case di cura convenzionate e formulazione di raccomandazioni finalizzate al raggiungimento della sicurezza nutrizionale dell’utente ricoverato.

    Metodi: alle Direzioni Sanitarie delle case di cura convenzionate sono stati richiesti i menu invernali ed estivi del vitto comune e speciale. La valutazione giornaliera media dell’energia totale, l’appo...

  20. Movimenti della faglia del Iago di Cavazzo, in relazione con la locale caduta di pioggia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    M. MIGANI

    1972-06-01

    Full Text Available RIASSUNTO. — Si portano chiare testimonianze sull'esistenza di micromovimenti
    della faglia del Lago di Cavazzo (Tolmezzo, associati alla locale
    caduta di pioggia. Essi vengono registrati, sotto forma di rotazioni della
    verticale, dalle stazioni clinografiche sistemate nella centrale « Enel » di
    Somplago, ricavata in roccia. L a centrale si t r o v a sul bordo occidentale della
    grande faglia del lago. A sua volta la faglia del lago — che probabilmente si
    prolunga fino alla confluenza del torrente Melò nel Tagliamento, ca 10 km
    a Sud della Centrale — si t r o v a nel quadrante NW della vasta zona di alluvioni
    del Tagliamento, che si stende f r a Venzone, Gemona e Osoppo. La rotazione
    della verticale verso SSE può essere a t t r i b u i t a all'appesantimento della
    zona alluvionale, dovuto alla pioggia: la deviazione r i s u l t a i n f a t t i t a n t o maggiore
    quanto più cospicua è la caduta di pioggia. È da ritenere che sotto
    l'esteso letto del fiume Tagliamento, esista una fiumana, alimentata dalla
    pioggia d'infiltrazione. A questo riguardo, è da rilevare che, durante i mesi
    estivi, quando l'apporto della pioggia diminuisce, la verticale subisce a
    Somplago un lento movimento in senso contrario, come per un corrispondente
    lento alleggerimento della zona a SSE.
    I micromovimenti relativi dei due bordi della faglia possono avere un
    effetto « decongestionante » della zona da essa interessata, nel senso di impedire
    notevoli accumuli di tensioni elastiche nel mezzo circostante. Sta di f a t to
    che, malgrado l'elevata sismicità della Carnia, nei tempi storici la zona di
    Somplago non si è mai t r o v a t a all'epicentro di terremoti distruttivi.

  1. Gli affari di messer Palla Strozzi (e di suo padre Nofri. Imprenditoria e mecenatismo nella Firenze del primo Rinascimento

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Sergio Tognetti

    2011-10-01

    Full Text Available Il saggio si propone di far luce sulle vicende economico-patrimoniali di messer Palla di Nofri Strozzi (Firenze 1372-Padova 1462, personaggio di spicco della Firenze del primo Rinascimento, sia come uomo politico ingiustamente travolto dalla purga medicea scatenata nel 1434 contro gli oppositori di Cosimo il Vecchio, sia come letterato, collezionista di codici librari, promotore degli studia humanitatis e committente di opere d’arte. Al centro di una frammentata serie di indagini da parte di storici dell’arte, della cultura e della politica, Palla Strozzi ha suscitato invece scarsa attenzione da parte degli storici dell’economia, nonostante un particolare non secondario: al catasto fiorentino del 1427 risultava essere il cittadino più ricco, ma dopo nemmeno cinque anni era già così oberato dai debiti da non riuscire più a pagare le tasse al fisco fiorentino. La vicenda di messer Palla, messa a confronto con quella del padre Nofri, infaticabile uomo d’affari capace di ammassare una gigantesca fortuna (poi parzialmente dissipata dal figlio, è analizzata nei dettagli grazie alla ricchissima serie archivistica delle carte strozziane: in particolare tramite lo spoglio di numerosi libri di conti intestati ad aziende e patrimoni di famiglia. Il confronto tra le differenti attitudini dei due personaggi fa emergere in tutta la sua originalità la figura di messer Palla: uomo coltissimo ma anche elitario, eppure dotato di un alto senso dello stato, capace di mostrare verso il denaro un’inclinazione che lo avvicina più all’aristocratico rentier dell’ancien régime e/o al raffinato signore padano del pieno rinascimento, piuttosto che al mondo dei grandi «mercatanti» che lo aveva generato.

  2. Educazione all'igiene orale ed eradicazione della carie dentale nellíinfanzia. Risultati finali di uno studio in un campione di popolazione infantile di Ferrara

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    M. Bergamini

    2003-05-01

    Full Text Available

    Introduzione: poichè nel 1985 l’O.M.S. collocò l’eradicazione della carie infantile fra gli obiettivi epidemiologici da raggiungere nella regione europea entro l’anno 2000, è stato effettuato uno screening microbiologico finalizzato all’isolamento di germi cariogeni nel cavo orale dei bambini.

    Materiali e metodi: secondo le procedure correnti, sono stati eseguiti tamponi gengivo-coronali in 476 bambini delle scuole elementari e medie inferiori di Ferrara, cui è stato somministrato anche un questionario, mirato a conoscere il loro grado di informazione sull’igiene orale. Risultati: nel periodo Gennaio-Aprile 2000, sono stati esaminati 476 bambini suddivisi per sesso ed età [6-8 anni: 67 maschi, 98 femmine; 9-11: 53 maschi, 81 femmine; 12-14: 99 maschi, 78 femmine]. Sono stati isolati 119 ceppi di Rothia dentocariosa, con una preponderanza fra i maschi di 12-14 anni (n. 86; 86,8%. Dai questionari (476 consegnati; 399 compilati si evince che l’86,4% ritiene importante l’igiene orale, ma solo il 51,8% si lava i denti dopo ogni pasto ed appena il 22,3% esegue un controllo periodico dal dentista. Rothia dentocariosa è stata isolata nel 56,5% di coloro che si lavano i denti una volta al giorno e nel 75,9% di quelli che non li lavano.

    Conclusioni: considerando che Rothia dentocariosa non risulta essere un normale saprofita del cavo orale ma è probabilmente un germe opportunista in grado di promuovere attivamente le lesioni della carie iniziale, il suo isolamento può essere considerato un indice precoce di lesione cariogena in progressione. Ne deriva che, nonostante i notevoli progressi compiuti negli ultimi anni, paragonabili a quelli di nazioni ad alto tenore sociosanitario, l’obiettivo dell’eradicazione totale della carie dalla popolazione infantile ferrarese non è stato ancora raggiunto. Ciò principalmente a causa di un difetto di formazione culturale sia

  3. Optogenetic Manipulation of Cyclic Di-GMP (c-di-GMP) Levels Reveals the Role of c-di-GMP in Regulating Aerotaxis Receptor Activity in Azospirillum brasilense.

    Science.gov (United States)

    O'Neal, Lindsey; Ryu, Min-Hyung; Gomelsky, Mark; Alexandre, Gladys

    2017-09-15

    Bacterial chemotaxis receptors provide the sensory inputs that inform the direction of navigation in changing environments. Recently, we described the bacterial second messenger cyclic di-GMP (c-di-GMP) as a novel regulator of a subclass of chemotaxis receptors. In Azospirillum brasilense , c-di-GMP binds to a chemotaxis receptor, Tlp1, and modulates its signaling function during aerotaxis. Here, we further characterize the role of c-di-GMP in aerotaxis using a novel dichromatic optogenetic system engineered for manipulating intracellular c-di-GMP levels in real time. This system comprises a red/near-infrared-light-regulated diguanylate cyclase and a blue-light-regulated c-di-GMP phosphodiesterase. It allows the generation of transient changes in intracellular c-di-GMP concentrations within seconds of irradiation with appropriate light, which is compatible with the time scale of chemotaxis signaling. We provide experimental evidence that binding of c-di-GMP to the Tlp1 receptor activates its signaling function during aerotaxis, which supports the role of transient changes in c-di-GMP levels as a means of adjusting the response of A. brasilense to oxygen gradients. We also show that intracellular c-di-GMP levels in A. brasilense change with carbon metabolism. Our data support a model whereby c-di-GMP functions to imprint chemotaxis receptors with a record of recent metabolic experience, to adjust their contribution to the signaling output, thus allowing the cells to continually fine-tune chemotaxis sensory perception to their metabolic state. IMPORTANCE Motile bacteria use chemotaxis to change swimming direction in response to changes in environmental conditions. Chemotaxis receptors sense environmental signals and relay sensory information to the chemotaxis machinery, which ultimately controls the swimming pattern of cells. In bacteria studied to date, differential methylation has been known as a mechanism to control the activity of chemotaxis receptors and

  4. Il Bosone di Higgs

    CERN Multimedia

    Hemmer, Sabine

    2018-01-01

    Poster di ATLAS sul bosone di Higgs indirizzato al pubblico generico, che spiega il meccanismo di Brout-Englert-Higgs e la sua importanza. Spiega anche il ruolo del Bosone di Higgs, come viene cercato, il percorso della sua scoperta e cosa viene dopo la scoperta. Disponibile anche in Francese (http://cds.cern.ch/record/1697501) e Inglese (http://cds.cern.ch/record/1697389). Non esitate a utilizzarlo nelle sedi dei vostri Istituti e negli eventi divulgativi! Il poster è in formato A0. Cliccate sull'immagine per scaricare il .pdf ad alta qualità e stamparlo dove preferite. Per qualisasi domanda o commento potete contattare atlas-outreach-coordination@cern.ch

  5. Il libro di fisica

    CERN Document Server

    Asimov, Isaac

    1986-01-01

    Isaac Asimov, illustre studioso e brillante divulgatore scientifico, ma anche grandissimo scrittore di science fiction, ha costruito questa volta una vera e propria «biografia delle scienze fisiche». Il presente volume, che nel mondo anglosassone è diventato una «bibbia della fisica», ci introduce, in forma semplice ma rigorosa, ai segreti dei quasar e dei buchi neri, dei quark e degli acceleratori di particelle, dell'intelligenza artificiale e delle fonti di energia, sia essa quella «sporca» sia quella «pulita». Un vero, completo manuale, ma anche un «romanzo» affascinante sia per il profano sia per l'uomo di scienza.

  6. Manuale di ottica

    CERN Document Server

    Giusfredi, Giovanni

    2015-01-01

    Questo libro costituisce un fondamento solido per la conoscenza dell’Ottica Fisica, presentando vari modi di trattare la propagazione di onde elettromagnetiche e indicando quali siano i metodi utili a specifici casi. Iniziando dall’elettromagnetismo, la riflessione, la rifrazione e la dispersione delle onde, espone argomenti quali l’Ottica Geometrica, l’Interferenza, la Diffrazione, la Coerenza, i fasci Laser, la Polarizzazione, la Cristallografia e l’Anisotropia. Tratta componenti ottici come lenti, specchi, prismi, interferometri classici, Fabry-Perot e cavità risonanti, multistrati dielettrici, filtri interferenziali e spaziali, reticoli di diffrazione, polarizzatori e lamine birifrangenti. Vi sono inoltre argomenti poco reperibili, come il metodo delle matrici 4x4 per lo studio di fronti d’onda generalmente astigmatici, i metodi numerici tramite FFT per il calcolo della diffrazione, e la Bi-anisotropia, che tratta relativisticamente l’attività ottica e gli effetti Faraday e Fresnel-Fizeau....

  7. Le narrazioni come metodo di indagine sociologica

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Rita Bichi

    2012-04-01

    Full Text Available L'incontro trentino ha dimostrato l'interesse crescente dei giovani sociologi per lo sviluppo dei metodi narrativi e la capacità che questi hanno di essere efficaci nell'analisi di svariati temi, dai racconti di malattia alle narrazioni identitarie, dallo studio di lavoro e organizzazioni a quello delle migrazioni, di genere e memoria. Tuttavia, l'interesse della sociologia italiana va visto in un quadro di sviluppo più ampio a livello europeo e americano dove, a partire dagli anni '90, l'intervento di alcuni autori come Lyotard, Bruner e Macintyre, ha sancito quella che alcuni autori hanno definito svolta narrativa. La sociologia, infatti, tende sempre più a valorizzare la narrazione come processo di conoscenza peculiare che è attivato costantemente nella vita quotidiana; la "rivoluzione" risiede nel fatto che la narrazione diventa oggetto della sociologia e la disciplina stessa valorizza il suo uso sia come strumento di indagine scientifica, sia come modo di conoscere che come modo di comunicare, rivendicando la legittimità scientifica all'ascolto della parola diretta degli individui coinvolti all'interno delle ricerche di stampo sociologico.

  8. KENAKALAN REMAJA DI PROPINSI JAWA BARAT DAN BALI

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Siti Sapardiyah Santoso

    2012-10-01

    Full Text Available Telah dilakukan penelitian di propinsi Jawa Barat dan Bali, tentang kenakalan remaja yang meliputi sifat dan perilaku remaja dalam mengendarai kendaraan bermotor dengan kecepalan tinggi (ngebut. keterlibatan perkelahian antar pelajar, termasuk keinginan untuk tidak mengikuti pelajaran di sekolah (membolos, meninggalkan rumah tanpa seizin orang tua, dan melakukan coret-coret di dinding, tindakan kriminal termasuk pemerasan, pencurian serta perusakan gedung. Responden adalah remaja berumur 13—19 tahun yang masih sekolah atau sudah putus sekolah, belum menikah dan berada di wilayah puskesmas terpilih. Jumlah responden 1110 remaja di Jawa Barat (Bandung dan Cianjur dan 877 remaja di propinsi Bali (Denpasar dan Gianyar. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data kualitatif dikumpulkan melalui diskusi kelompok terarah (DKT. Sebagai hasil penelitian dapat dikemukakan disini bahwa remaja yang pernah mengendarai kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi di Jawa Barat-urban sebesar 22,4%, sementara di rural 10,6%. Sebaliknya di Bali di urban hanya 18,4%, sedangkan di rural 22,4%. Pengalaman pemah absen tidak mengikuti pelajaran di sekolah tanpa izin guru (membolos di Jawa Barat-urban 51,9%, rural 33,7%, sebaliknya di Bali-urban 30,1%, rural 37,1% dan meninggalkan rumah tanpa izin orang tua, secara berturut-turut dapat dikemukakan sebagai berikut : di Jawa Barat-urban 54,4%, rural 42,3% sementara di Bali-urban 58,4%, rural 52,7%. Kenakalan remaja berupa coret-coret dinding baik di propinsi Jawa Barat maupun di Bali cukup tinggi juga. Di propinsi Jawa Barat hampir seimbang yaitu untuk urban 26,3%, sedangkan di rural 23,6%. Sebaliknya di Bali-urban 31,7% lebih tinggi daripada di rural 19,6%. Bentuk kenakalan remaja yang lain kearah kriminalitas, meliputi pemerasan dan pencurian ditemukan pula melalui penelitian di Jawa Barat-urban, remaja yang pernah melakukan pemerasan hanya sekitar 2,2%. Nampaknya di rural agak

  9. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memutuskan Untuk Menginap Di Green Hotel Di Surabaya

    OpenAIRE

    Loppies, Alfredo Karsten; Nugroho, Steven Adi; Jokom, Regina

    2016-01-01

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk menginap di green hotel di Surabaya. Populasi adalah seluruh konsumen yang pernah menginap di hotel yang tergolong green hotel di Surabaya minimal sekali dalam kurun waktu 6 bulan terakhir dengan sampel penelitian berjumlah 168 responden. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa faktor untuk mereduksi sejumlah faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi per...

  10. Senyawa polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH dalam air laut di Teluk Jakarta

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Edward .

    2014-01-01

    Full Text Available Research on polycyclic aromatic hydrocarbons (pahs compound at Jakarta Bay seawater were carried out on July 2011. The objectives of this research were to measure the concentration of total polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH compound, concentration of individual PAH compound, and to identify sources of PAH compound in seawater. PAH compound concentration was measured by Gas Chromatography (Gas Chromatography-Flame Ionization Detector and sources of polycyclic aromatic hydrocarbons compound were identified by diagnostic ratio analysis. The results show that the concentration of PAH compound in the middle of Jakarta Bay was higher compared to the west and the east. In the west and middle of Jakarta Bay, it is found that 11 PAH types, and 10 types in the east. Individual PAH compound dominated by high moleculer weight of PAH Benzo(aAnthracene, Chrysene, Benzo(bFluoranthene, Benzo(aPyrene, dan Indeno(123-cd Pyrene. The results of PAH compound ratio individual analysis showed that polycyclic aromatic hydrocarbons compound at Jakarta Bay seawater came from oil spill and incomplete combustion mixture of organic material such as wood, grass, fuel oil, and fuel industry combustion activity.

  11. ATURAN PERANG DI LAUT: SAN REMO MANUAL SEBAGAI SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

    OpenAIRE

    Narwati, Enny

    2008-01-01

    Law of naval warfare did not develop since Den Haag Convention in 1907. In 1994, international community was succeeding in making a regulation on naval warfare, which could be used by countries, which did naval warfare. That regulation called San Remo Manual. This Manual was prepared by famous international law scholars and members of navy around the world, in their individual capacity. The making of this Manual can be done with fully supported from International Institute of International Hu...

  12. Strategi Hedging Indonesia terhadap Klaim Teritorial Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Aisha Rasyidila Kusumasomantri

    2016-04-01

    Full Text Available China's territorial claim extended along the waters of South China Sea. With the support of its economic and military power as a rising power of Asia Pacific, China exert a lot of expense to conduct diplomacy with other claimant states, and did not hesitate to use its force. China's effort to asset its claim seen as am agresive behavior, and developing concern among the littoral state, especialy members of ASEAN who are involved with China in the dispute of South China Sea. Meanwhile, Indonesia, as the largest country in ASEAN, approaching china both in diplomacy and military aspect while still maintaining a good relation with United States. This study will discuss further about decision-making and rationale of Indonesia as a middle power country, in response to a conflict that involving a regional great power.

  13. Implementasi Prinsip Yurisdiksi Universal Mengenai Pemberantasan Kejahatan Perompakan Laut Di Indonesia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Dian Korea

    2018-04-01

    Full Text Available The high seas are all parts of the sea that are not included in the exclusive economic zone, territorial sea, inland waters of a country, or in the archipelagic waters of an archipelago country. Consequently, the case of the interpretation of the case. This happens with the MV Ship. Sinar Kudus is an Indonesian ship that is a jurisdiction of the Indonesian state. For the case, Indonesia is obliged to participate in resolving the piracy case that happened on the MV ship. Sinar Kudus, so the jurisdiction of the Indonesian state against the MV ship. The Holy Light captured by Somali pirates is a passive nationality jurisdiction. In this jurisdictional principle, Indonesia has the right to protect its citizens who are victims of crimes abroad. Constraints in the implementation of Indonesian state jurisdiction over MV Ship. Sinar Kudus which was held hostage by Somali pirates such as MV ship. The holy rays while sailing in international waters were not accompanied by Indonesian warships, so the Indonesian Navy could not directly attack the pirates at the time of piracy. MV Ship. The holy rays are brought to the territorial waters of Somalia by pirates, so what prevails here is the jurisdiction of the Somali state. Seeing the weakness of law enforcement in Somalia makes it difficult for Indonesia to cooperate in the release of the crew of the Sinar Kudus ship held hostage by Somali pirates. Indonesia voted for negotiations on the release of the crew of Sinar Sudus for the safety of crew members being held hostage by Somali pirates.

  14. TANTANGAN SISTEM KOMUNIKASI LAUT DI INDONESIA SEBAGAI FAKTOR PENDUKUNG KESELAMATAN PELAYARAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Aulia Windyandari

    2012-02-01

    Full Text Available Shipping safety topics lately skyrocketed in the surface and became a hot news, both print and electronic media,along with marine accidents which occurred in late 2006 and early 2007. The role of shipping safety in marinetransportation system is essential for this type of transport is reflected as full-tinged danger and threat of storms,fog, and the movements of the sea as waves, currents, sea corals, sedimentation and cruise lines are fixed andchanged. That’s why our shipping have very high risk, and therefore the safety aspects must be absolutelyguaranteed.Therefore necessary communication equipment that support the safety of the ship sailing. Due to sophisticatedcommunications equipment on board, will reduce the number of ship accidents and casualties in the case ofaccident in shipping.

  15. PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PEMBAJAKAN DI LAUT MELALUI YURISDIKSI MAHKAMAH PIDANA INTERNASIONAL

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Yordan Gunawan

    2012-06-01

    Full Text Available The international community, nowadays is facing the most serious problem of the piracy in the sea on a large scale than ever before. Todays piracy is destroying and disturbing the shipping industry worldwide with the modern way. The problem of piracy becomes increase day by day rather than to decrease. It is universally called as hostis humani generis. The piracy today is directed against victims from around the world, creates harms that are felt by the international community, and involves many of the same violation, as like as a murder and hostage-taking, that are used to commit the crimes within the jurisdiction of International Criminal Court (ICC. The main purpose of this paper is to describe the piracy in details which could be seen in some international laws concerning this problem as for UNCLOS 1982 and SUA Convention 1988. This paper also will elaborate how piracy could be called as a crime under international law, as well as the jurisdiction of the ICC. This permanent international judicial body is empowered to prosecute crimes of concern to the international community as a whole, in accordance with the Rome Statute 1998 and ICC is expected to fullfil the impunity as the biggest obstacle for countries to bring the pirates into the justice.

  16. Identifikasi longsoran bawah laut berdasarkan penafsiran seismik pantul di perairan Flores

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Kris Budiono

    2014-06-01

    Full Text Available http://dx.doi.org/10.17014/ijog.vol4no1.20092Submarine sliding frequently cause tsunami or a high velocity big wave around the submarine slid- ing area which enable to reach a long distance. This sliding is not always as a causal factor for hazard and even associate with storm and earthquake. Some of them occur in a narrow area and it’s just formed due to gravitational movement. Different with mechanism of landslide, which is commonly due to water saturated soil, the submarine sliding is a more complex event. The submarine sliding is an important natural process which causes a big volume of sediment mass moves from a shallow area to a much deeper area of seafloor. There are many types and causal factors of seafloor instability, but the sliding terminology is predominantly used for the phenomena. A variety of seafloor materials, environments and sediment masses are some extreme influential factors in creat- ing the types of submarine sliding. The reflector of seismics is usefull to interpret the indications of the occurrence of geological structure and sub-marine slumping In case of the Flores Sea, earthquake is a major causal factor for creating submarine sliding. The bigger magnitude of earthquake, the greater the dimension of submarine sliding. Eventually, it may affect to the more possible occurrence of a potential hazardous tsunami.  

  17. La legge regionale lombarda e la libertà di religione: storia di un culto (non ammesso e di uno (non? ammissibile

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Francesca Oliosi

    2016-01-01

    SOMMARIO: 1. Il sonno della Costituzione genera mostri. Una piccola premessa - 2. Libertà religiosa e luoghi di culto nelle fonti: dalla Costituzione al mosaico regionale, un bipolarismo imperfetto - 3. Il tassello lombardo: perseveranza o amnesia del legislatore? Il contesto: risultanze di una ricerca sul campo - 4. La legge n. 12 del 2005 della Regione Lombardia: il problema, aggirato ma non risolto, della destinazione d'uso degli edifici - 5. La nuova legge regionale: profili di palese incostituzionalità – 6. Le confessioni religiose (non sono egualmente libere davanti alla legge: art. 1, comma 1°, lettera a, l.r. n. 2 del 2015 – 7. La “supercompetenza” lombarda: art. 1 comma 1°, lettera b, della l.r. n. 2 del 2015 - 8. La derubricazione del diritto di libertà religiosa a interesse legittimo: dall'obbligo alla facoltà dei Comuni secondo l’art. 1, comma 1°, lett. c, della l.r. n. 2 del 2015 - 9. Quando la “sicurezza” vince sulla “libertà”: ancora sull'art. 1, comma 1°, lett. c - 10. Il nuovo tempio di Scientology a Milano: l’imponente luogo di culto per going clear - 11. Per non concludere: uno spettro si aggira per l’Europa.

  18. KAJIAN YURIDIS TERHADAP CONTEMPT OF COURT DI DEPAN PENGADILAN (STUDI DI DEPAN PENGADILAN NEGERI MEDAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Syarifah Masthura

    2011-11-01

    Full Text Available Pengertian Contempt Of Court adalah segala tindakan berbuat aktif atau tidak melakukan (fasif dilakuan oleh mereka yang berperkara atau pihak lain yang tidak terlibat yang cenderung mengganggu, mencampuri proses penyelenggaraan peradilan sehingga merendahkan martabat peradilan.Pengaturan mengenai tindak pidana terhadap peradilan Contempt Of Court di Indonesia dapat dilihat dari diundangkannya UU No 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung dan juga tersebar dalam beberapa pasal dalam KUHP. Fenomena dalam peradilan kita menunjukan Contempt Of Court terjadi hampir di setiap lembaga pengadilan. Kewibaan peradilan mengalami penurunan akibat perilaku tidak baik yang dilakukan oleh para pihak yang berperkara maupun juga dilakukan oleh aparat penegak hukum. Dalam penelitian ini akan mmengkaji pengaturan bentuk-bentuk Contempt Of Court di Indonesia, selanjutnya akan di teliti sebab-sebab terjadi Contempt Of Court di depan pengadilan dan bagaimana seharusnya penanggulan tindak pidana Contempt Of Court.Contempt Of Court terjadi di depan pengadilan disebabkan belum bekerjanya sistem hukum dengan  baik. Perilaku hukum dan budaya hukum yang dipengaruhi oleh sistem hukum yang diterapkan di Indonesia. Hukum modern di Indonesia diterima dan dijalankan sebagai suatu instansi baru yang yang didatangkan atau dipaksakan dari luar, yakni melalui kebijakan colonial Hindia Belanda. Aparat penegak hukum belum bekerja dengan baik untuk dapat menegakan hukum, terutama ketika sidang di pengadilan maka fungsi dan peran jaksa, advokat, dan hakim belum mencerminkan upaya  hukum yang maksimal. Budaya hukum masyarakat dalam euphoria reformasi menunjukan kurangnya penghargaan terhadap kewibawaan hukum. Hal ini diperparah dengan kekecewaan praktek pengadilan dan mafia peradilan.

  19. Grado di cheratinizzazione dell'epitelio ruminale e valutazione dello stato corporeo in ovini tenuti su pascoli di Brachypodium rupestre

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Paola Scocco

    2013-06-01

    Full Text Available L'articolo valuta e mette in correlazione i cambiamenti del grado di cheratinizzazione della mucosa ruminale con lo stato corporeo di ovini tenuti a pascolare per 20 giorni in un'area ad elevata copertura di paléo rupestre (Brachypodium rupestre. Il pascolo degli ovini in queste aree riduce il rischio di incendi boschivi. Tuttavia, l'assunzione di Brachypodium rupestre protratta per lunghi periodi può compromettere la salute generale degli animali. Lo scopo di questo studio è di determinare il periodo massimo di permanenza degli animali in queste aree. Ovini mantenuti su un pascolo semi-mesofilo sono stati utilizzati come gruppo di controllo. Nei giorni 1, 10 e 20 della sperimentazione, 5 animali di ogni gruppo sono stati sacrificati per la valutazione delle modificazioni del grado di cheratinizzazione dell'epitelio dell'atrio e del sacco ventrale del rumine. La valutazione dello stato corporeo, o body condition score (BCS, e il peso vivo (PV sono stati monitorati su altri 10 soggetti per gruppo. Il gruppo di controllo ha mostrato piccole variazioni del grado di cheratinizzazione del rumine che non hanno inciso negativamente sul BCS o sul PV. Il gruppo sperimentale ha mostrato un significativo incremento del grado di cheratinizzazione, già entro i primi dieci giorni, che ha portato ad un graduale abbassamento del BCS e ad un calo di peso tra il decimo e il ventesimo giorno. I dati ottenuti suggeriscono che al fine della prevenzione degli incendi boschivi gli ovini dovrebbero essere utilizzati a turno con periodi di permanenza nei pascoli ad alta copertura di Brachypodium rupestre non superiori ai 10-12 giorni.

  20. Impiego di materiali plastici nell'industria alimentare: rilascio di 'Endocrine Disruptors' valutato mediante test a breve termine in vitro

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    D. Reali

    2003-05-01

    Full Text Available

    Obiettivi: valutazione del rischio di esposizione della popolazione a composti chimici estrogenomimetici rilasciati da materiali plastici utilizzati nell’industria delle bevande e nel packaging di alimenti

    Metodi: messa a punto di un metodo di estrazione di composti organici da flussi acquosi tramite l’uso di resine di amberlite® XAD®-2 con passaggio di matrice acquosa (50ml/min attraverso tubi di adduzione. L’analisi chimica di eventuali composti chimici migranti da tubi e contenitori per bevande è stata effettuata con GC/MS e arricchimento con tecnica SPME. L’attività estrogeno mimetica degli estratti è stata saggiata con un test biologico a breve termine, il Yeast Estrogen Screen. Il costrutto di Saccharomyces cerevisiae è vettore di sequenze di DNA che codificano il recettore estrogenico alfaumano e i rispettivi response elements legati alla regione promotrice del gene reporter LacZ per la ßgalattosidasi. L’induzione di sintesi di ß-galattosidasi dipende dall’attivazione del gene reporter conseguente all’affinità di legame ligando-recettore e viene misurata spettrofotometricamente. La potenza estrogenica viene calcolata in riferimento all’attività elicitata dall’ormone naturale 17ß-estradiolo nelle stesse condizioni sperimentali preso come controllo positivo di riferimento (RIE.

    Risultati preliminari e Conclusioni: l’analisi tossicologica in vitro ha evidenziato che nell’acqua che è stata a contatto con silicone e PVC in condizioni dinamiche sono presenti composti chimici (1-10 μg/lt: con attività estrogeno-mimetica (RIE= 87.31;44.28. Sono emersi aspetti interessanti da studiare ulteriormente nell’ottica della promozione della sicurezza alimentare.

  1. Identità e integrazione dei minori di origine straniera. Il punto di vista della pedagogia interculturale.

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ivana Bolognesi

    2008-07-01

    Full Text Available I processi di costruzione dell’identità delle seconde generazioni interessano da vicino la pedagogia interculturale che, ponendo al centro della sua riflessione la pluralità delle appartenenze, è rivolta alla ricerca di progettualità e metodologie in grado di tener conto delle profonde trasformazioni a cui sono soggetti bambini e adolescenti di origine straniera.

  2. Un'esperienza di didattica integrata: nuove tecnologie e formazione presso la cattedra di Storia delle dottrine politiche

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Filomena Castaldo

    2004-01-01

    Full Text Available Presentazione di una sperimentazione di blended learning condotta al Dipartimento di Filosofia dell’Universita' “Federico II” di Napoli. L’obiettivo dell’iniziativa e' stato quello di integrare la formazione in presenza con la formazione in rete per collaudare percorsi d’interazione non solo in senso verticale (uno-molti ma anche in orizzontale (molti-molti, con particolare attenzione al processo e alla dimensione sociale dell’apprendimento in rete.

  3. Note di fotonica

    CERN Document Server

    Degiorgio, Vittorio

    2016-01-01

    L’invenzione del laser ha generato una vera rivoluzione nella scienza e nella tecnologia e ha dato luogo alla nascita di una nuova disciplina chiamata Fotonica. Le applicazioni della Fotonica che hanno un impatto cruciale in molti ambiti della nostra vita sono le comunicazioni in fibra ottica su cui si basa il funzionamento di Internet e del traffico telefonico su grandi distanze, i dischi ottici (CD, DVD, Blu-ray), la sensoristica ottica di tipo industriale e ambientale, la lavorazione dei materiali e la chirurgia con il laser, l’illuminazione con i LED. Questa seconda edizione contiene diversi ampliamenti e modifiche al testo pubblicato nel 2012, che ha colmato un vuoto nel panorama italiano di testi universitari riguardanti la Fotonica. Dopo avere esposto in modo sintetico ma rigoroso i concetti che stanno alla base del funzionamento del laser e della propagazione della luce nella materia, sono descritti i principali componenti e dispositivi ottici e optoelettronici, quali le fibre ottiche, gli amplifi...

  4. Linguistica antica e linguistica di oggi

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Gualtiero Calboli

    2010-11-01

    Full Text Available La linguistica moderna si fonda sulla linguistica antica, in particolare sulla grammatica dei Greci e dei Latini: ad es. il concetto di frase come valore di verità (come la combinazione di parti del discorso sufficiente ad esprimere un giudizio di vero o di falso, che costituisca poi il punto di riferimento di tutti i componenti del discorso (Chomsky e Montagne, è già di Aristotele e poi degli Stoici che hanno sviluppato la dottrina dell’axioma. Partendo, poi, dal criterio della ‘grammaticalizzazione’, largamente usato nella linguistica odierna in una prospettiva di storia della lingua, si affronta il concetto di lingua L o ‘lingua logica’ come attenzione metalinguistica e applicazione della linguistica derivata dal valore di verità (Montagne e Creswell. Si è messo, quindi, in rapporto questo atteggiamento con la tradizione legislativa e giudiziaria mesopotamica, semitica, indo-europea (Ittiti, Greci e Latini. In questo ambito si mostra come da una parte abbia cominciato a formarsi una coscienza linguistica e metalinguistica, e, d’altra parte, come la stessa lingua si sia arricchita di forme più complesse quali congiuntivo e ottativo e altre forme ‘oblique’ nominali e verbali (Vedico, Greco, Latino, Tocario. Lo sviluppo delle lingue indeuropee ha comportato, poi, in alcune lingue un riequilibrio tra forme nominali, pronominali e verbali in stretto rapporto con la struttura della lingua (nascita dell’articolo in Greco e nelle lingue Romanze derivate dal Latino e forte riduzione o scomparsa delle forme nominali del verbo come costruzioni participiali e infinitive (AcI. Si connette, così, il problema dei cambiamenti che sono entrati stabilmente nella lingua come effetto della loro entrata nella ‘core grammar’ della lingua e, quindi, si affronta il problema di come individuare la ‘core grammar’ di una lingua: in Latino individuazione della ‘core grammar’ tramite il bilinguismo (Greco–Latino. In conclusione e in

  5. Searches for Di-Boson and Di-Lepton Resonances at the LHC

    CERN Document Server

    Alison, John; The ATLAS collaboration

    2018-01-01

    Searches for new resonances are a critical part of the LHC physic program. Resonances from new states are generic signature arising in many models of physics beyond the Standard Model. This talk summarises recent ATLAS and CMS searches for Di-Boson and Di-Lepton resonances.

  6. I fondamenti di principio di un’economia islamica (The Principle Foundations of an Islamic Economy

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Hossein Askari

    2012-04-01

    Full Text Available Il Corano costituisce la fonte primaria per gli insegnamenti e le credenze dell’Islam. Mentre la comunità può modificare le politiche sociali ed economiche ispirate ai valori islamici al fine di soddisfare le mutevoli esigenze socio-economiche della società, i princìpi di base dell’economia islamica e il sistema sociale, tuttavia, devono essere preservati. Ci si attende che rappresentanti liberamente eletti collaborino con la società per formulare politiche a sostegno della stabilità economica e sociale, della prosperità economica, dell’istruzione pubblica, delle cure sanitarie, dell’equità economica, di una giusta distribuzione del reddito e di una rete di sicurezza sociale. Tutti i musulmani fisicamente e mentalmente abili sono tenuti a lavorare per il proprio sostentamento, e coloro che dispongono di un sufficiente livello di ricchezza hanno l’obbligo di pagare tasse che contribuiscano al finanziamento statale di programmi di welfare o di altra utilità sociale. La nostra illustrazione del sistema economico islamico è sostenuta da numerosi studiosi moderni di Islam e di economia islamica, non concorda tuttavia del tutto con quelle offerte da esponenti e apparati religiosi legati a un’autorità statale.  The Quran is the primary source for the teachings and beliefs of Islam. While the community may change the social and economic policies inspired by Islamic values in order to meet the changing socio-economic needs of society, the basic principles of Islamic economics and the social system, however, must be preserved. It is expected that freely elected representatives to work together with the society to develop policies in support of economic and social stability, economic prosperity, public education, health care, economic fairness, of a fair distribution of income and a network social security. All Muslims physically and mentally skilled are required to work for their living, and those who have a sufficient level of

  7. Infanzia e malattie emorragiche congenite. Il punto di vista degli insegnanti attraverso i dati di una ricerca

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Silvia Demozzi

    2009-07-01

    Full Text Available Il contributo presenta i dati raccolti dalle ricercatrici A. Gigli e S. Demozzi del Dipartimento di Scienze dell’Educazione dell’Università di Bologna per il progetto Strategico di Ateneo “Definizione di linee guida d’intervento sui pazienti pediatrici affetti da malattie emorragiche congenite: aspetti medici, psicosociali, educativi ed etici”. Si tratta dell’analisi di dodici interviste effettuate con insegnanti di scuole della Provincia di Bologna a contatto con bambini/e affetti/e da malattie emorragiche congenite (MEC per capire il loro punto di vista su vari aspetti della vita scolastica e relazionale. I dati sono presentati in relazione alle seguenti aree tematiche: le rappresentazioni degli insegnanti in merito alle malattie emorragiche congenite e le problematiche emergenti dall'incontro con i bambini e le famiglie; la qualità della relazione educativa tra docenti e bambini e del rapporto con le famiglie; la qualità del rapporto del bambino o della bambina con il gruppo dei pari e l'eventualità di una o più attività didattiche differenziate e/o di una programmazione specifica; gli eventuali bisogni formativi ed informativi espressi dagli insegnanti. L’articolo si integra con il lavoro pubblicato da A. Gigli “Una ricerca sulla qualità della vita scolastica di bambini e bambine affetti da malattie emorragiche congenite: lettura critica dei dati e considerazioni pedagogiche” che, con rimando al presente report, si sofferma sull’analisi dei dati raccolti utilizzando riferimenti e categorie specifiche della riflessione pedagogica.

  8. La filosofia clinica di Wittgenstein

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Lorenzo Ghirelli

    2017-01-01

    Full Text Available Intento del presente saggio è quello di tracciare le linee principali della filosofia di Wittgenstein definendone l’orizzonte operativo e la strategia d’azione. Seguiremo inizialmente i cambiamenti nella concezione del linguaggio e del significato del filosofo austriaco utilizzandoli come traccia per registrare le corrispondenti revisioni degli obiettivi, delle tecniche e delle forme del far filosofia da lui proposte. Cercheremo poi di analizzare la pratica filosofica prospettata dal Wittgenstein maturo evidenziandone alcuni aspetti che ci consentiranno di qualificarla come clinica.

  9. Un modello e-learning di training per i test d'ingresso alla facoltà di scienze

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Manuela Moscucci

    2011-12-01

    Full Text Available Applicazione di un modello di interazione didattica in modalità e-learning, realizzato in una classe virtuale e finalizzato al superamento del test di ammissione all’Università.

  10. Pratiche di Social Networking: una prima sperimentazione nei corsi di italiano L2 per studenti Erasmus

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Emanuela Cotroneo

    2012-04-01

    Full Text Available Tre Social Network realizzati con ilPratiche di social networking:  web service Ning in affiancamento alla didattica presenziale di alcuni corsi di lingua italiana per studenti Erasmus

  11. Le cure educative nella scuola di Mompiano e nelle Case dei bambini di Roma e Milano in età giolittiana.

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Tiziana Pironi

    2007-07-01

    Full Text Available Nell’importante fase di modernizzazione che investe la società italiana agli inizi del Novecento, il problema delle istituzioni infantili prescolastiche diventa centrale nel dibattito pedagogico del tempo. Rilevante appare il contributo offerto dall’emancipazionismo femminile per un superamento delle vecchie pratiche filantropiche in vista di un moderno concetto di assistenza: ciò implica il superamento della visione puramente custodialistica dell’ “asilo”, di cui si sottolinea l’importante funzione educativa, con una conseguente riflessione sulle “cure” da destinare all’infanzia. E’ proprio in questo momento che si realizzano due esperienze educative, su cui converge subito l’attenzione del mondo politico e pedagogico, e che diventeranno due punti di riferimento per l’educazione infantile. Si tratta di due “modelli” profondamente segnati dalla differenziata situazione socio-culturale in cui vengono inizialmente sperimentati: la Scuola materna di Rosa Agazzi, espressione di un’Italia ancora in prevalenza agricola e contadina; la Casa dei bambini di Maria Montessori, concepita in un progetto di riqualificazione urbanistica, nella realtà di degrado sociale delle grandi periferie di Roma e di Milano.

  12. Stima del valore di trasformazione utilizzando la funzione di stima. Il Market Comparison Approach a tabella dei dati ridotta

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Maurizio d’Amato

    2015-06-01

    Full Text Available Il contributo propone l’utilizzo di una rielaborazione dell’uso del Market Comparison Approach per la determinazione del valore di beni immobili che sono stati oggetto di una trasformazione. Esso è focalizzato sulla determinazione valore di un bene immobile in seguito a una trasformazione finalizzato alla determinazione del valore di un suolo nell’ambito dell’applicazione dell’extraction method. I risultati, basati su dati di compravendita e riferiti a un caso reale in provincia di Bari, possono essere estesi anche alla valutazione degli immobili in costruzione e alla determinazione del valore di beni immobili in costruzione (investment property under construction con il metodo del valore futuro.

  13. Il museo della scienza di Villa Farnesina

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Francesca Salvemini

    2005-02-01

    Full Text Available Rappresentavano l’Astronomia le due logge romane del viridario di villa Farnesina con la Sala adiacente del Trionfo di Ercole: lo spazio, l’astrolabio zodiacale della Sala di Galatea - in testa le stelle dell’Orsa minore fatte di “sasso” da Medusa, Peruzzi nella biografia di Vasari - e il tempo, la meccanica dello gnomone solare del Trionfo di Cupido.

  14. CHE COSA RESTA DI CHERUBINI OGGI? DUE CASI DI STUDIO

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Emanuele Miola

    2016-09-01

    Full Text Available A partire dagli anni Duemila, il fenomeno delle cosiddette risorgenze dialettali si è manifestato, nel panorama linguistico italiano, anche attraverso l’emergenza dei dialetti negli ambiti propri della Comunicazione Mediata dal Computer e, specialmente, sui siti internet creati ‘dal basso’, come l’enciclopedia libera e multilingue online Wikipedia. In questo articolo, si esaminerà il lascito di Cherubini e del suo Vocabolario milanese-italiano sull’edizione regionale lombarda della Wikipedia: gli articoli di quest’ultima saranno passati in rassegna, sia dal punto di vista ortografico, comparando le scelte del lessicografo milanese con quelle più in voga online, sia dal punto di vista morfo-sintattico, discutendo in questo secondo caso la presenza e la produttività di alcuni verbi sintagmatici. What remains of Cherubini today? Two case studies Since the beginning of the twenty-first century, the phenomenon of dialect resurgence has manifested in Italy through the emergence of dialects in Computer Mediated Communication, especially, on bottom-up created Web sites, like the free, multilingual, online encyclopedia Wikipedia. In this article, we will examine the legacy of Cherubini and his Milanese-Italian dictionary on the regional Lombard version of Wikipedia. We will review the articles both in terms of spelling, comparing the choices of Milanese lexicographer with those most utilized currently online, and from a morpho-syntactic point of view, discussing the presence and the productivity of some phrasal verbs.

  15. Valutazione degli elementi di struttura e monitoraggio microbiologico nel Comparto operatorio comune del Dipartimento ortopedico dell'Azienda ospedaliera di Parma

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    C. Pasquarella

    2003-05-01

    Full Text Available Obiettivi: scopo di questo studio, che si inserisce nell’ambito di un progetto multicentrico promosso dal Gruppo Italiano Studio Igiene Ospedaliera, è stato quello di valutare le condizioni ambientali e gestionali delle sale operatorie del comparto ortopedico dell’Azienda ospedaliera di Parma. Metodi: l’indagine, svolta nell’ottobre 2002, ha previsto la compilazione di un questionario, riguardante gli aspetti strutturali, impiantistici, organizzativi e gestionali, e l’effettuazione di un monitoraggio microbiologico ambientale nelle diverse aree del blocco operatorio. La carica microbica dell’aria è stata valutata utilizzando piastre di sedimentazione per la rilevazione dell’Indice Microbico Aria (IMA mentre per le superfici sono state impiegate membrane di nitrocellulosa. I campionamenti sono stati effettuati prima dell’inizio e durante l’attività chirurgica. Risultati: i dati ottenuti per mezzo del questionario hanno evidenziato condizioni generalmente buone, sia dal punto di vista strutturale che gestionale del comparto operatorio studiato. Per quanto riguarda il controllo microbiologico, nelle sale operatorie, in tutte le rilevazioni prima dell’attività si sono ottenuti valori di IMA uguali a 0; durante l’attività, si è registrato un valore massimo di IMA di 4 in quelle a flusso laminare e di 19 in quelle con flusso turbolento, al di sotto dei valori limite, rispettivamente di 5 e 25; i valori di contaminazione microbica delle superfici prima dell’attività hanno oscillato da un minimo di 0 ufc/cm2 a un massimo di 0,20 ufc/cm2; durante l’attività, solo in una rilevazione si è registrato un valore di 0,58 ufc/cm2, superiore al valore soglia stabilito. Anche negli altri ambienti del comparto operatorio la contaminazione microbica è risultata complessivamente al di sotto dei limiti di riferimento. Conclusioni: il questionario si è rivelato un valido strumento

  16. Le misure di riorganizzazione del personale alle dipendenze della p.a. Tra obiettivi di efficienza ed esigenze di razionalizzazione della spesa pubblica

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Alessandro Riccobono

    2012-01-01

    Full Text Available Riassunto- Il saggio analizza le politiche di riorganizzazione del personale alle dipendenze delle p.a., alla luce delle più recenti modifiche legislative. Secondo le più recenti analisi statistiche, la Pubblica Amministrazione italiana registra, a livello strutturale, numerose inefficienze correlate all’irrazionale distribuzione delle risorse umane. Per ovviare a dette disfunzioni, il legislatore è intervenuto a più riprese sul quadro normativo in materia di mobilità, modificando sia la disciplina degli strumenti di programmazione e gestione delle risorse umane (passaggi diretti di personale, trasferimenti, comandi, distacchi e assegnazioni temporanee, sia i meccanismi regolativi per il riassorbimento delle eccedenze. Si tratta tuttavia di interventi dal carattere eccessivamente frammentario e asistematico, in quanto mossi dall’esigenza, attualmente prioritaria, di tenere in ordine i conti pubblici, anche mediante forti tagli alle dotazioni organiche. Il presente lavoro mira a ricostruire l’assetto normativo attualmente vigente, mettendo in evidenza i principali fattori di criticità scaturenti dalle modifiche legislative e proponendo alcune valutazioni d’insieme, in vista di una auspicabile riforma organica della materia. Abstract- The paper analyses legal measures concerning reorganization of public civil servant, in light of the most recent legislative changes. According to latest statistical analysis, the Italian Public Administration records several inefficiencies related with irrational distribution of human resources. To overcome these shortcomings, the lawmaker introduced some changing both on the discipline of human resources management (transfers, temporary assignments, etc. and on the mechanisms for the absorption of redundancies. However, this action still appears fragmented and unsystematic, as it was driven by the priority to keep in order public finances, also through deep cuts in human resources. This paper aims to

  17. Considerazioni sui nuovi servizi di conversione di coordinate del Geoportale Nazionale

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Roberto Rossi

    2013-04-01

    Full Text Available La pubblicazione dei sistemi di conversione di coordinate sul Geoportale Nazionale ha suscitato commenti in generale positivi, ma anche qualche critica da parte degli utenti. Chiscrive auspica che i grigliati IGM, in un prossimo futuro, entrino a far parte del patrimonio dei dati pubblici e aperti del nostro paese. Ritiene però che, in attesa che i tempi siano maturi perquesto passaggio, i servizi di conversione del Geoportale Nazionale siano un preziosissimo strumento a disposizione di tutti...Publication of conversion systems of coordinates on the National Geoportal has attracted positive comments in general, but also some criticism by users.The author hopes that transformation grids owned by Italian Military Geographic Institute will be soon available as Open Data. Anyway he believes that, meanwhile, conversion and transformation services offered by National Geoportal are precious tools accessible to everyone. 

  18. Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Muhammad Didi Darmawan

    2017-01-01

    Full Text Available Pantai Boom merupakan pantai yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Pantai ini terletak di Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi, Banyuwangi, Jawa Timur. Pantai tersebut rencananya akan dibangun pelabuhan marina. Pelabuhan harus dilengkapi dengan beberapa fasilitas untuk mendukung rencana tersebut seperti salah satunya adalah alur pelayaran. Untuk membuat alur pelayaran diperlukan penelitian mengenai pasang surut, topografi dasar laut, serta jenis kapal yang melintas untuk memastikan kapal yang berlayar aman dari kemungkinan kecelakaan. Penelitian ini menggunakan data hasil pemeruman, data pasang surut yang diperoleh dari pengamatan langsung, serta berbagai jenis kapal yacht. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa rencana dermaga sebaiknya dibangun 60 meter menjorok ke arah laut dengan panjang dermaga 25 meter. Dalam keadaan air rendah terendah (LLWL, ketiga jenis kapal yang ditentukan dapat merapat ke rencana Dermaga Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi. Daerah yang tidak bisa dilewati pada saat LLWL, pada saat MSL daerah tersebut sudah dapat dilewati oleh ketiga jenis kapal tersebut. Pada keadaan muka air tinggi tertinggi (HHWL, Kapal Yacht Class 8 dan 6 dapat melewati sebagian perairan sungai Pantai Boom.         Waktu yang tidak tepat untuk melakukan pelayaran pada saat LLWL dari alur pelayaran yang telah dibuat yaitu antara pukul 04:00 – 06:00 WIB pada saat bulan November 2015-Februari 2016 dan pukul 16:00-18:00 pada saat bulan Juni-Agustus 2016. Sedangkan Waktu yang tepat untuk melakukan pelayaran pada saat HHWL yaitu antara pukul 20:00–23:00 WIB pada saat bulan Desember 2015- Maret 2016 dan pukul 8:00-11:00 pada saat bulan Juni-September 2016.

  19. Caratterizzazione microstrutturale e prove di resilienza su giunti Friction Stir Welding e Linear Friction Welding di compositi a matrice metallica

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    M. Merlin

    2010-04-01

    Full Text Available In questo studio sono stati caratterizzati giunti Friction Stir Welding e Linear Friction Welding su compositi a matrice in lega di alluminio e rinforzo particellare ceramico. Il processo FSW è stato applicato a due compositi ottenuti con processo fusorio, quindi estrusi e trattati termicamente T6: AA6061/20%vol.Al2O3p e AA7005/10%vol.Al2O3p. I giunti LFW sono stati invece realizzati su un composito con matrice in lega di alluminio e rinforzo particellare in carburo di silicio, ottenuto mediante metallurgia delle polveri, quindi forgiato e trattato termicamente T4: AA2124/25%vol.SiCp. Sono stati esaminati gli effetti della saldatura sullecaratteristiche microstrutturali dei giunti, avvalendosi di tecniche di microscopia ottica con analisi di immagine e di microscopia elettronica in scansione (SEM con microsonda a dispersione di energia (EDS. Sono state quindi condotte prove di resilienza con pendolo strumentato Charpy. Lo studio dei meccanismi di danneggiamento è stato effettuato mediante analisi al SEM delle superfici di frattura. Entrambi i processi di saldatura hanno portato a giunti sostanzialmente esenti da difetti. La microstruttura dei cordoni è risultata dipendente sia dalle caratteristiche microstrutturali iniziali dei compositi considerati, sia dalla tipologia di processo di saldatura. Nel caso dei compositi AA6061/20%Al2O3p e AA7005/10%Al2O3p saldati FSW si è osservato un sostanziale incremento di resilienza, rispetto al materiale base, in conseguenza dell’affinamento dei grani della matrice, della riduzione della dimensione media delle particelle di rinforzo e della loro spigolosità, indotte dal processo di saldatura. Il composito AA2124/25%SiCp saldato LFW ha presentato valori di resilienza confrontabili con quelli del materiale base, in conseguenza, soprattutto, dei limitati effetti della saldatura su dimensione e distribuzione delle particelle di rinforzo.

  20. Breve Manuale di Geografia Umana

    NARCIS (Netherlands)

    Minca, C.; Colombino, A.

    2012-01-01

    Il percorso per andare al lavoro, la scelta sul dove trascorrere le prossime vacanze, le nostre opinioni sulla politica estera, le nostre preoccupazioni per la crisi economica, le nostre affermazioni di identità, il nostro desiderio di fuga dal quotidiano, perfino la scelta di acquistare una casa in

  1. Environmental study for optimal sites selection for incineration plant of refuse derived fuel in Lucca Province, Tuscany (Italy); Metodologie e tecniche di analisi ambientale per l`ubicazione `sostenibile` di impianti di smaltimento rifiuti: l`esperienza della Provincia di Lucca

    Energy Technology Data Exchange (ETDEWEB)

    Tassoni, E; Cautilli, F; Polizzano, C; Andriola, L [ENEA, Centro Ricerche Casaccia, Rome (Italy). Dipt. Ambiente

    1998-04-01

    -southern part of the potentially suitable area mentioned above, finally further subdivided in 2 priority levels. [Italiano] Il lavoro presenta i risultati ottenuti dall`ENEA nell`ambito di un incarico conferito dall`Amministrazione Provinciale di Lucca, riguardante la localizzazione delle aree idonee all`installazione di un impianto di termoutilizzazione energetica di CdR (Combustibile derivato dai Rifiuti) e di una discarica ad esso associata, in sintonia con gli indirizzi contenuti nel `Programma politico d`azione della Comunita` Europea a favore dell`ambiente e di uno sviluppo sostenibile`. La ricerca e` stata effettuata dall`ENEA attraverso il supporto di metodologie, basate su criteri di natura ambientale, gia` precedentemente applicate a diverse situazioni territoriali italiane (Provincia di Cremona, Comune di Latina ecc.). Nel territorio in oggetto la localizzazione e` stata ricondotta alle problematiche connesse con quella delle discariche, che presentano generalmente maggiore impatto ambientale. Per calcolare l`impatto dei rilasci del termoutilizzatore nella fascia di potenziale idoneita` e` stato effettuato uno studio meteo-diffusivo per calcolare i livelli medi annui di concentrazione in aria a livello del suolo dei principali inquinanti (CO, SO2, NO2, ecc.) e le deposizioni (secca e umida), assumendo come emissioni al camino i valori limite imposti dalle direttive CEE; i valori medi calcolati sono risultati notevolmente al di sotto dei limiti di legge (DPR 203/1988). Sono stati infine selezionati 14 siti, concentrati prevalentemente nella porzione centro-meridionale della fascia suddetta, successivamente suddivisai in due classi di priorita` sulla base di motivazioni ambientali (elevata soggiacenza della falda, assenza di rischio di alterazione dei processi ecologici, scarso impatto sulle attivita` agricole), logistiche (maggiore estensione media con possibilita` di ospitare tutti gli impianti) e socioeconomici (presenza di grandi complessi industriali, minore

  2. ANALISIS SITUASI PEMBELAJARAN MUSIK DI SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KABUPATEN SUMEDANG JAWA BARAT

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Rony Hidayat Sutisna

    2017-09-01

    Full Text Available Abstrak Penelitian ini membahas tentang kondisi objektif proses pembelajaran musik di tingkat Sekolah Dasar di wilayah Kabupaten Sumedang. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran musik di Sekolah Dasar khususnya yang ada di Kabupaten Sumedang adalah kesulitan yang dialami oleh guru ketika mengajarkan musik. Hal ini terjadi karena guru yang ada sebagian besar bukan lulusan kesenian, sehingga guru tidak paham dengan materi yang harus diajarkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode studi kasus terhadap proses pembelajaran musik di tingkatan Sekolah Dasar di wilayah Kabupaten Sumedang. Data ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara kepada Ketua KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah di tiap kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Sumedang. Data pendukung lainnya didapatkan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang dokumen yang berisi data guru SD keseluruhan yang berada di Kabupaten Sumedang, baik negeri maupun swasta. Selanjutnya, data ini dianalisis untuk mengetahui jumlah guru seni yang mempunyai latar belakang dari sekolah atau institusi seni (lulusan seni, dan bagaimana kondisi sebenarnya mengenai pembelajaran seni musik yang dilaksanakan di SD-SD yang ada.Kata Kunci : pembelajaran musik, guru, sekolah dasarAbstract. This study discusses the objective condition of the learning process of music at elementary school level in Sumedang regency. Based on the results of data analysis, found the problems that occur in the process of learning music in elementary schools, especially in Sumedang is the difficulty experienced by teachers when teaching music. This happens because most of the teachers are not art graduates, so the teacher does not understand the material that must be taught. This research uses qualitative and quantitative approach with case study method to the learning process of music at elementary level in Sumedang regency. This data is

  3. Influenze lunguistiche romanze nello sloveno letterario di Trieste. La lingua di Boris Pahor

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Mitja Skubic

    1984-12-01

    Full Text Available L'autore esamina la lingua dello scritto e t iestino Boris Pahor, urio de li eminenti creatori letterari in sloveno del secondo dopoguerra. Gli anni di scuola ed una  parte della giovinezza di Boris Pahor, nato nel 1913, appartengono ad un periodo nel quale lo sloveno a Trieste, e nelle province di Trieste       e di Gorizia, non godeva di uno  status pubblico ufficiale, salvo in chiesa. L influsso linguistico dell'italiano, normale in un territorio etnicamente e linguisticamente misto, spinto in una situazione anormale, creatasi nel primo  dopoguerra, non sorprende. Lo scrittore fu in  stretto contratto con l'italiano e il legame linguistico (e certo anche culturale è 'di doppia natura: esisstono, da una parte, influenze della parlata locale triestina -veneta, con qualche venatura tergestina, vale a dire friulana; dell'altra, lo scrittore ebbe a subire numerose influenze dell'italiano letterario. Non è facile scindere queste due fonti dei romanismi linguistici, che chiamiamo genericamente italianismi; il termine è fallace, perchè è fallace la grafia la quale rare volte palesa l'origine veneta: ščaveta, škojera, mandrijer, čožotska bragoca. L'interesse di questo contributo si concentra su prestiti, per lo più adattati al sistema fono-morfologico che vige per lo sloveno, e, soprattutto7 su calchi, quelli semantici e quelli sintattici. Una quantità non trascurabile di calchi ci convince della loro provenienza popolare, del fatto, cioe, che bisogna cer­ carne l'origine nel contatto linguistico diretto delle due etnie. Il materiale raccolto contraddice, dunaue. l'asserzione alquanto apodittica della provenienza popolare, immediata, dei soli presti­ ti e della provenienz letteraria, dotta, dei calchi. I calchi semantici sono parecchi: si tratta sempre dell'uso di un termine sloveno che in sloveno letterario e nei dialetti centrali esiste, ma che in Pahor viene usato con un significate sconosciuto allo sloveno centrale

  4. Valutazione del carico di stress nei Vigili del Fuoco: correlazione con il profilo psicologico ed alcuni indicatori biologici di rischio

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    P. Giacobazzi

    2003-05-01

    Full Text Available

    Obiettivo: approfondire i rapporti tra carico lavorativo, personalità ed alcuni indicatori biochimici di risposta allo stress le cui modificazioni possono contribuire a spiegare la suscettibilità/resistenza al rischio di malattie.

     Materiali e metodi: l’indagine è stata effettuata su un gruppo di Vigili del Fuoco (n°61 confrontati con un gruppo di controllo (ricercatori universitari; entrambi hanno aderito tramite consenso informato e fornito un campione di saliva per la misura del cortisolo e delle IgA in condizioni di base. Un sottogruppo di vigili ha fornito anche un campione di saliva dopo un turno lavorativo notturno (condizione di stress. Parallelamente si è effettuato un assessment psicologico tramite la somministrazione di questionari quali: lo State-Trait Anxiety Inventory, il Big Five Observer, il Locus of Control ed il Sensation Seeking Scale. Risultati: in condizioni basali i Vigili del Fuoco mostrano un livello di cortisolo salivare più elevato dei controlli (24,9 ± 11,3 vs 20,0 ± 8,6 nmol/l, p=0,091, mentre il livello di IgA è simile nei due gruppi. Nei vigili, dopo lo stress lavorativo, si è evidenziato un calo significativo delle IgA (296,5 ± 160,5 vs 191,9 ± 95,3 Bg/ml, p=0,014 ed una correlazione positiva tra il cortisolo salivare e l’ansietà di stato e di tratto.

    Conclusioni: i Vigili del Fuoco sono risultati meno ansiosi, più predisposti al rischio e con un profilo di personalità di tipo realistico in linea con la scelta professionale. Lo stress lavorativo si associa ad una riduzione significativa dell’ escrezione salivare di IgA, assunta come indice di attività del sistema immunitario, mentre il cortisolo salivare, che rappresenta un indicatore sensibile di attività neuroendocrina sotto stress, pur non modificandosi in termini assoluti si associa con il livello di ansietà dei vigili allo studio.

  5. La mappa acustica dinamica di Milano da un numero limitato di punti di monitoraggio. Primi risultati - Milan dynamic noise mapping from few monitoring stations. First results

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Giovanni Zambon

    2016-10-01

    Full Text Available Il questa memoria sono riportati i primi risultati del progetto Dynamap relativi all’area pilota di Milano. Il progetto sviluppa un approccio alla rappresentazione del rumore derivante da traffico stradale che consenta una mappatura acustica dinamica attraverso la scalatura di mappe precalcolate mediante un collegamento diretto con un numero limitato di stazioni di monitoraggio. La possibilità di controllare la mappa acustica di una rete stradale estesa mediante pochi punti di controllo si attua mediante una necessaria aggregazione degli archi stradali in gruppi omogenei. ------ This memory reports the first results of Dynamap project related to the Milan pilot area. The project develops an approach to represent road traffic noise with the outcome of a dynamic noise mapping achieved through the scaling of precalculated maps; scaling is based upon a direct connection to a limited number of noise monitoring stations. The possibility of controlling the acoustic map of an extended road network by means of a few monitoring sites is implemented through a preliminary aggregation of road stretches into homogeneous groups.

  6. Funzionalizzazione della mandibola dopo ricostruzione con lembo libero rivascolarizzato di fibula "single strut". Al di là del deficit di verticalità.

    OpenAIRE

    Gessaroli, Manlio

    2009-01-01

    Obiettivi: Valutare la modalità  più efficace per la riabilitazione funzionale del limbo libero di fibula "single strut", dopo ampie resezioni per patologia neoplastica maligna del cavo orale. Metodi: Da una casistica di 62 ricostruzioni microvascolari con limbo libero di fibula, 11 casi sono stati selezionati per essere riabilitati mediante protesi dentale a supporto implantare. 6 casi sono stati trattati senza ulteriori procedure chirurgiche ad eccezione dell'implantologia (gruppo 1), a...

  7. STUDI KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN DI DAERAH BUDIDAYA PERIKANAN LAUT DI TELUK KAPING DAN TELUK PEGAMETAN, BALI

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Bejo Slamet

    2012-11-01

    Full Text Available The purpose of this study was to know the coastal environmental quality of Kaping and Pegametan Bay coastal area. Thestudy was conducted from 14 stations with 3 replicates of water sampling and 5 replicates of makrozoobenthos sampling.The result showed that water quality namely TSS, DO, NH3 and BOD5 were still in line criterion stated by office of KLH(2004. About 49 species of makrozoobenthos were examined, with abundance of makrozoobenthos was 58-209 ind./ 1,125 cm2 anddiversity indeks was 1,56-2,91. The result on the integrated water quality analyses showed that the water quality all of station wasclassified to light pollution.This result showed that the enviromnental of Kaping Bay dan Pegametan Bay coastal area was competent for mariculturealthough lower compered with control. For the continuity of fisheries aquaculture in Kaping Bay dan Pegametan Bay, Long termeffort in environment conservation is needed better stretegy and action in an integrated and sustainable manners.

  8. Gerakan Filantropi Islam di Amerika

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Fuad Hasyim

    2018-01-01

    Penelitian bertujuan untuk mengetahui perkembangan gerakan filantropi Islam di Amerika yang meliputi pembahasan tentang basis kelembagaan filantropi Islam dan kontribusinya terhadap solidaritas dan pemberdayaan umat Islam di Amerika. Penelitian ini adalah kajian literatur dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan multidisiplin. Hasil penelitian menunjukan empat basis kelembagaan gerakan filantropi Islam di Amerika; yaitu masjid, lembaga pendidikan, etnis dan aliran atau madzhab pemikiran. Didapatkan pula fakta hubungan signifikan antara eksistensi lembaga filantropi Islam terhadap kebijakan politik pemerintah terkait isu radikalisme yang melekat pada umat Islam di Amerika. Kata Kunci : Amerika, Filantropi, Islam, Muslim

  9. Funzioni identitarie dell'alternanza linguistica in apprendenti di italiano durante lo svolgimento di attività in gruppo

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Roberta Ferroni

    2013-12-01

    Full Text Available Questo articolo indaga, servendosi degli strumenti teorici messi a disposizione dall’analisi della conversazione, coadiuvata da una serie di nozioni e riferimenti tratti dagli studi che esaminano la struttura dell’interazione nella classe di lingua, i diversi usi che gli apprendenti di italiano LS fanno delle lingue presenti nella classe, specialmente della loro LM, durante lo svolgimento di attività di gruppo per dare voce alle multiple identità che costituiscono ciascun individuo. Dallo studio emerge che l’identità degli apprendenti è in continua trasformazione. Infatti, per potersi affermare, gli apprendenti dovranno “interpretare” un insieme di ruoli che cambiano e che dovranno negoziare in base al contesto d’interazione

  10. Lettere di Vilfredo Pareto all’amico Roberto Michels: confini e confine nel Trattato di Sociologia Generale del 1916

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Raffaele Federici

    2017-08-01

    Full Text Available In questa ricerca di senso fra la fine di un'epoca e la nuova visione del mondo, c’è, nei due Autori, quello che potrebbe chiamarsi una betweenness: Pareto, quasi un franco-italiano, e Michels, un italiano-tedesco, anzi un più che italiano. Nella linea di faglia rappresentata dal primo conflitto mondiale, i due sociologi sono in una doppia relazione interiore appunto franco-italiana Pareto e italo-tedesca Michels e una relazione esteriore fra il mondo di ieri e il mondo successivo al cataclisma che fu la prima guerra mondiale, quando ben quattro imperi colossali erano stati smembrati (l’Impero Russo, l’Impero Tedesco, l’Impero Austro-ungarico e l’Impero ottomano, nello stesso tempo in cui Emile Durkheim guardava con inquietudine alla disgregazione delle vecchie comunità tradizionali, dove il senso della crisi del tempo investe non solo le persone e i comportamenti, ma il mondo logico stesso. Lo scambio epistolare avviene nella stessa terra: Pareto a Celigny, sul lago di Ginevra , e Michels a Basilea , lungo le rive del Reno. Vi è, fra i due sociologi un profondo rispetto, che vedrà Robert Michels dedicare allo “scienziato e amico Vilfredo Pareto con venerazione” un’opera importante come “Problemi di sociologia applicata” pubblicata solo tre anni dopo il Trattato di Sociologia Generale del Maestro. In questa antologia di saggi Robert Michels, probabilmente composti fra il 1914 e il 1917, negli anni del grande cataclisma, anzi concepiti prima «dell’insediamento di questa terribile corte suprema di cassazione di tutte le nostre ideologie, che è la guerra» , quindi contemporanea al Trattato, il Maestro viene citato tre volte, come Max Weber, ma, de facto, la presenza di Pareto è continua. In particolare, il richiamo al Maestro è iscritto a due piste di ricerca: da una parte la realtà della ricerca sociologica e del suo amplissimo spettro di analisi e dall’altra la teoria della circolazione delle elités. È proprio

  11. PEMILIHAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI PULAU KAHAKITANG KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ariestides Dundu

    2013-02-01

    Full Text Available Kabupaten Kepulauan Sangihe terdiri dari beberapa pulau-pulau kecil yang memiliki permasalahan dalam ketersediaannya air baku. Dari beberapa pulau-pulau kecil yang ada, pulau Kahakitang, mempunyai beberapa sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai penyedia air baku seperti mata air, sumur, air hujan dan air laut. Namun jarak antar dusun yang ada dipulau tersebut saling berjauhan di samping letaknya ada yang di dataran tinggi dan ada di dataran rendah, dusun-dusun dalam satu desa berjauhan dan ada yang berada pada daerah tangkapan yang berbeda, dan debit air dari mata air/sumur sangat kecil, sehingga sumber air yang ada belum dapat melakukan suplai air secara menyeluruh. Sistem Penyediaan Air Baku apa yang memenuhi berbagai kriteria untuk digunakan di Pulau Kahakitang ? Dalam metode Analytic Hierarchy Process (AHP digunakan kriteria-kriteria : Ketersediaan Air,  Biaya, Kesesuaian Lokasi, Kemudahan Pelaksanaan, dan Perawatan, dengan alternatif : Instalasi Pengolahan Air dengan Reverse Osmosis (IPA-RO, Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan (ABSAH, Jaringan pipa dari sumber air, dan Perahu Air dalam memecahkan persoalan tersebut. Hasil yang didapat dalam pemilihan sistem penyediaan air baku di Pulau Kahakitang adalah: untuk Desa Behongan dusun Soa, Sistem IPA-RO merupakan pilihan yang memiliki nilai tertinggi. Sebagai alternatif dapat diambil nilai tertinggi kedua yaitu Perahu Air. Untuk Desa Behongan dusun Sowang,  dari nilai yang didapat bahwa Sistem mengambil dari mata air merupakan pilihan yang memiliki nilai tertinggi. Sebagai alternatif dapat diambil nilai tertinggi kedua yaitu IPA-RO. Untuk Desa Dalako Bombanehe dusun Dalako didapatkan nilai tertinggi untuk sistem penyediaan air dengan menggunakan ABSAH. Sebagai alternatif dapat diambil nilai tertinggi kedua yaitu perahu air. Untuk Desa Dalako Bombanehe dusun Bombanehe didapatkan nilai tertinggi untuk sistem penyediaan air dengan menggunakan IPA-RO. Sebagai alternatif dapat diambil nilai

  12. Presenza di Istrice Hystrix cristata negli argini fluviali: problematiche ed esperienze in provincia di Perugia

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Luca Convito

    2003-10-01

    Full Text Available A seguito di danneggiamento di argini fluviali da parte dell?Istrice Hystrix cristata, si è richiesto al Ministero dell?Ambiente il necessario parere alla cattura e traslocazione della specie da tutti i reticoli fluviali in cui si sono avute segnalazioni. Tra novembre 2001 e ottobre 2002 sono state organizzate tre campagne di contenimento nelle seguenti aree: A Alto Tevere umbro; B Lago Trasimeno; C Valle Umbra. Inizialmente sono state adoperate trappole-galleria per Nutria (N, poi integrate o sostituite con modelli appositamente realizzati per Istrice (Is. A danno: otto sistemi di cunicoli in 618 m di argine a ridosso di coltivazioni; periodo d?intervento: 12/XI-19/XII 2001; operatori: n. 2; trappole: n. 10-N; esca: mais, poi mela; notti trappola totale: n. 168; risultato cattura: n. 2 istrici (3,15 ind./mese e n. 1 Nutria (Myocastor coypus; B danno: tre sistemi di cunicoli in 1.540 m di argine pensile; periodo d?intervento: 01/II-17/III 2002; operatori: n. 2; trappole utilizzate: n. 10-Is ?ghigliottina? + n. 1- Is ?modificata?; esca: mela, poi granaglie; notti trappola totale.: n. 224; risultato cattura: n. 7 istrici (4,03 ind./mese e n. 6 nutrie; C danno: oltre venti sistemi di cunicoli in 21.050 m di argini pensili; periodo intervento: 25/VI-25/X 2002; operatori: n.1; trappole: n. 7-Is ?modificate? + n. 9-N; esca: granaglie; notti trappola tot.: n. 641; risultato cattura: n. 1 Istrice (0,4 ind./mese e n. 1 Gatto domestico. Catturando 3-4 ind./mese, si è riusciti a difendere argini ?sensibili? dalla minaccia degli istrici. Determinante è risultato il traslocamento di animali adulti, più legati dei giovani ad un particolare sito e restii pertanto ad abbandonarlo anche se disturbati. Dalle aree A e B sono stati spostati rispettivamente due e tre adulti e, anche se la specie è ancora presente, i punti ?critici? di tali corsi d?acqua non hanno presentato altri problemi. I risultati migliori (sito B si sono ottenuti con l

  13. MANAJEMEN KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT NELAYAN

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    ANTONY - WIJAYA

    2012-05-01

    Full Text Available ABSTRAK   Tujuan penelitian ini antara lain untuk mengetahui penyebab terjadinya konflik antara nelayan tradisional dengan nelayan modern di Kota Bengkulu serta bagaimana konflik kedua kelompok nelayan tersebut diselesaikan oleh Pemerintah Kota dan Pemerintah Propinsi Bengkulu. Penelitian dilakukan di dua kelurahan, yaitu Kelurahan Pasar Bengkulu yang merupakan kelurahan terbanyak masyarakat nelayan tradisionalnya dan Kelurahan Kandang yang merupakan kelurahan terbanyak kelompok nelayan modernnya, dan konflik yang terjadi sejak tahun 1985 hingga tahun 1999 selalu melibatkan masyarakat nelayan di kedua kelurahan tersebut. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis data dari Strauss-Corbin melalui 3 tahapan analisis yaitu : Kode Pembuka (Open Coding, Kode Analisis (Axial Coding dan Pemilihan Kode (Selective Coding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab terjadinya konflik antara nelayan tradisional dengan nelayan modern disebabkan oleh beberapa faktor : (1 masih beroperasinya alat tangkap trawl (jaring pukat harimau yang dilarang penggunaannya oleh pemerintah; (2 pelanggaran jalur penangkapan; (3 perbedaan teknologi penangkapan; (4 kurang optimalnya fungsi dan peran kelembagaan atau institusi pemerintah; dan (5 belum tegasnya pelaksanaan hukum dan peraturan perikanan. Konflik yang terjadi antara nelayan tradisional dengan nelayan modern di Kota Bengkulu dapat diselesaikan melalui upaya-upaya : (1 Kapal-kapal trawl dilarang untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan di perairan nelayan tradisional (0-3 mil laut, jika memang tetap beroperasi, nelayan tradisional menghendaki adanya kontribusi kepada para nelayan tradisional berupa 5 % dari hasil tangkapan nelayan modern: (2 Penetapan jalur penangkapan yang jelas bagi nelayan tradisional dan bagi nelayan modern, sehingga tidak terjadi lagi pelanggaran jalur penangkapan; (3 Sikap tegas dari Pemerintah Provinsi dan Kota Bengkulu terhadap segala macam pelanggaran yang terjadi; (4

  14. Il monastero di Bobbio in età altomedievale

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Eleonora Destefanis

    2003-11-01

    Full Text Available Il monastero di Bobbio, sorto sull’Appennino piacentino per iniziativa di S. Colombano e con il sostegno del re longobardo Agilulfo, ha conosciuto una lunga storia di studi che ne hanno messo di volta in volta in luce l’importanza come centro scrittorio e di raccolta di testi, il ruolo di primo piano quale interlocutore delle monarchie avvicendatesi nel corso dell’altomedioevo, la posizione di spicco nell’esperienza del monachesimo insulare sul Continente, riflessa da una cospicua produzione ...

  15. [La diagnosi del disturbo da uso di alcol dal punto di vista psicologico].

    Science.gov (United States)

    Coriale, Giovanna; Fiorentino, Daniela; Porrari, Raffaella; Battagliese, Gemma; Capriglione, Ida; Cereatti, Federica; Iannuzzi, Silvia; Mauri, Benilde; Galli, Domenica; Fiore, Marco; Attilia, Maria Luisa; Ceccanti, Mauro

    2018-01-01

    RIASSUNTO. Il disturbo da uso di alcol (DUA) è uno dei disturbi psichiatrici più comuni nella popolazione generale. Il DUA è caratterizzato da un pattern di bere eccessivo, che si mantiene nonostante gli effetti negativi che l'alcol ha sul funzionamento lavorativo, sulla salute, sulle problematiche legali, sull'educazione e sulla vita sociale. Attualmente, il modello bio-psico-sociale è quello che spiega meglio il DUA. Infatti, molte ricerche hanno fornito evidenze su come il DUA sia una patologia multidimensionale. Variabili biologiche, psicologiche e socio-culturali entrano in gioco nell'eziologia, nella natura, nel mantenimento e nel cambiamento nel tempo del disturbo. La fase diagnostica è un momento importante del processo di cura, perché il successo del trattamento dipende in larga misura dall'esattezza e dall'adeguatezza della diagnosi. La diagnosi clinica si basa su una valutazione globale del funzionamento del paziente e utilizza il colloquio e gli strumenti psicometrici come mezzo di raccolta di informazioni. Questo articolo fornirà una panoramica delle dimensioni psicologiche più importanti da valutare e sui migliori strumenti psicometrici da usare per una diagnosi adeguata.

  16. Genotossicologia di Nanomateriali Ingegnerizzati (ENMs): l’esperienza e i risultati di un confronto di analisi genome-wide in lievito e in pianta.

    OpenAIRE

    Pasquali, Francesco

    2017-01-01

    I nanomateriali ingegnerizzati (ENMs) sono strutture nell’ordine degli 1-100 nm, e sono caratterizzati da proprietà, dovute alle loro ridotte dimensioni e alla reattività superficiale, che li rendono adatti ad un ampia gamma di applicazioni industriali. Le nanotecnologie sono un’industria in rapida crescita, con un valore di mercato che si prevede raggiungerà i 49 miliardi di dollari entro il 2017 (Nanotechnology Market Outlook 2017, RNCOS, Maggio 2013). A causa della loro ampia diffusion...

  17. EGNOS: è ora di usarlo

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Fabrizio Bernardini

    2006-04-01

    Full Text Available Dall’inizio di quest’anno EGNOS, European Geostationary Navigation Overlay Service, iniziativa dell’Unione Europea e dell’Agenzia Spaziale Europea, è operativo e nel corso dell’anno raggiungerà i livelli di servizio richiesti dapprima per le applicazioni commerciali e, all’inizio del 2007, quelli per le applicazioni Safety Of Life. Sarà dunque il conseguimento finale di EGNOS V2.1 al quale farà seguito un programma di evoluzione articolato in tre altre fasi che si estenderanno almeno fino alla fine del 2011 con ampliamenti della copertura, della fornitura di servizi anche nella nuovabanda L5, fino all’integrazione con Galileo. In questo articolo,che gode della collaborazione della Next SpA, realizzatriceanche dell’applicazione descritta nella rubrica Reports di questo stesso numero, vogliamo evidenziare alcuni aspetti del sistema che non ci sembra ancora ben apprezzato a livello utente e due prospettive note come SISNET ed ESA ALIVE.

  18. Monitoraggio remoto delle deformazioni nell’isola di Santorini: una procedura integrata di analisi dati GPS presso la Sezione INGV di Bologna

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Arianna Pesci

    2012-06-01

    Full Text Available Il GPS (Global Positioning System è un noto sistema di posizionamento globale in grado di fornire le coordinate spaziali di unoperatore, se munito di antenna e ricevitore satellitari, in qualunque punto della terra esso si trovi, in qualunque condizionemeteo ed in qualsiasi ora del giorno. Oggi al GPS, che è di proprietà del Dipartimento della Difesa degli Stati Uniti d'America(US DoD, si affiancano il GLONASS (sistema analogo russo e altri sistemi di posizionamento globale basati su tecniche interferometriche spaziali a partire da segnali a microonde, ad esempio i nascenti Galileo (europeo e BeiDou (cinese. Per questo motivo si parla diffusamente di sistemi GNSS cioè Global Navigation Satellite System.   Remote monitoring of deformations in the island of Santorini: an integrated procedure for GPS data analysis at the INGV in Bologna The GPS (Global Positioning System is a well-known global positioning  system  capable  of  providing  the  spatial  coordi-nates of an operator, if equipped with an antenna and a re-ceiver satellite, at any point on the earth , and in any weather conditions and at any time of the day. Today, the GPS, which is owned by the Department of Defense of the United States of America (U.S. DoD, is aided by the GLONASS (the Russian analogue system and other global positioning systems based on interferometry from space microwave signals, for example, the  nascent  Galileo  (European  and  Beidou  (China.  For  this reason we talk at today about GNSS Global Navigation Satel-lite System.

  19. CORSO DI ITALIANO PER STUDENTI ANGLOFONI NEGLI USA: L’IMPORTANZA DEL LIBRO DI TESTO

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Ilaria Sacchini

    2011-02-01

    Full Text Available L’insegnamento dell’italiano all’estero si colloca all’interno di un contesto specifico che deve essere tenuto in considerazione al momento della pianificazione di un corso di italiano LS. Dopo una analisi delle specifiche caratteristiche dell’ambiente universitario americano e delle difficoltà che lo studente incontra nell’apprendimento della lingua italiana in relazione alla sua lingua madre, l’attenzione si focalizza poi sul libro di testo, strumento fondamentale per lo studio e l’insegnamento/apprendimento della lingua straniera. Avanti!, manuale di lingua italiana utilizzato nei corsi di lingua italiana presso un’università americana, viene analizzato dal punto di vista glottodidattico attraverso una descrizione e una valutazione dettagliata della sua struttura, degli obiettivi linguistico- comunicativi e dei materiali didattici presenti, con particolare attenzione alla tipologia degli esercizi, nonché alla varietà di italiano presentata. Infine, vengono elencate alcune attività extra a completamento del corso di italiano da proporre agli studenti per un loro più ampio coinvolgimento nella lingua e nella cultura italiana.     Italian lessons for american english-speaking students: the importance of the textbook   Teaching Italian abroad takes place in a specific context which needs to be considered in planning Italian as a Foreign Language courses.  After analyzing the specific characteristics of the American university environment and the difficulty students have in learning the Italian language in comparison to their mother tongue, attention is focused on the textbook used, a fundamental tool for the study and learning/teaching of a foreign language. Avanti! is the textbook utilized in Italian language courses in American universities.  It is analyzed from a glottodidactic point of view through the detailed description and evaluation of its structure, the linguistic-communicative objectives and the didactic

  20. L’AZIONE DI CANCELLAZIONE - TUTELA DEI DIRITTI TAVOLARI

    Directory of Open Access Journals (Sweden)

    Zrinka Radić

    2017-01-01

    Full Text Available Il titolare di un diritto tavolare, leso dall’iscrizione a favore di altro soggetto, al fi ne di tutelare il proprio diritto è autorizzato a pretendere la cancellazione di qualsiasi iscrizione che lo offenda ed a ripristinare nel libro fondiario lo stato precedente. Se l’iscrizione di un diritto tavolare a favore di altro soggetto sia o no fondata, verrà stabilito dal tribunale in sede contenziosa. L’autore del lavoro si occupa della questione della legittimazione attiva e passiva e dei termini quali presupposti incontrovertibili volti alla presentazione della domanda di cancellazione. Si disaminano le questioni che sono problematiche in giurisprudenza ed in dottrina. Precisamente: la valutazione della legittimazione attiva, le questioni riguardanti dunque l’individuazione di coloro che in qualità di «lesi nel proprio diritto tavolare» possano intraprendere l’azione di cancellazione e la questione circa i tipi di iscrizione in occasione delle quali si possa giungere ad una tale lesione. Ancora, si valuta se l’attore debba in caso di azione di cancellazione provare il suo diritto sostanziale e quali eccezioni possa sollevare nell’azione. Al centro dell’attenzione v’è anche la questione della legittimazione passiva e dei termini quali presupposti incontrovertibili ai fi ni della presentazione della domanda di cancellazione; come pure l’interrogativo se l’azione di cancellazione sia giustifi cata soltanto nel caso di un’iniziale nullità del titolo o se sia suffi ciente anche una nullità successiva.